Anda di halaman 1dari 5

RESUME PERENCANAAN

RUANG LUAR
TUGAS 1

NAMA : ANDI AHMAD FIRDAUS


STAMBUK : F22120028

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PRODI S1-ARSITEKTUR
A. RUANG LUAR
1. Teori
Ruang di dalam arsitektur adalah suatu area yang di batasi oleh 3
elemen pembatas yang membatasi antar ruang yakni lantai,dinding dan langit
langit. Elemen elemen tersebut tidak selalu nyata dan utuh, tetapi elemen
tersebut bersimbolik,ruang luar ialah ruang dengan membatasi alam yang
sifatnya tidak terbatas.
Pada ruang luar elemen atap dianggap tidak ada tetapi tetap di batasi
oleh 2 bidang yaitu lantai dan dinding, perencanaan dan perancangan ruang
luar tersebut biasa di sebut dengan arsitektur tanpa atap, contohnya seperti
pohon yang di jadikan sebagai dinding pembatas, tanah dan rumput yang di
jadikan sebagai lantai.

2. Pengertian
Ruang luar adalah sebuah ruang yang terbentuk oleh batas
vertikal/bidang tegak (massa bangunan atau vegetasi) dan batas horizontal
bawah (bentang alam) atau pelingkup lainnya. (Ashihara, Yoshinobu. 1986)

Terdapat beberapa aspek perancangan ruang luar, seperti :


1. Lantai Pemilihan bahan material yang digunakan dalam bidang
alas pada ruang luar tentunya berbeda dengan yang digunakan pada
ruang dalam. Penggunaan material ini tergolong keras seperti
material batu, conblock, batu bata, kerikil, dan material keras lainnya
yang dapat diaplikasikan pada ruang luar yang nantinya akan
digunakan untuk penutup atau pelindung baik untuk manusia atau
kendaraan.
Pemakaian material yang tepat akan sangat bermanfaat pada saat
ruang luar mengalami perawatan, seperti material dengan tingkat
kekuatan yang keras akan tahan lebih lama karena dapat menahan
beban dari luar yang diterimanya dari objek yang melintasi area
tersebut.

2. Dinding Dinding pada ruang luar dapat dibedakan menjadi 3 jenis


yang berbeda, yaitu sebagai berikut :

1. Dinding Massif Merupakan dinding dalam yaitu dinding batu bata


ataupun dari material lain yang memiliki ketinggian tertentu yang 64
memisahkan ruang luar dan ruang dalam atau ruang luar yang
dikelilingi dengan ruang luar lainnya.

2. Dinding Transparan Dinding ini berupa pepohonan atau pagar.


Dinding ini merupakan dinding yang tidak menutupi atau membatasi
keseluruhan, namun hanya sebagian dan masih memungkinkan untuk
orang melihan ke ruangan lain melalui celah tersebut.

3. Dinding Semu (Imajiner) Dinding semu ini bersifat subjektif, karena


merupakan hasil dari perasaan pengamat. Dinding jenis ini tidaklah
berbentuk nyata, namun tetap membatasi ruang luar satu dengan
ruang luar yag lainnya. Sebagai contoh sungai, batas laut, dan lain
sebagainya.

3.Fungsi
Berdasar fungsinya, ruang luar dikategorikan:

Fungsional, artinya ruang luar dibentuk dengan adanya fungsi/guna


tertentu:

 Ruang aktif : bermain, olah raga


 Tempat peralihan kegiatan atau menunggu
 Sarana penghubung antar bangunan
 Sebagai pembatas antar bangunan
 Sebagai pengatur jarak antar bangunan

Ekologis, artinya ruang luar dibentuk dengan pertimbangan fungsi


ekologisnya:

 Sumber penyegaran udara (menyerap CO2 dan menghasilkan O2)


 Sebagai penyerap dan pengendali air hujan dan banjir
 Sebagai pengendali ekosistem tertentu
 Sebagai pelunak/pelembut massa bangunan

B. TAPAK
1. Teori
Dalam proses perencanaan ruang, dikenal istilah perencanaan tapak
(site planning) dan rencana tapak (site plan atau site design). Perencanaan
tapak menunjukkan proses perencanaan yang di dalamnya mengandung
prinsip-prinsip, metode dan rangkaian tahapan perencanaan yang harus
dilakukan.
Sedangkan istilah rencana tapak adalah produk dari seluruh proses
perencanaan tapak. Definisi tapak dalam proses perencanaan ruang, adalah
sebidang lahan/tanah yang telah memiliki kejelasan status kepemilikan dan
siap untuk direncanakan dan dikembangkan menjadi berbagai fungsi
kegiatan (hunian, komersial, industri, pemerintahan, fasilitas umum, ruang
terbuka hijau).
Karena itu secara prinsip perencanaan tapak dimaksudkan untuk
merencanakan elemen-elemen ruang luar bangunan dan antar bangunan,
serta bertujuan menghubungkan dan mengintegrasikan ruang di dalam
tapak dengan lingkungan sekitarnya.

2. Pengertian
Pengertian ini merujuk tulisan Kevin Lynch, dalam buku Site Planning
(edisi 3, MIT Press, 1984) - yang menjadi referensi klasik dalam ilmu
perencanaan kota, yang mendefinisikan perencanaan tapak sebagai seni
dan ilmu mengolah struktur ruang dan membentuk ruang-ruang antara di
atas sebuah lahan.
Secara praktis, perencanaan tapak mengatur penggunaan lahan terkait
dengan bidang-bidang yang mengisi sebuah lahan, yakni arsitektur (kavling
dan bangunan, baik hunian maupun non hunian), teknik (prasarana:
jaringan jalan, drainase, air bersih, energi, dan limbah), arsitektur lansekap
(ruang terbuka hijau maupun non hijau), dan perencanaan kota (peraturan
tata ruang dan kebijakan membangun).
3. Fungsi
Pengertian lansekap itu sendiri menurut Jackson (1980) adalah
sebentuk lahan yang di atasnya terjadi interaksi antara manusia dengan
lingkungan dalam jangka panjang dan akan terus mengalami perubahan
dengan berjalannya waktu perubahan. Sementara Whythe (2002)
mengatakan bahwa lansekap merupakan hasil dari interaksi antara manusia
dan lingkungan fisik.
C. LANSEKAP
1. Teori
Pengertian lansekap itu sendiri menurut Jackson (1980) adalah sebentuk
lahan yang di atasnya terjadi interaksi antara manusia dengan lingkungan
dalam jangka panjang dan akan terus mengalami perubahan dengan
berjalannya waktu perubahan. Sementara Whythe (2002) mengatakan
bahwa lansekap merupakan hasil dari interaksi antara manusia dan
lingkungan fisik.
2. Pengertian
Lansekap itu sendiri menurut Jackson (1980) adalah sebentuk lahan yang
di atasnya terjadi interaksi antara manusia dengan lingkungan dalam jangka
panjang dan akan terus mengalami perubahan dengan berjalannya waktu
perubahan. Sementara Whythe (2002) mengatakan bahwa lansekap
merupakan hasil dari interaksi antara manusia dan lingkungan fisik.
3. Fungsi
Fungsi lansekap atau tata hijau sangat berkaitan dengan kebutuhan
manusia akan kesehatan. Ruang luar lingkungan hidup manusia memerlukan
penataan lahan yang cukup untuk “bernafas”, tidak dipadati oleh bangunan-
bangunan yang menyesakkan ruang gerak manusia. Lansekap atau tata hijau
tidak dapat lepas dari objek yang dilatarinya. Objeknya bisa manusia, bisa
juga berupa bangunan arsitekturnya. Arsitektur lansekap atau arsitektur
pertamanan merupakan dua kata yang kontradiktif.

Referensi:
 (Sumber : repository.unika.ac.id)
 (Sumber : e-journal.uajy.ac.id)
 (Sumber: eprints.undip.ac.id)
 (Sumber : Buku Ajar Perancangan Tapak - Graha Tria)

Anda mungkin juga menyukai