Anda di halaman 1dari 6

SYSTEMATIC DESIGN : HYPOTHESIS

Membangun Epistemologi dan Teori terhadap Realitas (Townhouse)

AZAS DESAIN ARSITEKTUR II

DOSEN PEMBIMBING

SUSILO KUSDIWANGGO, ST., MT., Dr.

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
FADLILLAH NOVIANTI / 185060501111017
IMELDA MILLENIA TANUWIJAYA / 185060500111004
ANDINI RAHMANIA ADILLA / 185060500111036
HANIFA TRINANDA NATASHA / 185060500111043

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
SEMESTER III
2019
A. LANDASAN TEORI
Setiap manusia, pada dasarnya membutuhkan tempat bernaung salah satunya dapat berupa rumah .
Rumah memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari antara lain, beristirahat, sebagai tempat
berlindung dari panas, hujan, dan lain-lain. Salah satu jenis rumah tinggal yang sedang populer yaitu
Townhouse.

1. Referensi: Jurnal berjudul Pemanfaatan Pencahayaan Alami pada Rumah Tinggal Tipe
Townhouse di Surabaya karya Purnama E., Poppy F.

Menurut jurnal yang berjudul Pemanfaatan Pencahayaan Alami pada Rumah Tinggal Tipe
Townhouse di Surabaya karya Purnama E., Poppy F. menyatakan bahwa Townhouse adalah kumpulan
rumah yang dibangun berderet, membentuk sebuah kompleks rumah kecil yang disebut cluster dan
sistem keamanan yang digunakan di dalam townhouse berupa one gate system. One gate system
dirancang dengan system keamanan yang sangat tinggi, karena akses jalan masuk dan keluar dijadikan
satu akses/jalan, kemudian dilengkapi dengan CCTV, petugas keamanan yang berjaga di pintu
gerbangnya, serta townhouse dilengkapi pula dengan pagar pembatas sesuai dengan site plan
perumahan yang di rencanakan sehingga sistem keamanan benar-benar terjaga.

Fasilitas – fasilitas yang berada di dalam Townhouse dipakai bersama, seperti kolam renang, club
house, dan ruang terbuka bersama untuk menunjang aktivitas para penghuni townhouse tersebut (Suci,
2009). Umumnya townhouse berada di kota karena memiliki nilai jual tanah yang tinggi dan nilai
investasi yang tinggi. Selain kelebihan-kelebihan yang sudah di sebutkan tadi, townhouse pun memiliki
kekurangan, yaitu tidak boleh merubah fasad bangunan, dan menurut Kepala Riset Jones Lang Lasalle
Anton Sitorus, townhouse menyebabkan kurangnya interaksi dan sosialisasi antar penghuni rumah, dan
townhouse pun secara tidak langsung menargetkan pasar menengah ke atas, karena biaya cenderung
tinggi.

2. Referensi: Skripsi berjudul Townhouse di Jakarta Selatan karya Silvia Sebayang

Dalam jurnal lain dikatakan bahwa Townhouse adalah beberapa bentuk perumahan yang
dikembangkan di pusat kota dan merupakan suatu komplek perumahan yang dikelola oleh 1
manajemen. Townhouse juga merupakan komunitas tempat tinggal. Di era sekarang, town house laku
terjual karena letaknya yang ada di pusat kota. Secara umum, townhouse dan real estate terlihat serupa
namun perbedaan ada pada jumlah unit rumah. Pada umumnya, townhouse memiliki jumlah unit rumah
yang terbatas, dan real estate sebaliknya. Posisi dan ke-eksklusifan dari townhouse membuat harga
jualnya tinggi.

3. Referensi: Jurnal berjudul Townhouse Kota Semarang dengan Penekanan Desain


Arsitektur Modern karya Bhakti D., Bambang S., Hermin W.

Town house dikatakan sebagai salah satu contoh penerapan arsitektur modern. Arsitektur modern
sendiri merupakan salah satu bentuk arsitektur yang mengutamakan fungsi sehingga dalam
penerapannya, bangunan bergaya arsitektur modern tidak memiliki banyak ornamen. Arsitektur modern
mulai muncul pada tahun 70-an di Indonesia dan masih banyak digunakan hingga sekarang. Rumah
bergaya arsitektur modern memiliki eksterior yang didominasi dengan bukaan yang berukuran lebar
dan tinggi, kanopi yang menjorok ke depan, dan juga penggunaan kolom yang sederhana. Ornamen
yang ada di rumah bergaya arsitektur modern adalah garis vertikal, horizontal, serta garis diagonal yang
sederhana dan diletakkan pada dinding eksterior. Sedangkan interiornya dihiasi oleh ornamen
sederhana, plafon bertingkat, serta pemberian void pada ruang publik agar kesannya lebih luas.
Bangunan bergaya arsitektur modern memiliki ruang yang pada umumnya transparan, menerus, dan
saling terhubung, serta dilengkapi dengan partisi yang tidak masiv. Sedangkan bahan dari bangunan
tersebut sendiri berupa stainless steel dengan finishing polished, aluminium anodized, kaca
berwarna/tinted glass. Dalam pembangunannya terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan,
seperti aspek kinerja, aspek teknis, dan aspek virtual arsitektural.

4. Referensi: Jurnal berjudul Tegal Townhouse dengan Penekanan Desain Green


Architecture karya Diah A. Lestari, Djoko Indrosaptono, Resza Riskiyanto

Town house merupakan salah satu solusi alternative dalam mengatasi pemasalahan masyarakat
mengenai pemenuhan kebutuhan hunian di tengah kota. Namun town house juga dapat digunakan
sebagai solusi dalam mengakomodasi segala kegiatan masyarakat diperkotaan dengan intensitas
kesibukan tinggi sekaligus memenuhi kebutuhan hunian walau berada di pinggiran kota ataupun lahan
yang sempit. Town House memiliki keunggulan yaitu menawarkan kenyamanan dan merupakan hunian
independen yang memiliki kavling tersendiri.

Mengambil contoh dari kota Tegal, dengan semakin berkembangnya kota Tegal dalam berbagai
bidang, menyebaban tingginya tingkat pemenuhan kebutuhan masyarakat khususnya kebutuhan akan
tempat tinggal. Town house dapat menjadi solusi dalam mengatasi kebutuhan masyarakat dalam
pemenuhan kebutuhan hunian tersebut. Disisi lain, pemukiman yang dibangun oleh pemerintah daerah
tidak berjalan dengan baik dan kurangnya keseimbangan dengan jumlah masyarakat yang
membutuhkannya, sedangkan disisi lain banyak masyarakat yang membutuhkan pemukiman layak huni
dengan kelas sosial yang sesuai.

5. Referensi: Jurnal berjudul Pemukiman Townhouse bagi Ekspatriat Eropa dengan


Konsep Arsitektur Vernakular Modern di Kota Surakarta oleh Author

Menurut Time Saver Standards for Housing and Residential Development, 2nd edition, town house
adalah hunian unit tunggal dalam suatu tanah kapling dengan fasilitas bersama, salah satu kelebihan
dari tipe ini adalah adanya party wall, selain itu, bisa dibangun dalam kapling yang relative sempit yakni
antara 16-18 ft, namun kapling sebaiknya memiliki lebar minimum 20 ft, atau disarankan lebih lebar.
Town house ditujukan untuk keluarga tunggal dengan dapur, ruang keluarga, ruang makan di lantai
bawah, dan ruang tidur di area atas. Untuk garasi bisa terdapat dalam kavling rumah atau disediakannya
area parking group yang dekat dengan hunian.

Secara garis besar town house merujuk pada hunian kelas atas dan terbatas dengan maksimal 30-40
unit. Town house pada umumnya dilengkapi oleh fasilitas komersial , hiburan, dan komunitas dengan
didukung fasilitas bersama seperti fitness center, area perbelanjaan(mini market), sarana olahraga
(lapangan tenis, lapangan basket, kolam berenang, dll), play ground, dll.

Sebagai contoh yaitu town house di daerah Surakarta. Kegiatan perekonomian di daerah Surakarta
yang terus berkembang memberikan dampak kepada meningkatnya jumlah pekerja. Hal ini juga
berdampak pada kebutuhan tempat tinggal/hunian untuk para pekerja yang datang ke Surakarta.
Kegiatan perekonomian yang cenderung memusat ini menyebabkan para pekerja pendatang memilih
hunian yang berdekatan dengan tempat berkegiatannya yaitu pusat kota. Memilih tempat tinggal
berdekatan dengan pusat kota dinilai lebih nyaman, praktis, dan efektif.
Pada masyarakat modern saat ini, hunian bukan hanya sebagai tempat bernaung dari berbagai cuaca
dan iklim namun juga sebagai kemapanan dan status sosial penghuni, dengan sasaran pemasaran yaitu
para pendatang. Dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut, dibangunlah town house dengan
menawarkan berbagai fasilitas lengkap untuk mendukung kegiatan dan memiliki tingkat keamanan dan
privasi tinggi.

Terdapat dua cara yang dapat dilakukan dalam pembangunan perumahan yaitu vertical dan
horizontal. Hal ini dapat disesuaikan dengan keadaan/kondisi kawasan yang akan dibangun. Dengan
kondisi yang cenderung padat akan penghuni maka alternatif pembangunan menggunakan hunian
vertikal yang dapat mengatasi keterbatasan lahan. Namun konsep bangunan horizontal juga bisa
diterapkan karena pada dasarnya definisi town house yakni hunian pribadi atau bersama dengan jumlah
terbatas (30-40 unit) dan tidak terdapat halaman atau tanpa bukaan/akses dan menempel unit satu
dengan unit lainnya. Sistem ini dapat digunakan dalam upaya mengatasi keterbatasan lahan pada area
perkotaan.

Town house sendiri pada dasarnya sama seperti rumah pada umumnya, namun yang membedakan
adalah sasaran pemasaran yakni orang-orang dengan tingkat perekonomian yang mapan serta
berpenghasilan tinggi sebagai contoh pendatang asing.

6. Referensi: Jurnal berjudul Townhouse di Bontang karya Abdi Kusuma N. P., Eddy
Prianto, Edy Darmawan

Town House adalah permukiman kelas atas milik keluarga tunggal yang berkaitan dan merupakan
bagian dari unit lainnya dibatasi oleh dinding tanpa bukaan atau akses. Memiliki kelengkapan fasilitas
komersial, hiburan, dan lain-lain dalam satu kompleks yang relatif terisolasi dari lingkungan sekitarnya.

7. Referensi: Jurnal berjudul Townhouse di Jakarta: Sebuah Tinjauan Aspek Spasial dan
Lingkungan karya Achmad Ramdhoni Akbar
Kebutuhan dasar manusia adalah memiliki hunian, apalagi yang dekat dengan kota sehingga
akses mudah. Salah satu cara mewujudkannya adalah dengan adanya townhouse. Townhouse
sendiri berperan dalam meningkatkan kualitas lingkungan sekitar. Townhouse merupakan hunian
berupa kompleks perumahan yang terdiri dari unit rumah yang terbatas dengan lahan yang tidak
luas. Townhouse biasanya memiliki kesan asri dan membuat nyaman penghuninya. Namun,
semakin lama, lingkungan kota mengalami penurunan kualitas yang disebabkan oleh
pembangunan townhouse.
Townhouse, yang juga pernah dikenal sebagai row house, Lloyd (1990) mengemukakan bahwa
townhouse merupakan unit hunian keluarga tunggal yang saling berdempet dengan dinding yang
digunakan bersama dimana setiap unitnya memiliki pintu depan yang menghadap ke ruang terbuka
dan merupakan kesatuan yang lengkap dengan utilitasnya masing-masing.

B. VARIABEL-VARIABEL
Dari berbagai sumber literasi yang kami dapat, dapat di ambil beberapa variabel untuk menemukan
hipotesis mengenai townhouse ini. Variabel independen nya adalah hal-hal yang menimbulkan
masyarakat memerlukan townhouse seperti tingginya intensitas kesibukan di tengah kota, yang
menyebabkan masyarakat membutuhkan hunian yang berdekatan dengan tempat kegiatan, tingginya
keinginan masyarakat terhadap kenyamanan dan keamanan yang tinggi sehingga membutuhkan rumah
hunian yang berbentuk kavling tersendiri yang di dalamnya juga terdapat fasilitas-fasilitas tersendiri
bagi penghuni kavling; variabel dependent nya adalah townhouse; dan variabel intervening nya adalah
kenyamanan penghuni terhadap townhouse.

C. HIPOTESIS

Dari ketiga variabel diatas, kami menyimpulkan dengan menggunakan hipotesis alternatif [Ha]
adanya pengaruh tingginya intensitas pendatang pada kota tersebut terhadap tingginya kebutuhan akan
hunian. Tingginya intensitas kesibukan menyebabkan kebutuhan masyarakat akan hunian yang nyaman
dan aman , yaitu townhouse. Jika volume pendatang semakin meningkat maka kebutuhan akan hunian
pun ikut meningkat. Karena townhouse menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan pendatang akan hunian yang nyaman dan aman lengkap dengan fasilitas pendukung
kegiatan di tengah tingginya intensitas kesibukan di tengah kota.
DAFTAR PUSTAKA
Jati, Bhakti Damar, Bambang Sunoyo, Hermin Werdiningsih. 2004. Townhouse Kota Semarang dengan
Penekanan Desain Arsitektur Modern. https://docplayer.info/76404388-Townhouse-kota-semarang-
dengan-penekanan-desain-arsitektur-modern.html. Diakses tanggal 13 September 2019

Kusuma, Abdi, Eddy Priyanto, Edy Darmawan. Tanpa Tahun. Townhouse di Bontang.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/imaji/article/viewFile/11505/11164. Diakses tanggal 13
September 2019

Author. Tanpa Tahun. Permukiman Town House bagi Ekspatriat Eropa dengan Konsep Arsitektur
Vernakular Modern. http://eprints.ums.ac.id/15875/5/BAB_I.pdf. Diakses tanggal 13 September 2019

Sebayang, Silvia. 2004. Townhouse di Jakarta Selatan.


http://eprints.undip.ac.id/3133/1/Town_house_di_jakarta_selatan_2.pdf. Diakses tanggal 13
September 2019

Lestari, Diah Ayu, Djoko Indrosaptono, Resza Riskiyanto. 2014. Tegal Townhouse dengan Penekanan
Desain Green Arsitektur. Vol 3 No. 4. https://docplayer.info/52887607-Tegal-town-house-dengan-
penekanan-desain-green-arsitektur-oleh-diah-ayu-lestari-djoko-indrosaptono-resza-riskiyanto.html.
Diakses pada 13 September 2019

Dora, Purnama Esa, Poppy Firtatwentyna Nilasari. Tanpa Tahun. Pemanfaatan Pencahayaan Alami
pada Rumah Tinggal Tipe Townhouse di Surabaya.
http://repository.petra.ac.id/15247/5/PEMANFAATAN_CAHAYA_ALAMI_PADA_RUMAH_TIN
GGAL_TIPE_TOWNHOUSE_DI_PERKOTAAN_PADAT_PENDUDUK.pdf. Diakses pada 13
September 2019

Akbar, Achmad Ramdhoni. 2009. Townhouse di Jakarta: Sebuah Tinjauan Aspek Spasial dan
Lingkungan. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20249507-R050924.pdf. Diakses pada 13 September
2019

Anda mungkin juga menyukai