Abstrak
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah bagian penting dari struktur pembentuk kota. Ruang Terbuka Hijau
memiliki dua fungsi utama, yaitu Fungsi estetika dan Fungsi Ekologis. Ruang terbuka hijau pada
perumahan pada dasarnya memiliki fungsi pokok sebagai pendukung utama keberlanjutan kehidupan
masyarakat di perumahan tersebut sehingga kebutuhan akan keberadaan Ruang terbuka Hijau sangatlah
penting seperti pemenuhan kecukupan akan oksigen, menjadi salah satu daerah resapan air dan menjadi
salah satu alrtenatif untuk berekreasi ataupun sekedar bersantai di daerah perumahan yang ditinggali
.Akan tetapi seiring dengan perkembangan perumahan, para pengembang tidak terlalu memandang
pentingnya RTH, disinilah peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk pemenuhan Ruang Terbuka Hijau
untuk masyarakat didalam perumahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan distribusi
Ruang serta pengembangan Terbuka Hijau terutama pada kawasan Perumahan Hosana Fhileo,
Bhayangkara dan Borneo Residence Khatulistiwa yang sesuai sehingga dihasilkan sebuah konsep
pengembangan Ruang Terbuka Hijau yang sesuai dengan fungsinya sebagai penunjang kualitas ekologis
suatu pemukiman yang juga sesuai. Analisa permasalahan Ruang Terbuka Hijau digunakan metode
deskriptif analisis. Untuk menemukan faktor penyebab kurangnya pengembangan Ruang Terbuka Hijau.
Hasil dari penelitian ini adalah sebuah konsep sebagai arahan dalam upaya Pengembangan ruang terbuka
hijau pada kawasan perumahan yang ada di kabupaten Kubu Raya , yang mampu berfungsi ekologis
secara maksimal namun tetap memperhatikan nilai estetika dan nilai sosial, budaya dan ekonomi dari
ruang terbuka hijau. Konsep ruang terbuka hijau pada kawasan perumahan berupa taman, tempat
bermain, kolam air sebagai penurun suhu dan minimal satu pohon pada masing masing rumah dimana
konsep-konsep tersebut tetap mencirikan lokalitas kawasan melalui penggunaan vegetasi lokal. Dengan
adanya kajian pengembangan ruang terbuka hijau pada perumahan maka diharapkan menjadi Role
Model/Acuan dalam Pengembangan perumahan yang ada di kabupaten Kubu Raya
Kata Kunci : Pengembangan, Acuan, Konsep, Kajian dan Ruang Terbuka Hijau.
8
3.2 Teknik Analisa Data dengan standar normatif yang
digunakan dalam hal ini adalah
3.2.1 Analisa Deskriptif Pedoman Peraturan undang-undang no
Analisa data pada penelitian ini 26 tahun 2007 tentang penantaan
dilakukan dengan menekankan pada analisa ruang,
kualitas dan kuantitas kondisi ruang terbuka 3.3 Bagan Alir Penelitian
hijau dari lokasi penelitian berdasarkan data Penulisan tesis ini memiliki langkah-langkah
primer dan sekunder. Menganalisa kerja yang dituangkan dalam bentuk bagan
karakteristik ruang terbuka hijau pada alir agar terstruktur yang memuat seluruh
perumahan menggunakan analisa kualitatif kegiatan dari tahap awal sampai tahap
yaitu: terciptanya hasil yang diharapkan. Lebih
1. Mengkaji permasalahan dalam jelasnya bagan alir ini dapat dilihat pada
penyediaan ruang terbuka hijau di gambar 3.1
perumahan Hosana Fhileo, perumahan
bhayangkari dan perumahan Residence
borneo khatulistiwa yang terletak di
kawasan Desa Sungai Raya Dalam
Kecamatan Sungai Raya Kabupaten
Kubu Raya, analisis dilakukan secara
kualitatif. Analisis ini dilakukan
dengan menganalisis data tentang pola
perkembangan penggunaan lahan dan
kebutuhan aktivitas masyarakat di
sekitar kawasan perumahan tersebut.
2. Mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan ruang
terbuka hijau di kawasan komplek
perumahan tersebut , analisis dilakukan
secara kualitatif. Analisis ini adalah
untuk mengetahui daya dukung lahan
dalam penyediaan ruang terbuka hijau
dengan kondisi fisik kawasan.
3. Mengidentifikasi potensi dan Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
permasalahan dalam pengembangan
ruang terbuka hijau di kawasan 4. ANALISIS DAN HASIL
komplek perumahan, Analisa kualitatif PENELITIAN
dilakukan melalui perbandingan antara
masing masing perumahan yang dipilah 4.1 Pengolahan Data
berdasarkan waktu pembangunan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
perumahan serta memandang aspek- Umum No. 5 Tahun 2008 tentang
aspek pengelolaan ruang terbuka hijau penyediaan ruang terbuka hijau wilayah
perkotaan yang mengamanatkan bahwa luas
9
ruang terbuka hijau pada wilayah perkotaan perlu mengetahui jumlah penduduk yang
yang harus tersedia adalah 30% dari total ada. Kebutuhan Oksigen untuk manusia
luas wilayah dengan komposisi 20% untuk dapat dihitung dengan asumsi bahwa
ruang terbuka hijau publik dan 10% untuk manusia mengoksidasi 3000 kalori per hari
ruang terbuka hijau privat. Bangunan dari makanan dan menggunakan sekitar 600
perumahan yang akan dikaji berdasarkan liter oksigen dan memproduksi sekitar 480
konsep perencanaan dengan aspek ruang Liter Co2. Manusia membutuhkan 600 Liter
terbuka hijau yaitu dengan luas bangunan O2 setiap hari atau setara dengan 864 gram
hunian 70% bangunan dan 30% digunakan O2 per hari (Wisesa, 1988)
sebagai ruang terbuka hijau dan fasilitas Kebutuhan Ogsigen bagi penduduk, dihitung
pendukung. Bangunan hunian yang akan berdasarkan rumus gerarkis dengan asumsi
dikaji merupakan bangunan hunian yang bahwa suplai oksigen hanya disediakan oleh
termasuk dalam golongan kelas menengah tanaman, Kebutuhan O2(K)= Jumlah
kebawah dengan type 36 dari tiga Penduduk (jiwa)x Oksigen Dibutuhkan
perumahan yang dibedakan dari waktu (Kg/Hari) Asumsi rata rata penghuni 1
pembangunannya. rumah adalah 4 orang
Kperumahan Hosana Fhileo = 600 x 0,864
= 518,4Kg/hari
Kperumahan Bhayangkara = 1260 x 0,864
= 1.088,64 Kg/hari
KBorneo Residence Khatulistiwa = 1116 x 0,864
= 964,23 Kg/hari
11
Secara umum Desa Sungai Raya dalam Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Sungai
masuk dalam Kecamatan Sungai Raya dan Raya Dalam
memiliki topografi/bentang wilayah yang 4.3.3 Analisis Potensi Ekonomi
datar dan luas desa ±9.380km2, perencanaan Sebagai Desa terdekat dan berbatasan
ruang terbuka hijau pada tiga perumahan langsung dengan Kota Pontianak,
yang terletak di jalan srikandi Desa sungai pertumbuhan ekonomi di sektor
raya dalam juga memiliki topografi yang perdagangan dan perputaran ekonomi yang
relatif datar.. Berdasarkan batas-batas fisik terjadi secara tidak langsung turut serta
Kawasan perencanaan memiliki batas-batas: membantu pembangunan di desa sungai raya
1. Sebelah Utara : Desa Sungai Raya dalam , hal ini dikarenakan banyak sekali
2. Sebelah selatan : Desa Punggur masyarakat yang memiliki kartu identitas
Kecil kota pontianak yang tinggal di daerah desa
3. Sebelah Barat : Kelurahan Bangka sungai raya dalam. Berikut disampaikan
belitung Darat, Kota Pontianak tabel jumlah penduduk di desa sungai raya
4. Sebelah timur : Desa Sungai Raya dalam berdasarkan mata pencaharian.
Berdasarkan Kubu Raya dalam
angka Tahun 2017 di desa sungai raya dalam Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan
ada 5 dusun, 9 Rukun Warga (RW) dan 79 Mata Pencaharian Pokok Di Desa Sungai
Rukun Tetangga (RT) dan 5 dusun tersebut Raya Dalam
adalah: NO. JENIS PEKERJAAN JUMLAH
PENDUDUK
1) Dusun Mekar Raya 1. SUPIR 35
2) Dusun Taman Raya 2. PEDAGANG 132
3) Dusun Suka Raya 3. KEPOLISIAN 241
4. PETANI 126
4) Dusun Bunga Raya 5. GURU 199
5) Dusun Banjar Raya 6. WIRASWASTA 1.429
7. PNS 1.047
4.3.2 Analisis Kependudukan dan 8. KARYAWAN SWASTA 2.885
Sosial 9. BURUH HARIAN 256
10. MENGURUS RUMAH 3.501
Berdasarkan data Kubu Raya Dalam Angka TANGGA
Kabupaten Kubu Raya Tahun 2017 Jumlah 11. BELUM/TIDAK BEKERJA 5.765
Penduduk Kecamatan Sungai Raya memiliki 12. PELAJAR/MAHASISWA 3.966
ada sekitar 208.233 Jiwa dan khusunya desa 13. PENSIUNAN 144
14. KARYAWAN HONORER 91
sungai raya dalam menduduki posisi ke 4 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dari 20 Desa yang memiliki jumlah populasi Kabupaten Kubu Raya 2017
terbanyak yaitu dengan 18.703 Jiwa 4.3.4 Analisis Sosial Budaya
Berdasarkan jumlah penduduk menurut
agama di desa sungai raya dalam dominan
beragama islam dengan jumlah yaitu 12.215
Jiwa sedangankan penduduk yang paling
sedikit adalah yang beragama Hindu yaitu
29 Jiwa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dari tabel dibawah ini
12
sendiri adalah memanfaatkan lahan yang
kecil dan konsep yang tetap memberikan
Tabel 4.6
nilai estetika yang baik, tetapi jika dilihat
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di
lebih jelas bentuk rumah yang mengusung
Desa Sungai Raya Dalam
konsep minimalis ini, tidak jarang kita
No. Jenis Agama jumlah
temukan bukaan bukaan ruang seperti
masyarakat
jendela atau ventilasi itu jauh lebih kecil dari
1. Islam 12.215 rumah rumah jaman dahulu, dan hal ini
2. Kristen 2.227 sangat berpengaruh terhadap suhu didalam
3. Khatolik 2.103 rumah itu sendiri, dan tidak jarang para
4. Hindu 29 penghuni menggunakan mesin pendingin
5 Budha 3.917 ruangan, dan diketahui penggunaan mesin
6 Konghucu 43 pendingin ruangan dalam jumlah yang besar
Total 20.534 secara tidak langsung mempengaruhi
Sumber: Dinas Kependudukan dan peningkatan suhu bumi, maka dari itu
Pencatatan Sipil Kabupaten Kubu Raya pengembangan ruang terbuka hijau sangat
2017 diperlukan sebagai salah satu alternatif
4.4 Ruang Terbuka Hijau pada untuk mencegah pemanasan global/global
perumahan di Desa Sungai Raya Dalam warming, sebagai penyejuk, penambah nilai
Perumahan hakikatnya adalah tempat estetika suatu kawasan dengan adanya
beristirahat, berlindung dari panas dan taman, serta penunjang lingkungan
hujan serta melakukan segala aktivitas, perumahan menjadi nyaman dan asri karena
saat ini pengembangan perumahan lebih banyaknya vegetasi disekitar
hampir semuanya memakai desain perumahan tersebut, dan diharapkan dengan
dengan konsep minimalis. Perumahan tercukupinya kebutuhan akan ruang terbuka
yang dikaji pengembangan ruang hijau tersebut dapat meningkatkan kualitas
hidup para penghuni perumahan tersebut.
terbuka hijau dalam penulisan ini ada
Berdasarkan hasil pengolahan data
tiga perumahan yaitu perumahan Hosana didapatkan bahwa diperumahan hosana
Fhileo, Perumahan Bayangkhara, dan fhileo dengan luas 2,2 Ha harusnya
perumahan Borneo Residence menyediakan ruang terbuka sebesar 30%
Khatulistiwa tetapi yang dijadikan dari luas lahannya yaitu sebesar 6,600m2
contoh atau role model didalam angka ini sudah termasuk jalan, drainase dan
pengembangan ruang terbuka hijau serta ruang terbuka seperti fasos dan fasum.
perencanaan konsepnya ditentukan yaitu Luasan ruang terbuka untuk diolah
perumahan Hosana Fhileo. menjadi ruang terbuka hijau yang disediakan
4.4.1 Analisis RTH di perumahan oleh pengembang perumahan sebesar
Hosana Fhileo 911m2, berdasarkan perhitungan yang sudah
Perumahan Hosana Fhileo sendiri didirikan dilakukan pada lahan kavling masing masing
sekitar tahun 2016 dengan mengusung perumahan, maka didapatkan angka
konsep minimalis, Konsep minimalis ini kebutuhan ruang terbuka hijau sebesar
13
10,24m2 per rumah dan jika dikalikan
dengan jumlah unit rumah yaitu 150 unit
maka didapatkan angka sebesar 1.536m2
ditambah 911m2 maka jumlahnya adalah
2.447m2.
Luasan tersebut adalah ruang
terbuka yang bisa diolah menjadi ruang
terbuka hijau untuk pemenuhan akan
fungsinya.
4.4.2 Analisis sarana dan prasarana
pada Perumahan Hosana Fhileo
Berdasarkan Undang –Undang
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992
tentang Perumahan dan Permukiman Gambar 4.2 Site Plan Perencanaan
dapat diketahui berbagai jenis sarana dan
prasarana permukiman seperti yang 4.4.4 Luas Lahan
tercantum dalam Pasal 5 - 7, Sarana dasar Ruang Terbuka Hijau sudah diatur
yang utama bagi berfungsinya suatu kebutuhannya di dalam aturan yang
lingkungan permukiman adalah : dikeluarkan Menteri Pekerjaan Umum lewat
1. Jaringan jalan dan sarana penerangan Peraturan Menteri No. 5 Tahun 2008, RTH
jalan umum untuk mobilitas manusia dan ini diharapkan dapat mencukupi kebutuhan
angkutan barang, pencegahan akan ruang terbuka hijau tetapi pada
perambatan kebakaran, serta untuk kenyataan di perumahan yang ditinjau,
menciptakan ruang dan bangunan yang didapati bahwa luasan ruang terbuka yang
teratur; disediakan oleh pengembang perumahan
2. Jaringan saluran pembuangan air limbah yang bisa dimanfaatkan untuk ruang terbuka
dan tempat pembuangan sampah untuk hijau privat kurang dari 10%. Acuan RTH
kesehatan lingkungan; dan ini diharapkan dapat tersedia dan dapat
3. Jaringan saluran air hujan untuk dibuat semenarik mungkin agar terasa
pengatusan/drainase, dan pencegahan nyaman dan aman.
banjir setempat. Dalam keadaan tidak
terdapat air tanah sebagai sumber air
bersih, jaringan air bersih merupakan
sarana dasar.
4.4.3 Perencanaan Ruang Terbuka
Hijau
Konsep dasar dalam perencanaan
ruang terbuka hijau didasari dari luas lahan
ruang terbuka yang sudah disediakan oleh
pengembang , jenis ruang, fasilitas, dan
vegetasi.
14
Vegetasi dapat ditata sedemikian rupa
Gambar 4.3 RTH Berupa Taman sehingga mampu berfungsi sebagai
4.4.5 Jenis Ruang pembentuk ruang, pengendalian suhu udara,
Ruang yang disediakan untuk memperbaiki kondisi tanah, udara dan
Ruang Terbuka Hijau disesuaikan dengan sebagainya. Vegetasi juga dapat
kebutuhan masyarakat yang tinggal menghadirkan estetika tertentu yang
diperumahan tersebut, dan ruang terbuka terkesan alamiah dari garis, bentuk, warna,
hijau ini bisa untuk semua umur, maka dan tekstur yang ada dari tajuk, daun,
diharapkan konsep perencanaannya masuk batang, cabang, kulit batang, akar, bunga,
untuk ke segala umur agar bisa dinikmati buah maupun aroma yang ditimbukan dari
dari orang tua hingga anak kecil, dan jenis daun, bunga maupun buahnya.
ruang tersebut dibagi menjadi dua ruang Pertimbangan sangat diperlukan
yaitu ruang aktif dan ruang pasif, Berikut dalam memilih tanaman dengan tujuan agar
penjelasannya. tanaman dapat tumbuh baik dan dapat
1. Ruang Aktif, digunakan untuk tempat menanggulangi masalah lingkungan yang
beraktifitas biasanya bermain, berjalan muncul. Aspek ekologis dan aspek
bahkan berolahraga, fasilitas yang sudah hortikultural sangat penting
disediakan didalam desain perencanaan dipertimbangkan dalam pemilihan jenis
ini adalah tempat bermain dan tanaman untuk RTH. Selain itu guna
penyediaan sepeda. menunjang estetika urban design, pemilihan
2. Ruang Pasif, digunakan untuk tempat jenis vegetasi untuk RTH juga harus
bersantai, berkomunikasi ataupun mempertimbakan aspek arsitektural dan
beristirahat sejenak, fasilitas yang sudah artistik visual.
disediakan didalam desain perencanaan Penanaman minimal satu pohon
ini adalah tempat duduk, gazebo dan peneduh yang produktif disetiap rumah juga
kolam ikan. sangat diharapkan dapat membantu
3. Fasilitas pendukung lainnya yang menanggulangi masalah lingkungan dan
disediakan didalam pengembangan ruang turut serta memenuhi kebutuhan akan
terbuka hijau ini antara lain adalah taman oksigen yang dihasilkan oleh tanaman yang
bunga dan air mancur, selain untuk ada dan menjadi bagian penting dalam
mempercantik taman, air mancurr yang pemanfaatan ruang terbuka hijau serta dapat
disediakan juga memiliki fungsi sebagai dinikmati hasilnya seperti penanaman pohon
penyejuk di siang hari ditambah dengan jambu, selain memiliki sifat peneduh pohon
pepohonan yang rindang, diharapkan jambu juga menghasilkan buah yang dapat
dapat menurunkan suhu didaerah ruang dinikmati oleh pemilik rumah tersebut.
tebuka hijau tersebut pada siang hari.
4.4.6 Pemilihan tanaman untuk 5. KESIMPULAN DAN SARAN
ruang terbuka hijau 5.1 Kesimpulan
Elemen vegetasi / tanaman 1. Peninjauan dan analisis akan kebutuhan
merupakan unsur yang penting dalam RTH / ruang terbuka hijau mencakup tiga
Ruang Hijau Kota / Urban Open Space. perumahan, yaitu: perumahan hosana
15
fhileo, perumahan Bhayangkara, Kg/hari dan Perumahan Borneo
perumahan Borneo Residence Residence Khatulistiwa membutuhkan
Khatulistiwa didapati kebutuhan RTH oksigen sebesar 964,23 Kg/hari (Semua
yang harus disediakan oleh penghuni dihitung asumsi 1 rumah ada 4
pada masing masing rumah sebesar penghuni).
10,24m2 untuk perumahan Hosana 5.2 Saran
Fhileo, Untuk perumahan Bhayangkara 1. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya
sebesar 21,504m2 dan 19,05m2 untuk melalui Dinas Perizinan dan Pelayanan
perumahan Borneo Residence Terpadu Satu Pintu dan Dinas Pekerjaan
Khatulistiwa, pada kenyataan di Umum diharapkan membuat regulasi
lapangan ada beberapa rumah yang yang mengikat pengembang perumahan
ditemukan ruang terbukanya sudah terkait RTH ini, agar sebelum para
ditutupi oleh semen. pengembang perumahan memiliki Izin
2. Perencanaan yang dilakukan hanya Mendirikan Bangunan mereka
kepada perumahan Hosana Fhileo dan mempunyai kewajiban untuk
diharapkan menjadi role model untuk merealisasikan Pengembangan RTH
pengembangan RTH pada perumahan pada kawasan perumahan yang mereka
yang lainnya. bangun.
3. Ketersediaan ruang terbuka yang 2. Perlunya Kajian yang lebih mendalam
disediakan oleh pengembang dalam penentuan zona RTH pada
perumahan yang dapat diolah menjadi Rencana Tata Ruang Wilayah
RTH adalah sebesar 911m2 dan apabila Kabupaten Kubu Raya sebagai zona
dijumlahkan dengan kebutuhan akan Hijau mengingat belum adanya
RTH pada masing masing rumah penentuan kawasan RTH kota pada
sebesar 1.536m2 ditambah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
911m2 maka didapatkan luasan sebesar Kabupaten Kubu Raya.
2.447m2, jika dihitung maka dari total 3. Perlunya Sosialisasi instansi terkait
luas lahan perumahan Hosana Fhileo kepada masyarakat akan kesadaran
sebesar 2,2Ha, 30 persennya adalah lingkungan terutama kebutuhan akan
ruang terbuka hijau yang dibagi 20% RTH di tingkat Desa dan Kecamatan.
Ruang Terbuka Hijau Publik dan 10%
Ruang Terbuka Hijau Privat (Peraturan Daftar Pustaka
Menteri Pekerjaan Umum No. 5 Tahun A.S, Moenir., 1992,Manajemen Pelayanan
2008) maka yang ada dilapangan hanya Umum di Indonesia,Jakarta:Bumi
11,12% saja. Aksara.
4. Berdasarkan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik Kubu Raya, 2017,
kebutuhan oksigen didapati bahwa Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka
perumahan Hosana Fhileo Bruce J, cohen.1992. Sosiologi : suatu
membutuhkan oksigen sebesar pengantar. Sahat Simamora. Rineka
518,4Kg/hari, perumahan bhayangkara Cipta
membutuhkan oksigen sebesar 1.088,64
16
Dahlan, N. 2004, Membangun Kota Kebun Lippsmeier, George., 1994, Bangunan
Bernuansa Hutan Kota, IPB Tropis, Erlangga, Jakarta
Press,Bogor. Karyono, Tri Harso., (2010), Green
Direktorat Jenderal (Ditjen) Kehutanan, Architecture: Pengantar pemahaman
1976, Vademeccum Kehutanan Arsitektur Hijau di Indonesia,
Indonesia, Departemen Pertanian : Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Jakarta. Menteri Permukiman Dan Prasarana
Emil, S., 1991, Pembangunan Berwawasan Wilayah,2002, Keputusan Menteri
Lingkungan, Cetakan keempat. Permukiman Dan Prasarana Wilayah
LP3ES, Jakarta. Selaku Ketua Badan Kebijaksanaan
Hakim, R., Utomo H. 2008. Komponen Dan Pengendalian Pembangunan
Perancangan Arsitektur Lansekap, Perumahan dan Permukiman Nasional
Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain. (BKP4N) Nomor : 217/KPTS/M/2002
PT. Bumi Aksara,Jakarta. Tentang Kebijakan dan Strategi
Hall,Edward T.,2002, The History of Nasional Perumahan dan Permukiman
Intercultural Communication:The (KSNPP).
United States and Japan,Keio Soemarwoto ,Otto., 1997, Analisis
Communication Review No. 24, 2002 Mengenai Dampak
Hermit, H., 2008, Pembahasan Undang- Lingkungan,Gadjah Mada University
Undang Penataan Ruang (UU No. press.
26Tahun 2007), CV. Mandar Maju, Soerjono, Soekanto.1981.Pengantar
Bandung. penelitian Hukum, Universitas
Kabupaten Kubu Raya, 2013, Percepatan Indonesia, Jakarta
Pembangunan Sanitasi Permukiman, Suminarti, N.E., dan Ariffin,1997,Analisis
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kubu Serapan Oksigen dan Estimasi
Raya. Kebutuhan Taman Kota di Kodia
Kaslan A. Thohir,(1995),Butir-Butir Tata Malang. Habitat Volume 8 No.99 Juni
Lingkungan,Rinek Cipta,Jakarta 1997.
Kementerian Pekerjaan Umum, 2008, Taneko, soleman B, 1986, konsepsi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum system sosial dan system sosial
Nomor: 05/PRT/M/2008-Pedoman indonesia,jakarta: fajar agung.
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Urbanos BR. 1992. Handbook of Hidrology,
Terbuka Hijau di Perkotaan. In Hydrologic Design for Urban
Lestari, R.A.E dan Jaya, Drainage and Flood Central, (Eds
I.N.S.,2005,Penggunaan Teknologi David R Maidment), McGraw Hill.
Penginderaan Jauh Satelit dan SIG New York. Hal 28-47.
untuk menentukan luas hutan kota Undang-Undang No. 38 tahun 2004 Tentang
: Studi Kasus di Kota Bogor, Jawa Jalan.
Barat,Jurnal Manajemen Hutan Undang-undang nomor 26 tahun 2007
Tropika Vol. XI No.2:55-69(2005). Tentang Penataan Ruang.
17
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992
tentang perumahan dan permukiman.
18