Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH GREEN ARSITEKTUR

“Review Kawasan Yang Memenuhi Prinsip Green Arsitektur”

DISUSUN OLEH :

• Alfini Islami F 221 20 013


• Andi Ahmad Firdaus F 221 20 028
• Fathiyyah Zahirah Achmad F 221 20 023
• Moh. Rifaldi A. Mpamu F 221 20 121
• Nabil Weda F 221 20 86
• Ni Putu Winda Arisandy F 221 20 093
• Ryamizard Shafwan Antari F 221 20 033
• Shaldita Nur Ismi F 221 20 029
• Sri Rizka Fajria F 221 20 007

PRODI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Review Kawasan
Yang Memenuhi Prinsip Green Arsitektur”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Palu, 06 Desember 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2
A. Pasar Tua....................................................................................................2
B. Arsitektur Hijau.........................................................................................3
BAB III PENUTUP ................................................................................................6
A. Kesimpulan.................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangunan hemat energi bukan hanya dalam wacana saja, namun sekarang ini
ramai diperbincangkan karena penggunaan sumber daya alam yang semakin boros,
efek rumah kaca atau global warming, dan semakin sedikitnya lahan untuk
membangun. Pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini tidak dapat hanya
dikurangi dengan upaya penggunaan energi yang efisien saja, tetapi harus ada
upaya lain yang berpihak pada penggunaan sumber daya alam secara keseluruhan
dengan menjaga keberlangsungan sumber daya alam.
Pasar Tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
dengan proses tawarmenawar. Dalam suatu daerah atau wilayah, pasar menjadi
pusat dari kegiatan perekonomian masyarakat. Karena dalam suatu pasar banyak
masyarakat yang terlibat langsung didalamnya, diantaranya sebagai pedagang,
pembeli, pengelola pasar, dan sebagai pemasok barang bagi mereka yang dapat
menghasilkan barang sendiri dan ingin memasarkan barang produksinya tersebut.
Pasar menjadi salah satu tempat perkembangan perekonomian rakyat. Roda
perekonomian rakyat dapat terus berlanjut jika pasar-pasar dapat dikelola dengan
baik, nyaman dan tetap lestari. Ironisnya hanya sepuluh persen pasar yang dikelola
secara professional. Pasar juga identik dengan pusat dan ciri pokok dari jalinan
tukar menukar yang menyatukan seluruh kehidupan ekonomi dimana terjadi
interaksi antara penjual dan pembeli yang dimana pasar menjadi salah satu pusat
masyarakat untuk berkumpul sehingga peran pasar sangatlah penting bagi seluruh
masyarakat . Sehingga dengan perkembangan jaman ini pasar dapat diterapkan
semenarik mungkin, bisa saja pasar dapat menambah ruang sehingga pengunjung
dapat beraktivitas juga di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
Apakah kawasan Pasar Tua sudah menerapkan prinsip Arsitektur Hijau?
Jika belum, hal apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hal tersebut?
C. Tujuan
Mengetahui dan memahami prinsip Arsitektur Hijau yang diterapkan di
kawasan Pasar Tua.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pasar Tua
Salah satu pasar yang ada di Kota Palu, terletak di Jl. Teuku Umar,
Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Pasar tradisional ini menjual berbagai
produk kebutuhan pokok dan sembako seperti seperti mencari beras Kota
Palu, terigu, gula, garam, sayur mayur, bawang, cabe, ikan, ayam, dan
lainnya. Kelebihan pasar jenis tradisional ini adalah produk-produk yang
ada di jual dengan harga rakyat, sehingga harganya murah bagi masyarakat,
sebagaimana fungsi pasar pada umumnya.Di Pasar Tua ini, penjual /
pedagang dan pembeli bisa saling tawar menawar untuk mendapat
kesepakatan harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Pedagang
biasa juga memberikan diskon / promo atau potongan harga pada
pelanggannya. Pasar ini juga telah di modern kan oleh pemerintah setempat
agar nyaman untuk berbelanja dan jual beli.
Pasar tua merupakan pasar pertama yang ada di Palu Sulawesi
Tengah. Pasar ini sudah berdiri sejak Palu masih masuk dalam wilayah
kabupaten Donggala. Sekarang Palu menjadi wilayah dari Kota
Administratif Palu. Sepintas pasar rakyat ini hampir sama dengan pasar-
pasar rakyat lainnya di Indonesia. Pasar ini mulai buka lepas dini hari hingga
tengah hari. Uniknya di sekitar pasar tua ini banyak terdapat bangunan-
bangunan tua yang masih terjaga dengan baik. Bangunan ini sebagian
dipergunakan untuk kios-kios. Di sini juga banyak terdapat jajanan pasar
khas Palu.

Pasar Tua di tahun 1957


Sumber : Google

2
B. Arsitektur Hijau
Arsitektur hijau adalah arsitektur yang berwawasan lingkungan dan
berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami
dengan penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient), pola
berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (Priatman, 2002).
Green Architecture merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang
memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di dalam melakukan
proses desain. Green Architecture muncul sebagai suatu solusi untuk
melestarikan lingkungan hidup yang semakin rusak akibat pembangunan
yang tidak memperhatikan faktor-faktor lingkungan. Tujuan dari Green
Architecture adalah menghasilkan suatu bangunan yang bersahabat dengan
lingkungannya dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Hal ini dapat dicapai
dengan menerapkan konsepkonsep Green Architecture pada bangunan yang
akan dirancang.
Prinsip Arsitektur Hijau :
1. Konservasi Energi
2. Penyesuaian dengan Iklim
3. Meminimalkan Pemakaian Sumber Daya
4. Memperhatikan pemakai
5. Memperhatikan Lahan
6. Holistik
7. Pembangunan yang Berkelanjutan
8. Pelestarian Air
9. Peningkatan Efisiensi Energi
10. Material Terbarukan
11. Kualitas Lingkungan dan Ruangan

Kawasan Pasar Tua tidak menerapkan prinsip Arsitektur Hijau.


Kebanyakan para pedagang mengeluh kepanasan dan udara yang pengap
lantaran pendingin ruangan di dalam pasar tak difungsikan. “Padahal
banyak AC di sini, tapi katanya tidak bisa dihidupkan. Jadi kita kepanasan,
karena gedungnya tertutup, pintu belakang juga dilarang buka, padahal biar
ada udara masuk." jelasnya. "Makanya kita semua di sini wajib punya kipas
masing-masing," tandasnya. (Katrin). Yang bisa kita lakukan untuk
permasalahan ini adalah membuat bukaan jendela dalam jumlah yang
optimal untuk memaksimalkan udara alami. Dengan demikian, penggunaan
AC atau pendingin ruangan dapat dikurang, adanya skylight pada atap

3
bangunan yang dapat membantu memasukkan sinar cahaya matahari
kedalam bangunan. Selain itu, konsep arsitektur hijau pun identik dengan
pemanfaatan cahaya dan energi matahari sebagai sumber listrik serta
pemilihan cat pada interior dengan warna cerah untuk memberikan efek
terang tanpa harus menggunakan lampu di siang hari.

Sumber : Google Earth

Lokasi site yang terdapat pada Jl. Teuku Umar, Kecamatan Palu
Barat ini dekat dengan jalan perkotaan dimana site juga dikelilingi dengan
beberapa bangunan yang komersil seperti kantor polisi, sekolah, gereja dan
area rekreasi. Lokasi eksisting dari site ini sendiri berupa area komersil dan
beberapa juga terdapat permukiman dan mixeduse. Mixed use yang
dimaksud ada beberapa toko menyatu dengan rumah. Untuk intensitas
kawasan permukiman pada kelurahan sekitar site ini dapat terbilang cukup
padat namun memiliki jalan yang sempit, toko toko yang ada di bibir jalan
tidak menyediakan lahan parkir sehingga masyarakat memarkirkan
kendaraannya di badan jalan yang membuat jalan semakin sempit, tak
jarang jalan ini macet. Perlu diadakan lahan parkir yang luas untuk kawasan
ini, sehingga jalan tidak terganggu, penjual dan pelanggan pun tidak
terganggu dan menciptakan kualitas lingkungan dan ruangan yang selaras.

Sumber : Google Earth

4
Sejumlah pedagang di Pasar Modern Bambaru mengeluhkan
pungutan tarif retribusi pasar yang ditagih setiap bulan. Menurut pedagang,
penarikan retribusi dinilai memberatkan, lantaran sejak pembukaan Pasar
Modern Bambaru pada akhir Januari 2022 hingga kini masih sepi pembeli.
Sedangkan mereka harus mengeluarkan biaya retribusi sewa lapak, retribusi
harian, dan juga listrik tiap bulannya. "Seharusnya pemerintah berikan
keringanan ke kami. Pasar ini kan masih baru, masih sepi pembelinya,"
terang Ny. Nilam, salah seorang pedang aksesoris di Pasar Bambaru, Rabu,
2 Maret 2022. Nilam mengatakan, belum cukup sebulan ia berjualan, ia
sudah harus membayar sejumlah retribusi harian dan retribusi kebersihan
sebesar Rp90 ribu per bulan. Belum ditambah dengan sewa lapak sebesar
lebih Rp1 juta.
Ny. Sita (45 tahun) salah seorang pedagang pakaian di Bambaru juga
mengeluhkan hal yang sama. Ia mengaku keberatan dengan penarikan
retribusi oleh petugas pasar. "Saya baru berapa hari buka lapak di sini, eh
sudah ditagih retribusi, malah diminta bayar dua bulan sekalian, padahal
belum satu minggu saya jualan," keluhnya. Menurut Sita kurangnya
pembeli yang datang, lantaran tak ada promosi terkait keberadaan pasar
modern Bambaru. Kata Sita masih banyak masyarakat yang kurang tau
dengan nama Pasar Modern Bambaru lantaran sebelumnya lebih populer
diketahui dengan nama Pasar Tua. "Masih banyak temanku yang tanya,
dimana itu Pasar Moderen Bambaru. Ternyata mereka taunya pasar Tua
bukan Bambaru," tuturnya. Hal ini jelas sangat disayangkan mengingat
penjual di pasar merupakan orang kecil yang mencari nafkah. Kenyataan
bahwa Pasar Bambaru ini sepi dikarenakan banyak yang belum tahu dengan
adanya gedung baru di kawasan ini harusnya menjadi catatan bagi
pemerintah.
Perlu diadakan inovasi baru yang menarik pengunjung sehingga
nantinya kawasan Pasar Tua ini bisa menjadi kawasan yang berkelanjutan.
Bisa dimulai dari hal hal kecil seperti menghidupkan pasar malam atau
membuat festival makanan tradisional yang memanfaatkan penjual di pasar
tersebut, bisa menyajikan makanan tradisional yang sudah lama tidak dijual
dan sebagainya.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan arsitektur hijau (green architecture) pada Pasar Tua ialah
sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk
terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup
yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan
sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. ‘Green’
dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly
(ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan
performa sangat baik). Aristektur Hijau juga diatur dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yaitu, Arsitektur hijau dalam
peraturan (PERMEN PPUPR) No.02/PRT/M/2015 tentang bangunan hijau.
Bangunan hijau adalah gedung yang memenuhi persyaratan bangunan
gedung dan memiliki kinerja terukur dan signifikan dalam penghematan
energi, air, dan sumber daya lainnya melalui prinsip bangunan gedung hijau
sesuai dengan fungsi dan klasifikasi tahapan pelaksanaannya. Arsitektur
hijau diterapkan guna menjadikan bangunan yang nyaman serta asri.
Arsitektur hijau dapat didukung dengan lingkungan asri pada lokasi. Seperti
pada prinsip arsitektur hijau yang dimana bangunannya dapat menjadi
bangunan hemat energi, air dan sumber daya lainnya yang berpedoman pada
bangunan ramah lingkungan serta memperhatikan lingkungan sekitarnya.
Adanya rasa nyaman serta lingkungan yang bersih dan asri dapat
dimanfaatkan dari alam yang mendukung pasar buah tersebut, nyamannya
suatu tempat dapat diukur dengan nyamannya suasana dan tata letak setiap
ruang pada bangunan pasar tersebut. Bersih dan asri suatu lingkungan dapat
didukung dengan adanya penghijauan yang menimbulkan kesan segar dan
mencakup kenyamanan pada area pasar.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/astridamayanti/54f39447745513942b6c7b6
b/berburu-jajanan-khas-palu-di-pasar-tua (diakses pada 06 Desember 2022)
https://berita.99.co/serba-serbi-arsitektur-hijau/ (diakses pada 06 Desember
2022)
Kristin Marisa Caronina Sitepu, Marpaung B. O. Y. 2022. Pendekatan
Arsitektur Hijau dalam Konsep Perancangan Bangunan Pasar Buah Di
Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Sumatera Utara: TALENTA
Publisher

Anda mungkin juga menyukai