Anda di halaman 1dari 16

Politik Pembangunan

Oleh
Nana, NIM.197054012
Pascasarjana Fisip USU (2019)
Latar Belakang
Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi
yang membawa berbagai konsekuensi yang tidak hanya terhadap dinamika
kehidupan politik nasional, melainkan juga terhadap dinamika sistem-sistem lain
yang menunjang penyelenggaraan kehidupan kenegaraan. Pembangunan sistem
politik yang demokratis tersebut diarahkan agar mampu mempertahankan
keutuhan wilayah Republik Indonesia dan makin mempererat persatuan dan
kesatuan Indonesia yang akan memberikan ruang yang semakin luas bagi
perwujudan keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata bagi Penyelenggara
negara, mempunyai peran yang sangat menentukan terhadap keberhasilan
pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan. Untuk itu, langkah-
langkah yang dilakukan adalah melalui pelaksanaan program pengawasan aparatur
negara, program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan, program
peningkatan kualitas pelayanan publik, serta program peningkatan kapasitas
sumber daya manusia.
Konsep Pembangunan dan hasil-hasilnya, hingga kini masih terus
diperdebatkan. Ditinjau dari sudut teori sulit mengatakan bahwa ada persamaan
pandangan mengenai pembangunan (Arief Budiman, 2000).
`
Tujuan Politik Pembangunan
Beberapa ilmuwan politik yang memusatkan perhatian pada pembangunan
maupun pemimpin negara berkembang telah mengemukakan sejumlah tujuan
yang menjadi arah yang harus dituju oleh proses pembangunan. Seperti dalam
bukunya (Ramlan Surbakti;2015) cetakan kesepuluh :
 Myron Weiner, menyebutkan tujuan pembangunan sebagai integrasi politik
(bab ketiga), pemerintah yang efisien, bersih dan berwibawa ( Garis-Garis
Besar Haluan Negara pada masa Orde Baru di Indonesia).
 Huntinton Menyebutkan, ada lima tujuan pembangunan politik seperti
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan, demokrasi, stabilitas, dan
otonomi nasional.
 Laporan PBB Tahun 2012 mengenai Millenium Development Goals (MDGS)
menyebutkan bahwa target pertama MDGs yaitu menurunkan angka ekstrim
kemiskinan dari tahun 1990 telah tercapai, namun kemiskinan itu sendiri
tetap masih menjadi permasalahan di banyak berbagai negara (yudha
nugraha,2014)
 Proyeksi pembangunan yang telah dicanangkan dan dilaksanankan diberbagai
Negara, justeru terus muncul dan menjadi persoalan yang berkaitan dengan
moralitas.
Pendapat Para Ahli Tentang Politik
 Pandangan klasik melihat politik sebagai suatu asosiasi warga Negara yang
berfungsi membicarakan dan menyelenggarakan hal ihwal yang menyangkut
kebaikan bersama seluruh masyarakat, dan memiliki nilai moral yang lebih
tinggi daripada urusan-urusan yang menyangkut kepentingan swasta
(aristoteles)
Pendapat para ahli tentang
Pembangunan:
 Suatu usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik
aristoteles)
 Siagian (1983), Pembangunan merupakan suatu proses yang tanpa akhir, pembangunan merupakan
suatu usaha yang secara sadar dilaksanakan secara terus menerus, perencanaan berorientasi pada
pertumbuhan dan perubahan
 Pakar politik Lucien W. Pye yang dikutip oleh Budi Harjanto memberikan dimensi/unsur dari
pembangunan politik sebagai berikut : Pembangunan politik sebagai : pertambahan persamaan
(equality) antara individu dalam hubungannya dengan system politik, pertambahan kemampuan
(capacity) system politik dalam hubungannya dengan lingkungan, dan pertambahan pembedaan
(differentiation and specialization) lembaga dan struktur di dalam system politik itu. Ketiga dimensi
tersebut senantiasa ada pada “Dasar dan jantung proses pembangunan”.
 Menurut Pye, dimensi persamaan (equality) dalam pembangunan politik berkaitan dengan Masalah
partisipasi dan keterlibatan rakyat dalam Kegiatan-kegiatan politik, baik yang dimobilisir secara
demokratis maupun totaliter. Dalam unsur/dimensi ini dituntut adanya pelaksanaan hukum secara
universal, dimana semua orang harus taat kepada hukum yang sama, dan dituntut adanya kecakapan
dan prestasi serta bukan pertimbangan-pertimbangan status berdasarkan suatu system sosial yang
tradisional.
Perspektif Pakar Lainnya
 Philip Quarles van Uppord dan Ananta Kumar Giri dalam bukunya yang berjudul
Amoral Ciritique of Development. Karya mereka menjelaskan bagaimana
ketimpangan dan kesenjangan yang dalam telah terjadi dalam pembangunan,
bukan hanya masalah ekonomi dan keadilan diberbagai wilayah tetapi juga
menimbulkan krisis moral pada taraf yang sangat kritis. Hal ini disebabkan karena
pembangunan hanya dilihat dari aspek ekonomi dan gemoninya saja. Etika dan
moral yang seharusnya menjadi pedoman dalam pembangunan justeru
dibelakangkan.
 Amartya Sen, Dalam bukunya berjudul Inequality Reximined yang merujuk pada
timpangnya pembangunan antara negara maju dan negara berkembang, desa dan
kota persoalan ini bersumber dari ketiadaan akses dan kebebasan yang dimiliki oleh
masyarakat miskin.
Dalam proses pembangunan, berkaitan erat dengan budaya
politik, legitimasi dan keterikatan pada system. Sedangkan
dimensi kapasitas (capacity) dimaksudkan sebagai
kemampuan system politik yang dapat dilihat dari output yang
dihasilkan dan besarnya pengaruh yang dapat diberikan
kepada sistem-sistem lainnya seperti system sosial dan
ekonomi. Dimensi ini berhubungan erat prestasi pemerintah
yang memiliki wewenang resmi, yang mencerminkan besarnya
ruang lingkup dan tingkat prestasi politik dan pemerintahan,
efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan kebijakan umum
dan rasionalitas dalam administrasi serta orientasi kebijakan.
Peran Negara dalam Dalam Pembangunan :
Fakta :
Bahwa para pemimpin memang berusaha memenuhi kepentingan
politiknya melalui penerapan kebijakan publik dan bahwa pola-
pola intervensi negara seringkali mencerminkan kepentingan
kelas-kelas dominan, memang ini adalah pemikiran yang sangat
berguna, hanya saja gagasan itu perlu dilengkapi. Pendapat
bahwa pemilihan strategi pembangunan itu juga dipengaruhi
oleh ideology para pemimpin dan oleh sifat kepartaian dan
perorganisasian rezim.
Intervensi-Intervensi Internasional (Politik Pembangunan)
 Negara Besar Dengan Kekuatan yang dimilikinya dapat mempengaruhi dan
menjadi patron untuk negara-negara berkembang.
 Bahwa dalam politik internasional dikenal diplomasi publik sebagai akibat
meluasnya aktor-aktor dalam hubungan internasional. Jika negara sebagai
aktor utama dalam hubungan internasional, maka sekarang terdapat aktor-
aktor non negara yang turut memberikan pengaruh pada kebijakan global
dan kebijakan nasional
 Intervensi-intervensi internasional terdiri dari intervensi ekonomi dan
global.

Negara-negara yang mengutamakan
stabilitas politik agar proses
pembangunan dapat terlaksana yaitu
eropa barat,amerika serikat dan
unisoviet.
UPAYA-UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENEKAN ANGKA KEMISKINAN

Pada Maret 2018 kemiskinan di Indonesia menurun menjadi 9,82 persen atau mencakup
25,9 juta penduduk Indonesia (Bambang Brodjonegoro) untuk terus menekan angka
kemiskinan pemerintah menyiapkan 5 strategi :
Menekan jumlah kemiskin menciptakan lapangan kerja kondusif, menjaga regulasi
perdagangan, menjaga iklim, stabilitas harga, meningkatkan sektor pertanian, dan
mengembangkan infrastruktur wilayah tertinggal. Untuk masyarakatsangat miskin
dengan memberikan bantuan pangan non tunai (BPNT),program keluarga harapan, dan
bantuan Iuran kesehatan (KIS).
Menekan jumlah kemiskinan dengan cara memantapkan kelompok menengah kebawah,
juga melakukan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di luar pulau Jawa untuk
memperkuat infrastruktur konektivitas yang menghubungkan antara pusat ekonomi dan
wilayah penunjang sekaliguss memperkuat pengembangan produk lokal dan jaringan
rantai pasok produk ekspor terus dilaksanakan.
Melakukan reformasi anggaran subsidi, alokasi subsidi bahan bakar dialihkan ke Dana
Desa dan Transfer Daerah untuk mengurangi ketimpangan. Dan reformasi subsidi terus
dilakukan untuk untuk memastikan ketepatan sasaran.
Peningkatan anggaran perlindungan social melalui premi asuransi kesehatan untuk
masyarakat miskin serta perluasan program social
Melakukan penguatan ekonomi domestic dan tata kelola impor ( mendorong wirausaha
lokal untuk mengembangkan bisnis di Indonesia)
Beberapa Isu strategis tentang Pembangunan Pada
Kabinet Indonesia Maju (Jokowi – Maaruf Amin)
Dilansir dari liputan 6.com tanggal 14 juli 2019
pukul 20.08 wib oleh Putu Mertu Surya Putra;
Presiden Jokowi dalam pidatonya tentang
pemberian visi misi Indonesia di sentul internasional
convention centre, Jawa Barat yang menitik
beratkan pada pembangunan infrastruktur lanjutan
(pelabuhan, bandara, stasiun kereta api).
Tanggal 13 November 2019, pidato Presiden Jokowi usai
rakornas Indonesia maju antara pemerintah pusat
dengan forkopimda di bogor jawabarat (liputan 6, rabu)
yang mensinergikan program-program pemerintah pusat
dengan pemda salah satunya adalah pemindahan
ibukota negara untuk berada diluar pulau jawa Provinsi
Kaltim (Kab Kutai Karta Negara, Penajam Paser) dengan
tujuan menghasilkan kemajuan, mempercepat
pemerataan pembangunan di Indonesia
Kesimpulan
 Pembangunan Merupakan suatu proses dari produk politik
 Realita sebuah negara yang menuju perkembangan ke arah yang lebih baik
dicirikan dengan tingkat pembangunan di negara tersebut.
 Pembangunan pada hakekatnya adalah suatu proses transformasi
masyarakat dari suatu keadaan pada keadaan lain yang makin mendekati
tata masyarakat yang dicitacitakan.
 Proses transformasi ada dua hal yaitu berkelanjutan dan perubahan
(continuity dan change)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai