PENDAHULUAN
Suku Pakpak adalah salah satu dari sepuluh etnis yang ada di Sumatera
Utara yang mendiamin 5 suak yaitu yang mendiami wilayah Simsim, Pegagan,
Keppas, Kelassen, dan Boang (Mansehat Manik, 1977:5-7). Pakpak Keppas
dan Pakpak Pegagan adalh suak yang mendiami kabupaten Dairi, Pakpak suak
Kelasen hidup dan tinggal di daerah kabupaten Humbang Hasundutan dan
Tapanuli Tengah .Pakpak Boang tinggal di daerah SIngkil dan Pakpak suak
Simsim yang tiggal di daerah Pakpak Bharat.(Lister Berutu:2013)
Dari tema Neo- Vernakular ini bangunan yang akan di rancang akan
mengambil budaya Pakpak dengan menggunakan unsur- unsur budaya seperti
material , bentuk atap , Tata dan Pola ruang suku Pakpak dengan
menggunakan teknik konstruksi modern yang berkelanjutan.
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
STUDI KASUS
ANALISA
KONSEP
PRA-RANCANGAN
DESAIN AKHIR
Pekerja Budaya
Umum/wisatawan
Pengelola
2.1.3.1 Kegiatan
Kegiatan pada museum adalah menyimpan koleksi seni rupa, memamerkan
koleksi seni rupa, memberikan informasi yang jelas kepada pengunjung, menjadi
sarana berwisata atau menjadi tempat tujuan wisata bagi wisatawan asing
maupun domestik, dan sebagai penambah wawasan mengenai seni rupa. dan
dapat dibagi menjadi:
1. Kegiatan Utama.
Kegiatan pameran, merupakan kegiatan komunikasi visual antara karya
seni rupa (obyek) dengan pengunjung (subyek).
2. Kegiatan Rekreasi.
Kegiatan perpustakaan, merupakan kegiatan pencarian informasi
mengenai karya dan pengetahuan tentang seni rupa (obyek) melalui kegiatan
baca dan audiovisual.
3. Kegiatan Pengelola.
Kegiatan yang bersifat pengelolaan, kegiatan administrasi, kegiatan ekonomi,
dan kegiatan kerumahtanggaan
4. Persyaratan mengenai bentuk bangunan dan penataan ruang luar diatur dalam
Pasal 82 :
(1) Simbol bangunan gedung pada bangunan gedung adat dan bangunan
gedung dengan Ornamen Tradisional memiliki ketentuan sebagai berikut:
a) tampuk bubungan memakai "Caban",sebagai simbol kepercayaan puak
Pakpak.
b) tanduk kerbau yang melekat dibubungan atap sebagai simbol semangat
kepahlawanan puak Pakpak.
c) satu buah balok besar yang dinamai “Permelmellen" yang melekat
disamping muka rumah sebagai simbol kesatuan dan persatuan dalam
segala bidang pekerjaan melalui musyawarah, atau lebih tepat disebut
"gotong royong”.
(2) Unsur/elemen bangunan gedung pada bangunan gedung adat dan
bangunan gedung dengan Ornamen Tradisional memiliki ketentuan
sebagai berikut:
a) tangga rumah harus terdiri dari bilangan ganjil, 3 (tiga), 5 (lima) dan
7(tujuh).
Jadi dari ke Sembilan gerga yang ada, Pada perancangan Pusat Kebudayaan
ini yang di terapkan adalah Gerga silimbat , Gerga Adep, Gerga Nipoerkelang, Gerga
dengan menekankan kesuburan dan mendapatkan keturunan agar hendaknya suku
Pakpak semakin banyak keturunan sehingga tidak di telan zaman
Sumber : http://www.konteks.org/pusat-budaya-
indonesia
b. Daegu Culture and Art Center
Untuk studi banding daegu cultural and art center, poin penting yang ingin
diambil adalah contoh penerapan bentukan tradisional dalam bentuk
bangunan modern masa kini. The Daegu Culture & Arts Center dibangun
pada tahun 1990.
Teater utama dengan 1.078 kursi berfungsi sebagai panggung untuk
konser orkestra, opera, tarian, dan pertunjukan drama dan dilengkapi
dengan panggung berputar, panggung angkat, lubang orkestra, peralatan
pencahayaan terkini dan fasilitas suara.
Sebuah teater kecil dengan kursi untuk penonton 316 digunakan untuk solo
dan drama.
Gedung pameran, berbentuk seperti sarang lebah heksagonal, mewakili
keharmonisan dan kreasi seniman yang tekun. Ada juga 13 galeri dan ruang
kumpul di dalam gedung. Kolam air mancur indoor yang luas dan beberapa
tempat peristirahatan menyediakan ruang untuk pertemuan dan dialog
antara seniman dan masyarakat
Bangunan teater utama melambangkan topi tradisional yang mewakili
keindahan tradisional Korea. Fasad balconied-nya memberikan
pemandangan indah di sekitar gedung untuk penonton. Di gedung ini, lebih
dari 300 konser dan pertunjukan di bidang musik, tari, Musik Klasik Korea,
dan opera dipentaskan setiap tahun, yang menjadikannya salah satu tempat
paling favorit di Daegu untuk beristirahat dan menikmati program budaya
Sumber : https://www.kpopmap.com/travel/daegu-
culture-and-arts-center
c. Singkawang Culture Center
Pusat Budaya Singkawang adalah proyek perintis yang berfungsi
sebagai rumah budaya, pusat komunitas yang menjadi pusat untuk
membina dan mempromosikan budaya dan seni di Singkawang, juga untuk
memperkuat ikatan masyarakat dengan menampilkan elemen-elemen
warisan Singkawang melalui desain arsitektur bangunan, lokal masakan,
pertunjukan artistik, dan seni visual ditampilkan di dalam gedung. Hal ini
diharapkan menjadi pemicu untuk pengembangan lebih lanjut dari aspek
pariwisata ekonomi dan budaya melalui arsitektur dan program-
programnya.
Sumber :
https://www.archdaily.com/906199/singkawang-
cultural-center
Sumber :
https://archibazaar.com/project/singkawang-
cultural-center/
Mayer, Harold Burris and Cole, Edward. 1949. “Theatre and Auditoriums”.
New York: Reinhold Publishing Corporation.
Neufert, Ernst, Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 1, Jakarta : Erlangga. ( Alih
Bahasa oleh Sjamju Amril).
Neufert, Ernst, Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2, Jakarta : Erlangga. ( Alih
Bahasa oleh Sunarto Tjahjadi ).
Ramdini., Sarihati., Salayanti. (2015). Perancangan Interior Pusat
Kebudayaan Yogyakarta. E-proceeding of Art and Design, 2, 879.