Anda di halaman 1dari 10

1.

SempadanPantai
Pengertiansempadanpantaiadalahdaratansepanjangtepian yang
lebarnyaproporsionaldenganbentukdankondisifisikpantai, minimal 100 (seratus)
meter darititikpasangtertinggikearahdarat. (PERMEN PU No. 40/PRT/M/2007).
Garissempadanpantaiadalahdaratansepanjangtepianpantai yang

lebarnyaproporsionaldenganbentukdankondisifisikpantai, minimal 100


(seratus) meter darititikpasangtertinggikearahdarat.
Garisbatasiniadalahbagiandariusahapengamananpantai yang
dimaksudkanuntukmelindungimasyarakatdaribahayagelombangpasa
ngtinggi (rob), abrasi, menjaminadanyafasilitas social danumum di
sekitarpantai, menjagapantaidaripencemaran,
sertapendangkalanmuarasungai.
2. Definisi Batas Wilayah Laut
Lautteritorialatauperairanteritorial (bahasaInggris: Territorial
sea)
adalahwilayahkedaulatansuatunegarapantaiselainwilayahdarata
ndanperairanpedalamannya;
sedangkanbagisuatunegarakepulauansepertiIndonesia,
Jepang, danFilipina, lautteritorialmeliputi pula suatujalurlaut
yang
berbatasandengannyaperairankepulauannyadinamakanperaira
n internal
termasukdalamlautteritorialpengertiankedaulataninimeliputiruan
gudara di ataslautteritorialsertadasarlautdantanah di
bawahnyadan,
kedaulatanataslautteritorialdilaksanakandenganmenurutketentu
anKonvensiPerserikatanBangsa-BangsatentangHukumLaut
(United Nations Convention on the Law of the Sea)
[1]lebarsabukperairanpesisirinidapatdiperpanjang paling
banyakduabelas mil laut (22,224 km) darigarisdasar (baseline-
sea)
3. Istilahlautteritorialdanperairanteritorialkadang-kaladigunakan
pula secara informal
untukmenggambarkandimananegaramemilikiyurisdiksi,
termasukperairan internal, zonatambahan,
zonaekonomieksklusifdanlandaskontinenberpotensi.

3. Batas – Batas Wilayah Laut

Batas lautsuatunegaradapatditinjauberdasarkanbeberapaketentuan:
1. Batas lautteritorial, merupakanwilayahkedaulatansuatunegarapantai yang
meliputiruangudara, laut, dantanah di bawahnya, sejauh 12 mil
lautdiukurdarigarispangkaldaratanterluar.
2. Batas zonatambahan, merupakanwilayahperairanlaut yang
terbentangsampai 12 mil laut di luarlautteritorialatau 24 mil
lautdiukurdarigarispangkaldaratanterluar.
3. Batas perairan ZEE, merupakanwilayahperairanlaut di
luardanberdampingandenganlautteritorial. Memilikilebar 200 mil
lautdarigarispangkaldaratanterluar.
Merupakankedaulatansuatunegarapantaiuntukmelakukaneksplorasi,
konservasi, danpemanfaatansumberdayaalam yang ada di dalamnya.
4. Batas landaskontinen, merupakanwilayahperairanlautdantanah di bawahnya
yang menyambungdarilautteritorialnegarapantai, yang
menjadikelanjutanalamiahdariwilayahdaratannyasampaiujungterluartepiank
ontinen (continental shelf break).

Denganditetapkannyakonvensi PBB
tentanghukumlautInternasional 1982,  wilayahlaut  Indonesia
yang dapatdimanfaatkandiperkirakanmencapai 7.9 juta km2
terdiridari 1.8 juta km2 daratan, 3.2 juta km2  lautteritorialdan
2.9 juta km2  perairan ZEE. Wilayah perairan  6.1juta km2
tersebutadalah 77% dariseluruhluas Indonesia, dengan kata
lain luaslaut  Indonesia adalahtiga kali luasdaratannya (Tabel
1; KadinBatam 2004).

Indonesia sebagai Negara yang


mengelolalautdanperairanlautnusantara yang
menghubungkanantarlautsecara global,
perlusecaraseriusbukanhanyamemperhatikan
aspekkeseimbanganlingkungan di wilayahlaut Indonesia,
namunjugamempunyai
kepentinganuntukmemantaukualitasekonomilautsecara
global.  Walaupunmasihdikelola  secarasektoral, laut
(termasukpantai) Indonesia
telahdimanfaatkanuntukperikanan, rekreasi,
pembuanganlimbah, sumberenergi, sumber air, batubara,
minyak, bahanbangunan, kehutanan, peternakan/tambak,
pemukiman   industri.  
4. ZonasiPantai

ZonaPesisir
Berdasarkankedalamannyazonapesisirdapatdibedakanmenjadi 4
wilayah(zona) yaitu :

  Zona “Lithoral”, adalahwilayahpantaiataupesisiratau “shore”. Di


wilayahinipadasaat air pasangtergenang air danpadasaat air
lautsurutberubahmenjadidaratan.Olehkarenaituwilayahiniseringdise
butjugawilayahpasangsurut.

  Zona “Neritic” (wilayahlautdangkal),


yaitudaribataswilayahpasangsuruthinggakedalaman 150 m.
Padazonainimasihdapatditembusolehsinarmataharisehinggawilayahi
ni paling
banyakterdapatberbagaijeniskehidupanbaikhewanmaupuntumbuhan
-tumbuhan, contohJautJawa, LautNatuna, SelatMalakadanlaut-
lautdisekitarkepulauan Riau.

  ZonaBathyal (wilayahlautdalam), adalahwilayahlaut yang


memilikikedalamanantara 150 hingga 1800 meter. Wilayah
initidakdapatditembussinarmatahari,
olehkarenaitukehidupanorganismenyatidaksebanyak yang terdapat di
zonameritic.

  ZonaAbysal (wilayahlautsangatdalam), yaituwilayahlaut yang


memilikikedalamanlebihdari 1800 m. Di
wilayahinisuhunyasangatdingindantidakadatumbuh-tumbuhan,
jenishewan yang hidup di wilayahinisangatterbatas.

4. GarisPantai
Garis pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat
terjadi air laut pasang tertinggi. Garis laut dapat berubah karena adanya abrasi, yaitu
pengikisan pantai oleh hantaman gelombang laut yang menyebabkan berkurangnya areal
daratan.
Ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan dalam mengamankan garis
pantai seperti pemecah gelombang dan pengembangan vegetasi di pantai. Untuk
mengatasi abrasi/penggerusan garis pantai dari gelombang/ombak dapat digunakan
pemecah gelombang yang berfungsi untuk memantulkan kembali energi gelombang.
Berbagai cara yang ditempuh untuk memecahkan gelombang diantaranya dengan
menggunakan tumpukan tetrapod yang terbuat dari beton pada jarak tertentu dari garis
pantai.
Hutan bakau dapat membantu mengatasi gelombang serta sekaligus bermanfaat
untuk kehidupan binatang serta tempat berkembang biak ikan-ikan tertentu. Hutan bakau
disebagian besar pantai Utara sudah hilang karena ulah manusia, yang pada gilirannya
akan menggerus pantai. Terumbu karang juga merupakan pemecah gelombang alami,
sehingga sangat perlu untuk dilestarikan dan dikembangkan dalam mempertahankan garis
pantai.
Pasut : Menurut Nontji (2002) pasut adalah gerakan naik turunnya muka laut
secara berirama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Arus pasut ini
berperan terhadap proses-proses di pantai seperti penyebaran sedimen dan abrasi pantai.
Pasang naik akan menyebarkan sedimen ke dekat pantai, sedangkan bila surut akan
menyebabkan majunya sedimentasi ke arah laut lepas. Arus pasut umumnya tidak terlalu
kuat sehingga tidak dapat mengangkut sedimen yang berukuran besar.

5. Wilayah laut untuk provinsi, Kabupaten, Negara


Hak yang terkait dengan penetapan batas laut daerah dan kadaster kelautan yaitu
Hak Pengusahaan Perairan Pesisir yang disebut juga HP-3. Hak ini diatur dalam UU
No.27 tahun 2007, dimana Perairan Pesisir adalah laut yang berbatasan dengan daratan
meliputi perairan sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang
menghubungkan pantai dan pulau-pulau, estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan
laguna. HP-3 adalah hak atas bagian-bagian tertentu dari perairan pesisir untuk usaha
kelautan dan perikanan, serta usaha lain yang terkait dengan pemanfaatan Sumber Daya
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang mencakup atas permukaan laut dan kolom air sampai
dengan permukaan dasar laut pada batas keluasan tertentu. Ketentuan mengenai HP-3
dapat dilihat tabel dibawah ini.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa yang berwenang memberi HP-3 yaitu menteri,
gubernur dan bupati yang dibagi atas luas wilayah daerah kewenangan. Dalam pemberian
hak tersebut peranan penetapan batas laut daerah sangat diperlukan untuk mengetahui
siapa yang dapat memberi HP-3 tersebut. Penetapan batas laut daerah juga diperlukan
agar tidak terjadi tumpang tindih kewenangan pemberian hak sehingga juga dapat
menghindari konflik yang akan terjadi. Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 disebutkan
bahwa kewenangan provinsi yaitu sejauh 12 mil laut dengan kata lain juga merupakan
perairan pesisir, sehingga di luar 12 mil laut tersebut merupakan kewenangan negara.
Untuk menghindari adanya konflik pada ruang laut strategis dan pada wilayah lintas
provinsi maka pemberian hak langsung ditangani oleh pemerintah pusat dalam hal ini
adalah menteri. Dengan tidak melihat apakah daerah tersebut termasuk wilayah provinsi
dan kabupaten/kota.

5. ProblematikaPesisir
1. Pencemaran
Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak
sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya (DKP RI, 2002).
Masalah pencemaran ini disebabkan karena aktivitas manusia seperti pembukaan
lahan untuk pertanian, pengembangan kota dan industri, penebangan kayu dan
penambangan di Daerah Aliran Sungai (DAS). Pembukaan lahan atas sebagai bagian dari
kegiatan pertanian telah meningkatkan limbah pertanian baik padat maupun cair yang
masuk ke perairan pesisir dan laut melalui aliran sungai. Pengembangan kota dan industri
merupakan sumber bahan sedimen dan pencemaran perairan pesisir dan laut. Pesatnya
perkembangan pemukiman dan kota meningkatkan jumlah sampah baik padat maupun
cair yang merupakan sumber pencemaran pesisir dan laut yang sulit dikontrol. Sektor
industri dan pertambangan yang menghasilkan limbah kimia (berupa sianida, timah,
nikel, khrom, dan lain-lain) yang dibuang dalam jumlah besar ke aliran sungai sangat
potensial mencemari perairan pesisir dan laut, terlebih bahan sianida yang terkenal
dengan racun yang sangat berbahaya.
2. Gelombang besar /Abrasi
1. Abrasi

Terdapat 2 faktor yang menyebabkan terjadinya abrasi pantai, yaitu proses alami
(karena gerakan gelombang pada pantai terbuka) serta aktivitas manusia. Kegiatan
manusia tersebut misalnya kegiatan penebangan hutan (HPH) atau pertanian di lahan atas
yang tidak mengindahkan konsep konservasi telah menyebabkan erosi tanah dan
kemudian sedimen tersebut dibawa ke aliran sungai serta diendapkan di kawasan pesisir.
Aktivitas manusia lainya adalah menebang atau merusak ekosistem mangrove di garis
pantai baik untuk keperluan kayu, bahan baku arang, maupun dalam rangka pembuatan
tambak.
Hal-hal ini tentu secara ekologis telah menghilangkan fungsi-fungsi ekologis dari hutan
mangrove sebagai:
a. Peredam gelombang dan angin badai, pelindung pantai dari abrasi, penahan
lumpur, dan penangkap sedimen yang diangkut oleh aliran air permukaan
b. penghasil detritus (bahan makanan bagi udang, kepiting, dan lain-lain) dan
mineral-mineral yang dapat menyuburkan perairan
c. Derah nurshery ground, feeding ground dan spawing ground bermacam biota
perairan (Bengen, 2001).

2. Erosi

Erosi pantai adalah proses terkikisnya material penyusun pantai oleh gelombang
dan material hasil kikisan itu terangkut ke tempat lain oleh arus. Dari sudut pandang
keseimbangan interaksi antara kekuatan-kekuatan yang berasal dari darat dan kekuatan-
kekuatan yang berasal dari laut, erosi pantai terjadi karena kekuatan-kekuatan yang
berasal dari laut lebih kuat daripada kekuatan-kekuatan yang berasal dari darat.
3. Sendimentasi Pantai

Progradasi (sedimentasi) adalah proses perkembangan gisik, gosong atau bura ke


arah laut melalui pengendapan sedimen yang dibawa oleh hanyutan litoral (Setiyono,
1996). Bentuk-bentuk endapan yang utama dari gelombang dan arus sepanjang pantai
adalah: beach, bars, spits, tombolo, tidal delta, dan beach ridges. Ketika gelombang
menghempas (swash) merupakan kekuatan pukulan untuk memecahkan batuan yang ada
di pantai. Butiran-butiran halus dari pecahan batuan (material klastis), seperti kerikil atau
pasir, kemudian diangkut sepanjang pesisir (shore, zona pasang-surut), yaitu bagian yang
terkadang kering dan terkadang berair oleh gerak pasang-surut atau oleh arus terbimbing
sepanjang pesisir (long shore currents). Proses erosi dan pemindahan bahan-bahan
penyusun pantai (beach) yang terangkut disebut beachdrift, yaitu penggeseran-
penggeseran pasir atau kerikil oleh gelombang (swash dan backwash) sampai diendapkan
dan membentuk daratan baru, misalnya, endapan punggungan pasir memanjang yang
disebut off shore bars atau spit.
Adanya endapan seperti misalnya spit yang berbentuk memanjang di depan teluk
ataupun tombolo yang menghubungkan pulau dengan daratan utama, menunjukkan
adanya bagian laut yang tenang. Tenangnya gelombang karena perlindungan tanjung dan
merupakan medan pertemuan dua arah massa arus laut yang saling melemahkan; yaitu
arus dari kawasan laut luar yang memutar di dalam teluk. Di bagian air yang tenang di
situlah terjadi pengendapan (Hallaf, 2006).

6. Reklamasi pantai

Kawasanhasilperluasandaerahpesisirpantaimelaluirekayasateknisuntukpengembangank
awasanbaru.Reklamasipantaimerupakankawasanhasilperluasandaerahpesi
sirpantaimelaluirekayasateknisuntukpengembangankawasanbar
u
Polaruangkawasanreklamasipantaidisusundenganmemperhatika
n:
• a)
Keseimbanganantararencanapemanfaatanlahanuntukfungs
ibudidayadanlahanuntukfungsilindungdenganmemperhatika
nkelestarianlingkunganhidup yang
mencakupsumberdayaalamdansumberdayabuatan;
• b)
Keseimbangankomposisilahanpemanfaatanruangantararua
ng di daratandenganperairan/tatabiru/pantai;
• c)
Peruntukankawasanreklamasipantaiharusdimanfaatkansec
araefektif, menghargaisignifikasiruangperairan,
adakesinergisanpolaruangkawasanbudidayadenganlingkun
ganalami di sekitarnya;
• d)  Polaruang di sepanjanggarispantai yang
merupakanwilayahGarisSempadanPantai (GSP)
harusdiarahkanmenjadiruangpublik
(jalantepianpantaiatauruangterbuka) yang
dapatdiaksesdandinikmatipublik;
• e)
Polaruangkawasandiarahkanuntukmengakumulasibeberap
afungsikawasan yang menghargai,
menyatudanmemanfaatkanpotensipantai.
7. DaftarPustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_teritorial
https://id.answers.yahoo.com/question/index?
qid=20100404044211AAZHvhi
http://ardikadjun-ceritaapasaja.blogspot.com/2013/05/batas-batas-wilayah-
perairan-indonesia.html
http://tugaskuliahan45.blogspot.com/2013/08/batas-teritorial-landas-
kontinen-dan.html
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
search=batas+wilayah+laut&title=Istimewa%3APencarian&go=Lanjut

Anda mungkin juga menyukai