Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Ruang Publik terhadap Interaksi Sosial Manusia

Khadeja Naila Amabel Akhmad

00000031440

Abstrak

Interaksi sosial merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam menjaga keseimbangan
suatu permukiman atau lingkungan. Terkait dengan pernyataan tersebut, penulis bertujuan untuk
menulis sebuah esai untuk menganalisis sebuah studi kasus yang mengangkat isu atau topik
tentang kurangnya interaksi sosial yang terjadi di lingkungan permukiman Taman Bukit Permai
Residence, Jakarta Selatan.

Kurangnya interaksi sosial tersebut penulis kaitkan dengan tidak adanya sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan interaksi sosial tersebut berupa taman untuk warga Taman Bukit permai
Residence. Sehingga esai ini berisikan jawaban pertanyaan penelitian; apa dampak dari tidak
adanya fasilitas umum seperti taman atau tempat berkumpul di Taman Bukit Permai Residence
terhadap interaksi sosial warga sekitar?

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan mengamati dan mengaitkannya dengan
beberapa teori yang sudah ada. Gambaran hasil akhir penelitian berupa jawaban dari pertanyaan
penelitian.

Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk memiliki kebutuhan dasar yang berupa sandang, pangan, dan papan.
Sandang yang merupakan pakaian, pangan yang berupa makanan untuk memenuhi kebutuhan
energi manusia, dan papan yang berupa tempat tinggal sebagai naungan dan tempat melakukan
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Selain ketiga kebutuhan dasar tersebut,
permukiman juga menjadi kebutuhan yang berperan besar dalam menjaga keseimbangan hidup
manusia. Manusia bermukim tidak hanya sekedar sebagai naungan sementara tetapi juga
mencakup sarana dan prasarana yang tersedia di permukiman tersebut. Definisi permukiman sendiri
menurut Sumaatmadja (1988) adalah sebagai berikut:

“Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi segala sarana dan
prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang
bersangkutan”.

Jadi, permukiman dan manusia saling berhubungan karena antara permukiman dan manusia terjadi
hubungan timbal balik.
Permukiman sendiri terdiri dari beberapa elemen yaitu; nature, networks, shell, man, dan society.
(Ekistics : An introduction to the science of human settlements, 1968). Permukiman yang baik adalah
permukiman yang dapat memfasilitasi kegiatan interaksi sosial warga yang tinggal di permukiman
tersebut. Interaksi sosial juga menjadi kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk sosial,
yang tidak bisa berdiri sendiri, saling membutuhkan antar manusia. Permukiman dapat memfasilitasi
kebutuhan interaksi sosial tersebut dengan cara menyediakan tempat atau sarana untuk
menampung kegiatan-kegiatan sosial. Seperti contoh nya taman yang berisikan sarana bermain
anak, tempat untuk berkumpul, sarana olahraga, tempat untuk menyelenggarakan acara, ruang
terbuka hijau untuk resapan air dan untuk menjaga kualitas udara yang baik. Tempat-tempat seperti
ini dapat meningkatkan kualitas society dalam sebuah permukiman karena di tempat-tempat
tersebut akan terjadi sebuah interaksi antar manusia.

Terkait dengan penjabaran di atas, esai ini akan membahas tentang isu dan studi kasus mengenai
kurangnya interaksi sosial antar warga yang terjadi di lingkungan Taman Bukit Permai Residence.
Seperti apa yang menjadi faktor penyebabnya, dampak yang ditimbulkan, serta kesimpulan dan
saran untuk penyelesaian isu tersebut.

Kajian Teori

Pengertian Permukiman

Pengertian permukiman menurut UU No.1 tahun 2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang
terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum,
serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Sedangkan pengertian permukiman menurut Sumaatmadja (1988) adalah sebagai berikut:

“Permukiman adalah bagian permukaan bumi yang dihuni manusia meliputi segala sarana dan
prasarana yang menunjang kehidupannya yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang
bersangkutan”.

Penjelasan Teori Ekistics

Ekistics sebagai suatu pendekatan untuk menjelaskan terjadinya atau untuk menganalisis apa yang
terjadi dalam suatu permukiman merupakan pendekatan yang netral yang dapat digunakanuntuk
menganalisa apa yang terjadi dalam permukiman dimana saja. (Hamidah Blogspot, 20113)

Menurut buku (Ekistics : An introduction to the science of human settlements, 1968), permukiman
terdiri dari lima elemen, yaitu nature, networks, shell, man, dan society (alam, jaringan, bangunan,
manusia, dan masyarakat). Kelima elemen tersebut menjadi faktor yang sangat berperan penting
dalam lingkung bangun sebuah permukiman. Dan kelima elemen tersebut itu lah yang membentuk
permukiman.
Penjelasan Teori dari buku Happy City

Teori yang diambil dari buku (Happy City: Transforming Our Lives Through Urban Design, 2013) untuk
studi kasus dalam esai ini adalah perlunya urban spaces atau public spaces dala, suatu permukiman
sebagai wadah atau sarana untuk kegiatan bersosialisasi warga nya.

Penjelasan Teori dari buku A Green Vitruvius

Teori yang diambil dari buku (A Green Vitruvius: Principles and Practice of Sustainable Architectural
Design, 1999) untuk analisis studi kasus dalam esai ini adalah perlunya ruang terbuka hijau pada
suatu permukiman sebagai lahan resapan air, menjaga kualitas udara karena tumbuhan dan
pepohonan menghasilkan O2 dan menyerap CO2, dan juga sebagai bentuk menjaga keseimbangan
ekosistem alam.

Pengertian Permukiman yang Berkelanjutan

Beberapa definisi permukiman yang berkelanjutan:

1. Pembangunan yang berkelanjutan adalah peningkatan kualitas hidup secara berkelanjutan dan
untuk itu perlu peningkatan kualitas permukiman itu sendiri (Brundland, 1987:342).

2. Segala upaya yang terus menerus dilakukan, untuk menyerasikan, memadukan dan
meningkatkan nilai ekonomi-sosial serta ekologi; dapat disebut sebagai pengembangan perumahan
dan permukiman yang berwawasan lingkungan dan pengembangan perumahan dan permukiman
yang berkelanjutan (Kuswartojo, T., & Salim, S., 1997)

Pembahasan Data, Fakta, dan Informasi serta Analisis Isu

Taman Bukit Permai Residence terletak di Jl. Pendidikan 1, RC Veteran, Jakarta Selatan. (Gambar
1.1, 1.2, dan 1.3)
Gambar 1.1 Gambar 1.2

Gambar 1.3

(https://www.google.com/maps/place/Taman+Bukit+Permai+Residence/@-
6.2677976,106.7601372,17z/data=!4m5!3m4!1s0x2e69f05058db9647:0x85b1ff46edd4593d!8m2!3
d-6.2676643!4d106.7609419)

Taman Bukit Permai Residence dapat diakses dari


beberapa jalan dan merupakan permukiman yang
cukup strategis karena dekat dengan pintu tol dan
terdapat banyak tempat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari di sekitarnya. Lingkungan
nya bersih dan terawat, cenderung sepi, jarang
terdengar suara bising kendaraan ataupun tukang
jualan karena tidak terletak di jalan umum dan
tukang jualan dilarang masuk, di setiap rumah terdapat “taman” kecil didepannya. Permasalahan
yang terjadi di lingkungan Taman Bukit Permai Residence adalah kurangnya interaksi sosial antar
warga nya. Padahal interaksi sosial pada sebuah permukiman adalah salah satu faktor yang perlu
dijaga untuk keseimbangan hidup.

Taman Bukit Permai Residence terdiri dari 25 kavling aktif yang rata-rata dihuni oleh keluarga.
Hanya satu atau dua rumah yang dihuni oleh satu orang. Keluarga yang rata-rata yang terdiri dari
sepasang suami-istri dan anak yang berjumlah dua atau lebih serta asisten rumah tangga.

Kalangan Dewasa Para orang tua yang bekerja kantoran dan sebagainya, asisten rumah
tangga
Kalangan Remaja Pelajar mulai dari SMP-Kuliah
Kalangan Anak-anak Batita, balita, TK, dan SD.

Aktivitas warga berdasarkan pengamatan penulis yang sudah dibentuk dalam tabel:

WEEKDAYS

Pagi -Warga berangkat ke kantor ataupun sekolah


-ART pergi jalan kaki keluar perumahan untuk ke tukang sayur
Siang -Jarang terlihat aktivitas warga
Sore -Warga pulang dari kantor ataupun sekolah
-Warga atau ART menyiram tanaman
Malam -Jarang terlihat aktivitas warga

WEEKEND

Pagi -Pagi saat hari libur TBP Residence cenderung sepi


Siang -Siang saat hari libur TBP Residence cenderung sepi
Sore -Beberapa warga menyiram tanaman
-Kadang beberapa anak terlihat bersepedahan
Malam -Malam saat hari libur TBP Residence cenderung sepi

Sesuai dengan tabel di atas, aktivitas warga yang sering terlihat di lingkungan Taman Bukit Permai
Residence hanya sebatas lalu lalang kendaraan pribadi keluar-masuk perumahan, warga yang
menyiram tanaman saat pagi/sore hari, dan beberapa anak yang bersepedahan. Banyak warga
yang jarang melakukan olahraga seperti jogging karena tidak adanya sarana jogging pada Taman
Bukit Permai Residence dan warga enggan untuk olahraga di luar perumahan karena sering terjadi
pelecehan, dan sebagainya. Jarang sekali terjadinya interaksi antar warga, yang menjadikan warga
di Taman Bukit Permai Residence cenderung individualis.

Kurangnya interaksi sosial antar warga Taman Bukit Permai Residence disebabkan oleh beberapa
faktor seperti tidak adanya sarana dan prasarana yang mendukung dan warga yang mempunyai
kesibukan masing-masing sehingga jarang bersosialisasi di luar rumah.

Tidak adanya sarana dan prasarana untuk menampung kegiatan sosial warga seperti taman untuk
arena bermain anak-anak, arena untuk mendukung aktivitas olahraga warga, untuk tempat
berkumpul sampai untuk refreshing membuat warga enggan untuk keluar rumah sehingga tidak ada
interaksi sosial yang terjadi. Kesibukan warga seperti soal pekerjaan dan lainnya juga membuat
warga semakin enggan untuk keluar rumah.

Dampak-dampak yang ditimbulkan dari kurangnya interaksi sosial tersebut adalah informasi
mengenai kabar (seperti berita duka, acara, dll) yang tidak tersampaikan secara menyeluruh, masih
ada beberapa warga yang saling tidak mengenal, dan lain-lain.

Selain itu, dampak-dampak yang ditimbulkan dari tidak adanya fasilitas umum berupa taman adalah
tidak ada tempat untuk acara yang melibatkan warga TBP keseluruhan seperti contohnya acara 17-
an dan tidak adanya ruang terbuka hijau sebagai resapan air dan untuk menjaga kualitas udara
yang baik.

Menurut buku Happy City: Transforming Our Lives Through Urban Design 2013, tempat-tempat umum
seperti taman dapat membentuk perilaku seseorang dengan mengundang mereka untuk datang
bersama dan untuk berlama-lama di tempat tersebut. Ruang terbuka hijau juga dapat
mempengaruhi warga yang tinggal di sekitarnya karena meningkatkan kualitas lingkungan yang
lebih sehat dan lingkungan yang sehat membuat penghuninya juga sehat dan senang. Lalu ruang
terbuka hijau juga menjadi hal yang penting untuk menjaga ekosistem lingkungan (A Green
Vitruvius, 1999).

Kesimpulan

Aspek Penilaian
Interaksi sosial di Taman Bukit Permai _
Residence
Sarana dan prasarana untuk mendukung _
kegiatan bersosialisasi warga
Ruang terbuka hijau _
Hasil Analisis:

1. Permukiman Taman Bukit Permai Residence jika dikaitkan dengan teori Ekistics masih jauh
dari kata berkelanjutan karena isu interaksi sosial yang masih sangat kurang.

2. Kurangnya interaksi sosial antar warga Taman Bukit Permai Residence yang disebabkan
tidak ada nya sarana dan prasarana yang mendukung. Jika dikaitkan dengan teori Happy
City, lingkungan yang terdapat taman atau tempat berkumpul dapat merubah cara pandang
dan pola berpikir orang menjadi lebih ingin bersosialisasi.

3. Kurangnya ruang terbuka hijau di Taman Bukit Permai Residence untuk daerah resapan air,
untuk menjaga kualitas udara yang baik, dan menjaga keseimbangan lingkung ekosistem
jika dikaitkan dengan teori dari A Green Vitruvius.

Permukiman Taman Bukit Permai Residence masih belum bisa dikatakan sebagai permukiman
keberlanjutan karena masih banyak hal-hal yang belum terpenuhi atau terlaksana dengan baik di
lingkung bangun Taman Bukit Permai Residence. Seperti kurang nya interaksi sosial antar warga
nya, tidak adanya taman sebagai bentuk sarana yang mewadahi kegiatan bersosialisasi, dan
kurangnya ruang terbuka hijau.

Daftar Referensi

Doxiadēs, K. (1968). Ekistics: An introduction to the science of human settlements (1st ed.).
Hutchinson

Lewis, J. , Brophy, V. (2011). A green vitruvius: principles and practice of sustainable architectural
design (2nd ed.). Routledge

Montgomery, C. (2014). Happy city: transforming our lives through urban design (rep. ed.). Farrar,
Straus and Giroux

Blogspot. (2013). Retrieved from http://windi-mp.blogspot.com/2013/01/contoh-kajian-teori-dan-


metodologi.html

Pdf UI. (n.d). Retrieved from http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125567-155.633%20MOE%20a%20-


%20Attachment%20Style%20-%20Analisis.pdf
Bangazul. (2012) . Retrieved from https://bangazul.com/teori-permukiman/

Gambar dan Tabel

 Gambar 1.1, Gambar 1.2, Gambar 1.3 diambil dari


(https://www.google.com/maps/place/Taman+Bukit+Permai+Residence/@-
6.2677976,106.7601372,17z/data=!4m5!3m4!1s0x2e69f05058db9647:0x85b1ff46edd4593
d!8m2!3d-6.2676643!4d106.7609419)
 Tabel dibuat sendiri oleh penulis

Anda mungkin juga menyukai