Anda di halaman 1dari 9

Konsep lingkungan binaan dan open space

Pengaruh relatif dari lingkungan binaan juga telah diadopsi oleh banyak penelitian untuk memeriksa
dan memahami keterlibatan dan kemauan anak untuk berpartisipasi dalam pilihan transportasi aktif.
"Lingkungan binaan harus dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting yang membentuk pola
aktivitas fisik di antara anak-anak (Frank et al., 2003)

Konsep ruang transisi

Untuk memahami ruang transisi, mula-mula perlu dibahas tentang teritori. Teritori adalah penentuan
wilayah seseorang atau sekelompok orang di dalam sebuah daerah Ruang di dalam hunian, lingkungan,
maupun sebuah ruang publik terbagi-bagi ke dalam wilayah milik individu ataupun kelompok yang
dinamakan dengan teritori. (Gifford, 1996; 120)

Primary territories
Primary territories
merupakan teritori yang dimiliki oleh seseorang maupun sekelompok orang, yang merupakan kedudukan permanen dan
merupakan pusat dari keseharian hidup para individunya. Teritori jenis ini contohnya adalah hunian sebuah keluarga, atau kamar tidur
seseorang.
2.Secondary territories
. Teritori jenis ini merupakan teritori yang sering dipergunakan dalam keseharian individu, namun bukan sebagai penanda
permanen bagi pemiliknya. Contoh dari jenis teritori ini adalah meja seseorang di dalam kantor, loker di dalam pusat kebugaran, atau
meja favorit di dalam sebuah restoran, ruang ruang kantor pada lingkungan sekolah . Penguasaan terhadap jenis teritori ini tidak terlalu
kuat, bahkan teritori jenis ini terkadang dapat berubah maupun dapat berbagi dengan orang lain.
3.Public territories. Teritori jenis ini merupakan jenis teritori yang berkaitan dengan ruang publik dan komunitas tertentu. Teritori
publik hadir karena ada pembatasan keperluan ataupun acara yang berlangsung pada waktu tertentu. Sebagai contoh adalah
bar yang hanya boleh dimasuki oleh orang-orang yang umurnya sudah melebihi batas tertentu

Ruang harus mengkomunikasikan 'hak pemilikan' ini dengan jelas supaya kita semua dapat bertingkah laku secara teratur dan teratur tanpa sentiasa
mengganggu satu sama lain "(Lawson, 2001; 12). 24

Pembentukan ruang peralihan

Ruang transisi di dalam kawasan mixed-useyang memungkinkan penghuni untuk dilihat oleh pihak luar
memungkinkan penciptaan privasi yang kurang maksimal. Tempat ini misalnya lobby apartemen, pedestrian, maupun
koridor antara hunian dan pusat perbelanjaan. Space that facilitates display may not be good at providing privacy,
Space that is public domain may need to be recognizably different to space that is private domain.(Lawson, 2001; 11) ...,
(jurnal Dea Conscience, FT UI, 2008)

Konsep penataan massa

Pola merupakan suatu yang mengungkapkan skema organisasi struktural mendasar yang mencangkup suatu penataletakan masa, baik itu
bangunan maupun lingkungan, yang menciptaan suatu hubungan keseimbnagan dan keselarasan. Untuk jenis pola masa dapat dibagi
menjadi beberapa yaitu (Yadnya, 2012)

Menurut Dharma Yadnya (2012) pengembangan konsep bentuk dan pola massa pada tapak memenuhi kreteria: 1) memenuhi tuntutan
fungsi bangunan pada tapak, 2) kaidah-kaidah orientasi, dan 3) kaidah-kaidah estetika berupa irama, tekanan, keseimbangan, proporsi dan
skala. Tidak seluruh bentuk dasar dari massa dapat dikembangkan, pengembangan disesuaikan dengan kebutuhan dengan memperhatikan
kriteria tersebut

a.Monolit (Tunggal)

b. Kompak

c. Linear

Dimensi bangunan menjadi lebih kecil.

Hubungan aktivitas tidak terlalu kompak kompak jalurnya nya memanjang.

Kurang cocok diterapkan pada tapak yang luas.

Kesan formal

d. Grid (Papan Catur e. Cluster f. Memusat


Konsep ruang luar

Ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak terbatas.
Sebagai lingkungan luar buatan manusia, yang mempunyai arti dan maksud tertentu dan sebagain bagian dari alam Arsitektur tanpa Atap,
tetapi dibatasi oleh dua bidang lantai dan dinding atau ruang yang terjadi dengan menggunakan dua elemen pembatas. Hal ini
menyebabkan bahwa lantai dan dinding menjadi elemen penting di dalam merencanakan ruang luar (Prabawasari, 2008)

Menurut Rob Meyer (dalam Prabawasari, 2008:9), ruang terbuka (Urban Space) secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:

Berbentuk memanjang: Umumnya hanya mempunyai batas-batas pada sisi-sisinya, contohnya: jalanan, sungai dan lain-lain.

Berbentuk mencuat: Yang dimaksud dengan bentuk mencuat adatah ruang terbuka ini mempunyai batas-batas di sekelilingnya, contohnya lapangan,
bundaran dan lain-lain

Ruang terbuka sebagai wadah kegiatan bersama, dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu (Hakim, 2003 : 50) :

1. Ruang Terbuka Umum, dapat diuraikan menjadi berikut :


· Bentuk dasar dari ruang terbuka selalu terletak diluar massa bangunan
· Dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang (warga)
· Memberi kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan (multi fungsi).

Contoh ruang terbuka umum adalah jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza lapangan olahraga, taman kota dan taman rekreasi.
Ruang terbuka aktif, adalah rang terbuka yang mempunyai unsur-unsur kegiatan didalamnya misalkan, bermain, olahraga, jala-jalan.
Ruang terbuka ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan tepi sungai sebagai tempat
rekreasi.

Sirkulasi

Sirkulasi pejalan kaki (dalam site)

Menurut Iswanto (2003), syarat- syarat rancangan yang harus dimiliki jalur pedestrian agar terciptanya jalur pejalan kaki
yang baik adalah sebagai berikut:

a. Kondisi permukaan bidang pedestrian:

- Haruslah kuat, stabil, datar dan tidak licin.

- Material yang biasanya digunakan adalah paving block, batubata, beton, batako, batu alam, atau kombinasi-
kombinasi dari yang telah disebutkan.

b. Kondisi daerah- daerah peristirahatan:

- Sebaiknya dibuat pada jarak- jarak tertentu dan disesuaikan dengan skala jarak kenyamanan berjalan kaki,

- Biasanya berjarak sekitar 180 meter.

c. Ukuran tanjakan (ramp):

- Ramp dengan kelandaian di bawah 5% untuk pedestrian umum.

- Ramp dengan kelandaian mencapai 3% penggunaannya lebih praktis.

d. Dimensi pedestrian (berdasarkan jumlah arah jalan):

- Lebar minimal sekitar 122 cm untuk jalan satu arah.

- Lebar minimal sekitar 165 cm untuk jalan dua arah.

Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi Kendaraan
Banyaknya pengunjung yang datang menggunakan kendaraan menyebabkan lalu lintas
padat dan terjadi kemacetan. Untuk sirkulasi kendaraan sendiri dibagi menjadi dua yaitu :

 Sirkulasi kendaraan pribadi jenis sirkulasi ini bersifat pasif, karena kendaraan yang datang bukan
hanya lewat tetapi menjadikan suatu kawasan sebagai titik pemberhentian. Semakin menarik
kawasan tersebut semakin banyak kendaraan yang datang dan berkumpul pada suatu kawasan
yang terdapat aktivitas pemenuhan kebutuhan.
 Sirkulasi angkutan umum jenis ini bersifat aktif, dalam artian sirkulasi kendaraan ini harusnya
hanya melewati kawasan tertentu. Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah banyaknya rute
kendaraan umum yang melintasi. Semakin banyak jurusan semakin banyak pula jumlah
kendaraan umum yang melewati kawasan tersebut.( Kim W. Todd)

Konsep Ruang Diam

Perilaku spasial adalah tindakan atau langkah manusia dalam melaksanakan kegiatan
dalam memanfaatkan lingkungan lingkungan yang ada (Lang, 1987). Perilaku seseorang
dipengaruhi oleh persepsi terhadap lingkungannya, yang meliputi motivasi dalam
memanfaatkan lingkungan sebagai komponen dasar. Manusia memiliki rasa lelah dalam
melakukan sesuatu kegiatan. jarak tempuh optimum bagi pejalan kaki yaitu 200m.

Tekstur
“Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun semu. Suatu
permukaanmungkin kasar, halus, keras atau lunak, kasar atau licin”.

(Sidik dan Prayitno, 1979: 26).


Vegetasi

“Penggunaan vegetasi pada bangunan berfungsi juga sebagai filter cahaya matahari.”

[Arsitekturlingkungan;2015;Pengaturan Penghawaan dan Pencahayaan Pada Bangunan]

Fungsi vegetasi meliputi :

a. Mereduksi polutan dan memproduksi oksigen.

b. Memperbaiki kualitas iklim lokal.

c. Pengontrol radiasi sinar matahari.

d. Penegasan ruang.

e. Pemberi suasana dan karakter bangunan, tapak dan lingkungan.

f. Peralihan skala.

g. Pengendali view, dan

h.Pengontrol silau. [Lukman Hakim, 2012: bab II manfaat vegetasi pada estetika lingkungan]
Drainase.

Drainase limbah kamar mandi sekolah dibuang ke parit yang terdapat di depan site dan air hujan
tidak langsung dibuang di parit, tetapi diserap pada bagian jalur kebakaran yang luas di sekeliling site
yang menggunakan grass block.

Teori :

Rongga-rongga pada grass blok memungkinkan air dapat meresap kedalam tanah menjadi
lebih banyak, dibandingkan Paving Block. Umumnya penggunaannya untuk lahan pedestrian, jalan
pada taman, atau carport rumah, halaman restoran atau perkantoran hingga jalan areal jalan
lingkungan perumahan.Rumput yang tumbuh pada rongga-rongga akan menambah estetika dan
keindahan halaman atau jalan. Dan dapat dibuat dengan berbagai design/pola pemasangan dan
dapat dikombinasikan dengan Paving Block. Menggunakan Grass Block adalah cara yang bagus untuk
perkerasan jalan, halaman/taman sekaligus memiliki hamparan rumput yang hijau dan tentunya
membuat lahan resapan air bertambah luas.

["Grass Block Membuat Halaman Hijau - Paving Block Indonesia". Paving Block Indonesia 2016]

Rekayasa pengelolaan Sistem Drainase (Muhamad Lantip , Fakultas Teknik Universitas Mulawarman
Samarinda)
Penghawaan Alami.

Pengendalian aliran angin dan optimalisasi pemanfaatannya terhadap bangunan:

a. Konfigurasi bentuk bangunan.


b. Mengalirkan udara panas dari bawah ke atas.
c. Wind tunnel.
d. Ventilasi silang.

[Arsitekturlingkungan;2015;Pengaturan Penghawaan dan Pencahayaan Pada Bangunan]

Zoning
Zoning terbagi menjadi 3 area :
1. Privat : dipilih area yang paling terhindar dari kebisingan jalan dan
lingkungan sekitar. Maka dipilih area ini adalah area yang jauh dari jalan
umum/penduduk.
2. Semi Privat : dipilih area yang memiliki kebisingan dan lalulintas kegiatan
sedang. Perancang memilih area ini berada di tengah-tengah lahan perancangan.
3. Publik : dipilih area yang paling dekat dengan kebisingan jalan dan
kepadatan lalulintas kegiatan sekitar. Maka yang dipilih adalah area yang paling dekat
dengan jalan.
(jurnal Dea Conscience, FT UI, 2008)

4.Area Servis, area servis di tempatkan mengikuti kebutuhan dari area yang lain (Ahmad Muhyiddin
Gozali, 2016 PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYRAKAT Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu)

Vegetasi

Vegetasi yang ada di ruang luar digunakan sebagai perindang dan peneduh di sekitar bangunan.

Selain itu, vegetasi juga digunakan sebagai penunjuk jalan yang secara visual mengantarkan pengunjung…

Ruang Mikro
Perletakan Tanaman Untuk perletakan tanaman harus disesuaikan dengan tujuan perencanaan tanpa
melupakan fungsi tanaman yang dipilih. Pada tahap ini harus dipertimbangkan “ kesatuan dalam design ”
(unity), antara lain : 1. Variasi / Variety. 2. Penekanan / Accent 3. Keseimbangan / Balance. 4. Kesederhanaan /
Simplicity 5. Urutan / Sequences.

Vegetasi dapat disusun menjadi : a. Taman b. Tempat bernaung c. Memberi tirai pemandangan d.
Menahan angin e. Memberi bayangan

Konsp psikologis Anak

(Hurlock, Elizabeth B, Perkembangan Anak Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2000)

Menurut Piaget anak pada usia (7-11 tahun) berada dalam tahap operasional konkret yaitu dimana
anak sudah mampu berpikir rasional, seperti penalaran untuk menyelesaikan suatu masalah yang
konkret (aktual), oleh karena itu tumbuh kembang di masa ini sangat perlu menjadi perhatian.

Perkembangan fisik motorik ini umumnya ditandai hal-hal sebagai berikut:Pertumbuhan anak pesat,
lengan dan kaki panjang tungkai kurus, kemudian menjadi gemuk.Gigi susu berganti gigi tetap.Penuh
energi, suka bergerak aktif sekali, makin lama keaktifan lebih terarah.Masih senang berlari.

Tumbuh kembang secara sosial.

Perkembangan sosial anak adalah pencapaian kematangan dalam hubungan sosial anak usia dini dan usia
sekolah dasar. Secara sederhana definisi perkembangan sosial merupakan proses belajar untuk menyesuaikan
diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi; meleburkan diri menjadi suatu kesatuan yang saling
berkomunikasi dan bekerja sama

Desain ruang kelas

(Gentha Fernanda, Damayanti Asikin, Triandi Laksmiwati Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya Malang)

Menurut Hurlock (1992: 325) pola permainan yang dapat mendukung perkembangan sosial anak adalah pola
permainan yang bernuansa sosial yang melibatkan interaksi dengan teman-teman sebaya. Pola permainan
tersebut dapat ditemukan dalam permainan tradisional, karena hampir semua permainan tradisional harus
dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bertatap muka, sehingga keadaan ini memungkinkan anak untuk
berinteraksi dengan teman bermainnya. Manfaat-manfaat edukatif yang ada pada permainan tradisional,
misalnya melatih ketangkasan, kekuatan fisik (kemampuan motorik kasar), keberanian, kegesitan, keterampila

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menata lingkungan fisik kelas menurut
Loisell (dalam Winataputra, 2003:9.22) yaitu:

1. Visibility (Keleluasaan Pandangan)


Visibility artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan
siswa

2. Accesibility (mudah dicapai) Penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil
barang-barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Accesibility juga dapat termasuk sirkulasi.
Sirkulasi merupakan pengarahan dan pembimbingan jalan yang terjadi dalam ruang. Sirkulasi dicapai dengan
peletakan pintu, permainan lantai, dan permainan plafon (Laksmiwati, 2012).

3. Fleksibilitas ruang (Keluwesan) Fleksibilitas ruang adalah dimana suatu ruang dapat digunakan untuk
beberapa aktivitas yang berbeda karakter dan dapat dilakukan pengubahan susunan ruang tanpa mengubah
tatanan bangunan. Terdapat 3 konsep fleksibilitas, yaitu ekspansibilitas, konvertibilitas dan versatibilitas. a.
Ekspansibilitas (Perluasan Ruang) b. Konvertibilitas (Perubahan Tata atur) c. Versatibilitas (Multi fungsi)

4. Kenyamanan Kenyamanan disini berkenaan dengan penghawaan/temperatur ruangan, cahaya, suara dan
kepadatan kelas.

5. Keindahan Prinsip keindahan ini berkenaan dengan usaha menata ruang kelas yang menyenangkan dan
kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh positif pada
sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Konsep Tropis (SEKOLAH TERPADU DI PEKANBARU DENGAN PENDEKATAN EKO ARSITEKTUR)

Pada perancangan Sekolah Terpadu Dengan Pendekatan Eko Arsitektur, menggunakan prinsip-prinsip
bangunan ekologis menurut Heinz Frick (1998) dengan pengaplikasian terhadap desain arsitektur yaitu:

1. Orientasi matahari diaplikasikan dalam menentukan arah bangunan.

2. Konservasi sinar matahari diaplikasikan dengan menggunakan panel surya.

3. Pencahayaan yang diaplikasikan pada bukaan dan skylight pada bangunan.

4. Penghawaan diaplikasikan pada bukaan dengan menggunakan teori ventilasi silang.

5. Konservasi air yang diaplikasikan dengan membuat beberapa kolam dan tangki penampungan guna
menampung air hujan.

6. Pengurangan cahaya matahari diaplikasikan dengan menggunakan shadding.

7. Material ramah lingkungan diaplikasikan dalam menentukan jenis material yang digunakan sebagai
fasad ataupun struktur bangunan.

Anda mungkin juga menyukai