Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KETIMPANGAN PEMBANGUNAN REGIONAL

DOSEN PEMBIMBING
Lucky Satria Pratama, SE. M.Si

DISUSUN OLEH
Rizky Rifanni
NIM: 18030181

Mata Kuliah: Seminar Ekonomi Pembangunan Regional

UNIVERSITAS ASAHAN
FAKULTAS EKONOMI
EKONOMI PEMBANGUNAN
2022

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional


dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan pengaturan sumber daya
nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi dan kinerja
daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat munuju masyarakat
madani
yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (undang-undang otonomi daerah
1999).Pembangunan daerah pada hakekatnya merupakan upaya sistematis dan
terencana oleh masing-masing daerah untuk mengubah daerahnya menjadi lebih
baik dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia dengan tujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara
berkelanjutan.

Langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya harus adanya


strategi, taktis dan praktis sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah.
Dalam upaya tersebut terwujudnya dokumen berupaa perencanaan jangka
panjang, jangka menengah maupun tahunan, dimana dengan adanya dokumen
tersebut maka akan memberikan arah dan prioritas bagi pembangunan daerah.
Penyelengaraan pemerintah daerah sebagai sub sistem pemerintah negara di
maksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintah dan pelayanan masyarakat.Sebagai daerah otonomi, daerah
mempunya1 wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan
masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi masyarakat,
danpertanggungjawaban kepada masyarakat.

Kunci pembangunan daerah dalam mencapai sasaran pembangunannasional


secara efsien dan efektif adalah perencanaan, koordinasi, danketerpaduan antar
sektor.Pembangunan sektor tersebut didaerah disesuaikandengan kondisi dan

2
potensi yang dimiliki masing-masing daerah.Tujuan pembangunan dalam
kebijakan pembangunan daerah adalah untuk menyerasikan pertumbuhan dan
mengurangi kesenjangan dan tingkat kemajuan antar daerah, melalui
pembangunan serasi dan terpadu antar sektor pembangunandaerah yang efisien
dan efektif menuju tercapainya kemandirian daerah.Secara makro pertumbuhan
atau kenaiakan PDRB dari tahun ketahun merupakan salah satu indikator dari
keberhasilan pembangunan daerah, dimana dalam hal ini PDRB dikategorikan
dalam berbagai sektor ekonomi yaitu:

1. Sector Pertanian
2. Sektor Pertambangan dan penggalian
3. Sektor Industri Pengolahan
4. Sektor Listrik, Gas, dan Air bersih
5. Sektor Pembangunan
6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
7. Sektor Angkutan dan Komunikasi
8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
9. Sektor jasa~asa

1.2 Tujuan
1. Mengetahui bagaiamana pembangunan dan pertumbuhan ekonomi wilayah
2. Mengetahui bagaimana strategi yang digunakan untuk perencanaan
wilayah/pembangunan

1.3 Rumusan Masalah


1. Untuk mengetahui pembangunan dan pertumbuhan ekonomi wilayah
2. Untuk mengetahui strategi perencanaan pembangunan regional

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembangunan Ekonomi Daerah

Sirojuzilam (2008) mendefinisikan pembangunan ekonomi adalah


suatu proses yang bersifat multidimensional, yang melibatkan kepada perubahan
besar, baik terhadap perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi
atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran
dalam konteks pertumbuhan ekonomi.Adisasmita (2008), pembangunan wilayah
(regional) merupakanfungsi dari potensi sumber daya alam, tenaga kerja dan
sumber daya manusia,investasi modal, prasarana dan sarana pembangunan,
transportasi dankomunikasi, komposisi industri, teknologi, situasi ekonomi dan
perdaganganantar wilayah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan
pembangunan daerah,kewirausahaan (kewiraswastaan), kelembagaan daerah dan
lingkunganpembangunan secara luas.

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana


pemerintahdaerah dan masyarakatnya mengelola sumberdaya yang ada dan
membentuksuatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan swasta untuk
menciptakansuatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan
ekonomi diwilayah tersebut. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu
proses yangmencakup pembentukan institusi- institusi baru, pembangunan
industri- industry alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk
menghasilkanproduk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih
ilmupengetahuan dan pengembangan perusahaan-perusahaan (Arsyad, 1999).

Setiap upaya pembangunan daerah mempunyai tujuan utama


untukmeningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.
Gunamencapai tujuan tersebut, pemerintah dan masyarakat harus secarabersama-
sama mengambil inisiatif pembangunan daerah dengan menggunakansegenap
potensi yang dimilikinya baru

4
Perbedaan kondisi daerah membawa implikasi bagi corakpembangunan
yang akan diterapkan. Penirunan terhadap pola kebijakan yangberhasil pada
suatu daerah, belum tentu memberikan manfaat yang sama bagidaerah lainnya.
Dengan demikian pola kebijakan pembanguna n yang diambiloleh suatu daerah
harus disesuaikan dengan kondisi dan potensi daerah yangbersangkutan.Oleh
karena itu penelitian yang mendalam tentang keadaan danpotensi tiap daerah
harus dilaksanakan untuk mendapatkan data dan informasiyang berguna bagi
penentuan arah perencanaan pembanguan daerah yangbersangkutan.Masalah
pokok pembangunan daerah terletak pada penekanan terhadapkebijakan-
kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerahyang
bersangkutan dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia,kelembagaan,
dan sumberdaya fisik secara lokal. Orientasi ini mengarah padapengambilan
inisiatif- inisiatif yang berasal dari daerah tersebut untukmenciptakan
kesempatan kerja baru dan merangsang peningkatan kegiatanekonomi (Arsyad,
1999).

2.2 Pertumbuhan Ekonomi Wilayah (Regional)

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan


pendapatanmasyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh
nilai tambah yang terjadi di wilayah tersebut.Pertambahan pendapatan itu
diukurdalam nilai rill, artinya diukur dalam harga konstan.Hal itu
jugamenggambarkan balas jasa bagi faktor- faktor produksi yang beroperasi
didaerah tersebut. Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh
besarnyanilai tambah yang tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar
terjaditransfer payment yaitu bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah
ataumendapat aliran dana dari luar wilayah (Richardson, 1991).

Menurut Sirojuzilam (2008) perbedaan pokok antara analisispertumbuhan


perekonomian nasional dan analisis pertumbuhan daerah adalahbahwa yang
dititikberatkan dalam analisis tersebut belakangan adalahperpindahan faktor

5
(factors movement). Kemungkinan masuk dan keluarnyaarus perpindahan tenaga
kerja dan modal menyebabkan terjadinya perbedaantingkat pertumbuhan
ekonomi regional. Perkembangan dan pertumbuhanekonomi daerah akan lebih
cepat apabila memiliki keuntungan absolute kayaakan sumber daya alam dan
memiliki keuntungan komparatif apabila daerahtersebut lebih efisien dari daerah
lain dalam melakukan kegiatan produksi danperdagangan.

Teori pertumbuhan ekonomi wilayah menganalisis suatu wilayahsebagai


suatu sistem ekonomi terbuka yang berhubungan dengan wilayah- wilayah
lainmelalui arus perpindahan faktor-faktor produksi dan pertukarankomoditas.
Pembangunan dalam suatu wilayah akan mempengaruhi pertumbuhan wilayah
lain dalam bentuk permintaan sektor untuk wilayah lain yang akan mendorong
pembangunan wilayah tersebut atau suatu pembangunanekonomi dari wilayah
lain akan mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di suatuwilayah serta
interrelasi.Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah peningkatan volume variabel
ekonomi dari suatu sub sistem spasial suatu bangsa atau negara dan juga dapat
diartikan sebagai peningkatan kemakmuran suatu wilayah. Pertumbuhan yang
terjadi dapat ditinjau dari peningkatan produksi sejumlah komoditas yang
diperoleh suatu wilayah

1.3 Strategi Perencanaan Pembangunan Regional


Teori pembagian kerja secara internasional pada dasarnya menyatakan
bahwa setiap negara harus melakukan spesialisasi produksi sesuai dengan
keuntungan komperativ yang dimilinya.Akibat teori ini terjadilah spesialisasi
produksi pada tiap-tiap negara.Oleh karena itu secara umum di dunia ini terdapat
dua kelompaok negara, yakni negara yang memproduksi hasil-hasil pertanian dan
negara-negara yang memproduksi barang-barang industri.Antara kedua
kelompok negara ini terjadi hubungan dagang yang harapannya saling
menguntungkan (Budiman, 1995).

6
Hymmer berusaha mengembangkan pola ini dengan hukum
perkembangan yangtimpang, seraya mengemukakan bahwa pembagian kerja
internasional yang baru melaluiperusahaan-perusahaan transnasional,
menciptakan hubungan atasan/ bawahan yangherarkhi antara pusat dan
pinggiran.Perlusan perusahaan kearah pinggiran dapatmenciptakan industri yang
berorientasi pada eksport, tetapi bukan pada bentukperkembangan yang
diusahakan oleh perencana.Sehubungan dengan perencanaan pembangunan
wilayah,
Dusseldorp menwarkan dua cara dari atas kebawah top down approach)
yaitu perencanaan nasional memberikan petunjuk berapa besar keuangan yang
disediakan untuk daerah; kemudian dilakukan dari bawah keatas (botton up
approuch) yang dimulai dari perencanaan wilayah taraf terendah dan berakhir
dengan perencanaan nasioal.
Untuk perencanaan wilayah secara keseluruhan (regional planning)
tersebut dapatdigunakan beberapa metode seperti:
1. Pengembangan wialayah secara admisitratif atau secara geografis dengan
mengembangan seluruh wilayah perdesaan dan perkotaan, misalnya
pengembangandaerah Jawa Barat atau pengembangan wilayah geografis Jawa
Barat (terdiri atasPropinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta).
2. Pengembangan wilayah aliran sungai yang pengembangannya dilakukan di
wilayahaliran sungai tertentu, seperti yang telah dilakukan oleh Tennessee Valey
Authorytydi wilayah Sungai Tennesse di Amerika Serikat, dimana telah
dibangun beberapabendungan. Diwilayah aliran sungain tersebut dilakukan
peningkatan pemanfaatansungai, tanah dan sumberdaya alam lainnya. Dengan
demikian dapat dikembangkanpertanian dan peternakan, kehutanan, industri,
perikanan, pelayanan dan sebagainya.Dalam pengembangan tersebut digunakan
pendekatan teritorial.
3. Pengembangan wilayah perdesaan yang dilakukan dengan meningkatkan
kehidupansosial ekonomi penduduk dengan mengembangkan pertanian yang
merupakan matapencaharian pokok penduduk. Hal itupun menggunakan

7
pendekatan teritorial.Pembangunan desa yang baru (diluar Jawa) dilakukan
dengan transmigrasi, permukiman kembali dan perkebunan inti rakyat (PIR);
sedangkan pembangunandesa lama ( diseluruh Indosnesia ) dilakukan dengan
sistem unit daerah kerjapembangunan (UDKP), pendekatan ekologi, desa terpadu
dan sebaginya.
4. Pengembangan wilayah menurut sistem perkotaan yang termasuk
perencanaanwilayah fungsional serta mempunyai hubungan dalam ruang
(spasial) atau hubungandifusi yang meliputi dua konsep berikut:Konsep “kutub
pertumbuhan” (growth pole), yang terpusat dan mengambil temat
(kota) tertentu sebagai pusat pengembangan yang diharapkan menjalarkan
perkembangan kepusat-pusat yang tingkatnnya lebih rendah. Dalam konsep
initerdapat istilah spread dan trickling down (penjalaran dan penetesan)
sertabackwash dan polarization (penarikan dan pemusatan).

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk
dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara
dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic


growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan


kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional [1]. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya


lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan
tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih
bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai
sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

3.2 Saran
Dari apa yang sudah dijelaskan diatas mungkin bisa diterapkan dan dijalankan
dengan baik oleh Pemerintah serta dengan penuh kesabaran dengan melalui
proses-proses dan tetap memperhatikan poin-oin diatas. Agar pembangunan
regional tetap merata.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, L. (1999). Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah,


Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE
Sirojuzilam. (2008). Disparitas Ekonomi Dan Perencanaan Regional,Ketimpangan
Ekonomi Wilayah Barat dan Wilayah Timur Provinsi Sumatera Utara.
Pustaka Bangsa Press
Adisasmita, Rahardjo. (2008). Pengembangan Wilayah Konsep dan Teori.Yogyakarta
: Graha Ilmu.
Arif, Budiman. 1995. Teori pembangunan Dunia ketiga. Gramedia pustaka utama.
Richardson, Harry W. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Regional (Terjemahan Paul
Sihotang). Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai