Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Disusun Oleh:

NAMA : KHAIRUL RAZIKIN

KELAS : XII IPS

SMA AL-FATHIYAH KWANGPATI

Tahun Pelajaran 2022


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Perencanaan dan Pengembangan Wilayah“ dalam mata kuliah Perencanaan
Kota . Tak lupa pula Salawat beriring salam kita sanjungkan kepangkuan alam Nabi
Muhammad Saw yang telah membawa manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan .
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah
yang memberi kekuatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat selesai.
Penulis menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan dan perlu
penyempurnaan. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah sebuah negara yang sedang berkembang, urusan ini dapat disaksikan dari
semakin pesatnya pembangunan-pembangunan disegala bidang baik oleh pemerintah maupun
pihak swasta khususnya di Provinsi Sumatera Selatan dan lazimnya Kabupaten Ogan
Komering Ulu terutama Kota Baturaja yang terdiri dari sejumlah Kecamatan dan desa.
Pembangunan disegala bidang yang menjadi sasaran guna mencapoi sebuah masyarakat yang
adil dan makmur cocok amanat UUD tahun 1945. Pada dasarnya pembangunan desa
adalah tangung jawab bareng antara pemerintah dan masyarakat, dalam urusan ini masyarakat
menjadi sasaran sekaligus pemeran aktif dalam pembangunan cocok dengan kebutuhan
namun terkadang pembangunan scram - sarana lebih penting, tanpa menyimak lagi
kondisi suasana lingkungan.
Keberhasilan pembangunan desa ditentukan oleh sekian banyak faktor, antara beda program
pembangunan dan keterampilan masyarakat yang terdapat di desa. Dalam upaya menyokong
terciptanya keterpaduan pembangunan dan pemerataan hasil pembangunan, pemerintah
memberi kepercayaan untuk mesyarakat guna melaksanakan sekian banyak kegiatan yang
sumber uangnya berasal dari pemerintah atau lembaga-lembaga kemasyarakatan atau
masyarakat tersebut sendiri. Untuk membuat sistem pengaturan yang ramah lingkungan dan
lebih penting dapat menciptakan perasaan yang nyaman dan tentram secara lengkap haruslah
dibuka dari skup terkecil laksana desa mesti menjadi titik mula perhatian, seperti pengaturan
tata ruang, pola perumahan, jalan trotoar, kemudahan umum,lokasi sampah, dan sistem
penghijauan berkelanjutan.
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penulisan ini pengarang memilih judul
“Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan yang ditekankan dalamriset ini ialah
bagaimanakah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah diatas maka riset ini dilaksanakan gunamenjangkau tujuan
sebagai berikut; untuk memahami Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
1.3 Manfaat Penelitian
Dari riset ini guna yang diharapkan ialah :
1. Secara Teoritis
Menambah pengetahuan mengenai Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
2. Secara Praktis
Diharapkan bisa menyerahkan masukan pada seluruh pihak yangberhubungan dalam
perencanaan dan pengembangan wilayah.
Bab Ii
Konsep Teori
2.1. Pengertian Pewilayahan
Pewilayahan ialah usaha guna membagi-bagi permukaan bumi atau unsur permukaan bumi
tertentu untuk destinasi yang tertentu pula. Pembagiannya bisa mendasarkan pada criteria-
kriteria tertentu laksana administrative, politis, ekonomis, sosial, cultural, fisis, geografis, dan
sebagainya. Pewilayahan di Indonesia bersangkutan erat dengan pemerataan pembanguynan
dan mendasarkan pembagiannya pada sumberdaya-sumberdaya local, sampai-sampai
prioritas pembangunan bisa dirancang dan dikeloila sebaik-baiknya.
Pewilayahan guna perencanaan pengembangan distrik di Indonesia bertujuan untuk:
1. Menyebaratakan pembangunan sampai-sampai dapat dihindarkan adanya pemusatan
pekerjaan pembangunan yang berlebih-lebihan di wilayah tertentu;
2. Menjamin keserasian dan koordinasi antara sekian banyak kegiatan pembangunan yang
terdapat di tiap-tiap daerah;
3. Memberikan pengarahan pekerjaan pembangunan, tidak hanya pada semua aparatur
pemerintah, baik pusat maupun daerah, tetapi pun kepada masyarakat umum dan semua
pengusaha (Hariri Hady, 1974).
Pewilayahan ditinjau dari sekian banyak negara memiliki corak/ragam yang bermacam-
macam. Hal ini dikarenakan setiap negara mempunyai present problems yang memang paling
bervariasi.
2.2. Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Peranannya
Perkembangan wilayah berkaitan dengan dimensi spasial (ruang) daripekerjaan
pembangunan. Didasari pemikiran bahwa pekerjaan ekonomi terdistribusi dalam ruang yang
tidak homogen, oleh sebab lokasi mempunyai potensi dan nilai relatif terhadap tempat
lainnya, makapekerjaan yang bertujuan ekonomi maupun sosial bakal tersebar cocok dengan
potensi dan relatif tempat yang mendukungnya (Luthfi, 1994).
Begitu pula kesejahteraan warga akan tergantung pada sumber daya dan aksebilitasnya
terhadap sebuah lokasi, dimana eskonomi terbelenggu (Richardson, 2001: 270). Usaha-usaha
guna mengaitkan pekerjaan ekonomi sektor ekonomi sektor industri dengan sektor pertanian,
atau pengkaitansejumlah jenis industri akan susah tercapai tanpa menyimak aspek
ruang,sebab masing-masing terpisah oleh jarak geografis. Olek sebab itu,makna
pembangunan pun perlu diberi perspektif baru sebagai upaya pengorganiasaian ruang
(luthfie, 1994). Untuk destinasi ini maka pendekatan pengembangan distrik yang
mmenyangkut aspek tata ruangmenemukan peranannya.
Alasan politis diterapkannya perencanaan pengembangan distrik antara lainialah bahwa
pembangunan nasional yang terlalu mempunyai sifat sektoral dan tidak mempertimbangkan
faktor-faktor lokasi, atau bagaiman penjalaranperkembangan tersebut dalam ruang ekonomi.
Tindakan melalaikan dimensi tata ruang, diperbanyak dengan melulu menekankan pemikiran
jangka pendek, akan menyerahkan kontribusi terhadap semakin tajamnya kesenjangan
antarwilayah (Miller, 2000:8)
Pengembangan distrik adalahperangkap yang melengkapi ditunjukkan untuk
mengembangkan wilayah dan menyerasikan laju perkembangan antar daerah, antar desa dan
kota, antar sektor serta pendahuluan dan percepatan dan pembangunan Kawasan Timur
Indonesia, wilayah terpencil, wilayah minus,wilayah kritis, daerh perbatasan, dan daerh
tertinggal lainnya, yang disesuaikan destinasi dan prinsip dan penekatan dalam
pengembangan wilayah pun tidak terlepas dari destinasi dn prinsip pembangunan nasional.
Hal ini berarti setiap pekerjaan pembangunan di wilayah harus mempertimbangkan situasi
dan kondisi regional (aspek kewilayahan) disamping pertimbangan-pertimbangan yang
mempunyai sifat sektoral. Kebijaksanaan pembangunan regional di Indonesia sangat tidak
memiliki empat destinasi utama (Tojiman S, 1981) yaitu:
1. Meningkatkan ekuilibrium dan keserasian antara pembangunan antar sektoral dan
pembangunan regional, dengan meletakkan sekian banyak pembangunan sektoral pada
wilayah-wilayah tertentu cocok dengan potensi dan prioritasnya.
2. Meningkatkan ekuilibrium dan keharmonisan aerta pemerataanperkembangan antar
wilayah.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam pembangunan.
4. Meningkatkan keserasian hubungan antar pusat-pusat distrik dengan hinterlandnya dan
antar kota dan desa.
Pada dua dekade terakhir, perencanaan regional Indonesia semakin menunjukan aura
recpectability (pancaran kehormatan), seiring semakin kompleksnya kendala dan masalah
pembangunan dan adanya kepercayaan bahwa pendekatan kewilayahan merupan jawaban
yang sangat tepat untukmenanggulangi ketimpanagn hasil-hasil pengamalan pembangunan,
terutama ketimpangan antar wilayah. Denagn demikian pembangunan regionaldiinginkan
dapat hadir sebagai salah satu pilihan paradigma pembangunan yang bermanfaat sebagai
balance terhadap penerapan pola kearifan pertumbuhan ekonomi yang dianut oleh semua
pemegang kearifan ekonomi orde baru.
2.3. Klasifikasi Wilayah
Klasifikasi wilayah ialah usaha untuk menyelenggarakan penggolongandistrik secara
sistematis ke dalam bagian-bagian tertentu menurutproperty tertentu. Penggolongan yang
dimaksud mestilah menyimak keseragaman sifat dan menyimak semua individu. Semua
pribadi yangterdapat dalam populasi mendapat lokasi dalam golongannya masing-masing.
Usaha untuk mengolah atau mengeliminir (menghilangkan) data laksana yang terjadi dalam
proses generalisasi, tidak ada dalam klasifikasi.
Tujuan utama klasifikasi ialah tidak guna menonjolkan sifat tertentu dari sebanyak individu,
tetapi mencari defferensiasi antar golongan. Cara-cara yang dapat digarap dalam klasifikasi
dapat mempunyai sifat kualitatif maupun kuantitatif.
Secara garis besar, klasifikasi bisa diperbedakan ke dalam dua golongan,yakni klasifikasi
yang bertujuan untuk memahami deferensiasi jenis dan klasifikasi yang bertujuan untuk
memahami deferensiasi tingkat.

2.4 Konsep-Konsep Wilayah


1. Wilayah homogen, yaitu distrik yang diberi batas menurut pada fakta bahwa faktor-faktor
berpengaruh pada distrik tersebut mempunyai sifat homogen, sementara faktor-faktor yang
tidak berpengaruh bisa mempunyai sifat heterogen. Pada lazimnya wilayah homogen sangat
diprovokasi oleh potensi sumberdaya alam dan persoalan spesifik yang seragam. Dengan
demikian konsep distrik homogen sangat berfungsi dalam penentuan sektor basis
perekonomian wilayah cocok dengan potensi/daya dukung utama yangterdapat dan
pengembangan pola kepandaian yang tepat cocok denganpersoalan masing masing wilayah;
2. Wilayah nodal, menekankan perbedaan dua komponen-komponen distrik yang terpisah
menurut fungsinya. konsep distrik nodal diumpamakan sebagaisebuah ”sel hidup” yang
memiliki inti dan plasma. Inti ialah pusat-pusat pelayanan/pemukiman, sementara plasma
ialah daerah belakang ( hinterland );
3. Wilayah sebagai sistem, dilandasi atas pemikiran bahwa komponen-komponen di sebuah
wilayah mempunyai kebersangkutanan dan ketergantungan satu sama beda dan tidak
terpisahkan;
4. Wilayah perencanaan ialah wilayah yang diberi batas menurut fakta terdapatnya sifat-sifat
tertentu pada distrik baik dampak sifat alamiah maupun non alamiah sampai-sampai perlu
perencanaan secara integral;
5. Wilayah administratif-politis, menurut pada suatu fakta bahwadistrik berada dalam satu
kesatuan politis yang lazimnya dipimpin olehsebuah sistem birokrasi atau sistem
kelembagaan dengan otonomi tertentu.distrik yang dipilih tergantung dari jenis analisis dan
destinasi perencanaannya. Sering pula distrik administratif ini sebagai distrik otonomi.
Artinya sebuah wilayah yang memiliki suatu otoritasmengerjakan keputusan dan kearifan
sendiri-sendiri dalam pengelolaan sumberdaya-sumberdaya di dalamnya.
BAB III
METODEOLOGI

3.1 Jenis Penelitian


Berdasarkan keterangan dari Sugiyono (2010:45): Penelitian kualitatifialah penelitian yang
bermaksud guna memahami gejala tentang apa yangdirasakan oleh subyek riset misalnya:
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan teknik
deskripsi dalam format kata-kata dan bahasa, pada sebuah konteks eksklusif yang alamiah
dan dengan memanfaatkan sekian banyak metode alamiah.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat ini dengan dalil peneliti memilih tempatriset ini ialah di
karenakan peneliti menyaksikan masih banyaknyakepandaian pemerintah wilayah terhadap
perencanaan dan pembangunan wilayah.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu pendataan data yang dilakukan pada bulan juni 2014.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi ialah segala sesuatu yang bakal dijadikan subyek riset dengan mempunyai sifat dan
ciri khas yang sama (M. Nasir, 2003:335).
3.3.2 Sampel
Sampel dalam riset ini memakai purposive sampling yakni sampel yang didasarkan pada
sebuah pertimbangan tertentu yang diciptakan oleh peneliti sendiri, menurut sifat populasi
yang telah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2002).
3.4. Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan keterangan dari Sugiyono (2010:47), bila disaksikan dari sumber datanya, maka
jenis data dipecah dua, yaitu:
1) Sumber primer ialah sumber data yang langsung menyerahkan data untuk pengumpul data.
2) Sumber sekunder adalahsumber yang tidak langsung menyerahkan datauntuk pengumpul
data, misalnya melewati orang beda atau melewati dokumen.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilaksanakan dalam sekian banyak setting, sekian banyak sumber
dan sekian banyak cara. Bila disaksikan dari setting-nya, data dapat dikoleksi pada setting
alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan cara eksperimen, di lokasi tinggal dengan
sekian banyak responden, pada sebuah seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain (Sugiyono,
2010:48).
Adapun teknik pendataan data yang dipakai dalam riset ini ialah sebagai berikut:

a) Observasi
Yaitu pemantauan langsung terhadap objek kajian yang sedangdilangsungkan untuk
memperoleh penjelasan dan informasi sebagai data yang akurat mengenai hal-hal yang
dianalisis serta untuk memahami relevansi antara jawaban informan dengan fakta yang ada,
melewati pengamatan langsung yang terdapat di lapangan yang erat kaitannya dengan objek
penelitian.
b) Wawancara
Yaitu teknik pendataan data melewati proses tanya jawab langsung dengan informan dengan
peneliti yang dilangsungkan secara lisan antara dua orang atau lebih bertatap muka
memperhatikan secara langsung informasi ataupenjelasan sehubungan dengan rumusan
masalah penelitian.

c) Dokumentasi
Dokumentasi bisa terbagi dalam dua ketegori yakni sumber sah dan sumber tidak resmi.
Sumber sah adalahdokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh lembaga/perorangan atas nama
lembaga. Sumber tidak resmi ialah dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh pribadi tidak atas
nama lembaga.
3.6 Teknik Analisis Data
Berdasarkan keterangan dari Meoleng (2007) secara umum, laksana halnya kegiatan-kegiatan
yang lain, mesti terdapat persiapan guna berlanjut ketahap berikutnya. Setiap cara analisis
mesti dimulai dengan langkah persiapan data. Tahapan persiapan data ini dilaksanakan
dengan tujuan:
a. Mengetahui ciri khas umum dari data yang dimiliki, contohnya peubah apa saja yang
dimiliki, tipe-tipe dari masing-masing peubah dan sebagainya. Pengetahuan ini diperlukan
untuk menilai cara apa yang nanti dapat digunakan.
b. Menyaring data yang akan dipakai dalam analisis. Sebelum dilaksanakan analisis lebih
jauh, anda harus dapat menyaring data yang ada. Mungkin saja tidak seluruh data yang
digunakan, tapi melulu sebagian.
c. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat pada data. Bukan urusanyang jarang
terjadi andai terdapat kekeliruan pada data yang anda miliki.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencaan Wilayah

Perencanaan bisa berarti urusan yang bertolak belakang buat orang yang berbeda. Untuk
orang yang mempunyai profesi tertentu, perencanaan bisa berarti suatu pekerjaan khusus
yang memerlukan kemahiran tertentu, sifatnya lumayan rumit, tidak sedikit menguras tenaga
dan pikiran, sertamemerlukan waktu yang lama dalam penyusunannya. Akan tetapi, untuk
orangbeda perencanaan bisa berarti suatu kegiatan sehari-hari, tidak rumit, bahkan dapat saja
orang itu tidak menyadari bahwa dia telah mengerjakan perencanaan.
Dalam perencanaan terkadang ada faktor-faktor yang tidak bisa diramalkan sebelumnya.
Oleh karena tersebut perencanaan pun dapat ditafsirkan sebagai memahami dan menganalisis
situasi saat ini, meramalkan perkembangan sekian banyak faktor noncontrollable yang
relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, memutuskan tujuan dan sasaran yangdiduga
dapat dicapai, serta menggali langkah-langkah untuk menjangkau tujuan tersebut. Walaupun
defenisi perencanaan itu sudah lumayan rumit, namun pengertian diatas barulah menyangkut
makna perencanaan tersebut sendiri namun belum menyentuh bagian wilayah atau lokasi.
Agar perencanaan tersebut menjadi perencanaan distrik maka mesti ditambahkan dengan
bagian lokasi.
Dengan demikian, pengertian perencanaan wilayah ialah mengetahui dan menganalisis situasi
saat ini, meramalkan perkembangan sekian banyak faktor noncontrollable yang relevan,
memperkirakan faktor-faktor pembatas,memutuskan tujuan dan sasaran yang diduga dapat
dicapai, memutuskan langkah-langkah untuk menjangkau tujuan tersebut, serta
menetapkantempat dari sekian banyak kegiatan yang bakal dilaksanakan.
Perencanaan adalahbagian dari pemungutan keputusan, adapun pemungutan keputusan ialah
memilih perbuatan untuk menuntaskan permasalahan. Pengambilan keputusan terdapat yang
mempunyai sifat jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan adalahpengambilan
keputusan jangka panjang atau hal-hal yang sehubungan dengan masa depan.
Perencanaan pada dasarnya merupakan pekerjaan yang sehubungan dengan upaya
pemanfaatan sumber daya dan faktor-faktor buatan yang terbatasguna dapat menjangkau hasil
yang optimal cocok dengan destinasi yanghendak dicapai. Dalam urusan perencanaan distrik
menjadi urgen karenasejumlah hal, diantaranya (Tarigan, 2005) :
a) Banyak potensi distrik di samping terbatas pun tidak barangkalilagi ditambah atau
diperbaharui.
b) Kemampuan teknologi dan cepatnya evolusi dalam kehidupan insan yang memungkinkan
pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkendali.
c) Kesalahan perencanaan yang telah dilakukan di lapangan biasanya sulit untuk diolah atau
dibetulkan kembali.
d) Lahan diperlukan oleh setiap insan untuk menyokong kehidupannya. Sementara
keterampilan setiap orang dalam menemukan lahan tidak samasampai-sampai perlu ada
penataan pengunaan lahan.
e) Tatanan distrik dan kegiatan manusia saling mempengaruhi.
f) Potensi distrik yang diserahkan alam butuh dimanfaatkan secara arif untuk kemakmuran
dalam jangka panjang dan berkesiambungan sehinggadibutuhkan perencaan yang lengkap
dan cermat.
4.2 Pengembangan Wilayah
Pengembangan distrik adalahsuatu upaya guna mendorong terjadinyapertumbuhan wilayah
secara harmonis melewati pendekatan yang mempunyai sifat komperhensif merangkum
aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pada dasarnya pendekatan pengembangan distrik
ini dipakai untuk lebih mengefisiensikan pembangunan dan konsepsi ini tersus berkembang
dicocokkan dengan tuntutan waktu, teknologi dan situasi wilayahnya.
Pendekatan pengembangan distrik yang mengasingkan antara pengembangan perkotaan dan
perdesaan terbukti kontraproduktif terhadap pembangunan keseluruhan. Memang terjadi
penambahan pekerjaan ekonomi di perkotaan, namun disisi beda menyebabkan penurunan
bobot lingkungan. Di samping itu, perdesaan yang tidak cukup terperhatikan menyebabkan
produktivitasnya menurun. Hal ini menyebabkan beban perkotaan bertambah dampak migrasi
masuk kota meninggi dan supply buatan pertanian dari perdesaan menurun.
Pengembangan distrik mulai di anggap sebagai penyelesaian guna mempercepat
pembangunan wilayah. Meski demikian, praktek yangdilaksanakan masih mempunyai sifat
sektoral menurut kepentingan sektor masing-masing. Pelaksanaan pembangunan dengan
tinjauan kewilayahan tampak dari penerapan ekonomi geografi (geografical economic)
laksana teori lokasi, teori resources endowment dan teori pusat perkembangan (growth pole)
Berdasarkan teori tersebut, sektor-sektor mulai menyusun kepandaian pengembangannya
dalam rangka pengembangan wilayah, sebagai berikut:
1. Sektor pertanian merealisasikan pengembangan distrik dengan menganut pembagian unit
lahan menurut kecocokan lahan untuk kegiatan pertanian;
2. Sektor pertanahan merealisasikan perencanaan tata untuk tanah menurut penilaian situasi
dan potensi lahan;
3. Sektor kehutanan mengenalkan status/fungsi hutan melewati kriteria jenis tanah,
kemiringan dan curah hujan/iklim;
4. Sektor pariwisata mengembangkan area wisata melewati penetapan Wilayah Tujuan
Wisata (WTW) dan Daerah Tujuan Wisata (DTW);
5. Departemen transmigrasi memutuskan perwilayahan yang dikenal dengan Wilayah
Pengembangan Parsial (WPP), Satuan Kawasan Pemukiman (SKP) dan Satuan Permukiman;
6. Praktek yang dilaksanakan masing-masing sektor pada dasarnya ditujukan guna menambah
optimasi pemakaian ruang dan wilayah, sampai-sampai produktivitas yang optimum bisa
terjangkau dan dianggap terjadi efek cucuran ke bawah.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Perencanaan ialah menetapkan sebuah tujuan dan memilih langkah-langkah yang dibutuhkan
untuk menjangkau tujuan tersebut. Pada tingkatan kedua, perencanaan bisa didefinisikan
sebagai memutuskan suatu destinasi yang dapat dijangkau setelah menyimak faktor-faktor
pembatas dalammenjangkau tujuan itu memilih serta memutuskan langkah-langkah
untukmenjangkau tujuan tersebut. Pada tingkatan yang tidak banyak lebihperumahan
perencanaan dapat ditafsirkan sebagai memutuskan suatudestinasi setelah menyimak
pembatas internal dan pengaruh eksternal, memilih, serta memutuskan langkah-langkah
untuk menjangkau tujuan tersebut.
Pengembangan distrik adalahsuatu upaya guna mendorong terjadinyapertumbuhan wilayah
secara harmonis melewati pendekatan yang mempunyai sifat komperhensif merangkum
aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pada dasarnya pendekatan pengembangan distrik
ini dipakai untuk lebih mengefisiensikan pembangunan dan konsepsi ini tersus
berkembangdicocokkan dengan tuntutan waktu, teknologi dan situasi wilayahnya.

5.2 Saran
Dengan adanya perencanaan yang baik tentu urusan itu dapat diinginkan proses
pembangunan yang berjalan cocok dengan yang telah diputuskan tersebut, supaya nantinya
destinasi yang telah diputuskan dapatterjangkau dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, P. 2002. Daya Saing Daerah. BPFE. Yogyakarta.


Adisasmita, R. 2008. Konsep dan Teori Pengembangan Wilayah. Graha Ilmu.Yogyakarta.
Bangun, M. 2004. Pengembangan Wilayah Desa Pantai Berbasis Perikanan Pesisir
Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Tesis. Universitas sumatera utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai