Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aurel Hewy Sabita

NPM : 1806186300
TUGAS PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM-GRI C

1. Rawa seperti apakah yang dapat dimanfaatkan sebagai basis kehidupan penduduk?
Rawa yang memiliki sumber daya alam potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan
pertanian. Lahan rawa yang ideal tersebut melingkupi budidaya tanaman pangan, holtikultura
atau perkebunan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan lahan rawa untuk basis
kehidupan penduduk:
1. Pola hidrologi yang berkaitan dengan pola hujan dan lama genangan air untuk
mengatur waktu tanam yang tepat dan pola tanam setahun
2. Pemilihan dan penerapan varietas padi yang memiliki adaptasi terhadap kecepatan
kenaikan air ataupun pengurangan air atau kekeringan
3. Jenis varietas padi yang mempunyai ketahanan terhadap genangan air pada saat
pembibitan ataupun ketahanan pertanaman padi terhadap kekeringan
4. Penataan lahan dengan peningkatan produktivitas lahan maupun kesuburan lahan
5. Pengembangan sarana dan prasaran seperti jalan usahatani, pompa air dan hand
tractor
6. Percontohan sekolah lapan pengelolaan lahan lebak
7. Koordinasi kerja bersama instansi dan stakeholder terkait
8. Sosialisasi dan pengawalan juga pembinaan yang berkelanjutan
Contoh: Rawa Lebak
Rawa ditetapkan menjadi rawa lebak dengan memenuhi kriteria
a. Terletak jauh dari pantai
b. Kesatuan hidrologi yang merupakan daerah aliran sungai dan sungai yang bersifat non
pasang surut dengan variasi muka air musiman
c. Tergenangi oleh air akibat luapan air sungai atau air hujan yang menggenang secara
terus menerus
d. Dasar drainase merupakan sungai non pasang surut dengan muka air tertinggi saat
musim hujan
Potensi Rawa Lebak untuk budidaya:
- Padi/palawija untuk Rawa Lebak Dangkal
- Padi untuk lebak tengahan
- Lindung untuk lebak seperti budidaya adaptif yaitu itik dan kerbau rawa
Dalam pengelolaan rawa lebak berlandaskan kearifan lokal meliputi pemahaman gejala-
gejala alam dengan kemunculan bintang dan binatang yang menandakan datangnya musim
hujan ataupun kemarau, sehingga petani bisa tepat waktu dalam melakukan usaha tani dan
kebiasaan lain dalam budidaya pertanian seperti peternakan, perikanan dengan penyiapan
lahan, konservasi tanah, dan air serta pengelolaan air dan hara, pemilihan komoditas,
penggembalaan dan pemeliharaan ternak.

2. Di manakah terdapat rawa-rawa seperti itu di Indonesia?


Selain Kampung Atas Rawa Paminggir, Kalimantan Selatan dan Rawa Gambut Sebangau,
terdapat rawa-rawa di Indonesia lainnya yang potensial tersebar di 5 pulau besar di Indonesia
yaitu berada di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Irian Jaya(Eddy Harsono, 2011).
Menurut(Direktorat Rawa dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air, 2006) rawa di Indonesia
mempunyai ±17% dari luas daratan di Indonesia merupakan ± 33.393.570 ha yaitu terdiri dari
rawa lebak ± 13.296.770 ha dan luas rawa pasang surut ± 20.096.800 ha.
3. Berdasarkan kedua video tersebut, bagaimanakah ciri utama kehidupan penduduk di wilayah
rawa ditinjau dari:

a. Unsur alam yang menopang kehidupan?

Diketahui dari video 1, unsur alam yang menopang kehidupan penduduk sebagai
berikut:
1) Padang Purun, lahan luas yang banyaknya purun yang tumbuh dan tidak perlu
dirawat sebab tidak akan pernah habis walaupun sudah dipanen. Padang Purun berada di
Kampung Paminggir. Purun adalah rumput besar yang umumnya tumbuh di perairan
tawar yakni rawa. Proses setelah memanen purun, purun pun perlu dikeringkan terlebih
dahulu dilanjutkan dengan ditumbuk. Menumbuk purun dengan peralatan tradisional
berupa alu. Kegiatan lain penduduk setempat juga mengayam purun. Manfaat anyaman
purun tersebut sebagai kampil yang bisa sebagai wadah ikan dan beberapa anyaman
dijual ke berbagai wilayah termasuk kota sehingga penduduk Kampung Paminggir
meraup keuntungan dari hasil penjualan.
2) Kerbau Rawa, Kerbau Rawa ini dikenal sebagai aset bagi penduduk Kampung
Paminggir. Penduduk Kampung Paminggir merawat kerbau rawa dengan cara
melepaskan di padang rumput rawa dan kerbau tersebut akan terbiasa mencari makanan
dengan sendirinya. Jumlah kerbau rawa yang dimiliki penduduk Kampung Paminggir
sekitar ribuan ekor. Kerbau rawa sangat menguntungkan bagi penduduk setempat sebab
bisa dijual dengan seharga Rp. 10.000.000/ekor ukuran kerbau dewasa.
3) Ikan Haruan Penduduk setempat Kampung Paminggir mencari makan sehari hari
untuk dijadikan lauk pauk dengan menangkap ikan disebut dengan iwak. Iwak Haruan
ini paling sering dicari oleh penduduk setempat Kampung Paminggir karena
menguntungkan bisa diolah dan di masak. Cara mendapatkan Ikan haruan ini, perlu
melihat situasi daerah tersebut apabila ada kodok, berarti keberadaan ikan haruan ada di
daerah itu, ikan haruan biasanya makan kodok dan penduduk yang memancing akan
mendapat langsung ikan tersebut.

Diketahui dari video 2, unsur alam yang menopang kehidupan penduduk sebagai
berikut:
1) Tumbuhan Bakung, Diketahui Lahan Gambut Sebangau luasnya lebih dari 500.000 ha,
sehingga banyaknya potensi tumbuhan yang tumbuh yakni tumbuhan bakung. Berlokasi
di rawa gambut Sebangau banyaknya ditemukan tersedia tanaman bakung yang tumbuh
di sepanjang Sungai Padurunan, Kalimantan Tengah. Tanaman bakung masuk ke dlm
genus milieum atau milii dapat tumbuh dalam kawasan kadar seimbang. Populasi
tumbuhan bakung banyak, warga hanya memanen batang tanaman bakung cukup
besar saja.Bakung pun juga tumbuh di luar Indonesia dapat ditemukan di Eropa, India,
Jepang dan Filipina. Tumbuhan bakung merupakan hasil tanaman dari lahan rawa
gambut, cara mendapatkan tumbuhan bakung tidak perlu ditanam tinggal ambil saja.
Bakung yang diambil berukuran besar. Untuk memperoleh bakung pun orang-
orangnya perlu berendam agar bisa mencabut tumbuhan bakung. Tumbuhan Bakung
ini sangat dimanfaatkan bagi penduduk Sebangau untuk diolah menjadi sayur khas
Sebangau dan diberi tambahan olahan dengan ikan asap. Hasil bakung sebagian
dikonsumsi dan sebagian dijual ke Kota Palangkaraya. Tumbuhan.Bakung yang
diolah hanya umbinya dikenal juga sebagai tanaman penghias rumah, dlm dunia
kesehatan bakung untuk obat penyembut luka pada tubuh, sakit gigi, dan sakit
pinggang serta kandungan kimia bakung itu alkaloid likoron, mirin dan asetilkorin.
Selain dikonsumsi jadi sayur bagi makanan sehari-hari penduduk, penduduk setempat
pun juga menjual tumbuhan bakung ke pasar dengan seharga 5.000-10.000 ribu per
batang.

2) Ikan Tapah, Ikan tapah merupakan jenis ikan air tawar yang berlokasi di Sebangau.
Populasi ikan tapah sangat melimpah di Sebangau, masyarakat setempat pun
menjadikan hal ini sebagai tonggak perekonomian keluarga. Ikan tapah juga termasuk
ikan bergengsi di perairan tawar Indonesia memiliki karakter hidup yang unik dan
cenderung nokturnal. Tapah memiliki kehidupan ekosistem rawa gambut yang
kompleks. Ikan tapah termasuk jenis “catfish” dan memang paling banyak ditemukan
di Kalimantan. Bagi masyarakat Sebangau, ikan tapah ini memiliki sumber protein
yang tinggi selanjutnya diawetkan dan dikeringkan menjadi ikan asin, ikan tapah
tersebut diolah langsung oleh warga sewaktu ikan masih segar karena tekstur ikan
masih lembut. Selain itu ikan tapah sebagai kuliner lainnya. Apabila tangkapan ikan
Tapah banyak maka akan diolah namun jika tangkapan Ikan Tapah sedikit maka
hanya dikonsumsi warga setempat untuk dijadikan lauk pauk. Proses ikan asin pada
Tapah ini sama dengan lainnya, istimewanya ikan diasinkan dari ikan segar bukan
dari ikan yang telah mati berhari-hari lalu diasinkan.

3) Kayu Gelam, Kayu Gelam disebut juga Kayu Putih karena batangnya identic warna
putih diolah dengan cara disuling untuk memperoleh minyak atsiri. Kayu Gelam di
kawasan rawa gambut ini memiliki cara penyebaran yang cukup unik sebab kayung yang
penyebarannya melalui biji hanyut oleh pasang surut tumbuh di sepanjang aliran sungai,
sebagai masyarakat Sebangau daerah Paduran kayu Gelam hanya ditebang pada saat
situasi khusus seperti perbaikan sarana desa. Jenis kayu Gelam yang tumbuh paling kuat
yaitu gelam tembaga karena memiliki inti kayu berwarna kecoklatan. Di daerah lain
daun Gelam dijadikan sebagai minyak kayu putih. Kayu Gelam bagi warga Sebangau
dimanfaatkan sebagai penyangga jalan dan konstruksi rumah. Ketika penebangan pun
warga tidak asal memilih, karena paham akan aturan penebangan dengan dipilihnya
ukuran diameter 7-8 cm untuk digunakan. Kayu Gelam ini terus menerus ada, sebab
kayu Gelam yang penyebarannya melalui biji dalam satu batang bisa ditemukan ratusan
biji. Saat kayu Gelam tumbang, biji-biji pun menyebar dan saat air pasang, biji-biji akan
tumbuh subur dengan sendirinya. Kayu Gelam pun bertahan hingga umur 25 tahun.

b. Cara dan sarana kehidupan?

Diketahui dari video 1, moda transportasi yang terdapat pada desa dinamaka klotok
klotok yang memuat beberapa orang saja. Apabila ingin pergi secara rombngan maka
perlu menaiki bus air yang bisa menampung hingga kapasitas 60 orang. Bus air tersebut
juga bisa mengangkut kendaraan lainnya seperti sepeda dan sepeda motor. Bus air ini
biasanya akan pulang-pergi dari Kampung Paminggir ke Pelabuhan Danau Panggang. Di
Desa rawa tersebut juga ada fasilitas pendukung penduduk lainnya seperti sekolah rawa
yang dibangun di atas air dan tersebar juga di daerah rawa lainnya. Selain itu sarana
kehidupan yang menunjang bagi penduduk ada jembatan kayu ulin dimanfaatkan sebagai
penghubung ke desa lain hingga ke wilayah kota.
Diketahui dari video 2, jalan di atas rawa gambut ini perlu perhatian lebih bagi
pemerintahnya sebab dimanfaatkan untuk jalan darat menuju Desa Sebangau. Identik
struktur tanah yang belum maksimal dan hanya dirawat dengan bantalan kayu Gelam.

c. Dinamika sosial ekonomi, termasuk pola hubungan dengan tempat-tempat lain? 

Diketahui dari video 1, penduduk Kampung Paminggir sebagian besar berprofesi


menjadi perternak kerbau, nelayan ikan dan pengayam purun. Untuk mendukung
Dinamikan sosial ekonomi yang bisa berkelanjutan, penduduk Kampung Paminggir
berinteraksi dengan wilayah di luar Kampung Paminggir bertujuan saling bahu
membahu memenuhi kebutuhan hidup. Terdapat warung apung , warung apung ini
dimanfaatkan warga setempat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Warung
apung ini dari perahu yang dimodifikasi sedemikian rupa, yang juga bisa memuat
dagangan di dalamnya. Selain itu juga terdapat sekolah rawa dengan semacam rumah
panggung. Jembatan kayu ulin yang menghubungkan antara Kampung Paminggir
dengan wilayah kota di luar Kampung Paminggir. Kota juga dimanfaatkan oleh warga
Kampung Paminggir sebagai tempat untuk menjual berbagai hasil olahan sumber daya
alam. Selain itu, untuk menuju ke satu tempat ke tempat lainnya seperti dari rumah ke
tempat kerja, warga Kampung Paminggir memiliki sarana transportasi yang dinamakan
“klotok-klotok” menjadi kendaraan ulun unuk pergi dan pulang kerja.
Selanjutnya diketahui dari video 2, penduduk Sebangau juga memiliki hubungan
interaksi jalinan yang kuat dengan wilayah kota, sebagai contohnya dengan Kota
Palangkaraya. Hasil panen tumbuhan bakung oleh masyarakat Sebangau dijual ke Kota
Palangkaraya dengan seharga Rp. 5.000-10.000 per batangnya dan ikan Tapah yang
sudah diolah dengan cara diawetkan dan diasinkan oleh warga Sebangau dijual ke
wilayah kota.
4.  Rumuskan kesimpulan tentang perbedaan pola kehidupan antara Video 1 dan Video 2!

Dilihat dari segi Sumber Daya Alam, penduduk setempat di Kampung Paminggir untuk
menopang perekonomian sehari-hari dengan memanfaatkan fasilitas alam yang tersedia
seperti padang purun, kerbau rawa dan ikan haruan. Sedangkan, penduduk setempat di Desa
Sebangau, masyarakat setempat memanfaatkan sumber daya alam seperti batang kayu gelam,
ikan tapah dan tanaman bakung yang tumbuh subur sebagai menopang perekonomian.
Selanjutnya dilihat dari segi mata pencaharian, bahwa Kampung Paminggir sebagian besar
penduduk berprofesi sebagai pencari urun di ladang purun, peternak kerbau rawa, dan
nelayan ikan. Untuk Desa Sebangau sebagian besar penduduk berprofesi di bidang pertanian
seperti pencari batang tanaman bakung, dan bidang perikanan seperti nelayan ikan tapah.

Anda mungkin juga menyukai