DISUSUN OLEH :
SOLIHATUL MARDIAH
MALA HANDAYANI
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Disorganisasi Keluarga (Perceraian)” ini. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
pendidikan agama dengan judul “Disorganisasi Keluarga (Perceraian)”. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama
pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, terdapat beberapa hal yang
menjadi pokok masalah dalam penulisan ini, antara lain:
1. Apa sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya perceraian?
2. Bagaimana pengaruh negatif dari kasus perceraian terhadap perkembangan dan
pendidikan anak?
3. Apa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dampak negatif kasus
perceraian terhadap perkembangan dan pendidikan anak?
C. Tujuan Masalah
Tujuan penulisan ini adalah:
1. Menjelaskan sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya perceraian.
2. Mendeskripsikan dan memahami pengaruh negatif dari kasus perceraian terhadap
perkembangan dan pendidikan anak.
3. Menemukan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan dampak
negatif kasus perceraian terhadap perkembangan dan pendidikan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perceraian
Perceraian adalah berakhirnya pernikahan yang telah dibina oleh pasangan suami istri
yang disebabkan oleh beberapa hal seperti kematian dan atas keputusan keadilan. Dalam
hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan pernikahan dimana
pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara resmi diakui oleh hukum yang
berlaku. Perceraian merupakan terputusnya keluarga karena salah satu atau kedua
pasangan memutuskan untuk saling meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan
kewajibannya sebagai suami istri.
Menurut aturan Islam, perceraian diibaratkan seperti pembedahan yang menyakitkan,
manusia yang sehat akalnya harus menahan sakit akibat lukanya, dia bahkan sanggup
diamputasi untuk menyelamatkan bagian tubuh lainnya sehingga tidak terkena luka atau
infeksi yang lebih parah. Jika perselisihan antara suami dan istri tidak juga reda dan rujuk
(berdamai kembali) tidak dapat ditempuh, maka perceraian adalah jalan yang
menyakitkan yang harus dijalani. Itulah alasan mengapa jika tidak dapat rujuk lagi, maka
perceraian yang diambil.
Dalam sosiologi, terdapat teori pertukaran yang melihat pernikahan sebagai suatu
proses pertukaran antara hak dan kewajiban serta penghargaan dan kehilangan yang
terjadi diantara sepasang suami istri. Karena pernikahan merupakan proses integrasi dua
individu yang hidup dan tinggal bersama, sementara latar belakang sosial-budaya,
keinginan serta kebutuhan mereka berbeda, maka proses pertukaran dalam perkawinan ini
harus senantiasa dirundingkan dan disepakati bersama.
Banyak para peneliti menemukan bahwa anak yang diasuh satu orang tua akan jauh
lebih baik dari pada anak yang diasuh keluarga utuh yang diselimuti rasa tertekan.
Perceraian dalam keluarga, tidaklah selalu membawa dampak negatif. Sikap untuk
menghindari suatu konflik, rasa tidak puas. Perbedaan paham yang terus-menerus, maka
peristiwa perceraian itu satu-satunya jalan keluar untuk memperoleh ketentraman diri.
Perceraian dalam keluarga manapun merupakan peralihan besar dan penyesuaian utama
bagi anak-anak akan mengalami reaksi emosi dan perilaku karena kehilangan satu orang
tua.
Bagaimana anak bereaksi terhadap perceraian orang tuanya sangat dipengaruhi oleh
cara orang tua berperilaku sebelum, selama dan sesudah perpisahan. Anak akan
membutuhkan dukungan, kepekaan, dan kasih sayang yang lebih besar untuk
membantunya mengatasi kehilangan yang dialaminya selama masa sulit ini. Mereka
mungkin akan menunjukkan kesulitan penyesuaian diri dalam bentuk masalah perilaku,
kesulitan belajar, atau penarikan diri dari lingkungan sosial.
A. Kesimpulan
Sebab-sebab yang melatar belakangi terjadinya perceraian antara lain adalah
perbedaan prinsip, kekerasan dalam rumah tangga, keadaan ekonomi, perselingkuhan,
komunikasi dan ketidak harmonisan dalam rumah tangga.
Pengaruh negatif dari kasus perceraian terhadap perkembangan dan pendidikan anak
antara lain adalah anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan tuntutan
pendidikan orang tua, kebutuhan fisik maupun psikis anak remaja menjadi tidak
terpenuhi, anak-anak tidak mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan
untuk perilaku budi dan bahasanya, perceraian orang tua diperkirakan mempengaruhi
prestasi belajar anak, baik dalam bidang studi agama maupun dalam bidang yang lain,
meningkatkan kenakalan anak-anak, mempengaruhi pembentukan kepribadian anak.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah sebelum
memutuskan untuk bercerai, hendaknya orang tua memikirkan permasalahan yang terjadi
dan mencari solusi yang tepat dengan mempertimbangkan dampak-dampak negatif yang
akan terjadi terutama pada anak.
Namun, jika perceraian sudah terjadi hal pertama yang harus dilakukan oleh orang tua
adalah menerangkan kepada anak-anak kenapa perceraian itu terjadi. Hubungan yang erat
dan perhatian terhadap anak tetap perlu di jaga, termasuk juga perhatian terhadap prestasi
belajar anak. Tetap menjalin hubungan yang baik antara orang tua dan anak agar anak
tidak membenci salah satu dari kedua orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf=ALeKk023PsPc5Xi6DOV4khCVx61UlzVbzw
%3A1586856011171&source=hp&ei=S4CVXoaNCILn9QOmr4-
AAQ&q=makalah+tentang+disorganisasi+keluarga&oq=makalah+tentang+diso&gs_lcp=CgZwc3ktYW
IQAxgBMgIIADICCAAyBggAEBYQHjIGCAAQFhAeMgYIABAWEB4yBggAEBYQHjIGCAAQFhAeMgYIABA
WEB4yBggAEBYQHjIGCAAQFhAeOgQIIxAnOgUIABCDAToHCCMQ6gIQJ0orCBcSJzBnMTA1Zzc3ZzEyNG
c2N2c3M2c3NWc4MWc3Nmc3Nmc5M2c3OGc4NEodCBgSGTBnMmcxZzFnMWcxZzFnMWcxZzFnNW
c1ZzFQ6gtYi1tgoHZoAnAAeACAAXWIAcEMkgEEMTguM5gBAKABAaoBB2d3cy13aXqwAQo&sclient=p
sy-ab
http://i-purnama.blogspot.com/2015/06/contoh-makalah-disorganisasi-keluarga.html