Anda di halaman 1dari 18

KAJIAN PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU PADA KAWASAN

PERUMAHAN DI KABUPATEN KUBU RAYA, KECAMATAN SUNGAI RAYA

Maranatha Yohanes Sinaga 1, Gusti Zulkifli Mulki2, Marsudi 2, Elvira2

Abstrak
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian penting dari struktur pembentuk kota. Ruang Terbuka Hijau
memiliki dua fungsi utama, yaitu Fungsi estetika dan Fungsi Ekologis. Ruang terbuka hijau pada
perumahan pada dasarnya memiliki fungsi pokok sebagai pendukung utama keberlanjutan kehidupan
masyarakat di perumahan tersebut sehingga kebutuhan akan keberadaan Ruang terbuka Hijau sangatlah
penting seperti pemenuhan kecukupan akan oksigen, menjadi salah satu daerah resapan air dan menjadi
salah satu alrtenatif untuk berekreasi ataupun sekedar bersantai di daerah perumahan yang ditinggali
.Akan tetapi seiring dengan perkembangan perumahan, para pengembang tidak terlalu memandang
pentingnya RTH, disinilah peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk pemenuhan Ruang Terbuka Hijau
untuk masyarakat didalam perumahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan distribusi
Ruang serta pengembangan Terbuka Hijau terutama pada kawasan Perumahan Hosana Fhileo,
Bhayangkara dan Borneo Residence Khatulistiwa yang sesuai sehingga dihasilkan sebuah konsep
pengembangan Ruang Terbuka Hijau yang sesuai dengan fungsinya sebagai penunjang kualitas ekologis
suatu pemukiman yang juga sesuai. Analisa permasalahan Ruang Terbuka Hijau digunakan metode
deskriptif analisis. Untuk menemukan faktor penyebab kurangnya pengembangan Ruang Terbuka Hijau.
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah konsep sebagai arahan dalam upaya Pengembangan ruang terbuka
hijau pada kawasan perumahan yang ada di kabupaten Kubu Raya , yang mampu berfungsi ekologis
secara maksimal namun tetap memperhatikan nilai estetika dan nilai sosial, budaya dan ekonomi dari
ruang terbuka hijau. Konsep ruang terbuka hijau pada kawasan perumahan berupa taman, tempat
bermain, kolam air sebagai penurun suhu dan minimal satu pohon pada masing masing rumah dimana
konsep-konsep tersebut tetap mencirikan lokalitas kawasan melalui penggunaan vegetasi lokal. Dengan
adanya kajian pengembangan ruang terbuka hijau pada perumahan maka diharapkan menjadi Role
Model/Acuan dalam Pengembangan perumahan yang ada di kabupaten Kubu Raya
Kata Kunci : Pengembangan, Acuan, Konsep, Kajian dan Ruang Terbuka Hijau.

1 Alumni Prodi Magister Teknik Sipil Untan


2 Staff Pengajar Prodi Magister Teknik Sipil Untan
1
penggunaannya lebih bersifat terbuka yang
1. PENDAHULUAN pada dasarnya tanpa bangunan (peraturan
Rumah adalah kebutuhan utama bagi menteri dalam negeri nomor 1 tahun 2007).
manusia, sebagai tempat berlindung, tempat 2.1.1 Ruang Terbuka Hijau
beristirahat, tempat beraktivitas dan tidak Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah
sedikit masyarakat menjadikan rumah nya area yang memanjang berbentuk jalur dan
sebagai tempat usaha, banyakjuga atau area mengelompok, yang
masyarakat menjadikan huniannya menjadi penggunaannya lebih bersifat terbuka,
hunian yang mampu memberikan efek tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
kesegaran dari lingkungan, namun saat ini secara alamiah maupun yang sengaja di
banyak sekali Pengembang atau developer tanam. Dalam Undang-undang No. 26 tahun
membangun Perumahan dan Pemukiman 2007 tentang penataan ruang menyebutkan
hanya untuk memenuhi kebutuhan manusia bahwa 30% wilayah kota harus berupa RTH
akan rumah tanpa mempertimbangkan faktor yang terdiri dari 20% publik dan 10% privat.
lingkungan. Jika sering memperhatikan RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan
model-model hunian baru di kota-kota besar dikelola oleh pemerintah daerah
saat ini yang banyak ditawarkan oleh para kota/kabupaten yang digunakan untuk
pengembang, maka akan terlihat semakin kepentingan masyarakat secara umum.
banyak konsep hunian yang kurang memiliki Penyediaan RTH memiliki tujuan sebagai
ruang terbuka hijaunya. Dampak dari krisis berikut :
pemanasan global sebagai akibat dari 1. Menjaga ketersediaan lahan sebagai
dampak pembangunan yang saat ini sedang kawasan resapan air,
dihadapi oleh dunia, sayangnya masih 2. Menciptakan aspek planologis
banyak orang yang belum tahu persis apa perkotaan melalui keseimbangan
pentingnya Ruang Terbuka Hijau di suatu antara lingkungan alam dan
perumahan itu. lingkungan binaan yang berguna
untuk kepentingan masyarakat.
2. TINJAUAN PUSTAKA 3. Meningkatkan keserasian
2.1 Ruang Terbuka lingkungan perkotaan sebagai sarana
Ruang terbuka adalah ruang yang bisa pengaman lingkungan perkotaan
diakses oleh masyarakat baik secara yang aman, nyaman, segar, indah,
langsung dalam kurun waktu terbatas dan bersih
maupun secara tidak langsung dalam kurun
waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu 2.1.2 Fungsi Ruang Terbuka Hijau
sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang RTH yang telah ada baik secara alami
terbuka hijau seperti taman kota,Taman ataupun buatan diharapkan dapat
perumahan,hutan dan sebagainya. Ruang menjalankan empat (4) fungsi sebagai
terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau berikut :
wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk 1. Fungsi ekologis antara lain : paru-
area/kawasan maupun dalam bentuk area paru kota, pengatur iklim mikro,
memanjang/jalur di mana dalam sebagai peneduh, produsen oksigen,
2
penyerap air hujan, penyedia habitas 1. Secara Fisik
satwa, penyerap polutan dalam Segi fisik, rumah mempunyai fungsi
udara, air dan tanah, serta penahan yaitu tempat kembali dari berpergian,
angin. bekerja, tempat tidur dan beristirahat
2. Fungsi sosial budaya antara lain : memulihkan kondisi fisik dan mental
menggambarkkan ekspresi budaya yang letih dari melaksanakan tugas
lokal, media komunikasi, dan sehari-hari.
tempat rekreasi warga. 2. Secara psikologis
3. Fungsi ekonomi antara lain : sumber Segi psikologis, dapat ditinjau dari
produk yang bisa dijual seperti fungsi rumah sebagai tempat tinggal
tanaman bunga, buah, daun, dan dan untuk melakukan hal-hal tersebut
sayur mayur. Beberapa juga di atas, yang tentram, damai,
berfungsi sebagai bagian dari usaha menyenangkan bagi penghuninya.
pertanian, perkebunan, kehutanan, Rumah dalam fungsi secara psikologis
dan lain-lain. ini lebih mengutamakan situasi dan
4. Fungsi estetika antara lain suasana daripada kondisi dan keadaan
meningkatkan kenyamanan, fisik rumah itu sendiri. Fungsi ini
memperindah lingkungan kota baik mengacu pada fungsi rumah sebagai
skala mikro (halaman tempat dimana manusia mendapatkan
rumah/lingkungan pemukiman), kekuatannya kembali, hubungan
maupun makro (lansekap kota dialetik antara manusia dan dunianya
secara keseluruhan); menciptakan suatu ketika akan melelahkan dan
suasana serasi dan seimbang antara menghabiskan energi. Penguatan
area terbangun dan tidak terbangun. kembali dilaksanakan baik dalam arti
jasmani, maupun dalam arti rohani di
2.1.3 Pengertian Perumahan dan dalam rumah
Fungsinya
Kebutuhan hidup manusia banyak 2.2 Perumahan dengan Konsep RTH
sekali antara lain ialah kebutuhan akan (Ruang Terbuka Hijau)
rumah. Rumah lebih diartikan sebagai RTH secara umum, ada dua pola yang
produk atau benda yang sangat penting terdapat di masyarakat dalam memenuhi
dalam kehidupan serta dapat pula menjadi kebutuhan perumahannya. Pola pertama
kebanggaan akan identitas dari pemiliknya adalah masyarakat membangun secara
secara umum rumah dapat diartikan sebagai swadaya, dimana masyarakat atas prakarsa
tempat untuk berlindung atau bernaung dari dan upaya membangun rumah atau
pengaruh keadaan alam sekitarnya ( Hujan, perumahannya, baik individual maupun
Matahari, dll ) rumah juga merupakan berkelompok. Pola kedua, masyarakat
tempat beristirahat setelah bertugas untuk menggantungkan pada penyediaan yang
memenuhi kebutuhan sehari- hari. dilakukan oleh pengembang atau pihak
Rumah mempunyai beberapa lainnya. Masyarakat dewasa ini lebih banyak
fungsi sendiri, yaitu : menggantungkan pada pengembang dalam
3
penyediaan kebutuhan akan perumahan, dan 2.3.2 Perencanaan Lingkungan
konsep minimalis lebih banyak digunakan Perencanaan Lingkungan Perumahan
oleh pengembang/developer perumahan.Luas kota meliputi perencanaan sarana hunian,
bangunan dengan Ruang Terbuka Hijau prasarana dan sara lingkungan serta tidak
dapat dibandingkan, idealnya adalah 70% lupa menyertakan utilitas umum yang sangat
bangunan dan 30% fungsi Ruang Terbuka diperlukan agar terciptanya lingkungan
Hijau, contohnya taman, tidak hanya sekedar perumahan yang serasi,sehat,aman serta
mempercantik penampilan rumah, tetapi berwawasan lingkumgan. Standar untuk
juga sebagai daerah resapan air hujan. perencanaan lingkungan perumahan yang
Taman dapat dengan mudah menyerap air meliputi perencanaan sarana hunian,
hujan, taman juga berfungsi sebagai prasarana dan sarana lingkungan
penyaring kebisingan dan debu. menggunakan pendekatan besaran kepadatan
Tabel 1. Standar dan Kebutuhan RTH penduduk.

2.3.3 Penyediaan prasarana dan sarana


lingkungan perumahan
Penyediaan prasarana dan sarana
lingkungan perumahan merupakan bagian
dari sistem pelayanan umum perkotaan
sehingga dalam perencanaannya harus
dipadukan dengan perencanaan lingkungan
perumahan dan kawasan kawasan fungsional
2.3 Sistem Perancangan Dan lainnya.
Pembangunan Perumahan
Faktor penting dalam meningkatkan mutu 2.3.4 Rancangan bangunan hunian,
kehidupan serta kesejahteraan masyarakat prasarana dan sarana lingkungan
adalah pelaksanaan pembangunan Rancangan bangunan hunian,
perumahan yang terpadu,terencana dan prasarana dan sarana lingkungan harus
berkelanjutan agar tercapainya sasaran memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan
sasaran yang diinginkan. Berdasarkan acuan keselamatan sesuai SNI atau ketentuan–
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara ketentuan lain yang diatur dengan Peraturan
perencanaan Lingkungan di Perkotaan. Pemerintah, Peraturan Daerah, serta
Pedoman teknis yang disusun oleh instansi
2.3.1 Lingkungan Perumahan terkait.Kawasan perumahan dan permukiman
Lingkungan Perumahan merupakan dapat direncanakan mengetahui beberapa
bagian dari kawasan perkotaan sehingga unsur yang harus dipertimbangkan. Unsur
dalam perencanaannya harus mengacu pada perencanaan yang dapat mempengaruhinya,
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) antara lain dapat berupa kondisi lingkungan
setempat yang telah ditetapkan oleh kota setempat ataupun aturan–aturan formal yang
/kabupaten. berlaku. Master plan dapat direncanakan
untuk perumahan dan permukiman, master
4
plan merupakan rencana pembangunan atau memungkinkan lingkungan dapat berfungsi
pengembangan sebuah wilayah tempat sebagaimana mestinya. Prasarana
tinggal, baik kota maupun pedesaan dengan lingkungan atau sarana dasar yang utama
segala aspek-aspeknya, seperti rencana bagi berfungsinya suatu lingkungan
pemukiman, jalan raya, sarana pendidikan, permukiman adalah jaringan jalan untuk
hiburan,sarana bisnis dan perekonomian mobilitas orang dan angkutan barang,
serta segala sesuatu yang menunjang agar mencegah perambatan kebakaran serta untuk
permukiman tersebut menjadi layak dan menciptakan ruang dan bangunan yang
memiliki Ruang Terbuka Hijau. Data yang teratur, jaringan air bersih, jaringan saluran
diperlukan dalam membuat master plan pembuangan air limbah dan tempat
adalah letak geografis wilayah dan kondisi pembuangan sampah untuk kesehatan
tanah. lingkungan, serta jaringan saluran air hujan
untuk pematusan (drainase) dan pencegahan
2.4 Perencanaan Sarana dan banjir setempat.
Prasarana Perumahan. Prasarana lingkungan merupakan
Sarana dan prasarana secara umum kelengkapan dasar fisik lingkungan dimana
adalah alat penunjang keberhasilan suatu kondisi dan kinerjanya akan berpengaruh
proses upaya yang dilakukan di dalam pada kelancaran aktifitas dari masyarakat
pelayanan publik, karena apabila kedua hal sebagai pengguna atau pemanfaat prasarana.
ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang Sementara itu upaya-upaya perbaikan
dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil lingkungan dapat dilakukan dengan menjaga
yang diharapkan sesuai dengan rencana. keseimbangan antara penyediaan prasarana
2.4.1 Fungsi Sarana dan Prasarana dengan kebutuhan masyarakat.
Sarana dan prasarana pada Prasarana kota meliputi penyediaan air dan
dasarnya memiliki fungsi utama sebagai fasilitas limbah, drainase air permukaan,
berikut: jalan raya, fasilitas transportasi, jaringan
1. Mempercepat proses pelaksanaan distribusi energi, fasilitas telekomunikasi
pekerjaan sehingga dapat dan jaringan pelayanan lainnya. Secara lebih
menghemat waktu. rinci komponen dari prasarana perkotaan
2. Meningkatkan produktivitas, baik terdiri dari tujuh macam yaitu air bersih,
barang dan jasa. drainase, air kotor/sanitasi, sampah, jalan
3. Hasil kerja lebih berkualitas dan kota, jaringan listrik dan jaringan telepon
terjamin. dimana tiap-tiap komponen mempunyai
4. Lebih memudahkan/sederhana karakteristik yang berbeda. Pembangunan
dalam gerak para pengguna/pelaku. sarana dan prasarana dari pengertian di atas
5. Ketepatan susunan stabilitas pekerja mempunyai tujuan untuk meningkatkan taraf
lebih terjamin. kehidupan manusia dalam bersosialisasi dan
bermasyarakat dengan memanfaatkan
2.4.2 Prasarana lingkungan prasarana yang ada secara maksimal sesuai
Prasarana lingkungan merupakan dengan fungsinya.
kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
5
2.4 Karakteristik Sosial- dengan belajar, beserta keseluruhan dari
Ekonomi hasil dibiasakan dengan
Fenomena sosial-ekonomi yang sering belajar(Koentjaraningrat 1974). Dalam
dijadikan proses pengamatan mengenai usahanya mendifinisikan kebudayaan,
penduduk oleh ahli kependudukan munculah gagasan untuk memperlihatkan
mempunyai beberapa cara, contoh yang wujudnya dalam kehidupan masyarakat.
paling dikenal mengenai penelitian Wujud kebudayaan yaitu ada tiga macam,
kependudukan di indonesia adalah yaitu:
pelaksanaan sensus penduduk. Sensus 1. Wujud kebudayaan sebagai suati
penduduk dilakukan setiap lima tahun, kompleks dari ide-ide, nilai-nilai,
pendataan kependudukan selalu diperbaharui norma-norma, peraturan dan
dan tak hanya dihitung tetapi juga dibagi sebagainya
kedalam beberapa kategori, sehingga dapat 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu
dengan mudah untuk mengetahui kompleks aktivitas kelakuan berpola
karakteristik penduduk dalam hubungannya dari manusia dalam bermasyarakat.
dengan jumlah, komposisi, serta penyebaran. Wujud kebudayaan berupa benda-benda
Variabel yang dipakai untuk hasil karya manusia, salah satu contohnya
melihat karakteristik sosial ekonomi adalah bangunan arsitektural.
penduduk tersebut antara lain: umur,
perbandingan ras, tingkat pendidikan dan 2.6 Gambaran Umum Kabupaten
pengelompokan menurut pendapatan, Kubu Raya
pekerjaan dan tempat tinggal. (Bruce 1992) 2.6.1 Kondisi geografis
Secara geografis Kabupaten Kubu
2.5 Kebudayaan Raya berada disisi barat daya Provinsi
Kebudayaan terhadap perwujudan Kalimantan Barat atau berada pada posisi 00
ruang sangatlah erat kaitannya dimana 134’40,83” sampai dengan 10 00’53,09”
hubungan antar individu dapat diwujudkan Lintang Selatan dan 1090 02’19,32” Bujur
dengan tepat, sesuai dengan lingkungan Timur sampai dengan 1090 58’32,16” Bujur
yang bersangkutan. Hall (2002) telah Timur. Sedangkan secara administratif,
membuktikan bagaimana pentingnya peran batas wilayah Kabupaten Kubu Raya adalah
pengetahuan tentang wilayah (territoriality). sebagai berikut:
Dalam Tulisannya ditekankan oleh Hall -Sebelah utara : berbatasan dengan Kota
bahwa kebudayaan merupakan landasan Pontianak dan Kabupaten Pontianak
bagi terjadinya pola-pola mengenai tata -Sebelah timur : berbatasan dengan
ruang yang ada pada arsitektur, tata ruang Kabupaten Landak dan Kabupaten Sanggau
pada umumnya(landscaping), dan pada -Sebelah selatan: berbatasan dengan
desain-desain tata kota. Kabupaten Ketapang
-Sebelah barat : berbatasan dengan Laut
2.5.1 Wujud Kebudayaan Natuna
Kebudayaan sebagai gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakan
6
2.6.2 Kondisi Fisik 2.7 Kebijakan Penataan Ruang
Secara geologi, Kabupaten Kubu Raya Undang-undang Repbulik Indonesia Nomor
secara geologis hampir seluruhnya terdiri 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
dari endapan aluvial, pasang surut, danau, pasal 1 ayat 7, wilayah adalah ruang yang
rawa dan undak. Berdasarkan posisinya, merupakan kesatuan geografis beserta
seluruh areal studi terletak pada formasi segenap unsur terkait yang batas dan
aluvium dan endapan rawa (Qa) yang sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
merupakan formasi paling muda berumur administratif dan/atau aspek fungsional.
quarter. Formasi ini terdiri dari kerikil, pasir, Buku yang berjudul Pengantar Perencanaan
lanau, lumpur dan gambut. Endapan ini Kota, (Gallion dan Eisner ,1994) dituliskan
menutupi dataran aluvial dan pasang surut di bahwa perencanaan adalah suatu upaya
bagian barat, lembah sungai kapuas dan untuk menciptakan perkembangan yang
lembah–lembah sungai besar lainnya yang teratur di daerah perkotaan dan mengurangi
mengalir ke terain perbukitan yang konflik-konflik sosial dan ekonomi yang
terpotong–potong dan kedalam dataran akan membahayakan kehidupan dan hak
aluvial. Wilayah bagian barat dan selatan milik. Ruang Terbuka Hijau dimanfaatan
terdiri dari endapan–endapan laut dan sungai sebagai ruang bagian dari perencanaan
baru berumur paling muda dan menempati penataan ruang, yang diatur berdasarkan
seluruh zona pertanian bagian barat Kubu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Raya. Zona pantai terdiri dari cekungan liat 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
yang tertutup oleh rawa–rawa gambut dan Peraturan Pemerintah tersebut dinyatakan
dilintasi danau–danau dangkal dan rawa bahwa tata ruang adalah wujud struktural
yang terkena banjir secara periodik yang dan pola pemanfaatan ruang, baik yang
berada di antara teras–teras tertutup gambut. direncanakan maupun yang tidak.
Penataan ruang pada hakekatnya adalah
2.6.3 Administratif proses perencanaan ruang, pemanfaatan
Kabupaten Kubu Raya merupakan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
kabupaten yang ada di Kalimantan Barat Penataan ruang dapat diartikan sebagai
dengan luas wilayah Kabupaten Kubu Raya upaya mewujudkan tata ruang yang
6.985,24 km² atau sekitar 4,75% dari luas terencana dengan memperhatikan keadaan
wilayah Provinsi Kalimantan Barat.Wilayah lingkungan alam, lingkungan buatan,
Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 9 lingkungan sosial, interaksi antar
kecamatan, kecamatan yang memiliki lingkungan, tahapan pengelolaan dan
wilayah terluas adalah Kecamatan Batu pembangunan serta pembinaan kemampuan
Ampar (2.002,70 km2 atau 28,67% dari luas kelembagaan dan sumber daya manusia
Kabupaten Kubu Raya) dan Kecamatan yang ada berdasarkan kesatuan wilayah
dengan wilayah terkecil adalah Kecamatan nasional dan ditujukan bagi sebesar-
Rasau Jaya yaitu 111,07 km2 atau 1,59% besarnya untuk kemakmuran rakyat.
dari luas Kabupaten Kubu Raya.
2.7.1 Klasifikasi Penataan Ruang
7
Penataan Ruang diklasifikasikan Kubu Raya maupun dalam kedudukannya
berdasarkan sistem, fungsi utama, wilayah sebagai bagian dari wilayah Negara
administratif, kegiatan dan nilai strategis Kesatuan Republik Indonesia.
kawasan Undang-Undang Republik 3. METODE PENELITIAN
Indonesia Nomor 26 Tahun 2007) sebagai Metode Penelitian yang dilakukan dalam
berikut : kajian ini adalah metode pendekatan
1. Penataan ruang berdasarkan sistem penelitian, metode pengumpulan data dan
terdiri atas sistem wilayah dan sistem metode analisis deskriptif. Metode
internal perkotaan. pendekatan penelitian dilakukan untuk
2. Penataan ruang berdasarkan fungsi mencari tahu kebutuhan akan Ruang
utama kawasan terdiri atas kawasan Terbuka Hijau, Metode Pengumpulan data
lindung dan kawasan budi daya. dilakukan untuk mengumpulkan data primer
3. Penataan ruang berdasarkan wilayah ataupun sekunder agar dapat menunjang
administratif terdiri atas penataan penelitian ini dan penggunaan metode
ruang wilayah nasional, penataan analisis deskriptif diharapkan dapat
ruang wilayah provinsi, dan penataan memvisualisasikan pengembangan Ruang
ruang wilayah kabupaten/kota. Terbuka Hijau dalam bentuk konsep
4. Penataan ruang berdasarkan kegiatan perencanaan
kawasan terdiri atas penataan ruang 3.1 Lokasi Penelitian
kawasan perkotaan dan penataan ruang
kawasan perdesaan. Studi penelitian ini dilakukan di kawasan
5. Penataan ruang berdasarkan nilai perumahan yang berada di Desa Sungai
strategis kawasan terdiri atas penataan Raya Dalam, Kecamatan Sungai
kawasan strategis nasional, penataan Raya,Kabupaten Kubu Raya tepatnya pada
kawasan strategis provinsi, dan perumahan Borneo Residence Khatulistiwa,
penataan kawasan strategis Perumahan Hosana Fhileo dan perumahan
kabupaten/kota.

2.7.2 Tujuan Penataan Ruang Kabupaten


Kubu Raya
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kubu Raya yang merupakan matra ruang
dari kebijakan pembangunan daerah
(Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah) Kabupaten Kubu Raya, harus
mengacu pada RTRWN dan RTRWP
Kalimantan Barat. Dengan demikian, tujuan
penataan ruang wilayah Kabupaten Kubu bayangkara.
Raya harus selaras dengan visi dan misi Gambar 3.1
pembangunan daerah baik dalam kaitannya Peta Lokasi Penelitian di Kecamatan Sungai
dengan pembangunan daerah Kabupaten Raya

8
3.2 Teknik Analisa Data dengan standar normatif yang
digunakan dalam hal ini adalah
3.2.1 Analisa Deskriptif Pedoman Peraturan undang-undang no
Analisa data pada penelitian ini 26 tahun 2007 tentang penantaan
dilakukan dengan menekankan pada analisa ruang,
kualitas dan kuantitas kondisi ruang terbuka 3.3 Bagan Alir Penelitian
hijau dari lokasi penelitian berdasarkan data Penulisan tesis ini memiliki langkah-langkah
primer dan sekunder. Menganalisa kerja yang dituangkan dalam bentuk bagan
karakteristik ruang terbuka hijau pada alir agar terstruktur yang memuat seluruh
perumahan menggunakan analisa kualitatif kegiatan dari tahap awal sampai tahap
yaitu: terciptanya hasil yang diharapkan. Lebih
1. Mengkaji permasalahan dalam jelasnya bagan alir ini dapat dilihat pada
penyediaan ruang terbuka hijau di gambar 3.1
perumahan Hosana Fhileo, perumahan
bhayangkari dan perumahan Residence
borneo khatulistiwa yang terletak di
kawasan Desa Sungai Raya Dalam
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten
Kubu Raya, analisis dilakukan secara
kualitatif. Analisis ini dilakukan
dengan menganalisis data tentang pola
perkembangan penggunaan lahan dan
kebutuhan aktivitas masyarakat di
sekitar kawasan perumahan tersebut.
2. Mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan ruang
terbuka hijau di kawasan komplek
perumahan tersebut , analisis dilakukan
secara kualitatif. Analisis ini adalah
untuk mengetahui daya dukung lahan
dalam penyediaan ruang terbuka hijau
dengan kondisi fisik kawasan.
3. Mengidentifikasi potensi dan Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
permasalahan dalam pengembangan
ruang terbuka hijau di kawasan 4. ANALISIS DAN HASIL
komplek perumahan, Analisa kualitatif PENELITIAN
dilakukan melalui perbandingan antara
masing masing perumahan yang dipilah 4.1 Pengolahan Data
berdasarkan waktu pembangunan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
perumahan serta memandang aspek- Umum No. 5 Tahun 2008 tentang
aspek pengelolaan ruang terbuka hijau penyediaan ruang terbuka hijau wilayah
perkotaan yang mengamanatkan bahwa luas
9
ruang terbuka hijau pada wilayah perkotaan perlu mengetahui jumlah penduduk yang
yang harus tersedia adalah 30% dari total ada. Kebutuhan Oksigen untuk manusia
luas wilayah dengan komposisi 20% untuk dapat dihitung dengan asumsi bahwa
ruang terbuka hijau publik dan 10% untuk manusia mengoksidasi 3000 kalori per hari
ruang terbuka hijau privat. Bangunan dari makanan dan menggunakan sekitar 600
perumahan yang akan dikaji berdasarkan liter oksigen dan memproduksi sekitar 480
konsep perencanaan dengan aspek ruang Liter Co2. Manusia membutuhkan 600 Liter
terbuka hijau yaitu dengan luas bangunan O2 setiap hari atau setara dengan 864 gram
hunian 70% bangunan dan 30% digunakan O2 per hari (Wisesa, 1988)
sebagai ruang terbuka hijau dan fasilitas Kebutuhan Ogsigen bagi penduduk, dihitung
pendukung. Bangunan hunian yang akan berdasarkan rumus gerarkis dengan asumsi
dikaji merupakan bangunan hunian yang bahwa suplai oksigen hanya disediakan oleh
termasuk dalam golongan kelas menengah tanaman, Kebutuhan O2(K)= Jumlah
kebawah dengan type 36 dari tiga Penduduk (jiwa)x Oksigen Dibutuhkan
perumahan yang dibedakan dari waktu (Kg/Hari) Asumsi rata rata penghuni 1
pembangunannya. rumah adalah 4 orang
Kperumahan Hosana Fhileo = 600 x 0,864
= 518,4Kg/hari
Kperumahan Bhayangkara = 1260 x 0,864
= 1.088,64 Kg/hari
KBorneo Residence Khatulistiwa = 1116 x 0,864
= 964,23 Kg/hari

4.1.2 Kebutuhan Luas RTH pada masing-


masing rumah
Selain menggunakan pendekatan Metode
Kunto, penentuan luasan RTH berdasarkan
kebutuhan oksigen, juga dapat dilakukan
dengan Metode Gerakis (1974) yang
dimodifikasi dalam Wisesa (1988) dengan
perhitungan yang dibutuhkan dalam
penelitian rumus :

4.1.1 Kebutuhan oksigen pada Perumahan


Kebutuhan oksigen yang dimaksud adalah = 10,24 m2/Rumah
oksigen yang digunakan oleh manusia,
ternak dan kendaraan bermotor, Untuk
mengetahui kebutuhan oksigen di suatu
perumahan yang terletak di perkotaan maka
=21,504 m2/Rumah
10
5) Jenis tanaman tahunan atau
musiman.
6) Jarak tanaman setengah rapat.
= 19,05 m2/Rumah 2. Kriteria Vegetasi untuk kawasan hijau
Keterangan: hutan kota
Lt = luas RTH Privat perumah 1) Karakteristik tanaman yaitu struktur
P = jumlah kebutuhan oksigen bagi daun rapat, ketinggian vegatasi
penduduk bervariasi
54 = tetapan yang menunjukan bahwa 1 m2 2) Kecepatan tumbuhnya cepat.
luas lahan menghasilkan 54 gram berat 3) Dominan jenis tanaman tumbuhan
kering tanaman per hari tahunan
0,9375 = tetapan yang menunjukan bahwa 1 4) Berupa habitat tanaman lokal.
gram berat kering tanaman adalah setara 5) Jarak tanaman rapat.
dengan produksi oksigen 0,937 3. Kriteria Vegetasi untuk kawanan
pekarangan
4.2 Pembahasan 1) Kecepatan tumbuh bervariasi
4.2.1 Jenis vegetasi untuk Ruang Terbuka 2) Pemeliharaan relatif
Hijau 3) Kecepatan tumbuhnya bervariasi
Instruksi Menteri dalam Negri No. 14 Tahun 4) Jenis Tanaman tahunan atau
1988 dikatakan vegetasi untuk peruntukan tanaman musiman
ruang terbuka hijau dengan kriteria umum 5) Berupa habitat tanaman lokal atau
adlaah bentuk morfologi bervariasi, tanaman budidaya
memiliki nilai keindahan, penghasil oksigen 6) Jarak tanaman bervariasi, presentase
tinggi, tahan cuaca dan hama penyakit, hijau disesuaikan dengan intensitas
memiliki peredam intensif, sedangkan untuk kepadatan bangunan
jenis vegetasi sesuai dengan sifat dan bentuk 4.2.2 Peran Ruang Terbuka Hijau sebagai
peruntukannya: peresapan air
1. Kriteria Vegetasi untuk kawasan hijau Ruang Terbuka hijau sedikit banyak dapat
pertamanan kota mengatasi masalah limpahan air hujan.
1) Karakteristik tanaman antara lain Ruang terbuka hijau memiliki derajat
tidak bergetah dan beracun, dahan kerembesan tanah yang jauh lebih tinggi
tidak mudah patah, perakaran tidak dibandingkan dengan jenis permukaan
mengganggu pondasi, struktur lainnya. Permukaan tanah yang tertutup oleh
daun setengah rapat sampai rapat. tanaman memiliki rongga-rongga tanah yang
2) Jenis ketinggian bervariasi, warna lebar sehingga air mudah meresap
hijau dan variasi warna lain (Thohir,1991)
seimbang. 4.3 Analisa perumahan Hosana
3) Kecepatan tumbuhnya sedang. Fhileo, Bayangkara dan Borneo
4) Berupa tanaman lokal dan tanaman Residence Khatulistiwa
budidaya. 4.3.1 Kondisi geografis kawasan

11
Secara umum Desa Sungai Raya dalam Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Sungai
masuk dalam Kecamatan Sungai Raya dan Raya Dalam
memiliki topografi/bentang wilayah yang 4.3.3 Analisis Potensi Ekonomi
datar dan luas desa ±9.380km2, perencanaan Sebagai Desa terdekat dan berbatasan
ruang terbuka hijau pada tiga perumahan langsung dengan Kota Pontianak,
yang terletak di jalan srikandi Desa sungai pertumbuhan ekonomi di sektor
raya dalam juga memiliki topografi yang perdagangan dan perputaran ekonomi yang
relatif datar.. Berdasarkan batas-batas fisik terjadi secara tidak langsung turut serta
Kawasan perencanaan memiliki batas-batas: membantu pembangunan di desa sungai raya
1. Sebelah Utara : Desa Sungai Raya dalam , hal ini dikarenakan banyak sekali
2. Sebelah selatan : Desa Punggur masyarakat yang memiliki kartu identitas
Kecil kota pontianak yang tinggal di daerah desa
3. Sebelah Barat : Kelurahan Bangka sungai raya dalam. Berikut disampaikan
belitung Darat, Kota Pontianak tabel jumlah penduduk di desa sungai raya
4. Sebelah timur : Desa Sungai Raya dalam berdasarkan mata pencaharian.
Berdasarkan Kubu Raya dalam
angka Tahun 2017 di desa sungai raya dalam Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan
ada 5 dusun, 9 Rukun Warga (RW) dan 79 Mata Pencaharian Pokok Di Desa Sungai
Rukun Tetangga (RT) dan 5 dusun tersebut Raya Dalam
adalah: NO. JENIS PEKERJAAN JUMLAH
PENDUDUK
1) Dusun Mekar Raya 1. SUPIR 35
2) Dusun Taman Raya 2. PEDAGANG 132
3) Dusun Suka Raya 3. KEPOLISIAN 241
4. PETANI 126
4) Dusun Bunga Raya 5. GURU 199
5) Dusun Banjar Raya 6. WIRASWASTA 1.429
7. PNS 1.047
4.3.2 Analisis Kependudukan dan 8. KARYAWAN SWASTA 2.885
Sosial 9. BURUH HARIAN 256
10. MENGURUS RUMAH 3.501
Berdasarkan data Kubu Raya Dalam Angka TANGGA
Kabupaten Kubu Raya Tahun 2017 Jumlah 11. BELUM/TIDAK BEKERJA 5.765
Penduduk Kecamatan Sungai Raya memiliki 12. PELAJAR/MAHASISWA 3.966
ada sekitar 208.233 Jiwa dan khusunya desa 13. PENSIUNAN 144
14. KARYAWAN HONORER 91
sungai raya dalam menduduki posisi ke 4 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dari 20 Desa yang memiliki jumlah populasi Kabupaten Kubu Raya 2017
terbanyak yaitu dengan 18.703 Jiwa 4.3.4 Analisis Sosial Budaya
Berdasarkan jumlah penduduk menurut
agama di desa sungai raya dalam dominan
beragama islam dengan jumlah yaitu 12.215
Jiwa sedangankan penduduk yang paling
sedikit adalah yang beragama Hindu yaitu
29 Jiwa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dari tabel dibawah ini
12
sendiri adalah memanfaatkan lahan yang
kecil dan konsep yang tetap memberikan
Tabel 4.6
nilai estetika yang baik, tetapi jika dilihat
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di
lebih jelas bentuk rumah yang mengusung
Desa Sungai Raya Dalam
konsep minimalis ini, tidak jarang kita
No. Jenis Agama jumlah
temukan bukaan bukaan ruang seperti
masyarakat
jendela atau ventilasi itu jauh lebih kecil dari
1. Islam 12.215 rumah rumah jaman dahulu, dan hal ini
2. Kristen 2.227 sangat berpengaruh terhadap suhu didalam
3. Khatolik 2.103 rumah itu sendiri, dan tidak jarang para
4. Hindu 29 penghuni menggunakan mesin pendingin
5 Budha 3.917 ruangan, dan diketahui penggunaan mesin
6 Konghucu 43 pendingin ruangan dalam jumlah yang besar
Total 20.534 secara tidak langsung mempengaruhi
Sumber: Dinas Kependudukan dan peningkatan suhu bumi, maka dari itu
Pencatatan Sipil Kabupaten Kubu Raya pengembangan ruang terbuka hijau sangat
2017 diperlukan sebagai salah satu alternatif
4.4 Ruang Terbuka Hijau pada untuk mencegah pemanasan global/global
perumahan di Desa Sungai Raya Dalam warming, sebagai penyejuk, penambah nilai
Perumahan hakikatnya adalah tempat estetika suatu kawasan dengan adanya
beristirahat, berlindung dari panas dan taman, serta penunjang lingkungan
hujan serta melakukan segala aktivitas, perumahan menjadi nyaman dan asri karena
saat ini pengembangan perumahan lebih banyaknya vegetasi disekitar
hampir semuanya memakai desain perumahan tersebut, dan diharapkan dengan
dengan konsep minimalis. Perumahan tercukupinya kebutuhan akan ruang terbuka
yang dikaji pengembangan ruang hijau tersebut dapat meningkatkan kualitas
hidup para penghuni perumahan tersebut.
terbuka hijau dalam penulisan ini ada
Berdasarkan hasil pengolahan data
tiga perumahan yaitu perumahan Hosana didapatkan bahwa diperumahan hosana
Fhileo, Perumahan Bayangkhara, dan fhileo dengan luas 2,2 Ha harusnya
perumahan Borneo Residence menyediakan ruang terbuka sebesar 30%
Khatulistiwa tetapi yang dijadikan dari luas lahannya yaitu sebesar 6,600m2
contoh atau role model didalam angka ini sudah termasuk jalan, drainase dan
pengembangan ruang terbuka hijau serta ruang terbuka seperti fasos dan fasum.
perencanaan konsepnya ditentukan yaitu Luasan ruang terbuka untuk diolah
perumahan Hosana Fhileo. menjadi ruang terbuka hijau yang disediakan
4.4.1 Analisis RTH di perumahan oleh pengembang perumahan sebesar
Hosana Fhileo 911m2, berdasarkan perhitungan yang sudah
Perumahan Hosana Fhileo sendiri didirikan dilakukan pada lahan kavling masing masing
sekitar tahun 2016 dengan mengusung perumahan, maka didapatkan angka
konsep minimalis, Konsep minimalis ini kebutuhan ruang terbuka hijau sebesar
13
10,24m2 per rumah dan jika dikalikan
dengan jumlah unit rumah yaitu 150 unit
maka didapatkan angka sebesar 1.536m2
ditambah 911m2 maka jumlahnya adalah
2.447m2.
Luasan tersebut adalah ruang
terbuka yang bisa diolah menjadi ruang
terbuka hijau untuk pemenuhan akan
fungsinya.
4.4.2 Analisis sarana dan prasarana
pada Perumahan Hosana Fhileo
Berdasarkan Undang –Undang
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992
tentang Perumahan dan Permukiman Gambar 4.2 Site Plan Perencanaan
dapat diketahui berbagai jenis sarana dan
prasarana permukiman seperti yang 4.4.4 Luas Lahan
tercantum dalam Pasal 5 - 7, Sarana dasar Ruang Terbuka Hijau sudah diatur
yang utama bagi berfungsinya suatu kebutuhannya di dalam aturan yang
lingkungan permukiman adalah : dikeluarkan Menteri Pekerjaan Umum lewat
1. Jaringan jalan dan sarana penerangan Peraturan Menteri No. 5 Tahun 2008, RTH
jalan umum untuk mobilitas manusia dan ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan
angkutan barang, pencegahan akan ruang terbuka hijau tetapi pada
perambatan kebakaran, serta untuk kenyataan di perumahan yang ditinjau,
menciptakan ruang dan bangunan yang didapati bahwa luasan ruang terbuka yang
teratur; disediakan oleh pengembang perumahan
2. Jaringan saluran pembuangan air limbah yang bisa dimanfaatkan untuk ruang terbuka
dan tempat pembuangan sampah untuk hijau privat kurang dari 10%. Acuan RTH
kesehatan lingkungan; dan ini diharapkan dapat tersedia dan dapat
3. Jaringan saluran air hujan untuk dibuat semenarik mungkin agar terasa
pengatusan/drainase, dan pencegahan nyaman dan aman.
banjir setempat. Dalam keadaan tidak
terdapat air tanah sebagai sumber air
bersih, jaringan air bersih merupakan
sarana dasar.
4.4.3 Perencanaan Ruang Terbuka
Hijau
Konsep dasar dalam perencanaan
ruang terbuka hijau didasari dari luas lahan
ruang terbuka yang sudah disediakan oleh
pengembang , jenis ruang, fasilitas, dan
vegetasi.
14
Vegetasi dapat ditata sedemikian rupa
Gambar 4.3 RTH Berupa Taman sehingga mampu berfungsi sebagai
4.4.5 Jenis Ruang pembentuk ruang, pengendalian suhu udara,
Ruang yang disediakan untuk memperbaiki kondisi tanah, udara dan
Ruang Terbuka Hijau disesuaikan dengan sebagainya. Vegetasi juga dapat
kebutuhan masyarakat yang tinggal menghadirkan estetika tertentu yang
diperumahan tersebut, dan ruang terbuka terkesan alamiah dari garis, bentuk, warna,
hijau ini bisa untuk semua umur, maka dan tekstur yang ada dari tajuk, daun,
diharapkan konsep perencanaannya masuk batang, cabang, kulit batang, akar, bunga,
untuk ke segala umur agar bisa dinikmati buah maupun aroma yang ditimbukan dari
dari orang tua hingga anak kecil, dan jenis daun, bunga maupun buahnya.
ruang tersebut dibagi menjadi dua ruang Pertimbangan sangat diperlukan
yaitu ruang aktif dan ruang pasif, Berikut dalam memilih tanaman dengan tujuan agar
penjelasannya. tanaman dapat tumbuh baik dan dapat
1. Ruang Aktif, digunakan untuk tempat menanggulangi masalah lingkungan yang
beraktifitas biasanya bermain, berjalan muncul. Aspek ekologis dan aspek
bahkan berolahraga, fasilitas yang sudah hortikultural sangat penting
disediakan didalam desain perencanaan dipertimbangkan dalam pemilihan jenis
ini adalah tempat bermain dan tanaman untuk RTH. Selain itu guna
penyediaan sepeda. menunjang estetika urban design, pemilihan
2. Ruang Pasif, digunakan untuk tempat jenis vegetasi untuk RTH juga harus
bersantai, berkomunikasi ataupun mempertimbakan aspek arsitektural dan
beristirahat sejenak, fasilitas yang sudah artistik visual.
disediakan didalam desain perencanaan Penanaman minimal satu pohon
ini adalah tempat duduk, gazebo dan peneduh yang produktif disetiap rumah juga
kolam ikan. sangat diharapkan dapat membantu
3. Fasilitas pendukung lainnya yang menanggulangi masalah lingkungan dan
disediakan didalam pengembangan ruang turut serta memenuhi kebutuhan akan
terbuka hijau ini antara lain adalah taman oksigen yang dihasilkan oleh tanaman yang
bunga dan air mancur, selain untuk ada dan menjadi bagian penting dalam
mempercantik taman, air mancurr yang pemanfaatan ruang terbuka hijau serta dapat
disediakan juga memiliki fungsi sebagai dinikmati hasilnya seperti penanaman pohon
penyejuk di siang hari ditambah dengan jambu, selain memiliki sifat peneduh pohon
pepohonan yang rindang, diharapkan jambu juga menghasilkan buah yang dapat
dapat menurunkan suhu didaerah ruang dinikmati oleh pemilik rumah tersebut.
tebuka hijau tersebut pada siang hari.
4.4.6 Pemilihan tanaman untuk 5. KESIMPULAN DAN SARAN
ruang terbuka hijau 5.1 Kesimpulan
Elemen vegetasi / tanaman 1. Peninjauan dan analisis akan kebutuhan
merupakan unsur yang penting dalam RTH / ruang terbuka hijau mencakup tiga
Ruang Hijau Kota / Urban Open Space. perumahan, yaitu: perumahan hosana
15
fhileo, perumahan Bhayangkara, Kg/hari dan Perumahan Borneo
perumahan Borneo Residence Residence Khatulistiwa membutuhkan
Khatulistiwa didapati kebutuhan RTH oksigen sebesar 964,23 Kg/hari (Semua
yang harus disediakan oleh penghuni dihitung asumsi 1 rumah ada 4
pada masing masing rumah sebesar penghuni).
10,24m2 untuk perumahan Hosana 5.2 Saran
Fhileo, Untuk perumahan Bhayangkara 1. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya
sebesar 21,504m2 dan 19,05m2 untuk melalui Dinas Perizinan dan Pelayanan
perumahan Borneo Residence Terpadu Satu Pintu dan Dinas Pekerjaan
Khatulistiwa, pada kenyataan di Umum diharapkan membuat regulasi
lapangan ada beberapa rumah yang yang mengikat pengembang perumahan
ditemukan ruang terbukanya sudah terkait RTH ini, agar sebelum para
ditutupi oleh semen. pengembang perumahan memiliki Izin
2. Perencanaan yang dilakukan hanya Mendirikan Bangunan mereka
kepada perumahan Hosana Fhileo dan mempunyai kewajiban untuk
diharapkan menjadi role model untuk merealisasikan Pengembangan RTH
pengembangan RTH pada perumahan pada kawasan perumahan yang mereka
yang lainnya. bangun.
3. Ketersediaan ruang terbuka yang 2. Perlunya Kajian yang lebih mendalam
disediakan oleh pengembang dalam penentuan zona RTH pada
perumahan yang dapat diolah menjadi Rencana Tata Ruang Wilayah
RTH adalah sebesar 911m2 dan apabila Kabupaten Kubu Raya sebagai zona
dijumlahkan dengan kebutuhan akan Hijau mengingat belum adanya
RTH pada masing masing rumah penentuan kawasan RTH kota pada
sebesar 1.536m2 ditambah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
911m2 maka didapatkan luasan sebesar Kabupaten Kubu Raya.
2.447m2, jika dihitung maka dari total 3. Perlunya Sosialisasi instansi terkait
luas lahan perumahan Hosana Fhileo kepada masyarakat akan kesadaran
sebesar 2,2Ha, 30 persennya adalah lingkungan terutama kebutuhan akan
ruang terbuka hijau yang dibagi 20% RTH di tingkat Desa dan Kecamatan.
Ruang Terbuka Hijau Publik dan 10%
Ruang Terbuka Hijau Privat (Peraturan Daftar Pustaka
Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun A.S, Moenir., 1992,Manajemen Pelayanan
2008) maka yang ada dilapangan hanya Umum di Indonesia,Jakarta:Bumi
11,12% saja. Aksara.
4. Berdasarkan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik Kubu Raya, 2017,
kebutuhan oksigen didapati bahwa Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka
perumahan Hosana Fhileo Bruce J, cohen.1992. Sosiologi : suatu
membutuhkan oksigen sebesar pengantar. Sahat Simamora. Rineka
518,4Kg/hari, perumahan bhayangkara Cipta
membutuhkan oksigen sebesar 1.088,64
16
Dahlan, N. 2004, Membangun Kota Kebun Lippsmeier, George., 1994, Bangunan
Bernuansa Hutan Kota, IPB Tropis, Erlangga, Jakarta
Press,Bogor. Karyono, Tri Harso., (2010), Green
Direktorat Jenderal (Ditjen) Kehutanan, Architecture: Pengantar pemahaman
1976, Vademeccum Kehutanan Arsitektur Hijau di Indonesia,
Indonesia, Departemen Pertanian : Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Jakarta. Menteri Permukiman Dan Prasarana
Emil, S., 1991, Pembangunan Berwawasan Wilayah,2002, Keputusan Menteri
Lingkungan, Cetakan keempat. Permukiman Dan Prasarana Wilayah
LP3ES, Jakarta. Selaku Ketua Badan Kebijaksanaan
Hakim, R., Utomo H. 2008. Komponen Dan Pengendalian Pembangunan
Perancangan Arsitektur Lansekap, Perumahan dan Permukiman Nasional
Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain. (BKP4N) Nomor : 217/KPTS/M/2002
PT. Bumi Aksara,Jakarta. Tentang Kebijakan dan Strategi
Hall,Edward T.,2002, The History of Nasional Perumahan dan Permukiman
Intercultural Communication:The (KSNPP).
United States and Japan,Keio Soemarwoto ,Otto., 1997, Analisis
Communication Review No. 24, 2002 Mengenai Dampak
Hermit, H., 2008, Pembahasan Undang- Lingkungan,Gadjah Mada University
Undang Penataan Ruang (UU No. press.
26Tahun 2007), CV. Mandar Maju, Soerjono, Soekanto.1981.Pengantar
Bandung. penelitian Hukum, Universitas
Kabupaten Kubu Raya, 2013, Percepatan Indonesia, Jakarta
Pembangunan Sanitasi Permukiman, Suminarti, N.E., dan Ariffin,1997,Analisis
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Serapan Oksigen dan Estimasi
Raya. Kebutuhan Taman Kota di Kodia
Kaslan A. Thohir,(1995),Butir-Butir Tata Malang. Habitat Volume 8 No.99 Juni
Lingkungan,Rinek Cipta,Jakarta 1997.
Kementerian Pekerjaan Umum, 2008, Taneko, soleman B, 1986, konsepsi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum system sosial dan system sosial
Nomor: 05/PRT/M/2008-Pedoman indonesia,jakarta: fajar agung.
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Urbanos BR. 1992. Handbook of Hidrology,
Terbuka Hijau di Perkotaan. In Hydrologic Design for Urban
Lestari, R.A.E dan Jaya, Drainage and Flood Central, (Eds
I.N.S.,2005,Penggunaan Teknologi David R Maidment), McGraw Hill.
Penginderaan Jauh Satelit dan SIG New York. Hal 28-47.
untuk menentukan luas hutan kota Undang-Undang No. 38 tahun 2004 Tentang
: Studi Kasus di Kota Bogor, Jawa Jalan.
Barat,Jurnal Manajemen Hutan Undang-undang nomor 26 tahun 2007
Tropika Vol. XI No.2:55-69(2005). Tentang Penataan Ruang.

17
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992
tentang perumahan dan permukiman.

18

Anda mungkin juga menyukai