Anda di halaman 1dari 6

FENOMENA ARSITEKTUR TROPIS

REVIEW BANGUNAN ARSITEKTUR TROPIS


DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI

SRI RIZKA FAJRIA


F22120007
RUMAH GADANG

Rumah gadang terletak di sumatera barat yang mempunyai topografi Mulai dari daratan
rendah (datar) pada daerah pesisir pantai dan Bergelombang berbukit-bukit yang membentang
pada gugusan pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian permukaan daerah Sumatera Barat
mulai dari 2 M s/d 2.330 M dari permukaan laut. Dilihat dari posisi letak Provinsi Sumatera
Barat mempunyai Iklim tropis basah dimana tidak terdapat perbedaan menyolok antara musim
hujan dengan musim kemarau, dengan curah hujan cukup tinggi 119 mm S/d 690 mm per
bulannya, sedangkan curah hujan terendah terdapat pada bulan Mei s/d Agustus dengan curah
hujan 53 mm s/d 564mm perbulannya.

Badan rumah gadang berbentuk segi empat memanjang dan membesar ke atas, seperti
trapesium terbalik. Tujuannya, agar saat musim hujan bagian dalam rumah tidak basah karena
terkena air hujan yang terbawa angin. Rumah memanjang dari utara ke selatan. Ini akan
melindungi penghuninya dari sinar matahari dan hembusan angin secara langsung.

Bentuk atapnya yang runcing dan berbentuk atap segitiga karena dapat membantu air
hujan untuk cepat turun dan tidak menggenang di atap. Material atap rumah gadang terbuat
dari material ijuk, karena ijuk sangat cocok dengan iklim tropis. Atap ijuk bisa menyerap air
maupun panas. Atap ijuk memberikan keteduhan karena menyerap sinar matahari sekaligus
membuat sejuk suasana di sekitar. Dinding rumah gadang terbuat dari papan kayu yang juga
cocok dengan iklim tropis karena tahan terhadap cuaca dan kelembaban.
Ukuran jendela yang besar membuat sinar matahari cukup menyinari setiap ruangan,
ditambah dengan banyak jendela pada Rumah Gadang. Jumlah jendela Rumah Gadang, terdiri
dari 8 jendela di bagian depan,2 jendela di bagian kiri, dan 2 jendela di bagian kanan. Setiap
jendela menjadi tempat sirkulasi udara dan cahaya matahari. Sehingga, isi rumah terasa segar,
sehingga menyehatkan siapa saja yang tinggal di rumah gadang.
Rumah Gadang berbentuk segi empat, tetapi tak simetris. Rumah Gadang menjulang
ke atas, tiang bagian luarnya tidak lurus ke atas tetapi sedikit miring ke arah luar. Konstruksi
ini dibuat untuk mengatasi hembusan angin kencang yang datang karena kondisi alam
Minangkabau yang terletak di dataran tinggi dan dataran rendah.

Di bagian depan Rumah Gadang terdapat Rangkiang atau


lumbung yang merupakan sebuah rumah kecil yang digunakan
untuk menyimpan padi.
Seperti rumah gadang, bangunan ini memiliki atap
berbentuk gonjong yang terbuat dari ijuk. Dindingnya terbuat dari
anyaman bambu tanpa jendela dan pintu yang aman untuk
menyimpan padi, padi harus di simpan di ruangan yang tidak
lembab agar terbebas dari hama.
SULTAN OMAR ALI SAIFUDDIN MOSQUE

Brunei Darussalam memiliki iklim tropis lembap dengan suhu rata-rata 24oC-30oC.
Iklim tropis di Brunei Darussalam disebabkan oleh letak negara ini yang berada di dekat garis
khatulistiwa sehingga memiliki iklim tropis yang panas, lembap, dan basah akibat curah hujan
tinggi. Bangunan ini dirancang oleh biro arsitekur Booty and Edwards Chartered berdasarkan
rancangan karya arsitek berkebangsaan Italia Cavaliere Rudolfo Nolli, yang telah lama bekerja
di teluk Siam.

Masjid ini memiliki menara marmer dengan kubah emas. Material marmer merupakan
bahan yang awet dan tahan terhadap perubahan cuaca. Jendela pada Masjid ini menggungakan
material kaca patri untuk mengendalikan cahaya yang masuk kedalam ruangan.
RUMAH TRADISIONAL MALAYSIA/MALAYU

Iklim di Malaysia yaitu iklim tropis, hangat dan lembab sepanjang tahun. Suhu rata-
rata Malaysia sekitar 22°C – 33°C. Seperti negara Asia Tenggara lainnya, hujan pun dirasakan
setiap tahun nya, paling lebat turun dalam bulan April dan Oktober. curah hujanya termasuk
sedang. Dari sisi geografis malaysia banyak di kelilingi oleh pegunungan dan hutan sehingga
suhunya termasuk sejuk. Dan di malaysia hanya terdapat 2 musim yaitu musim kemarau dan
musim hujan.
Penggunaan rumah panggung hal yang sangat baik dilakukan pada lingkungan tropis,
sehingga bisa menjaga kelemban yang akan ditimbukkan dari tanah. Pemilihan rumah pangung
adalah hal yang bertanggung jawab dalam mendesain sebuah rumah (Bangunwijaya, 2000).
Dari beberapa pertimbangan seperti : kelembaban udara dan air hujan, dua hal ini adalah musuh
utama dalam penggunaan material bangunan terutama bahan kayu yang merupakan bahan
utama, ketika mendirikan sebuah bangunan tradisional.

Ruang bawah bangunan (kolong) rumah


tradisional memeliki elevasi berpariasi dari
atas tanah sehingga penghawaan bawah
bangunan bisa tidak terlalu lembab, terlihat
kondisi tanah pada bagian bawah kering
sehingga tidak terlalu memberikan efek
lembab kedalam bangunan dan kepada
rangka struktur bawah bangunan yang
terbuat dari material kayu pada bagian
bawah yaitu: tiang kayu, gelagar induk,
gelagar anak serta lantai bangunan.

Dari bawah bangunan juga akan bisa kita lihat adanya arus angin yang bisa disebut
ventilasi vertical, karena pergerakan angin yang sendirinya melewati pada bagian selah-selah
lantai bangunan yang merenggang. Ventilasi ini bisa disebut dengan ventilasi alami sehingga
juga bisa menjaga kelembaban ruang dalam bangunan, ventilasi ini sebenarnya juga bisa
disiasati ketika melaksanakan konstruksi bawah bangunan dengan memperhatikan arah
pergerakan angin dan arah bukaan.

Bangunan ini banyak memiliki bukaan-bukaan pada dinding, sehingga bisa melakukan
control terhadap kondisi tata udara yang berada dalam bangunan. Udara bisa melewati setiap
sudut dan setiap sisi pada bangunan, udara juga bisa masuk pada bagian pori-pori material
bangunan terutama bahan kayu, bagian ini merupakan terwujud dengan sendirinya secara alami
pada material kayu. Suhu ruang, pencahayaan alami cukup, pergerakan udara yang baik, aspek
dari hujan, dan terhindar dari sinar matahari langsung adalah akan membuat ruang tersebut
akan terasa nyaman.

Untuk merespon iklim tropis bangunan rumah tradisional memiliki atap yang cukup
melebar keluar melebihi dinding paling luar bangunan, sehingga atap tersebut dapat mengatasi
sinar matahari yang masuk secara langsung, dan juga pada saat hujan turun atap tersebut akan
bisa mengalirkan air cukup jauh dari dinding sehingga dinding bisa terjaga dari faktor
kelembaban.

Anda mungkin juga menyukai