Anda di halaman 1dari 10

Lingkungan Perumahan Puri Cemara Indah 1, Jalan Cemara 2. RT.31, Kelurahan Selamat Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. I.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membangun lingkungan perumahan yang sehat. Tinggal di lingkungan atau komplek perumahan bagi masyarakat saat ini menjadi suatu hal yang baik, bagaimana tidak, developer perumahan banyak yang menawarkan harga murah yang terjangkau dengan banyak macam fasilitas tambahan seperti Ruang Terbuka Hijau, taman bermain, gedung sebaguna, sarana olahraga dan fasilitas yang menarik lainnya. Namun yang menjadi masalah adalah beberapa developer atau perusahaan pengembang tidak memperhitungkan dengan baik struktur tanah, kelerengan tanah, ketinggian, daerah rendahan, sistem pembuangan yang dapat mengakibatkan beberapa dampak yang negatif bagi penghuni perumahan tersebut Pada tahap pembangunan perumahan puri cemara indah 1, desain tata letak rumah tidak mengikuti standar perumahan, karena tidak disediakan akses jalan lingkungan dalam perumahan dan terbatas fasilitas umum, idak ada ruang terbuka hijau, semua tanah di jadikan kavling perumahan, tapi dalam pelaksanaan tetap mendapat Izin Mendiri Bangunan (IMB) oleh Pemerintah Kota Jambi, terbit juga sertifikat Hak Milik atas nama masing-masing pemilik tanah dari BPN Kota Jambi. Kesalahan dalam tata ruang perumahan yaitu tidak ada disediakan tanah untuk jalan lingkungan perumahan, fasilitas umum, ruang terbuka hijau yang di siapkan oleh developer/pengembang dan hanya memanfaatkan akses jalan yang sudah ada selama ini, dari hasil swadaya masyarakat sebelum dibangun perumahan puri cemara indah, sedangkan standar membangun perumahan oleh developer/pengembang harus ada fasilitas umum, ruang terbuka hijau, akses jalan lingkungan dll dan dalam kenyataannya developer/pengembang tidak menyediakan tanah untuk fasilitas umum dan jalan lingkungan serta sitem pembuangan limbah rumah tangga. Perumahan Puri Cemara Indah 1, terdiri dari 61 unit rumah tempat tinggal dan 1 unit Mussolla sebagai fasilitas umum dan sturuktur Pemerintahan pada saat ini sudah menjadi Rukun Tetangga (RT) baru sendiri terpisah dari RT lama yaitu RT. 31 Kelurahan Selamat dan tidak tergabung dengan RT lama sekitar lokasi yang sudah ada selama ini dalam kelurahan Selamat. Warga penghuni perumahan puri cemara indah hiterogen berasal dari berbagai daerah dan suku antara lain dari Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Pulau Jawa, Sulawesi dll Lokasi perumahan berada dipusat kota yaitu di jalan Kolonel Abunjani, sipin Jambi dan dekat dengan sentral ekonomi perbankkan, Pasar tradisional keluarga, swalayan, rumah makanan, pendidikan TK, SD, SMP, SMP dan Perguruan Tinggi, kesehatan, perkantoran, sarana ibadah dll 1.2. Kelemahan dan kekurangan Perumahan Puri Cemara Indah 1, RT.31 mempunyai kelemahan yaitu sewaktu pembangunan tidak memperhatikan struktur tanah, sistem

pembuangan limbah rumah tangga, jalan Perumahan menjadi akses jalan pintas oleh warga sekitar dan masyarakat lainnya yang dari arah Simpang Kawat ke arah SipinTelanaipura dan sebaliknya hal ini sering terjadi kriminalitas penjambretan oleh penguna jalan terhadap ibu-ibu pejalan kaki di jalan cemara 2, di pepet oleh pengendara speda motor dan di jambret tas tangan ibu-ibu. Keterbatasan luas tanah perumahan yang dikurangi buat jalan lingkungan maka mengakibatkan mengecil halaman rumah warga dan ahirnya Ruang Terbuka Hijau terbatas dan tanaman hijaupun di masing-masing rumah wargapun terbatas jumlahnya. Dari segi kebutuhan air bersih perumahan mengunakan sarana air bersih PDAM Tirta Mayang yang di alirkan kerumah-rumah warga (air Pam), kelemahan air sering mati dan letak perumahan di perbukitan, sewaktu pembangunan perumahan tanah tidak di rata ikut kontur tanah alami sehingga rumah jadi bertingkat-tingkat/trap ada di bawah dan ada diatas bukit dan sewaktu air PDAM mengalir maka yang di bagian bawah mendapat air duluan dan bagian atas air tidak mengalir dan setelah bagian bawah cukup kebutuhan air baru air dapat mengalir sampai di bagian atas bukit dan di bagian atas bukit untuk membuat sumur sulit karena daerahnya tinggi. 1.3. Ancaman terjadi jika hujan lebat yang lama maka air hujan yang tergenang di jalan Kolonel Abunjani dan rumah penduduk di RT, 18, 19 yang tinggi mengalir ke rendahan dan parit yang ada di perbatasan Perumahan Puri Cemara Indah 1 dan air parit meluap dan masuk kedalam rumah-rumah yang berada di perbatasan parit dan terjadi banjir kiriman, karena parit yang ada tidak cukup menampung air yang banyak buangan dari jalan. 1.4.Land Scape, Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang pengunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam dan perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas minimalnya sebesar 30% dari luas kota dan sebasar 20 % disiapkan oleh Pemerintah Kota dan sebesar 10% partisipasi Masyarakat, swasata. II. Tijauan Pustaka

2.1. Tinjauan Pustaka Rumusan Masalah Berdasarkan kenyataan-kenyataan bahwa pembangunan perumahan sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek. Selain tingginya laju pertumbuhan penduduk terdapat aspek lain yang tidak kalah penting yaitu, dukungan (berupa arah kebijakan spatial, program dan regulasi) dan aspek ekonomi sosial masyarakat (meliputi lapangan kerja dan pendapatan) akan berimplikasi terhadap kebutuhan lahan untuk pembangunan perumahan yang sangat besar. Berdasarkan hal tersebut maka pertanyaan penelitian (research question) adalah Seperti apakah pertumbahan perumahan di Kota Jambi dalam 10 tahun terakhir? dengan specific question : 1. Seperti apakah tingkat pemenuhan ketersediaan perumahan bila dibandingkan dengan kebutuhan penduduk ?

2. Seperti apakah peran pelaku pembangunan perumahan di Kota Jambi dalam pemenuhan kebutuhan akan rumah ? 3. Bagaimanakah keterpaduan pembangunan perumahan dengan sistem pengembangan wilayah ? Pola Permukiman Permukiman secara umum terbagi menjadi: 1. Pola Menyebar Pada keadaan topografi yang seragam (uniform) dan ekonomi yang homogen (uniform) di suatu wilayah akan berkembang suatu pola yang menyebar dispersed pattern. Pembicaraan mengenai hal ini terdapat pada teori tempat pemusatan (central place theory) dan Christaller. 2. Pola Sejajar Pola sejajar (linear pattern) dan perumahan terjadi sebagai akibat adanya perkembangan sepanjang jalan, lembah, sungai, atau pantai. 3. Pola Merumpun SeringkaIi pola perumahan merumpun (clustered pattern) ini berkembang berhubungan dengan pertambangan. Jika topografi agak datar tetapi terdapat beberapa relief lokal yang nyata, maka terjadilah perumpunan perumahan-perumahan. 4. Pola Jalur Sepusat (Jalur Konsentrik) Pola Jalur Sepusat atau Teori Konsentrik (Concentric Zone Theory) E.W. Burgess, 5. Pola Sektor (Sector Theory) Pola sektor (sector theory) menurut Humer Hoyt 6. Pola Pusat Lipatganda Pola Pusat Lipatganda (Multiple Nuclei Concept) menurut R.D.McKenzie menerangkari bahwa kota meliputi: pusat kota, kawasan kegiatan ekonomi, kawasan hunian, dan pusat lainnya 2.2. Perumahan Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia disamping sandang dan pangan. Oleh sebab itu perumahan mempunyai fungsi yang sangat penting yang tidak hanya sebagai sarana kehidupan semata, tetapi perumahan juga merupakan suatu proses bermukim kehadiran manusia dalam menciptakan ruang lingkup di lingkungan masyarakat dan alam sekitarnya (Yudohusodo, 1991). Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tingal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Berdasar fungsinya, rumah merupakan tempat tinggal yang dapat memberikan perlindungan yang layak, akses ke sumber daya dan rasa aman bagi penghuninya. Fungsi dasar rumah adalah untuk melindungi gangguan alam dan binatang. Sejalan dengan peradaban, fungsi rumah berkembang sebagai sumber rasa aman dan kenyamanan. Secara sosial rumah juga berfungsi sebagai tatus simbol dan ukuran kemakmuran, dan juga digunakan sebagai sarana investasi (E. Cahyana, 2002). Budihardjo (1994) menguraikan tingkat intensitas dan arti penting dari kebutuhan manusia terhadap rumah berdasarkan hierarki kebutuhan dari maslow, dimulai dari yang terbawah sebagai berikut : 1. Rumah memberikan perlindungan terhadap gangguan alam dan binatang, berfungsi sebagai tempat istirahat, tidur, dan pemenuhan kebutuhan badani. 2. Rumah harus bisa menciptakan rasa aman, sebagai tempat menjalankan ritual,penyimpanan harta milik yang berharga, menjamin hak pribadi. 3. Rumah memberikan peluang untuk berinteraksi dan aktivitas komunikasi yang akrab dengan lingkungan sekitar : teman, tetangga, keluarga.

4. Rumah memberikan peluang untuk tumbuhnya harga diri, yang disebut Pedro Arrupe sebagai Status Conferring Function, kesuksesan seseorang tercermin dari rumah dan lingkungan tempat huniannya. 5. Rumah sebagai aktualisasi diri yang diejawantahkan dalam bentuk perwadahan kreativitas dan pemberian makna bagi kehidupan yang mempribadi. 6. Dalam perkembangannya, rumah bukan hanya berfungsi sosial namun juga sebagai penunjang usaha ekonomi seperti kios, wartel, usaha kost-kostan, warungan dan lain sebagainya. Kawasan perumahan harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut : 1. Aksesibilitas Yaitu kemungkinan pencapaian dari dan ke kawasan. Aksesibilitas dalam kenyataannya berwujud jalan dan transportasi. 2. Kompatibilitas Yaitu keserasian dan keterpaduan antar kawasan yang menjadi lingkungannya. 3. Fleksibilitas Yaitu kemungkinan pertumbuhan fisik/pemekaran kawasan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan keterpaduan prasarana. 4. Ekologi Yaitu keterpaduan antara tatanan kegiatan alam yang mewadahinya.(Tata Cara Perencanaan Kawasan Perumahan Kota, Dept. PU 1987) Suatu bentuk permukiman yang ideal di kota merupakan pertanyaan yang menghendaki jawaban yang bersifat komprehensif, sebab Perumahan dan Permukiman menyangkut kehidupan manusia termasuk kebutuhan manusia yang terdiri dari berbagai aspek. Sehingga dapat dirumuskan secara sederhana tentang ketentuan yang baik untuk suatu permukiman (Sinulingga, 2005:187-189) yaitu harus memenuhi sebagai berikut: 1. Lokasinya sedemikian rupa sehingga tidak terganggu oleh kegiatan lain seperti pabrik, yang umumnya dapat memberikan dampak pada pencemaran udara atau pencemaran lingkungan lainnya. 2. Mempunyai akses terhadap pusat-pusat pelayanan seperti pelayanan pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan lain-lain. 3. Mempunyai fasilitas drainase, yang dapat mengalirkan air hujan dengan cepat dan tidak sampai menimbulkan genangan air walaupun hujan yang lebat sekalipun. 4. Mempunyai fasilitas penyediaan air bersih, berupa jaringan distribusi yang siap untuk disalurkan ke masing-masing rumah. 5. Dilengkapi dengan fasilitas air kotor/tinja yang dapat dibuat dengan sistem individual yaitu tanki septik dan lapangan rembesan, ataupun tanki septik komunal. 6. Permukiman harus dilayani oleh fasilitas pembuangan sampah secara teratur agar lingkungan permukiman tetap nyaman. 7. Dilengkapi dengan fasilitas umum seperti taman bermain bagi anak-anak, lapangan atau taman, tempat beribadat, pendidikan dan kesehatan sesuai dengan skala besarnya permukiman itu. 8. Dilayani oleh jaringan listrik dan telepon. Menurut Undang Undang No.4 Tahun 1992 pengertian Rumah, Perumahan dan Permukiman adalah sebagai berikut: 1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. 2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

3. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. 4. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang prasarana dan sarana lingkungan yang teratur. Begitu pentingnya hunian bagi masyarakat, hal ini telah terakumulasi atau tersirat dalam prinsip piagam hak asasi manusia yang menyatakan live, liberty, property yang dalam arti sempitnya hidup, kebebasan, tanah dan rumah/harta kekayaan. Kesemuanya ini merupakan tiga hak dasar yang harus ada pada setiap individu sebagai warga masyarakat, dengan demikian ketiga unsur hak-hak dasar tersebut menjadi atribut seseorang dapat dikatakan hidup layak. 2.3. Kriteria Pembangunan Rumah Pembangunan perumahan dan permukiman harus mengikuti Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan atau Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kota/Kabupaten, terdiri dari: A. Tipe rumah besar : 120 m2-600 m2 (tipe 70) B. Tipe rumah sedang : 70 m2-100 m2 (tipe 45-54) C. Tipe rumah kecil : 21 m2-54 m2 (tipe 21-36) 2.4. Pelaku Pembangunan Perumahan Ada berbagai cara untuk pembangunan pemukiman, antara lain pembangunan secara individual dan tidak terorganisir, pembangunan oleh pengembang pembangunan, dan pembangunan permukiman oleh Perum PERUM PERUMNAS. A. Pembangunan perumahan secara individual yang tidak terorganisasi Apabila seseorang memiliki sebuah lahan di kota, maka ia akan membangun rumah. Peminat pembangunan rumah ini akan mengajukan permohonan ijin mendirikan bangunan kepada Pemkot, yang harus dilengkapi dengan advis planning. Pada advis planning itu akan tergambar letak bangunan dan letak rencana jalan yang ada di depan bangunan. Dalam hal ini, yang sering terjadi adalah jalan tersebut belum dibuka oleh pemerintah, sehingga pemilik bangunan menggunakan jalan kecil yang ada di lapangan yang tidak sesuai dengan rencana kota, kemudian akan terus bertambah bangunan-bangunan lain pada jalan yang tidak mengikuti rencana kota itu sehingga pada akhirnya rencana kota yang akan menyesuaikan dengan keadaan yang sudah terjadi. Kemungkinan jangkauan pengawasan pembangunan kota belum sampai ke seluruh penjuru kota sehingga banyak menimbulkan munculnya bangunan yang tidak memiliki izin dan tidak sesuai dengan rencana kota. Selain itu biasanya para pemilik tanah tidak mau menyisihkan sebagian dari tanahnya untuk rencana jalan. Lambat laun kawasan kota yang dibangun secara individual akan menjadi kawasan kota yang tidak teratur perencanaannya.(Sinulingga, 2005) B. Pembangunan oleh pengembang Istilah lainnya adalah real estate yang dilaksanakan dengan cara membeli sejumlah lahan dan direncanakan untuk pembangunan pemukiman dan setelah selesai dibangun lalu dijual kepada masyarakat. Pembangunan seperti ini memiliki beberapa keuntungan: Rencana tapak disesuaikan dengan rencana kota dan standar yang ada karena rencana ini telah dibuat secara keseluruhan dan diperiksa serta diarahkan terlebih dahulu oleh aparat pemerintah dan setelah memperoleh persetujuan baru dilaksanakan. Lahan untuk fasilitas umum dan sosial dapat sekaligus disediakan oleh pengembang.

Lingkungan pemukiman ini di samping tertata baik juga memperhatikan estetika lingkungan dan bangunan. Semua bangunan pasti memiliki izin bangunan. Tapi pembangunan seperti ini juga memiliki faktor negatif seperti: Harga rumah lebih mahal karena pengembang mengejar keuntungan. Kualitas rumah tidak sesuai dengan apa yang ditawarkan karena pelaksanaan pembangunan rumah dalam jumlah besar maka pengawasannya menjadi berkurang. Para pengembang hanya memfokuskan prasarana pada lokasi pemukiman, padahal prasarana seperti drainase berkaitan dengan sistem pemukiman. Sekeliling kawasan pemukiman yang baru dibangun sering terkena genangan air karena pengembang tidak membangun drainase pembuang air keluar dari kawasan pemukiman, melainkan menaikkan elevasi kawasan yang dibangunnya. Hasilnya adalah kawasan pembangunan itu tidak terjadi banjir, melainkan memindahkan banjirnya ke kawasan sekelilingnya yang sebelumnya tidak terjadi banjir. Karena hanya mengejar keuntungan maka para pengembang cenderung hanya membangun rumah menengah dan rumah mewah, dan enggan membangun rumah sederhana dan sangat sederhana. (Sinulingga, 2005)

Land Scape, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ruang Terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang pengunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam dan perencanaan tata ruang wilayah kota harus memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau yang luas minimalnya sebesar 30% dari luas kota (UU RI.26/07 dan Pemen PU No 5/PRT/M/2008). Fisual Sosial dan Ekonomi Masyarakat dan pendidikan di topang oleh ekonomi yang baik dan tingkat pendidikan yang baik dan rata-rata masih umur produktip dan sama-sama penghuni baru yang berasal dari berbagai daerah dan suku yang membaur menjadi satu lingkungan perumahan RT.31 Kelurahan Selamat, Kondisi lingkungan cukup aman dan nyaman dan dapat di contohkan jika ada kerja baksi gotong royong pembersihan lingkungan dan perbaikan jalan, pembersihan Mussolla semua berpartisipasi penuh dan jika tidak sempat hadir bekerja bersama-sama maka yang tidak hadir akan menyumbang dalam bentuk materi dan fisik, makanan, minuman untuk yang gotong royong dan begitu juga dalam kegiatan ke Agamaan seperti Pengajian, Jamaah Mussolla, kegiatan Zakat Fitrah, Hewan korban, seteh terkumpul oleh petugas/panitia maka akan di distribusi ke masyarakat lingkungan sekitar yang berhak terhadap zakat pitrah dan hewan kurban di lingkungan RT-RT sekitar perumahan puri cemara indah

III.

Analisis dan Pembahasan

Karena lokasi perumahan ada di pusat kota dan lokasi stategis, dekat dengan sarana umum, pemerintahan, perbankkan, pusat pembelanjaan, pendidikan dll maka para peminat terhadap perumahan puri cemara indah banyak dan melebihi dari unit rumah yang tersedia dan kesempatan ini dipergunakan oleh deploper untuk mempengaruhi para peminat perumahan dengan penjelasan deploper sbb ; Jumlah unit rumah terbatas hanya ada 62 unit rumah, para peminat banyak Peminat yang duluan membayar uang tanda jadi itulah yang dapat perumahan karena uang tanda jadi akan dipergunakan untuk melunasi pembelian tanah perumahan Fasilitas jalan lingkungan tidak ada tanah di siapkan oleh deploper dan untuk akses jalan lingkungan di minta masing-masing pemilik tanah harus menyumbang tanahnya selebar 2 meter memanjang untuk akses jalan lingkungan selebar 4 meter dan fasilitas umum hanya di siapkan 1 kavling untuk Mussolla saja dan itu pun telah ditanya-tanya dan di desak oleh peminat perumahan dan di desak akan di lapor ke Pemerintah Kota Jambi jika tidak ada fasilitas umum. Karena lokasi sangat strategis maka para peminat perumahan ahirnya menyetujui tanah kavling di sumbangkan selebar 2 meter untuk jalan lingkungan, terutama untuk yang tinggal di bagian belakang

Dalam pembangunan jalan pun tidak ada pengerasan jalan dari deploper, pembuatan parit jalanpun apa adanya hanya satu sisi jalan dan untuk menyelesaikan jalan lingkungan maka swadaya murni masyarakat perumahan puri cemara indah yang melaksanakan pengerasan dan perbaikan parit jalan, selanjutnya di usul pengaspalan ke Pemerintah Kota melalui Kelurahan Slamat terlaksana berkat usulan Kelurahan yang di bantu pengurusan oleh warga Perumahan yang punya akses di PU Kota dan Bappeda Kota, DPRD Kota dan sekarang jalan lingkungan sudah di aspal semua. Permasalahan selanjutnya timbul akibat masing-masing warga sudah mengembang unit rumah menjadi lebih besar sesuai kebutuhan keluarga karena dan lebih besar dari rumah asal, akibatnya halaman rumah yang ditumbuhi pohon pada di tebangi dibangun rumah dan teras rumah, garasi mobil dan akibatnya halaman rumah yang ruang terbuka hijau semakin berkurang dan air pembuangan rumah tangga, air hujan menjadi masalah jika di buang kejalan menjadi genangan air dan banjir, pencemaran parit jalan kotor dan bau tidak sedap dan bisa sumber penyakit. Solusi mengatasi permasalahan tanaman hijau, pembuangan air rumah tangga, air hujan maka di himbau kepada seluruh warga perumahan untuk dapat mempertahankan tanaman hijau yang ada, menanam perdu di pot-pot, membuat sumur resapan air limbah rumah tangga, membuat resapan buangan air hujan dan melarang terutama air limbah rumah tangga di buang ke parit jalan, namun kesadaran warga tidak sama dan masih ada yang tidak mematuhi himbauan tersebut terutama yang dinggal di bagian bawah dari perumahan tersebut.

Permasalahan lain yaitu pengadaan air bersih yang di suplai oleh PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, serig mati dan letak perumahan yang berbukit maka jika air PDAM hidup maka yang di bagian bawah yang akan mendapat air duluan dan di bagian atas akan belakangan setelah bagian bawah perumahan terpenuhi kebutuhan air untuk rumah tangganya dan yang jadi masalah jika air yang mengalir di pipa sudah sampai di bagian atas perumahan baru beberapa saat mengalir air dari PDAM mati lagi dan inilah yang sering menjadi masalah dengan air bersih dan untuk buat sumur sulit karena daerahnya cukup tinggi.

IV.

Kesimpulan dan Saran a. Tinggal di lingkungan Perumahan atau komplek perumahan yang sehat bagi masyarakat saat ini suatu hal yang baik, masih bagus lingkungan alamnya, masih dalam ambang batas kemampuan lingkungan, keseimbangan lingkungan, minimal masih ada pohon hijau di lingkungan perumahan dan lingkungan sekitarnya, di tambah tanaman tanaman perdu dalam pot, bunga-bungaan, di buat sumur resapan untuk limbah rumah tangga. b. Kesalahan tata ruang lingkungan perumahan yang di buat oleh developer maka jalan lingkungan hanya bisa selebar 4 meter dan tidak bisa di lebar lagi karena terbatas tanah, sudah sampai ke pagar rumah warga sehingga sulit jika terjadi perselisihan antara 2 kendaraan roda 4 di jalan dan harus ada yang mengalah salah satu dari kendaraan tersebut yang melewati jalan lingkungan. c. Warga penghuni perumahan puri cemara indah yang heterogen berasal dari berbagai suku dan daerah, pendidikan cukup baik dan ekonomi baik, masih usia produktif maka lebih mudah beradaptasi, berintraksi diantara warga perumahan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan perumahan RT.31 dan mempermudah menyatukan warga dalam melaksanakan kegiatan lingkungan, seperti kegiatan sosial, kegiatan hari besar keAgamaan, kegiatan hari besar Nasional dan kegiatan lainnya . d. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. e. Pertumbuhan penduduk : banyaknya pertambahan penduduk dalam jangka waktu satu tahun, dinyatakan dalam persentase dari jumlah penduduk tahun dasar f. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. g. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. h. Rencana penggunaan lahan : adalah bagian dari rencana umum Tata Ruang Kota yang mengkhususkan pada bentuk penggunaan lahan yang direncanakan.

i. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur. h. Rumah sederhana (RS) adalah rumah tidak bersusun dengan luas lantai bangunan tidak lebih dari 70 m2, yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling 54 m2 sampai dengan 200 m2 dan biaya pembangunan per Lanjutan m2 tidak melebihi biaya pembangunan per m2 tertinggi untuk pembangunan rumah dinas tipe C yang berlaku, yang meliputi rumah sederhana tipe besar, rumah sederhana tipe kecil, rumah sangat sederhana, dan kaveling siap bangun. i. Rumah Sangat Sederhana (RSS) adalah rumah tidak bersusun dengan luas lantai bangunan maksimum 36 m2 dan sekurang-kurangnya memiliki kamar mandi dengan WC, dan ruang serba guna dengan biaya pembangunan per m2 sekitar setengah dari biaya pembangunan per m2 tertinggi untuk rumah sederhana. j. Rumah menengah adalah rumah tidak bersusun yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling 200 m2 sampai dengan 600 m2 dan biaya pembangunan per m2 antara harga satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas tipe C sampai dengan harga satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas tipe A yang berlaku dan rumah tidak bersusun yang dibangun di atas tanah dengan luas kaveling antara 200 m2 sampai dengan 600 m2 dan biaya pembangunan per m2 nya lebih kecil atau sama dengan harga satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas tipe C yang berlaku, dengan luas lantai bangunan rumah disesuaikan dengan koefisien dasar bangunan dan koefisien lantai bangunan yang diizinkan dalam rencana tata ruang wilayah yang berlaku. k. Rumah mewah adalah rumah tidak bersusun yang dibangun diatas tanah dengan luas kaveling 600 m2 sampai dengan 2000 m2 dan blaya pembangunan per m2 diatas biaya satuan per m2 tertinggi untuk pembangunan perumahan dinas tipe A yang berlaku. V. Refrensi Pendapat. a. Tinggal di lingkungan Perumahan atau komplek perumahan yang sehat bagi masyarakat saat ini suatu hal yang baik, masih bagus lingkungan alamnya, masih dalam ambang batas kemampuan lingkungan, keseimbangan lingkungan, minimal masih ada pohon hijau di lingkungan perumahan dan lingkungan sekitarnya, di tambah tanaman tanaman perdu dalam pot, bunga-bungaan, di buat sumur resapan untuk limbah rumah tangga. b. Tugas makalah/paper Prof. Dr. Anis Tatik Maryati, MSi yaitu Iklim mikro perumahan dan landscape pakai analisis swot, analisis pisual (stronght wakeries opportinity threates, daerah hijau buat argumen. Analisa Kekuatan/kelebihan, kelemahan/kekurangan, peluang/akses ke tempat umum dan ancaman, saling mampu mengoptimalkan potensi dan peluang yang ada serta dapat meminimalkan kerusakan lingkungan dan pencemaran

Di buat Har Copy. Di jilid, ada kata pengantar, daftar isi, daftar pustaka DAFTAR PUSTAKA 1. Juju Bandung, 2013. Membangun lingkungan perumahan yang sehat, diunduh dari jujubandung.biz, 5/11/2013.

Anda mungkin juga menyukai