Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU MATA KULIAH POLITIK NASIONAL

PEMBANGUNAN POLITIK

DISUSUN OLEH

NOFIANTI 092201008

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PRODI ILMU PEMERINTAHAN


Di indonesia pada saat ini sistem politiknya sedang terjadi demokratisasi bisa

amat menjadi macam-macam permasalahan melainkan juga pada dinamika pada

kehidupan politik indonesia, tapi juga pada dinamika sistem yang lainnya. Sistem

politik di negara republik indonesia pada saat tengah pada 1960-an hingga saat ini,

Stabilitas politik dipercaya sebagai dasar dalam berpikir nyata pada susunan taktik

perkehidupan negara dan masyarakat di tanah air. Stabilitas politik sebagai konsep

bersama teori yang melatarinya, dipergunakan sebagi metode atau kerangka untuk

memahami sebagian dari keseluruhan proses politik di indonesia sebagai suatu

sistem. Ukuran bagi keberhasilan kekuatan-kekuatan politik untuk merealisir

peranannya tersebut tidak hanya dilihat dari apa yang dicapai, akan tetapi sekaligus

dipandang pula melalui akibat dari proses pencapaian atau interaksi antar kekuatan-

kekuatan tersebut. Berhasilanya suatu suatu untuk membangun tidak saja pada

pengaruh keadaan yang bermekar diindonesia, tapi dipengaruhi juga pada pengaruh

politik diinternasional. sesuai pada hubungan politik diluar negeri, maslah utama

dihadapi yakni belum adanya persiapan diIndonesia pada persiapan macam-macam

dunia politik dan ekonomi dan lambatnya negara kita pada permainan dunia. Untuk

menjamin ketstabilan politik, maka sistem partai diubah dengan menyederhanakan

jum;lah partai atau kekuatan politik yang dapat bertarung dibidang politik secara

syah. Disamping itu sistem politik lebih mendorong munculnya kepemimpinan yang
moderat didalam kekuatan-kekuatan politik yang ada. Lalu diusahakan mendekatkan

jarak ideologis diantara partai politik dengan memberikan penafsiran yang manunggal

terhadap ideologi negara pancasila. Dengan demikian, penafsiran terhadap pancasila

yang dilandaskan kepada ideologi partai dicoba dihinndarkan. Diatas landasan

kestabilan politik seperti itulah pembangunan ekonomi dilaksanakan dengan

kesejahteraan sosial bagi masyarakaat indonesia sebagai tujuan akhirnya

1. Pendekatan pembangunan terhadap sistem politik

Istilah ‘pembangunan’ dapat didefinisikan mengandung pengertian adanya suatu

situasi yang berkembang, atau suatu perkembangan kepribadian seseorang, untuk

memperlihatkan sedikit lebih banyak daripada sekedar proses yang berlangsung,

meski sulit untuk membayangkan pola umum yang menjelaskan setiap proses

perkembangan. Istilah pembangunan yang longgar ini menurut C.H Dodd, dikutip

Eddy Kurniawan (1991: 104), yang lebih mempersamakan pembangunan dengan

perubahan semata, barangkali terletak pada definisi pembangunan politik yang

dipandang sebagai usaha pencarian kemampuan umum belajar, dan memperbaiki

tingkah laku melalui proses ini. Lebih lanjut Dadd mengatakan ‘pembangunan di

lain pihak dapat diartikan sebagai kemajuan kearah tujuan yang lebih luas, atau

kemajuan ke arah yang ditentukan oleh agen, atau oleh diri sendiri
Langkah-langkah pembangunan politik akan mempengaruhi pula

perkembangan sistem-sistem politik yang beralaku di berbagai Negara, sementara

Gabriel Almond, menggariskan penilainnya, bahwa ciri-ciri sistem politik yang

maju ada pada masyarakat pada masyarakat modern, sedangkan ciri-ciri sistem

politik tidak maju ada pada masyarakat tradisional Akan tetapi sumbangan khas

Almond dalam hubungan ini adalah penekanan yang diberikan olehnya, bahwa

ditinjau dari segi kultur, semua sistem politik adalah campuran, perpaduan

unsurunsur modern dan unsur tradisional. Jadi menerut Gabriel Almond semua

sistem politik yang maju di barat maupun yang terbelakang di Negara-negara

bukan barat adalah sistem-sistem peralihan.

Pengertian pembangunan politik memiliki beberapa perumusan yang

dikemukakan oleh W.Pucian Pye, dikutip oleh Juwono Sudarsono (1991: 93)

menyebutkan beberapa pandangan para ahli mengenai definisi pembangunan

politik, W.Pucian Pye menyebutkan sepuluh pengertian tentang pembangunan

politik yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Pebangunan politik sebagai prasyrat politik untuk pembangunan ekonomi.

2. Pembangunan politik sebagai ciri khas kehidupan masyarakat industri.

3. Pembangunan politik sebagai modernisasi politik.

4. Pembangunan politik sebagai operasi negara-negara bangsa.

5. Pembangunan politik sebagai pembangunan admistrasi dan hukum.


6. Pembagunan politik sebagai mobilisasi dan partisipasi massa.

7. Pembangunan politik sebagai pembinaan demokrasi.

8. Pembangunan politik sebagai stabilitas dan perubahan teratur.

9. Pembangunan politik sebagai mobilisasi dan kekuasaan.

10. Pembangunan politik sebagai satu segi proses perubahan sosial.

Lebih daripada itu bahwa pembangunan politik terkait juga dengan masalah partisipasi

massa dan kerlibatan rakyat dalam kegiatan-kegiatan politik. Partisipasi ini, bisa bercorak

demokratis atau totaliter. Namun, yang terpenting adalah semua orang yang menjadi warga

Negara ikut aktif dalam proses politik

2. Tujuan Pembangunan Politik

Tujuan pembangunan politik menurut Myron Weiner, seperti dikutip Ramlan Surbakti

(2010: 302) bahwa tujuan pembangunan politik adalah sebagai integrasi politik,

pemerintahan yang efesien, bersih, berwibawa (di Indonesia pada masa orde baru, tujuan

ini tujuan ini terdapat pada Garis-garis besar Haluan Negara-GBHN). Samuel

P.Huntington menyebutkan lima tujuan pembangunan politik, yakni pertumbuhan

ekonomi yang tinggi, pemerataan, demokrasi, stabilitas, dan otonomi nasional.

Sejumlah ilmuawan memusatkan perhatian pada tujuan-tujuan pembangunan mencoba

menjelaskan dengan pendekatan yang berbeda. Pendekatan-pendekatan tersebut sebagai

berikut:
 Tujuan-tujuan pembangunan politik sebagai selaras satu sama lain dengan alasan

bahwa hal-hal yang baik selalu sesuai satu sama lain dan tujuan yang satu

mendukung pencapaian tujuan yang lain.

 Tujuan-tujuan pembangunan sebagai bertentangan sama sama lain karena setiap

tujuan mempunyai implikasi yang mengurungi pencapaian tujuan lain.

Pertumbuhan ekonomi bertentangan dengan pemerataan dan stabilitas bertentangan

dengan demokrasi

 Pendekatan rekonsiliasi yang melihat tujuan pembangunan yang satu dapat

direkonsiliasi dengan tujuan lain yang berisi: pertumbuhan ekonomi, pemerataan,

dan stabilitas (Ramlan Surbakti, 2010: 303)

3. Pembangunan Sistem politik

Peristiwa-peristiwa yang mendorong ke arah pembangunan politik berasal dari

lingkungan internasional, masyarakat, ataupun dari elite- elite politikdalam sistem

politik itu sendiri. Keinginan untuk melakukan pembangunan politik mempunyai

konsekuensi keterlibatan beberapa perubahan penting. Pembangunan berakhir ketika

struktur dan budaya sistem politik tidak mampu mengatasi masalah atau tantangan

yang dihadapinya tanpa kelanjutan diferensiasi struktur dan sekularisasi budaya.

Masyarakat tradisional dan maju juga mungkin memperlihatkan keruntuhan struktur

modern yang terdiferensiasi dan dominasi dari himbauan serta sikap tidak rasional
ketika rintangan menjadi sangat besar. Problem pembangunan negara dapat timbul

dari sebuah ancaman terhadap kehidupan sistem politik yang berasal dari lingkungan

internasional. Hal tersebut dapat juga muncul dari ancaman yang berasal dari

masyarakat dalam bentuk tekanan revolusioner yang menantang kestabilan atau

kelangsungan hidup sistem politik. Atau hal ini juga juga merupakan hasil

perkembangan tujuan-tujuan baru diantara elite politi, misalnya ekspansi nasional

atau penciptaan sebuah kehidupan istana yang bermewah-mewah

4. Pembangunan Politik di Indonesia

Pembangunan politik merupakan bagian dari pembangunan nasional, diman

pembangunan itu ditunjukkan untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis

sehingga terciptanya suatu ketertiban politik. Pada zaman dulu manusia

dihadapkan berbagai macammacam perubahan yang nyata dimana ia hidup.

Lama-kelamaan, peristiwa tersebut merubah jadi beda yang terjadi didalam

makhluk hidup Evolusi artinya membuka gulungan atau membuka lapisan yang

berasal dari bahasa latin. Didalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat

direncanaka dan dijalankan tanpa melalui sebuah kekerasan. Kemiskinan dan

kelaparan mempunyai hubungan sangat erat dengan demokrasi. Pendapat sen

represi hal inilah bisa menjadi penghamba pertumbuhan ekonomi. Kelaparan

secara substansial tidak akan pernah terwujud dinegara manapun yang


independen. Menurut pye, dalam pembangunan politik berkaitan dengan masalah

partisipasi dalam kegiatan- kegiatan politik secara demokratis maupun totaliter

5. Politik, Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Politik dan

Pembangunan Ekonomi

Didalam kehidupan politik dan ekonomi tidaklah bisa memisah diantaranya

tapi sebgai kepentingan penjelasan perlunya memperhatikan keduanya untuk

subsistem yang memiliki sifat dan fungsi sendiri. kalu bangsa dalam sistem politiknya

mempunyai unsur penting ‘’pengguunaan kekuasaan secara syah’’ ddalam perbatasan

tanggung jawaban pada rakyat secara menyeluruh, sehingga perekonomian untuk

sistem adalah pengelompokan untuk memenuhi kebutuhan rakyat pada jasa dan

barang bisa nya ada secara susah untuk dicari. Hubunganny sistem tersebut terletak

dalam menggunakan ‘’kekuasaan memaksa secara syah’’didalam usaha untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat. contohnya dalam untuk 58 merencanakan

dan mengarahkan rakyat dalam pusat usaha perekonomian biasanya dinamakan

membangun, adalah sebagai dari hubungan amat kuat sekali dalam politik dan

ekonomi. Banyaknya hubungannya, yaitu beda di macam-macam bangsa. tapi di

tanah air, sama juga di bangsabangsa berkembang biasanya; Hubungan antar politik

dan ekonomi sangat kuat.

Prosesnya pengganti pemimpin disuatu bangsa mana saja didunia, supaya bisa

berjalan dengan tenang melewati cara pemilihan umum secara demokratisasi, dimana

harapan-harapan untuk merubah bisa ditempatkan agar teratur. Perjalanan setiap


orang sebenarnya sebaiknya makin buat kedewasaan didalam bangsa, dan pada

pengantar untuk merubah yang baik. Politiknya bisa mahal dikarenakan ia merupakan

tarif perlu dibayarkan dalam pembangunan sejahtera dan berlanjutnya untuk

membangun. Bangsa ini merupakan sangat banyak biaya-biaya politik yang tertutup,

belum terlihat, banyaknya elite politik belum menggunakan mekanisme efisien dalam

mendapatkan keinginan politik. Lumpen borjuasi merupakan tempat perjudian,

penyelundupan, korupsi, banyaknya dalam pembiayaan politik memang upahnya

seperti payung untuk berlindung. Didalam penyelenggaraan membaikkan

penghidupan politik dan lembaga politik ditanah air, semestinya menjadi tempat

pembiayaan politik setiap rakyat ingin kedepan jadi pimpinan politik disetiap tingkat,

dilaksanakan terlihat

6. Pembangunan Politik Pendidikan

Di hampir sebagian besar negara, terlebih lagi negara maju, pendidikan

merupakan konsep sosial yang diintroduksi ke dalam pemerintahan agar

pemerintah dapat menjadikannya sebagai kebijakan pemerintah. Karena hanya

pemerintah yang dianggap sangat representatif di tempatkan di atas kepentingan

maupun praktik edukatif dari seluruh lapisan masyarakat. Memang ada lembaga-

lembaga swadaya atau swasta yang concern terhadap dunia pendidikan, namun

kebijakan-kebijakan strategis tetap berada pada pemerintah. Maka harus dibangun

sinergisitas antara pemerintah dan swasta dalam memajukan pendidikan di semua

segmen kehidupan, terutama untuk memenuhi hajat kemakmuran bangsa,


diperlukan komitmen pemerintah sebagai pemegang kendalinya. Pembangunan

politik pendidikan harus dikembangkan dan diimplementasikan sesuai dengan

kondisi-kondisi sosial-ekonomi

teknologi, lingkungan dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat di seluruh pelosok

wilayah negara yang dirancang untuk memajukan berbagai aspek kehidupan

masyarakat, sehingga asumsi bahwa masyarakat terdidik masyarakat akan dapat

menanggulangi persoalan yang dihadapi, kebutuhan hidup terpenuhi,

perbuatanperbuatan baik akan dilaksnakan. Jadi pembangunan politik pendidikan

yang berhasil maka berhasil pula negara mewujudkan masyarakat yang

bermartabat. Dalam konteks ini, H.A.R Tilaar menegaskan bahwa peranan

pendidikan di anataranya adalah membentuk identitas budaya dan identitas

bangsa. Bangsa yang bermartabat merupakan identitas yang menunjukkan bahwa

bangsa tersebut memajukan sektor pendidikan dengan baik. Untuk mencapai

tujuan pendidikan

Untuk mencapai tujuan pendidikan maka diperlukan penyesuaian-penyesuaian

terhadap kebutuhan-kebutuhan modern dalam hal tujuan-tujuan dan metode-

metode dasar; prinsipprinsip mengenai struktur kurikulum dan pokok persoalan

yang sesuai dengan perencanaan; dan filsafat dari pendidikan umum dan

pendidikan tinggi. Belajar dari fakta empiris bahwa puncak prestasi dari sistem

pendidikan Islam pada abad pertengahan di masa kejayaan kebudayaan dan

kebangkitan Islam adalah wahana riset dan ijtihad8 dilakukan secara simultan

oleh kalangan ilmuan seraya merekonstruksi sains, filsafat dan teknologi yang
sudah ada debgan ideologi dan perspektif sosiologis Islam, yakni sesuai dengan

garis-garis kebijaksanaan Islam; menggunakan pendidikan untuk mengajarkan

dan menegakkan pola-pola ideal dari kultur Islam sesuai dengan pandangan-

pandangan para alim ulama,untuk merealisasikan aspirasi-aspirasi kultural dengan

mengembangkan

M. Sidi Ritaudin 528 ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman, Volume 14, Nomor

2, Desember 2014 lembaga-lembaga pendidikan Islam; pengintegrasian sains

syar’iyyah dengan sains “filosofis” di dalam sistem pendidikan.10 Tujuan

pendidikan agama, secara substantif, adalah untuk mengangkat harkat dan

martabat hidup manusia berdasarkan nilainilai agama. Melalui pendidikan agama,

manusia kana menjadi kaya pengetahuan religius, kaya nilai dan sikap moral

religius, kaya ketrampilan religius. Dengan kekayaan-kekayaan tersebut manusia

akan memiliki daya religius, yang dapat mendorong utnuk mengelola dan

menerapkan pengetahuan religius, nilai dan sikap moral religius, serta

ketrampilan religius dalam praksis hidup, terutama dalam relasinya dengan Tuhan

dan sesama manusia serta lingkungan hidupnya. Strategi pencapaian tujuan

tersebut sangat terkait dengan muatan kurikulum, proses pembelajaran,

lingkungan sosial, mental keilmuan, strategi pembelajaran dan metode evaluasi.

Kesemuanya ini tentu saja memerlukan pedoman, baik yang bersifat umum,

maupun yang bersifat khusus, atau kebijakan dan perencanaan pada tingkat lokal

dan nasional. Dalam perkembangannya, kajian keagamaan ini, agaknya sejalan

dengan apa yang diutarakan oleh Marshall G.S Hodgson


M. Sidi Ritaudin 528 ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman, Volume 14, Nomor 2,

Desember 2014 lembaga-lembaga pendidikan Islam; pengintegrasian sains

syar’iyyah dengan sains “filosofis” di dalam sistem pendidikan. Tujuan

pendidikan agama, secara substantif, adalah untuk mengangkat harkat dan

martabat hidup manusia berdasarkan nilainilai agama. Melalui pendidikan agama,

manusia kana menjadi kaya pengetahuan religius, kaya nilai dan sikap moral

religius, kaya ketrampilan religius. Dengan kekayaan-kekayaan tersebut manusia

akan memiliki daya religius, yang dapat mendorong utnuk mengelola dan

menerapkan pengetahuan religius, nilai dan sikap moral religius,

7. PEMBANGUNAN POLITIK MASYARAKATBERMARTABAT

Masyarakat bermartabat adalah masyarakat yang memilki ketauhidan yang kokoh dan

pendidikan yang tinggi, sebagaimana disinyalir oleh Rasulullah saw. bahwa

masyarakat religius akan tercipta jika memilki ilmu pengetahuan. Masyarakat adil

makmur akan terwujud, jika masyarakatnya terdidik. Masyarakat sejahtera, juga akan

tercapai jika masyarakatnya selalu mengembangkan kualitas hidupnya dengan ilmu

pengetahuan. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari strategi politik pendidikan yang

konkrit. Artinya kebijakan politik sangat strategis dalam menentukan langkah-

langkah pendidikan yang berkualitas yang didukung oleh fasilitas, srana dan

prasarana yang kondusif. Misalkan kebijakan politik tentang penggunaan media

sosial, seperti twitter, facebook, sms, ataupun media komunikasi lainnya seperti
media cetak dan layar kaca televisi, yang kesemuanya itu mengandung nilai-nilai

edukasi yang dapat mengangkat harakat dan martabat bangsa.

Tantangan globalisasi yang cenderung pada kehidupan Tantangan globalisasi yang

cenderung pada kehidupan sekuler dan menggerus nilai-nilai pendidikan yang

mengangkat derajat kemanusiaan, nampaknya mudah sekali diidentifikasi. Kalau

diperhatikan secara seksama, produk-produk televisi yang ditayangkan banyak yang

kurang educated. Hampir semua program sudah sangat berorientasi pada ekonomi

kapital, berorientasi bisnis, baik dalam bentuk fashion, iklan, gossip, musik, ifotaimen

dan lain sebagainya, nyaris meminggirkan nilai-nilai etika dan edukasi. Hal ini tentu

saja menyulitkan bagi berkembangnya iklim religius di masyarakat. Jadi faktor

kehidupan empiris yang hedonistik, liberalistik dan kapitalistik yang bermuara pada

kehidupan sekularistik inilah yang menjadi tantangan berat bagi pembangunan politik

pendidikan.

Di samping tantangan globalisasi tersebut, pembangunan politik pendidikan

dihadapkan kepada persoalan manajerial kependidikan, ada ungkapan yang

berkembang “ganti menteri ganti kebijakan” pada akhirnya membebani masyarakat.

Di antaranya persoalan kurikulum, dan persoalan Ujian Nasional, yang dinilai

kontraproduktif dengan asas demokratis yang fasilitas, sarana dan prasarana

pendidikan yang diselenggarakan d pelosok desa dengan di ibukota misalnya jauh

berbeda, bagaimana assesmen dan evaluasinya harus diseragamkan. Menurut James

Banks, bahwa dalam masalah pengukuran terhadap hasil belajar yang sering disebut
dengan istilah ujian atau evaluasi, ternyata dalam prakteknya terjadi ketidakserasian

antara angka-angka yang diberikan kepada anak didik yang sering sangat subjektif,

baik yang diberikan oleh guru maupun pihak sekola, di mana poin (nilai) yang

diperoleh yang sangat tinggi sama sekali tidak sepadan dengan kompetensi atau mutu

riilnya. Ketika diterjunkan ke masyarakat, ternyata tidak mampu berbuat apa-apa

yang setaraf dengan tingkat atau jenjang pendidikannya. Jelasnya tanpa adanya

pengukuran yang objektif dapat dipastikan tidak akan pernah terwujud tujuan

pendidikan yang sebenarnya.

Jika sistem dan manajemen pendidikan tidak terukur, tida Jika sistem dan

manajemen pendidikan tidak terukur, tidak objektif dalam evaluasinya, maka

pembangunan politik pendidikan dapat dinilai gagal. Karena kegagalan di sektor ini

maka jauh panggang masyarakat yang bermartabat dapat terwujud. Oleh karena itu,

tidak menjaustifikasi, wajarlah jika kejahatan politik, sperti korupsi, transactional

politik, jual beli nilai dalam proses pendidikan, budaya nyontek dan lain sebagainya

menjadi semakin subur. Terkait dengan kondisi pendidikan yang demikian ini. A.

Malik Fadjar (Mantan Mendiknas 2001) mengakui kebenaran penilaian publik bahwa

sistem pendidikan di Indonesia memperoleh predikat terburuk di kawasan Asia19,

seraya mengingatkan bahwa pendidikan sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial

politik, termasuk stabilitas dan keamanan, sebab pelaksanan pendidikan

membutuhkan rasa aman. Jadi, martabat bangsa Indonesia di bawah negara-negara

yang (HDI) lebih tinggi, bayangkan Indonesia berada di urutan ke-10


DAFTAR PUSTAKA

{Citation}

C.H Dodd, dikutip Eddy Kurniawan (1991: 104), yang lebih mempersamakan
pembangunan dengan perubahan semata

W.Pucian Pye, dikutip oleh Juwono Sudarsono (1991: 93) menyebutkan beberapa
pandangan para ahli mengenai definisi pembangunan politik, W.Pucian Pye
menyebutkan sepuluh pengertian tentang pembangunan politik

Myron Weiner, seperti dikutip Ramlan Surbakti (2010: 302) bahwa tujuan
pembangunan politik adalah sebagai integrasi politik, pemerintahan yang efesien,
bersih, berwibawa (di Indonesia pada masa orde baru, tujuan ini tujuan ini
terdapat pada Garis-garis besar Haluan Negara-GBHN)

M. Sidi Ritaudin 528 ANALISIS: Jurnal Studi Keislaman, Volume 14, Nomor 2,
Desember 2014 lembaga-lembaga pendidikan Islam; pengintegrasian sains
syar’iyyah dengan sains “filosofis” di dalam sistem pendidikan.10 Tujuan
pendidikan agama, secara substantif

Anda mungkin juga menyukai