Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PERANCANGAN


Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari adat istiadat dan
kebudayaan. Budaya merupakan sebuah sistem gagasan & rasa, sebuah
tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam kehidupannya yang
bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan belajar (Dr.
Koentjaraningrat).

Suku Pakpak adalah salah satu dari sepuluh etnis yang ada di Sumatera
Utara yang mendiamin 5 suak yaitu yang mendiami wilayah Simsim, Pegagan,
Keppas, Kelassen, dan Boang (Mansehat Manik, 1977:5-7). Pakpak Keppas
dan Pakpak Pegagan adalh suak yang mendiami kabupaten Dairi, Pakpak suak
Kelasen hidup dan tinggal di daerah kabupaten Humbang Hasundutan dan
Tapanuli Tengah .Pakpak Boang tinggal di daerah SIngkil dan Pakpak suak
Simsim yang tiggal di daerah Pakpak Bharat.(Lister Berutu:2013)

Pakpak Bharat adalah salah satu wilayah kabupaten yang berada di


Sumatera utara yang merupakan wilayah pemekaran dari kabupaten Dairi pada
tahun 2003. Pakpak Bharat terletak di kaki pegunungan Bukit Barisan dengan
kegiatan perekonomian terfokus pada pertanian dan perkebunan Wilayah
Kabupaten memiliki luas wilayah 135.610 (Seratus Tiga Puluh Lima Ribu Enam
Ratus Sepuluh) hektar. Hampir 90% penduduk kawasan ini beretnis Pakpak.
Potensi -potesi kebudayaan yang dimiliki Pakpak Bharat cukup besar seperti,
Tari daerah , musik daerah, dan peninggalan -peninggalan kebudayaan
Kebudayaan Pakpak itu sendiri adalah aset penting bagi masyarakat Pakpak
yang merupakan ciri khas dan jati diri suku Pakpak.

Kebudayaan itu sendiri harusah tetap dijaga ,dilestarikan dan di


kembangkan agar tidak tergerus oleh zaman. Salah satu cara dalam
pengembangan budaya di atur pada UU no .5 Tahun 2017 Pasal 30 ayat (1)
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah harus melakukan
Pengembangan Dalam Pemajuan Kebudayaan, Pemerintah Daerah sesuai
dengan wilayah administratifnya, bertugas menyediakan sarana dan prasarana
Kebudayaan. UU no .5 Tahun 2017 pasal 44 poin (f).
Pengembangan kebudayaan Pakpak masih belum di apresiasi secara
nyata bahkan masih belum dikenal oleh masyarakat secara luas baik skala
regional maupun nasional. Antusiasme masyarakat Pakpak itu sendiri pun
rendah dan masih cenderung mengabaikan budaya ini.. Suku Pakpak ini
terancam punah, situs-situs bersejarah dari budaya ini terbilang langka, rumah
tradisional yang mencerminkan budaya asli masyarakat Pakpak kini hampir
tiada disebabkan karena terabaikan oleh pemerintah, banyak peninggalan yang
rusak, hancur, bahkan ada yang di curi oleh orang yang tidak
bertanggungjawab. ( Herna, Hirza. :2015 )

( Herna, Hirza. "Kebudayaan Masyarakat Kabupaten Pak-pak Barat."


Jurnal Bahas Unimed 26.3 (2015): 79467 ).

Gambar 1.2 . Batu Tetal di


kecamatan Siempat Rube
( Balai Arkeologi Medan 2019 )

Gambar 1.1 . Mejan Berutu Kuta Kersik


( Balai Arkeologi Medan 2019 )

Gambar 1.3 . Pertulanen merga Manik di


Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut
( Balai Arkeologi Medan 2019 )

Salah satu puncak kebudayaan Pakpak adalah “ Menanda Tahun” ,


Menanda Tahun adalah sebuah upacara ritual yang diselenggarakan oleh
masyarakat Pakpak. Upacara sekali setahun ini diadakan dalam rangka
pembukaan ladang, acara kebudayaan ini selalu diselenggarakan ketika
menjelang musim tanam, dengan maksud agar tidak menyalahi apa yang
dipercayai sebagai ketentuan - ketentuan penguasa alam gaib bagi kelestarian
ekosistem, sehingga demikian usaha-usaha pertanian dan perladangan
memperoleh izin dan “keberkahan”dari mereka. ( Supsiloani dan Priska Prince
Manik :2015 )

Perkembangan zaman dan budaya asing juga sangat berpengaruh pada


perkembangan budaya , pengaruh budaya asing menciptakan paradigma di
tengah masyarakat terkhusus generasi muda untuk lebih memilih hal tersebut
dibandingkan memilih mengembangakan budaya lokal karena dianggap kolot /
kuno. Selain itu wadah/ tempat yang belum memadai pun menjadi salah satu
faktor membuat budaya ini tidak berkembang. Pada kabupaten Pakpak Bharat,
rumah adat ataupun fasilitas kebudayaan masih jarang ditemui karena
terabaikan oleh pemerintah . Sangat disayangkan aset yang begitu besar dari
kebudayaan ini tidak di kelola dan dikembangkan secara optimal.

Pengembangan budaya secara optimal akan meningkatkan kualitas


kehidupan di lokasi budaya menjadi lebih baik dan dikenal oleh masyarakat
dunia . Dalam menyikapi keresahan tersebut, Keberadaaan sebuah pusat
kebudayaan sangatlah penting dalam mengembangkan dan melestarikan
kebudayaan Pakpak . Selain itu juga, potensi kebudayaan Pakpak ini juga akan
mendukung peningkatan sektor pariwisata di kabupaten Pakpak Bharat, yang
dimana menjadi aset pariwisata yang menarik perhatian para wisatan lokal
maupun wisatawan mancanegara.

Oleh karena itu, perancang memilih merancang Pusat Kebudayaan


sebagai kasus dalam proyek ini.dengan judul “Pusat kebudayaan Pakpak (
Pakpak Cultural Center )“. Pusat kebudayaan Pakpak ( Pakpak Cultural Center
) adalah sebuah pusat pengembangan kebudayaan yang menjadi sarana
pengembangan , pengajaran dan publikasi budaya Pakpak kepada masyarakat
lokal maupun asing .

Perancangan Pusat Kebudayaan ini menerapkan konsep arsitektur Neo-


Vernakular untuk membangkitkan kembali kenangan historis budaya Pakpak
yang dewasa ini mulai berkurang dari segi eksistensi. Penerapan Arsitektur
Neo - Vernakular ini di harapkan akan membuat kawasan tersebut memiliki
identitas budaya . Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular digunakan untuk
mendapatkan gubahan arsitektur yang mengacu pada bahasa setempat
dengan mengambil elemen-elemen fisik maupun non fisik, seperti budaya, pola
pikir, kepercayaan/pandangan terhadap ruang, nilai filosofi, dan religi, menjadi
konsep dan kriteria perancangan ke dalam bentuk kontemporer (Sumalyo,
1997: 452).

Dari tema Neo- Vernakular ini bangunan yang akan di rancang akan
mengambil budaya Pakpak dengan menggunakan unsur- unsur budaya seperti
material , bentuk atap , Tata dan Pola ruang suku Pakpak dengan
menggunakan teknik konstruksi modern yang berkelanjutan.

1.2 PERMASALAHAN PERANCANGAN


Permasalahan yang akan timbul dalam perancangan ini adalah :

1. Menentukan site yang sesuai untuk dibangunnya cultural center di


kabupaten Pakpak Bharat.

2. Menciptakan ruang sebagai fasilitas kebudayaan sesuai sasaran pengguna


cultural center ini.

3. Menentukan bagaimana penerapan konsep Vernakular pada desain


bangunan Cultural Center ini.

1.3 TUJUAN PERANCANGAN


Adapun tujuan dalam perancangan cultural center ini adalah :
1. Menciptakan sarana dan prasarana yang dapat mewadahi kegiatan
pelestarian warisan kebudayaan di Pakpak Bharat,
2. Menyediakan fasilitas yang dapat di gunakan masyarakat dalam
berkreativitas dan mengembangkan kebudayaan di Pakpak Bharat.
3. Mewujudkan sebuah tempat bagi para wisatawan lokal maupun
internasional dalam mengetahui dan menghargai wisata kebudayaan
yang ada di Pakpak Bharat ,
4. Menyediakan sarana pengembangan ekonomi wisata pada daerah
Pakpak Bharat dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat.

1.4 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


- BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian pengertian judul, latar belakang, permasalahan ,tujuan
perancangan, sistematika laporan dan kerangka berpikir
- BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang tinjauan fungsi dan tinjauan tema
- BAB III METODOLOGI
Berisi tentang metodologi pemilihan lokasi dan pendekatan penyelesain
masalah perancangan.
- BAB IV DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang judul proyek, luasan ,batas kawasan dan fungsi sekitar
- BAB V ANALISIS PERANCANGAN
Berisi tentang analisis sistem kegiatan/program ruang,analisis konsep ruang
luar/tapak, analisis tata ruang dalam, analisis massa dan konsep fasad,
analisis sistem struktur dan analisis sistem utilitas.
- BAB VI KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep dasar, konsep sistem kegiatan /program ruang,
konsep perancangan ruang luar /tapak, konsep tata ruang dalam, konsep
massa dan fasad, konsep sistem struktur, konsep sistem utilitas.
- DAFTAR PUSTAKA
1.5 KERANGKA BERPIKIR

LATAR BELAKANG

MAKSUD DAN TUJUAN

RUMUSAN MASALAH

Batasan – Batasan Masalah dan penangannya


dalam menyelesaiakan kasus .

STUDI KASUS

PENGUMPULAN DATA STUDI TEMA


 Survey Lokasi  Survey Lokasi
 Studi Literatur  Studi Literatur Tema
 Studi Banding Arsitektur Vernakular

1.1 Diagram Kerangka Berpikir

ANALISA

KONSEP

PRA-RANCANGAN

DESAIN AKHIR

1.1 Diagram Kerangka Berpikir


BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 TINJAUAN FUNGSI


2.1.1 Terminologi Judul
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata Pusat merupakan tempat yang
letaknya di bagian tengah, pangkal yang menjadi pimpinan ( Depdikbud, II, 1997 ) .
sedangkan, Kebudayaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan cipta, rasa,
karsa, dan hasil karya masyarakat.( UU no.5 Tahun 2017 ).
Pusat kebudayaan merupakan suatu komplek area yang terdapat area ruang
terbuka dan area ruang tertutup sebagai tempat dan wadah kegiatan untuk menggelar
suatu pertunjukan dan pagelaran seni dan budaya sekaligus sebagai tempat dan
wadah berkumpul dan berdiskusi para seniman untuk saling bertukar informasi,
menyaksikan dan mempertunjukan suatu pertunjukan sebagai ajang pengenalan
budaya dan seni serta pelestarian kebudayaan (Mayer dkk, 1949).
Pusat kebudayaan sebagai suatu wadah kegiatan seni dan budaya merupakan
Suatu tempat yang berfungsi untuk menampung berbagai aktivitas yang berkaitan
dengan segala sesuatu yang berhubungan dan berkenaan dengan kesenian dan
kebudayaan yang merupakan hasil penciptaan dan pemikiran pada suatu daerah
ataupun suatu bangsa. ( Putro, Jawas Dwijo. "Pusat Kebudayaan di Pontianak sebagai
Wadah Kegiatan Seni dan Budaya Citra Bangunan yang Komunikatif sebagai Ekspresi
Nilai-nilai Budaya." (2002).
Jadi, Pusat kebudayaan pakpak merupakan sebuah titik/ pangkal dalam
pengembangan kebudayaan dengan mewadahi kegiatan seni dan budaya yang
berfungsi untuk menampung berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan
dan kesenian Pakpak.

2.1.1.1 Fungsi Pusat Kebudayaan


Museum/ bangunan cagar budaya adalah lembaga yang berfungsi melindungi,
mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada
masyarakat. Koleksi Museum yang selanjutnya disebut Koleksi adalah Benda Cagar
Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya dan/atau Bukan
Cagar Budaya yang merupakan bukti material hasil budaya dan/atau material alam
dan lingkungannya yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,
pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan/atau pariwisata.Pusat kebudayaan
merupakan salah satu bangunan cagar budaya. Fungsi dari Museum / bangunan
cagar budaya menurut UU no 66 tahun 2015 fungsi dari museum adalah melindungi,
mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada
masyarakat.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana melindungi , mngembangkan
memanfaatkan dan mengomunikasikannya kepada masyarakat, maka didalam
sebuah pusat kebudayaan yang akan dirancang pada umumnya terdapat fungsi-fungsi
sebagai berikut:
- Fungsi administratif/perkantoran
Merupakan seluruh kegiatan administratif dalam pusat kebudayaan.
- Fungsi edukatif/Pendidikan
Meliputi seluruh kegiatan pendidikan, misalnya kegiatan perpustakaan,
penyelenggaraan seminar-seminar dan kursus-kursus bahasa dan
sebagainya
- Fungsi rekreatif/hiburan.
Meliputi seluruh kegiatan pertunjukan seni, pemutaran fim, pameran dan
sebagainya.
- Fungsi informatif/penerangan
Seluruh kegiatan informatif melalui media cetak, digital maupun
radio/televisi dan sebagainya.

Dengan fungsi yang demikian kompleks, maka pusat-pusat kebudayaan yang


didirikan negara-negara tertentu dinegara-negara lain mempunyai kegiatan yang
berbeda-beda pada masing-masing negara, tergantung dari kebutuhan dan keadaan
politik, ekonomi, sosial dan budaya kedua belah pihak

2.1.1.2 Fasilitas Pusat Kebudayaan


Menurut PP no 66 tahun 2015 mengenai museum, fasilitas yang harus dimiliki
museum/ bangunan cagar budaya ialah :
a. Ruang penyimpanan
dapat berupa ruang penyimpanan tertutup dan/atau ruang penyimpanan terbuka
b. Ruang Pamer
dapat berupa ruang pamer tertutup atau ruang pamer terbuka.

Dalam mewujudkan fungsi nya, pusat kebudayaan memiliki fasilitas


utama antara lain :
 Ruang teater
dikhususkan untuk pelaku seni dan kegiatan seni lainnya melakukan
pertunjukan baik dalam teatrikal atau musical.
 Kantor
Fasilitas ini sangat penting karena sebagai penunjang fungsi administratif.
Fasilitas perkantoran mencatat semua data program dan kegiatan yang
berlangsung selama pusat kebudayaan beroperasi, termasuk didalamnya data
properti yang tersedia, jumlah pengunjung dan sebagainya.
 Perpustakaan
Perpustakaan pada pusat kebudayaan berisikan buku atau majalah terbitan
dari daerah budaya yang membahas informasi tentang kebudayaan daerah
tersebut, buku pembelajaan dan buku lainnya. Informasi yang terdapat dalam
perpustakaan dapat berupa fisik (buku, majalah) atau nonfisik (digital).
 Kelas kursus
Fasilitas ini memungkinkan masyarakat yang memiliki keterkaitan lebih jauh
pada suatu budaya untuk belajar bahasa asal budaya tersebut. Ruangan ini
bertujuan untuk menyediakan sarana dalam melakukan kegiatan seperti kursus
tari, kursus musik dan lain-lain
 Galeri seni
Galeri seni pada pusat kebudayaan dibuat berdasarkan kebutuhan khusus, bisa
berupa galeri seni yang memamerkan karya berupa lukisan atau patung
maupun berupa sebuah aula pertunjukkan yang menampilkan pertunjukkan
musik, tari, drama atau film. (Ramdini., Sarihati., Salayanti. 2015)

Selain fasilitas utama tersebut dalam mewujudkan fungsinya secara optimal


Pusat kebudayaan memiliki :
 Souvenir shop
Tempat bagi pengunjung untuk membeli cinderamata .
 Cafetaria
Cafetaria merupakan salah satu fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan
pengunjung baik makanan maupun minuman dan dapt juga menjadi sarana
pengenalan makana khas daerah kepada para pengunjung.
 Penitipan barang / loker
Kebutuhan akan pengamanan barang pengunjung pusat kebudayaan ini.
2.1.2 Kriteria Pemilihan Lokasi
Terdapat beberapa poin dalam pemilihan lokasi dalam perancangan ini, yaitu:
2.1.2.1 Tinjauan Terhadap Struktur Wilayah
Rencana Struktur ruang wilayah kabupaten Pakpak Bharat berfungsi sebagai
arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Pakpak Bharat Bharat
 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, lokasi site di
sesuaikan berdasarkan fungsi kawasan pusat kegiatan :
a) Pusat Pelayanan Kawasan selanjutnya disebut dengan PPK adalah
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kabupaten atau beberapa kecamatan
b) Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam
Berutu, Lister, et al. "Sejarah Berdirinya Kabupaten Pakpak Bharat."
2.1.2.1 Pencapaian
 Air terjun mblulu – kota Salak 6.8 km
 Salak – Pemandian Temberkuh 2.8 km
 Salak - Kantor bupati Pakpak Bharat 1.6 km
 Dari medan – Salak berjarak 198 km yang dapat dilalui lewat Kabupaten
Dairi.

2.1.2.1 Area Pelayanan


Area site berada dekat dengan alun- alun kota Pakpak Bharat yang merupkan
pusat kegiatan komersial dan dekat dengan Kantor Bupati Pakpak Bharat.
Perancangan Pusat kebudayaan ini menjadi Penghubung dan gerbang masuk kota
Salak.
2.1.2.1 Persyaratan- Persyaratan lain :
 Status kepemilikan
Status kepemilikan lahan berupa milik pemerintah
 Peraturan Kawasan Strategi Nasional dan Kawasan Strategis
Kabupaten telah diatur peruntukannya.

2.1.3 Deskripsi pengguna dan kegiatan


2.1.3.1 Pengguna
Pengguna Bangunan Gedung adalah Pemilik Bangunan Gedung dan/atau
bukan Pemilik Bangunan Gedung berdasarkan kesepakatan dengan Pemilik
Bangunan Gedung, yang menggunakan dan/atau mengelola Bangunan Gedung
atau bagian Bangunan Gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.

Dalam tercapainya fungsi bangunan sebgai pusat kebudayaan , maka


pengguna di klasifikasikan berdasarkan kepentingnnya yaitu :

 Pekerja Budaya

Merupakan kelompok pengguna bangunan yang berkaitan dan memiliki


kepentingan secara langsungdalam pengembangan budaya. Kelompok
pengguna ini meliputi pakar adat, pengrajin ,budayawan, seniman dan
instansi terkait pengembangan kebudayaan.

 Umum/wisatawan

Merupakan kelompok pengguna yang dapat menikmati fasilitas


kebudayaan dengan memperoleh informasi, pelatihan, pertunjukan seni
,memperluas wawasan budaya, rekreasi dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan fasilitas di pusat kebudayaan ini.

 Pengelola

Merupakan kelompok yang bertanggungjawab atas seluruh kegiatan


dan fasilitas kebudayaan.

2.1.3.1 Kegiatan
Kegiatan pada museum adalah menyimpan koleksi seni rupa, memamerkan
koleksi seni rupa, memberikan informasi yang jelas kepada pengunjung, menjadi
sarana berwisata atau menjadi tempat tujuan wisata bagi wisatawan asing
maupun domestik, dan sebagai penambah wawasan mengenai seni rupa. dan
dapat dibagi menjadi:
1. Kegiatan Utama.
Kegiatan pameran, merupakan kegiatan komunikasi visual antara karya
seni rupa (obyek) dengan pengunjung (subyek).
2. Kegiatan Rekreasi.
Kegiatan perpustakaan, merupakan kegiatan pencarian informasi
mengenai karya dan pengetahuan tentang seni rupa (obyek) melalui kegiatan
baca dan audiovisual.
3. Kegiatan Pengelola.
Kegiatan yang bersifat pengelolaan, kegiatan administrasi, kegiatan ekonomi,
dan kegiatan kerumahtanggaan

4. Kegiatan yang bersifat Konservasi dan Preservasi.


Kegiatan pengadaan koleksi, perawatan dan perencanaan koleksi,
pendokumentasian obyek, perawatan dan perlindungan obyek (karya seni
rupa).
5. Kegiatan Service.
Kegiatan mekanikal elektrikal, keamanan, service, dan pemeliharaan.
( Sutrisno, Heru. "Museum Seni gerabah kasongan Bantul." (2011).)

Kegiatan- kegiatan yang di wadahi secara umum pada Pusat


kebudayaan ini antara lain :

1. Kegiatan Pendidikan: mampu memberikan pengetahuan tambahan mengenai


koleksi-koleksi yang dipamerkan kepada masyarakat umum.
2. Kegiatan penelitian dan studi ilmiah: hasil penelitian akan digunakan
sebagai bahan acuan tambahan pengetahuan tentang benda koleksi yang
dipamerkan kepada publik pengunjung museum
3. Kegiatan rekreasi: museum dapat menyajikan benda-benda koleksi yang
dipamerkan secara menarik sehingga tidak membosankan bagi pengunjung
bahkan dapat menjadi daya tarik untuk mengunjungi museum
2.1.4 Deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang

2.1.5 Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang


Berdasarkan peraturan pemerinah daerah kabupaten Pakpak Bharat , di dapat
infromasi persyaratan pembangungan bangunan Gedung , yaitu :
1. Bangunan Gedung fungsi sosial dan budaya dengan fungsi utama sebagai
tempat manusia melakukan kegiatan sosial dan budaya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) UU no. 2 tahun 2016 huruf d dapat berbentuk:
o Bangunan gedung kebudayaan seperti bangunan museum, Gedung
kesenian, Bangunan Gedung Adat dan sejenisnya; bangunan gedung
laboratorium seperti bangunan laboratorium fisika, laboratorium kimia,
dan laboratorium lainnya; dan
2. Persyaratan mengenai bentuk bangunan dan penataan ruang luar diatur dalam
Pasal 28 :
1) Bentuk denah Bangunan Gedung sedapat mungkin simetris dan
sederhana guna mengantisipasi kerusakan akibat bencana alam gempa.
2) Bentuk Bangunan Gedung harus dirancang dengan memperhatikan
bentuk dan karakteristik arsitektur di sekitarnya dengan
mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan yang nyaman dan
serasi terhadap lingkungannya.
3) Bentuk denah Bangunan Gedung adat atau tradisional harus
memperhatikan sistem nilai dan kearifan lokal yang berlaku di lingkungan
masyarakat adat bersangkutan.
4) Atap dan dinding Bangunan Gedung harus dibuat dari konstruksi dan
bahan yang aman dari kerusakan akibat bencana alam.
3. Perda no 12 tahun 2016 , Pasal 79 mengenai penggunaan ornament adat:
Motif arsitektur lokal pada bangunan gedung adat dan bangunan
Gedung dengan Ornamen Tradisional memiliki ketentuan ornamen khas
meliputi:
1. gerga silimbat;
2. gerga dasa siwaluh;
3. gerga adep;
4. gerga perkupkup manuk;
5. gerga perotor kerra;
6. gerga perbunga rintua ;
7. gerga perbunga kimbang;
8. gerga niperkelang;
9. gerga perlangi empun.

4. Persyaratan mengenai bentuk bangunan dan penataan ruang luar diatur dalam
Pasal 82 :
(1) Simbol bangunan gedung pada bangunan gedung adat dan bangunan
gedung dengan Ornamen Tradisional memiliki ketentuan sebagai berikut:
a) tampuk bubungan memakai "Caban",sebagai simbol kepercayaan puak
Pakpak.
b) tanduk kerbau yang melekat dibubungan atap sebagai simbol semangat
kepahlawanan puak Pakpak.
c) satu buah balok besar yang dinamai “Permelmellen" yang melekat
disamping muka rumah sebagai simbol kesatuan dan persatuan dalam
segala bidang pekerjaan melalui musyawarah, atau lebih tepat disebut
"gotong royong”.
(2) Unsur/elemen bangunan gedung pada bangunan gedung adat dan
bangunan gedung dengan Ornamen Tradisional memiliki ketentuan
sebagai berikut:
a) tangga rumah harus terdiri dari bilangan ganjil, 3 (tiga), 5 (lima) dan
7(tujuh).

2.2 TINJAUAN TEMA


2.2.1 Pengertian
Neo Vernacular berasal dari Bahasa Yunani dan digunakan sebagai
fonim yang berarti baru. Jadi Neo-Vernacular berarti bahasa setempat yang
diucapkan dengan cara baru, arsitektur Neo-Vernacular adalah suatu
penerapan elemen arsitektur yang telah ada, baik fisik (bentuk, konstruksi)
maupun non fisik (konsep, filosofi, tata ruang) dengan tujuan melestarikan
unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang
kemudian sedikit atau banyaknya mengalami pembaruan menuju suatu karya
yang lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi
setempat. Pembaharuan ini dapat dilakukan dengan upaya eksplorasi yang
tepat. (Tjok Pradnya Putra dalam jurnal berjudul Pengertian Arsitektur Neo-
Vernacular). Arsitektur yang lebih menekankan gaya tampilan bangunan dalam
bentuk modern/baru namun masih mengandung unsur dan nilai tradisi
setempat (Saputra, 2017)

2.2.2 Interpretasi tema


Arsitektur Neo Vernakular adalah salah satu paham atau aliran yang
berkembang pada era Post Modern yaitu aliran arsitektur yang muncul pada
pertengahan tahun 1960-an, Post Modern lahir disebabkan pada era modern
timbul protes dari para arsitek terhadap pola-pola yang berkesan monoton.
Pada arsitektur neo-vernakular, tidak hanya menerapkan elemen-
elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern namun juga elemen non
fisik seperti budaya, pola pikir, kepercayaan, tata letak, religi dan lain-lain.
Arsitektur neo vernakular dimaksudkan agar tetap dapat melestarikan unsur
unsur lokal dengan lapisan modernisasi. Dalam arsitektur Neo Vernakular
banyak ditemukan bentuk-bentuk yang sangat modern, namun dalam
penerapannya masih menggunakan konsep lama daerah setempat yang
dikemas dalam bentuk yang modern.
Arsitektur neo-vernakular, ini menunjukkan suatu bentuk yang modern
namun masih memiliki image daerah setempat walaupun material yang
digunakan adalah bahan modern seperti kaca dan logam. Dalam arsitektur neo-
vernakular, ide bentuk-bentuk diambil dari vernakular aslinya yang
dikembangkan dalam bentuk fisik bangunan.
Kriteria-kriteria yang mempengaruhi arsitektur Neo Vernakular adalah
sebagai berikut:
 Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim
setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah,
detail, struktur dan ornamen)
 Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi
juga elemen nonfisik yaitu budaya pola pikir, kepercayaan, tata letak
yang mengacu pada makro kosmos dan lainnya menjadi konsep dan
kriteria perancangan.
 Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip
bangunan vernakular melainkan karya baru (mengutamakan penampilan
visualnya).

Berdasarkan Peraturan Daerah No. 12 tahun 2016 pasal 73 Ayat 6


bahwa Persyaratan nilai penting bangunan gedung cagar budaya sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) huruf b harus dapat menjamin terwujudnya
makna dan nilai penting yang meliputi ornamen, arsitektur, teknik
membangun,sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan,serta memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian
bangsa. Penggunaan ornamen menjadi salah satu syarat penting dalam
merancangan sebuah bangunan adat di kabupaten Pakpak Bharat.
Ornamen dalam bahasa Pakpak disebut juga dengan gerga / okir
biasanya ornamen ini di terapkan pada rumah adat pakpak yang memiliki ragam
jenis dan simbol ornamen yang meiliki makna-makna yang dianggap dapat
memberi kekuatan dan semangat dalam menjalani kehidupannya. (Purba,
Fransisko R. PENERAPAN ORNAMEN PAKPAK PADA GEDUNG PERKANTORAN PEMKAB
PAKPAK BHARAT DITINJAU DARI BAHAN BENTUK TEKNIK DAN WARNA. Diss. UNIMED,
2015.)
Pengembangan ornamen Pakpak memiliki arti penting dalam merujuk suatu
identitas bangunan bercirikan budaya Pakpak. Penggunaan ornamen- ornamen
budaya juga dapat memberikan keindahan dan keunikan bagi Kabupaten Pakpak
Bharat , sehingga dapat meningkatakan daya Tarik kota dan kebudayaannya dan
juga dapat menambah daya Tarik wisatawan untuk datang berkunjung ke Pakpak
Bharat.

Berikut merupakan Sembilan ornament yang umumnya di terapkan dalam


bangunan berdasarkan UU No.12 tahun 2016

No Òrnamen Arti simbol


1 Gerga Hiasan ini
Silimbat melambangkan
persatuan dan
kesatuan
/kekeluargaan.
Nampak dari ukiran
yang berjalin-jalin
dan bersambung,
berarti yang punya
rumah senang akan
persatuan dan suka
menjalin
persahabatan dan
mempunyai
pergaulan yang
banyak. Letaknya
pada bagian muka
rumah diatas
tiang/pada melmelen
2 Gerga Dasa Hiasan ini
Siwaluh; melambangkan arah
mata angin
kedelapan penjuru,
maka gerga
dasa siwaluh adalah
sebagai tangkal aji-
ajian dan maksud
jahat musuh
dari segala penjuru.
Letaknya pada
dinding muka rumah
sebelah bawah
3 Gerga Adep Melambangkan
kesuburan untuk
mendapatkan
banyak keturunan.
Letaknya pada
sebelah kiri dan
kanan pintu rumah.
4 Gerga Hiasan ini
Perkupkup menggambarkan
Manun; buih yang hanyut
berderet-deret
dipermukaan
air, melambangkan
bahwa sipemilik
rumah bersifat
penyabar, pemurah,
tabah dalam
menghadapi
persoalan
senantiasa dengan
pertimbangan yang
tepat. Letaknya
melintang pada
depan bengbeng
hari.
5 Gerga Hiasan ini
Perotor menggambarkan
Kerra; kerra yang berbaris
berombongan
melambangkan agar
manusia bersekutu
mencari
penghidupannya
untuk
mendapat rejeki
yang tiada hentinya.
Kerra terdepan
adalah pemimpinnya
yang diikuti oleh
anggotanya
menggambarkan
mereka tunduk dan
setia
pada pemimpinnya.
Letaknya sebelah kiri
dan kanan ujung
bawah nengger
melintang dari ujung
lesplang bagian
dalam.
6 Gerga Hiasan ini sebagai
Perbunga lambang tua dan
rejeki juga sebagai
Rintua ;
lambingkeindahan.
Letaknya pada
hiasan tepi
persalimbat.

7 Gerga Hiasan ini sebagai


Perbunga lambang perjodohan
Kimbang gadis. Bahwa
sipemilik rumah
mempunyai putri
yang sudah dewasa.
Letaknya pada
pincak tiang yang
disebut daling.
8 Gerga Hiasan ini dianggap
Niperkelang sebagai tangkal
segala bisa, sebab
pada binatang yang
berbisalah tangkal
racun bisa. Hiasan
ini bisa dipakai pada
hiasan rumah
bale dan papan
kinebben (tempat
tidur Raja).
9 Gerga Hiasan ini
Perlangi melambangkan
Empun sebuah
kebersamaan dan
semangat bergotong
royong dalam
mengerjakan
sesuatu pekerjaan.
Letaknya pada
lesplang bale
silindung bulan.

Jadi dari ke Sembilan gerga yang ada, Pada perancangan Pusat Kebudayaan
ini yang di terapkan adalah Gerga silimbat , Gerga Adep, Gerga Nipoerkelang, Gerga
dengan menekankan kesuburan dan mendapatkan keturunan agar hendaknya suku
Pakpak semakin banyak keturunan sehingga tidak di telan zaman

2.2.3 Keterkaitan Tema dengan Judul


Pusat kebudayaan Kabupaten Pakpak Bharat merupakan suatu
bangunan yang menceritakan tentang kebudayaan Pakpak yang masi ada
hingga saat ini.
Bangunan yang menjadi salah satu solusi dalam melestarikan budaya Pakpak
agar tidak tergerus oleh zaman, bangunan yang akan menjadi koleksi cagar
budaya dengan eskpresi kebudayaan Pakpak yang dikemas secara modern
namun tidak menghilangkan nilai – nilai kebudayaan itu sendiri. Oleh karena itu,
pendekatan neo-vernakular adalah pendekatan yang sangat tepat untuk di
terapkan dalam perancangan Pusat kebudayaan ini yang secara fisik
menciptakan bangunan yang dikemas modern namun tetap memiliki unsur-
unsur dan nilai- nilai budaya. Pendekatannya secara fisik dapat berupa
penambahan ornamen-ornamen budaya Pakpak pada perwajahan bangunan.
Selain itu, penerapan elemen non fisik seperti tata letak, pola pikir dan
sebagainya juga dapat mendukung terciptanya nuansa kebudayaan yang lebih
kental.

2.2.4 Studi Banding


a. Pusat kebudayaan Indonesia di Dili Timor Leste
Bangunan seluas 5.700 meter persegi, terdiri dari: 6 lantai, termasuk
basement dan atap. Pusat Budaya Indonesia dilengkapi dengan Rumah
Pintar, ruang pameran, amphiteater, perpustakaan, mini theater,
laboratorium komputer, hall pertemuan, ruang Forum Persahabatan
Indonesia-Timor Leste dan ruang pendukung lainnya. 33 kegiatan telah
dilaksanakan dari selama tahun 2016. Bentuk kegiatan terdiri dari: pameran
kebudayaan, pelatihan Bahasa Indonesia (BIPA), workshop, seminar,
peragaan busana, perlombaan.
Rumah Budaya Indonesia memiliki tiga fungsi. Fungsi pertama
merupakan Culture Learning. Warga Negara Asing ataupun WNI yang
berada di Negara tersebut dapat belajar budaya Indonesia di RBI. Fungsi
kedua yaitu Culture Expression, yang biasanya dilakukan dengan
mengadakan festival kebudayaan Indonesia. Fungsi yang terakhir adalah
sebagai Advocacy and Promotion. Lahan berukuran 2500 meter persegi
dengan hak guna selama 5 tahun . Aturan administrasi setempat melarang
pihak asing memiliki lahan, sehingga Timor Leste mengenakanbiaya sewa
1 dollar AS per tahun. Baskoro Tedjo dan tim mengambil bentuk-bentuk
formal dari beberapa hal yang mencerminkan Indonesia. Ia
mengabstraksikan figur kapal untuk bentuk keseluruhan bangunan, yang
menggambarkan Indonesia sebagai negara maritim. Ia membuat bentuk
atap sebagai kiasan atap rumah tradisional, sementara untuk kulit bangunan
ia mengadopsi pola visual batik Indonesia.

Sumber : http://www.konteks.org/pusat-budaya-
indonesia
b. Daegu Culture and Art Center
Untuk studi banding daegu cultural and art center, poin penting yang ingin
diambil adalah contoh penerapan bentukan tradisional dalam bentuk
bangunan modern masa kini. The Daegu Culture & Arts Center dibangun
pada tahun 1990.
Teater utama dengan 1.078 kursi berfungsi sebagai panggung untuk
konser orkestra, opera, tarian, dan pertunjukan drama dan dilengkapi
dengan panggung berputar, panggung angkat, lubang orkestra, peralatan
pencahayaan terkini dan fasilitas suara.
Sebuah teater kecil dengan kursi untuk penonton 316 digunakan untuk solo
dan drama.
Gedung pameran, berbentuk seperti sarang lebah heksagonal, mewakili
keharmonisan dan kreasi seniman yang tekun. Ada juga 13 galeri dan ruang
kumpul di dalam gedung. Kolam air mancur indoor yang luas dan beberapa
tempat peristirahatan menyediakan ruang untuk pertemuan dan dialog
antara seniman dan masyarakat
Bangunan teater utama melambangkan topi tradisional yang mewakili
keindahan tradisional Korea. Fasad balconied-nya memberikan
pemandangan indah di sekitar gedung untuk penonton. Di gedung ini, lebih
dari 300 konser dan pertunjukan di bidang musik, tari, Musik Klasik Korea,
dan opera dipentaskan setiap tahun, yang menjadikannya salah satu tempat
paling favorit di Daegu untuk beristirahat dan menikmati program budaya

Sumber : https://www.kpopmap.com/travel/daegu-
culture-and-arts-center
c. Singkawang Culture Center
Pusat Budaya Singkawang adalah proyek perintis yang berfungsi
sebagai rumah budaya, pusat komunitas yang menjadi pusat untuk
membina dan mempromosikan budaya dan seni di Singkawang, juga untuk
memperkuat ikatan masyarakat dengan menampilkan elemen-elemen
warisan Singkawang melalui desain arsitektur bangunan, lokal masakan,
pertunjukan artistik, dan seni visual ditampilkan di dalam gedung. Hal ini
diharapkan menjadi pemicu untuk pengembangan lebih lanjut dari aspek
pariwisata ekonomi dan budaya melalui arsitektur dan program-
programnya.

Sumber :

https://www.archdaily.com/906199/singkawang-
cultural-center
Sumber :

https://archibazaar.com/project/singkawang-
cultural-center/

Koentjaraningrat. 1985. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru

Mayer, Harold Burris and Cole, Edward. 1949. “Theatre and Auditoriums”.
New York: Reinhold Publishing Corporation.

Neufert, Ernst, Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 1, Jakarta : Erlangga. ( Alih
Bahasa oleh Sjamju Amril).
Neufert, Ernst, Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2, Jakarta : Erlangga. ( Alih
Bahasa oleh Sunarto Tjahjadi ).
Ramdini., Sarihati., Salayanti. (2015). Perancangan Interior Pusat
Kebudayaan Yogyakarta. E-proceeding of Art and Design, 2, 879.

Rapoport, Amos (1969). House Form and Culture. Englewood Cliffs,


N.J.:Prentice Hall.

Purba, Fransisko R. PENERAPAN ORNAMEN PAKPAK PADA GEDUNG


PERKANTORAN PEMKAB PAKPAK BHARAT DITINJAU DARI BAHAN BENTUK
TEKNIK DAN WARNA. Diss. UNIMED, 2015.

Berutu, Lister, et al. "Sejarah Berdirinya Kabupaten Pakpak Bharat."

Anda mungkin juga menyukai