Tim Penulis:
Editor:
Arsitektur tradisional menjadi saksi bahwa arsitektur sebagai bagian dari ilmu tertua di dunia dan dunia mengakui adanya
potensi yang besar yang tersimpan didalam arsitektur tradisional Indonesia. Arsitektur tradisional merupakan bentuk kearifan
lokal yang menjadi kekayaan khasanah arsitektur Indonesia. Arsitektur tradisional terbentuk melaluli akumulasi waktu yang
cukup panjang sehingga terbukti mampu beradaptasi dan tanggap terhadap bencana alam, iklim dan lain sebagainya.
Penelitian mengenai arsitektur rumah tradisional ini berangkat dari upaya untuk mengenali nilai-nilai yang melekat dalam
arsitektur rumah adat maupun lingkungan adat. Upaya untuk mengidentifikasi bukanlah kegiatan yang sifatnya teknis semata,
tetapi upaya untuk memahami system kehidupan yang tumbuh di daerah yang lingkungannya masih mengedepankan adat
leluhur di selaraskan dengan perkembangan jaman mengenai ilmu arsitektur.
Buku “Eksplorasi Arsitektur Sumatera Edisi Etnis Melayu (Godang & Lontik)” ini berisikan informasi dan pengetahuan sekilas
mengenai arsitektur tradisional Melayu Godang dan Lontik dalam rangka mengenal dan menggali kekayaan rumah tradisional
sumatera khususnya Etnis Melayu Godang dan Lontik. Dengan penerbitan buku ini diharapkan masyarakat, pemerintah,
pemerhati arsitektur tradisional dapat memiliki kepedulian dalam rangka pelestarian rumah tradisional Melayu khusunya Godang
dan Lontik melalui pengembangan teknologi rumah tradisional agar dapat diwariskan pada anak cucu kita sebagai peninggalan
budaya leluhurnya yang tercermin dalam wujud arsitektur.
Balai Litbang Perumahan Wilayah I Medan yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan penelitian tentang perumahan dan
permukiman tradisional khususnya wilayah sumatera sudah selayaknya memulai membangun data base tentang arsitektur
tradisional guna pengembangan permukiman ke depan melalui teknologi permukiman yang berbasis kondisi lokal,
perkembangan teknologi dengan tetap mempertimbangkan warisan budaya luhur bangsa.
Saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan Balai Litbang Perumahan Wilayah I Medan, yang telah berupaya
menuliskan buku ini sebagai sarana publikasi hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan. Sebagai bagian dari
Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang wilayah kerjanya
meliputi Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan yang berpusat di Medan sudah berjalan sesuai dengan peta jalan yang sudah
dibuat Puslitbang Perumahan dan Permukiman yang mencakup kegiatan identifikasi arsitektur, pengkajian kehandalan struktur
dan pengkajian kinerja termal pada rumah tradisional. Beberapa permukiman tradisional yang sudah dikaji antara lain Provinsi
Puslitbang Perumahan dan Permukiman melalui Balai Litbang Perumahan Wilayah I Medan akan meneruskan penulisan buku ini,
dengan topik atau edisi selanjutnya yang merupakan hasil penelitian pada rumah tradisional yang telah dilakukan dalam bentuk
yang lebih baik dan menarik. Penulisan buku seperti ini diharapkan dapat menjadi wahana pembelajaran bagi para pejabat
fungsional peneliti dan perekayasa yang dituntut untuk dapat melakukan publikasi ilmiah nasional maupun internasional, salah
satunya dengan penulisan buku.
Akhirnya dengan menyadari bahwa buku ini masih merupakan inisiasi penulisan bagi tim penulis Balai Litbang Perumahan
Wilayah I Medan, maka dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan buku ini dan buku selanjutnya.
ii
Traditional architecture becomes a part of science in the world and the world acknowledged a big role in the architecture of
Indonesia. Traditional architecture is a form of local wisdom that became the wealth of Indonesian architecture repertoire.
Traditional architecture formed through a long process that proved to adapt and respond to natural disasters, climate and so
forth.
Research on the architecture of this traditional house departs from efforts to recognize the values inherent in the architecture of
traditional houses and custom environment. Attempts to identify are not purely technical activities, but attempts to understand
the living systems that grow in areas where the environment still promotes the ancestral customs in harmony with the
development of the era of the science of architecture.
The book "Architecture Exploration of Sumatra - Malay Ethnic Edition (Godang & Lontik)" contains information and a glimpse of
traditional Malay Godang and Lontik architecture in order to recognize and explore the wealth of traditional houses of Sumatra,
especially the Malay Godang and Lontik. With the publication of this book is expected community, government, observers of
traditional architecture can have a concern in order to preserve traditional Malay house especially Godang and Lontik through
the development of traditional home technology to be inherited to our children and grandchildren as a relic of ancestral culture
that is reflected in the form of architecture.
Office of the Housing Research and Development Center Region I, which has duties and functions of conducting research on
housing and traditional settlements, especially in Sumatra region, should start building a database on traditional architecture for
future settlement development through locally based technology based settlements, technological developments with
consideration of cultural heritage Noble nation.
I would like to thank the colleagues of OHRDC Region I for Medan, who have tried to write this book as a means of publicizing
the results of research and development that has been done. As part of the Housing and Settlement Research and Development
Center, the Research and Development Centre of the Ministry of Public Works and People's Housing whose working areas
include Sumatra Island and Borneo Island based in Medan has been run in accordance with the road map that has been made
by the Research and Development Center of Housing and Settlement which includes the activities of architectural identification,
assessment of structural reliability and assessment Thermal performance in traditional homes. Some of the traditional
iii
EKSPLORASI ARSITEKTUR SUMATERA Edisi: ETNIS MELAYU (GODANG & LONTIK) iii
ARCHITECTURAL EXPLORATION OF SUMATRA Edition: MALAY ETHNIC (GODANG & LONTIK)
settlements that have been studied are North Sumatera, Riau, Riau Islands and West Sumatra which consist of Batak ethnic,
Malay ethnic of North Sumatera, Riau Malay and Riau Islands and Minangkabau ethnic.
Housing and Settlement Research and Development Centre through OHRDC Region I Medan will continue the writing of this
book, with the topic or the next edition which is the result of research on traditional houses that have been done in a better and
interesting form. Writing a book like this is expected to be a vehicle for learning functional officials of researchers and engineers
who are required to be able to perform national and international scientific publications, one of them with the writing of books.
Finally by realizing that this book is still the initiation of writing for the writers team of OHRDC Reguion I Medan, hence with all
humility we receive criticism and suggestions that are constructive for the perfection of this book and the next book.
iv
Segala puji dan syukur kembali tim penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan buku yang ketiga ini.
Buku ini juga merupakan hasil penelitian dari kegiatan Litbang Loka Teknologi Permukiman Medan pada Tahun 2012, yaitu
“Identifikasi Arsitektur Rumah dan Desa Tradisional Melayu di Provinsi Riau dan Kepualauan Riau”, dan merupakan seri ke-3 dari
buku Eksplorasi Arsitektur Sumatera.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Kepala Puslitbang Perumahan dan Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada tim penulis untuk menyusun buku tentang
“Eksplorasi Arsitektur Sumatera Edisi Etnis Melayu (Godang & Lontik)”.
Tim penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada tim pelaksana kegiatan tahun anggaran 2016, Ka Satker, PPK, dan
editor penulisan buku EKSPLORASI ARSITEKTUR SUMATERA edisi: ETNIS MELAYU (GODANG & LONTIK) yang telah banyak
membantu proses pengumpulan data dan proses penulisan buku ini, serta kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam
proses penulisan buku ini hingga selesai. Semoga kehadiran buku ini dapat memberikan informasi terkini mengenai etnis Melayu
(Godang & Lontik) dan bermanfaat bagi kita semua.
Tim penulis menyadari buku ini masih banyak memiliki kekurangan, baik materi maupun penulisan. Untuk itu tim penulis
menerima dengan segala kerendahan hati saran dan masukan berbagai pihak demi kesempurnaan buku ini.
Tim Penulis
All praise and gratitude to Allah SWT who has given his grace and guidance so the authors can complete the preparation of this
third book.
This book is the result of the research activities of Medan Research office for Human Settlement Technology in 2012, namely
"Architectural Identification of Malay House and Traditional Village in Riau and Riau Islands", and this is the 3rd series of
Architectural Exploration of Sumatra.
The authors would like to say a great gratitude to the Head of the Research Center for Housing and Human Settlement, Ministry
of Public Works and Housing, which has given the permission and opportunity to compile a book on "Architectural Exploration of
Sumatra : Malay Ethnic (Godang & Lontik) Edition".
The authors also expressed gratitude to the managing team activities fiscal year 2012, Ka Satker, PPK, and the editor of the
book of Sumatera Architectural Explorations Etnis Melayu (Gondang & Lontik) which has helped process of data collection and
the process of writing this book. Hopefully this book can provide the latest information on the Malay ethnic (Godang & Lontik)
and beneficial for all of us.
The authors realized there are a lot of lack in this book, both in the material and the writing. For that, with all due respect, the
authors accept suggestions and input for the perfection of this book.
vi
vii
EKSPLORASI ARSITEKTUR SUMATERA Edisi: ETNIS MELAYU (GODANG & LONTIK) vii
ARCHITECTURAL EXPLORATION OF SUMATRA Edition: MALAY ETHNIC (GODANG & LONTIK)
Hiasan/Ornamen ........................................................................................................................... 61
Ukiran atau Motif ........................................................................................................................... 62
Bagian V – Penutup .................................................................................................................................. 66
Daftar Pustaka ............................................................................................................................................. 69
Biodata Penulis ............................................................................................................................................. 70
viii
viii EKSPLORASI ARSITEKTUR SUMATERA Edisi: ETNIS MELAYU (GODANG & LONTIK)
ARCHITECTURAL EXPLORATION OF SUMATRA Edition: MALAY ETHNIC (GODANG & LONTIK)
TABLE OF CONTENT
ix
Gambar 2.3 Ilustrasi Tampak Depan dan Samping Rumah Tradisional Melayu .................................................. 23
xi
xii
xii EKSPLORASI ARSITEKTUR SUMATERA Edisi: ETNIS MELAYU (GODANG & LONTIK)
ARCHITECTURAL EXPLORATION OF SUMATRA Edition: MALAY ETHNIC (GODANG & LONTIK)
LIST OF FIGURES
Figure 2.3 Illustration of Front and Side of Traditional Malay House ................................................................. 23
xiii
EKSPLORASI ARSITEKTUR SUMATERA Edisi: ETNIS MELAYU (GODANG & LONTIK) xiii
ARCHITECTURAL EXPLORATION OF SUMATRA Edition: MALAY ETHNIC (GODANG & LONTIK)
Figure 3.7 Sideview Existing of Godang House ............................................................................................... 43
xiv
xiv EKSPLORASI ARSITEKTUR SUMATERA Edisi: ETNIS MELAYU (GODANG & LONTIK)
ARCHITECTURAL EXPLORATION OF SUMATRA Edition: MALAY ETHNIC (GODANG & LONTIK)
DAFTAR TABEL
LIST OF TABLES
xv
Etnis Melayu merupakan etnis yang termasuk kedalam Malay ethnic are included in the Austronesian race
rumpun ras Austronesia. Etnis melayu bermukim di group. Malay Ethnic settled in most of Malaysia,
sebagian besar Malaysia, pesisir timur Sumatera, Sumatra's east coast, around the coast of Kalimantan,
sekeliling pesisir Kalimantan, Thailand Selatan, southern Thailand, Mindanao, Southern Myanmar, as
Mindanao, Myanmar Selatan, serta pulau-pulau kecil well as small islands that spread along the Straits of
yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Malacca and Karimata. In Indonesia, the number of
Karimata. Di Indonesia, jumlah Suku Melayu sekitar Malay Ethnic approximately 3.4% of the population,
3,4% dari seluruh populasi, yang sebagian besar mostly inhabit North Sumatra, Riau, Kepulauan Riau,
mendiami propinsi Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Jambi, South Sumatra, Bangka Belitung and West
Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Kalimantan.
Kalimantan Barat.
Etnis Melayu Riau memiliki latar belakang sejarah, adat The Riau Malay Ethnic has a historical background,
istiadat serta arsitektur rumah tradisional yang unik customs and unique architecture of traditional houses
s dan menarik untuk dibahas. Buku ini menjelaskan and it is interesting to be discussed. This book
tentang etnis Melayu Riau dari pemahaman describes the Riau Malay Ethnic on the architectural
arsitektural, meski demikian diawal buku tetap perspective. even so iat the beginning of this book still
berisikan sejarah dan latar belakang etnis Melayu Riau, contains historical and ethnic backgrounds of Riau
letak geografis yang menjadi tempat asal muasal dan Malay Ethnic, geographical location as a place of origin
berdiamnya etnis Melayu Riau, kosmologi, sistem mata and the indwelling of the Riau Malay Ethnic, cosmology,
pencaharian penduduk, dan tata cara mendirikan the system of people's livelihoods, and procedures to
bangunan tradisional Melayu Riau. build Riau’s Malay traditional houses.
Gambar 1- 1 Peta wilayah Provinsi Riau Figure 1.1 Map of the Riau Province
Kondisi tofografi desa Kuok adalah wilayah dataran The topography of the Kuok Village is in the lowland
rendah yang dilalui oleh Sungai Kampar. Beberapa areas which pased by the Kampar River. A few years
tahun yang lalu desa tersebut selalu mengalami banjir ago, the village was flooded cause by the overflowing
yang diakibatkan oleh meluapnya sungai Kampar. of the Kampar river. But now it rarely happen because
Namun pada saat sekarang banjir sudah sangat jarang of a flood prevention structures are installed on both
karena pada kedua sisi sungai Kampar sudah dipasang sides of the river. Until now, the Kuok Village are in the
benteng pencegah banjir. Hingga saat ini, desa Kuok developing stage. The coronation of the village into a
berada dalam tahap sedang berkembang. Penobatan Lontik House Heritage is a very supportive factor for
desa menjadi Obyek Wisata Rumah Lontik menjadi the village development. From the observation shows
faktor yang sangat mendukung bagi proses that beside from agriculture, the Kuok’s villager also
pengembangan desa. Dari hasil pengamatan, selain have the expertise to make craft items and traditional
menggantungkan hidup dari hasil pertanian, food. The product has been manufactured in small
masyarakat Desa Kuok juga memiliki keahlian membuat industrial scale.
barang-barang kerajinan dan makanan tradisional khas
Desa Kuok. Produk tersebut telah diproduksi skala
industri kecil.
Secara administratif, Desa Koto Sentajo terletak di Administratively, Koto Sentajo Village is located in the
Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Middle Kuantan Sub-District, Kuantan Singingi District,
Singingi, Provinsi Riau. Secara geografis Desa koto Riau Province. Geographically, it is located in 0° LU - 1°
Sentajo terletak pada 00 LU - 10 LS dan 10102’ – 101055’ LS and 101°2' - 101°55' BT. With a height of 25-30 m
BT. Dengan ketinggian 25 – 30 m diatas permukaan above sea level and a slope of 0-45°. The topography
laut serta kemiringan lereng 0 – 450. Kondisi Tofografi of Koto Sentajo Village is hilly, flat and sloping. On the
Desa Koto Sentajo adalah berbukit, datar dan landai. Di south side there is the Batang Kuantan River. The
sebelah selatan terdapat sungai Batang Kuantan. existence of the river tends to fill the area around it
Keberadaan sungai tersebut menyebabkan daerah di with water (swampy).
dekat sungai cenderung tergenang air (berawa).
Kosmologis Dan Asal Muasal Suku Melayu Cosmology and Origins of Malay
Jika kita menelusuri sumber sejarah yang menyangkut If we trace the historical sources concerning the Malay,
Melayu, maka kata Melayu sudah disebut-sebut dalam Malay word has been mentioned in the notes of I-Tsing
catatan I-Tsing yang mengunjungi Sriwijaya pada who visited Srivijaya in 672 AD. The Malay word used
tahun 672. Kata Melayu dipakai sebagai nama tempat to name a place that indicates Jambi Now (Tsurumi
yang menunjukkan Jambi Sekarang (Tsurumi Yoshiyuki Yoshiyuki 1981: 78). According to Casparis, Srivijaya
1981:78). Menurut Casparis, Kerajaan Melayu conquered The Malay Kingdom before the year of 688
ditaklukkan Sriwijaya sebelum tahun 688, sesuai AD, according to the inscription on the riverside of
dengan prasasti di Karang Berahi di tepi Sungai Merangin River in Karang Berhai, a branch of Batang
Merangin, yaitu cabang Sungai Batang Hari, di Hulu Hari River, in Jambi River upstream.
Sungai Jambi.
10
11
12
13
14
15
16
17
Keberadaan rumah-rumah tradisional Melayu dulunya The existence of traditional Malay houses can not be
tidak dapat dilepaskan dari adanya detach from their surroundings Malay
perkampungan/permukiman Melayu yang villages/settlements. Characteristics of traditional Malay
melingkupinya. Karakteristik permukiman tradisional settlements include houses distribution pattern
Melayu antara lain pola sebaran rumah yang berbanjar alongside the river or road, where the distance
mengikuti sungai atau jalan, dimana jarak antar rumah between houses is not too close and has a low building
tidak terlalu dekat dan kepadatan bangunannya density, with natural vegetation in the area. According
rendah, dengan vegetasi alami yang rindang di to Yuan (1987), unlike the distribution pattern of
sekitarnya. Menurut Yuan (1987), tidak seperti pola modern houses with rigid neighborhoods, the
sebaran rumah di permukiman modern yang rigid, pola distribution pattern of traditional Malay houses built at
sebaran rumah tradisional Melayu dibangun secara random and patterned so it allows the wind to move
acak dan tidak terpola sehingga memungkinkan angin naturally with the optional flow unhindered by building
dapat bergerak secara alami dengan bebas mengikuti houses (illustration see Figure 2- 1). In addition, there
alirannya tanpa terhalang oleh bangunan rumah is no clear boundary between the land area of one
(ilustrasi lihat Gambar 2-1). Selain itu, tidak ada house with another. Sometimes not all homes have
batasan yang jelas antara area lahan rumah yang satu direct access to the main road, but it must go through
dengan lainnya. Terkadang tidak semua rumah a neighbor's yard in front of him. main road, but it
memiliki akses langsung terhadap jalan utama, namun must go through a neighbor's yard in front of him.
harus melalui pekarangan rumah tetangga yang ada di
depannya. rumah yang satu dengan lainnya.
Terkadang tidak semua rumah memiliki akses langsung
terhadap jalan utama, namun harus melalui
pekarangan rumah tetangga yang ada di depannya.
18
19
20
Pengaruh iklim dimanifestasikan dalam bentuk rumah Climatic effect is manifested in the form of hollow-
berkolong/panggung dan bertiang tinggi. Hal ini housing/stilt and high-poster. It is intended to (i)
dimaksudkan untuk (i) mengantisipasi bahaya anticipate the danger of flooding/tidal, (ii) avoidance of
banjir/pasang-surut, (ii) penghindaran dari moisture, (iii) safekeeping from the threat of wild
kelembaban, (iii) pengamanan dari ancaman binatang animals, and (iv) air space tunnel. Another
buas, dan (iv) terowongan ruang udara. Karakteristik characteristic shown by the doors, windows, and the
lain ditunjukkan dengan adanya pintu, jendela, dan wind holes which aims to provide enough air and light
lubang-lubang angin yang tujuannya untuk memberi for the residents. (Husny, 1976).
udara dan cahaya yang cukup bagi penghuninya.
(Husny, 1976).
21
Keberadaan syarat agama (Syariat Islam) juga The existence of the religious requirements (Islamic
mempengaruhi bentuk arsitektur rumah tradisional Shari’a) also affects the architecture of traditional Malay
melayu, di antaranya berupa pemisahan ruang lelaki houses, of which form the spatial separation of men
dengan ruang kaum perempuan (Sinar, 1993). Selain and women space (Ray, 1993). It is also seen from the
itu juga terlihat dari ukiran-ukiran dinding dan tiang carvings on the wall and the pole to avoid human or
yang menghindari motif hewan ataupun manusia animal motifs as prohibited by Islam. Therefore, the
sebagaimana yang dilarang oleh agama Islam. Karena dominant motif used is flowers shaped, leaves, fruit and
itu, motif yang dominan digunakan adalah berbentuk tendrils. (Husny, 1976).
bunga, daun, dan buah, serta sulur-suluran. (Husny,
1976).
22
23
Gambar 2.4 Pola Spasial Desa Kuok - Figure 2.4 Spatial Pattern village Kuok
(Sumber: Survey Lapangan, Februari 2012) - (Source: Field Survey, February 2012)
24
Kuburan 5 Cemetery 5
Pekarangan 50 Yard 50
Parks 10
Taman 10
Offices 5
Perkantoran 5
Other public
Prasarana 10
infrastructures
umum 10
(Source: Field Survey, February 2012)
lainnya
25
26
Sumber: Digambar ulang dari hasil survey lapangan, 2012 - Source: Redrawn from the results of the field survey, 2012
27
mengikuti keberadaan rumah adalah bangunan Lontik house or the whereabouts that always follows
lumbung atau disebut “rangkiang”. Rangkiang atau the house is a barn or a building called "Rangkiang".
lumbung berbentuk panggung dengan atap limas yang Rangkiang or barn on stilt with a pyramid roof curved
melengkung di dua ujungnya (Gambar). Bangunan in two ends (Figure 2.6). The barn is a rectangular
lumbung berbentuk segi empat dengan dinding dibuat building with sloped walls and an opening at the top to
miring dan terdapat bukaan di atas untuk memasukan insert the harvest. The building materials for the barn
hasil panen. Material bangunan untuk membuat are partly the same as the materials used to make the
lumbung sebagian sama dengan material yang house, but there are several different materials such as
digunakan untuk membuat rumah, namun ada the walls. The walls are using materials from bamboo
beberapa material yang berbeda seperti dinding. plaits or so-called "tadie". This barn can accommodate
Dinding menggunakan bahan dari anyaman bambu one year harvest for the needs of a single family. Other
atau disebut “tadie”. Lumbung ini dapat menampung elements are the tub at the left front side that
hasil panen satu tahun untuk kebutuhan satu keluarga. contained water used to wash the feet before entering
28
Gambar 2.6 Elemen yang terdapat disekitar rumah lontik - Figure 2.6 Elements that are around the house lontik
(a) rangkiang untuk menyimpan padi (b) kolong rumah yang digunakan untuk tempat ternak
(a) Rangkiang to store grain (b) space under the house which is used for livestock
29
30
Selain elemen tersebut, pada permukiman di Desa In addition to these elements, in the Koto Sentajo
Koto Sentajo juga terdapat bangunan lain yang village there are also other buildings whose
keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari whereabouts can not be separated from the human
permukiman. Bangunan tersebut antara lain Balai yang settlement. The buildings include a hall which is used
digunakan tempat untuk melakukan musyawarah/ to conduct meetings / discussions, and the old
perundingan, dan Mesjid tua Raudhatul Jannah yang Raudhatul Jannah mosque that still exists used by local
masih eksis digunakan oleh masyarakat setempat people as a place of worship.
sebagai sarana ibadah.
31
Gambar 2.10 Perubahan Fungsi Ruang Pada Rumah Melayu Godang di Desa Koto Sentajo Kab. Kuantan Singingi -
Figure 2.10 Function Space Change In Malay house in the village of Koto Sentajo Godang Kab. Kuantan Singingi
33
Bentuk rumah tradisional Melayu relatif bervariasi The form of Malay traditional house relatively varies
mulai yang karakter arsitektur Melayu-nya relatif from the relatively complex architectural Malay
kompleks hingga yang sederhana seperti rumah character to a simple as a regular stilthouse (the house
panggung biasa (rumah di permukiman atas air). in the settlement over the water). In general, the
Secara umum, bentuk rumah Melayu yang masih asli shapes of the original Malay houses are still visible
terlihat dari: from:
1. Bentuk atap rabung lima meski di Riau terdapat 1. A five-ridge-shape roof although in Riau there are
rumah beratap pelana (lipat kajang atau lontik ); houses with saddle-shape roof (lipat kajang or
2. Jendela berbentuk jerajak (tidak menggunakan lontik);
kaca); 2. Railing-shaped window (without glass);
3. Pasangan papan dinding disusun vertikal, meski 3. Wallboard arranged vertically, although some
beberapa rumah yang lebih muda usianya disusun newer houses arranged it horizontally;
horisontal; 4. The presence of carved ornaments on the edge of
4. Keberadaan ornamen ukiran pada ujung atap the roof, which is called selembayung;
rumah, yang biasa disebut selembayung;
34
35
Gambar 3-1 Denah Kolom Panggung Rumah Godang - Figure 3.1 Column Plan Stage Godang House
36
37
38
Loteng rumah godang selain berfungsi sebagai plafon, The attic of the Godang house has a function as the
dulunya digunakan untuk penyimpanan barang-barang ceiling, but once it was also used for storage of goods,
namun saat ini loteng tersebut kelihatan sangat kotor. and now it looks very dirty. The dimension of the attic
Dimensi loteng 46.7 m2 yang dapat diakses melalui is 46.7 m2 and can be accessed from the inside by
ruang dalam dengan menggunakan tangga. Lantai using the stairs. The attic floor is located above the
loteng ini terletak diatas ruang utama di dalam rumah. main room in the house. The attic floor use wood
Lantai loteng menggunakan papan dengan ukuran t 2 boards with a dimension of 2 cm height, 17 cm width x
cm, l 17 cm x 2.20 m semua rangka menggunakan 2,20 m length and all parts are using wood beams with
kayu balok dengan ukuran 5/9 x 5/14. a dimension of 5/9 x 5/14.
Gambar 3-3 Kondisi Eksisting Loteng - Figure 3.3 Existing Condition Attic
39
Tampak depan pada dari rumah tradisional godang The frontside of the Godang house are generally facing
secara umum kebanyakan menghadap kearah Utara towards to the North and South. Aside from facing the
dan Selatan. Selain karena menghadap jalan juga road, it is also believed to bring a lot of luck, rare
karena diyakini mendatangkan banyak rejeki, jarang affected by the disease and always prosperous, while
ditimpa penyakit dan selalu berkecukupan sedangkan the facing toward to the south is not good neither bad.
arah selatan tidak baik dan tidak pula buruk. Pada There is a difference in the floor elevation of the
rumah godang terdapat perbedaan elevasi pada lantai Godang house between the main room floors with the
rumah yaitu antara lantai ruang utama dengan lantai kitchen floor, where the main room floor is higher than
dapur, dimana bagian lantai ruang utama lebih tinggi the kitchen floor. In the front, there are three (3) main
elevasinya dibanding elevasi lantai dapur. Bagian depan windows with each having two (2) shutters. When
terdapat 3 (tiga) jendela utama dengan masing-masing viewed in this part of the front facade of the house look
mempunyai 2 (dua) daun jendela. Apabila dilihat bagian extends to form 2 (two) storied gable roof and along
fasad depan rumah ini kelihatan memanjang dengan the listplank there are ornaments.
bentuk atap pelana yang bertingkat 2 (dua) dan
disepanjang listplank terdapat ornamen.
40
41
Bagian kolong atau panggung rumah godang digunakan The space under the Godang house is used for firewood
untuk penyimpanan kayu bakar, tidak ada terdapat storage and there are no ornaments on the walls,
ornamen pada dinding, jendela dan pintu rumah. Posisi windows and doors. The ladder position is located on
tangga terletak disebelah kanan pintu masuk jika the right side of the entrance of the house. The Godang
menghadap rumah, material tangga menggunakan house has a building height of 8.22 m above ground
rumah godang ini mempunyai tinggi badan bangunan level to the roof.
8,22 m dari atas permukaan tanah sampai atap.
42
Tampak samping kiri dan kanan pada rumah godang There are no uniqueness or prominent to be seen from
tidak ada terdapat keunikan atau yang menonjol untuk the left or right side of the Godang house, in the right
dilihat, disisih kanan rumah terdapat 1 (satu) jendela side there is 1 (one) small window. There are no
kecil. Tidak ada terdapat ornamen pada sisi samping ornaments on the side of the house either on the wall
rumah baik dari dinding rumah ataupun ornamen pada or on the windows and roof. The walls of this house
jendela dan atap. Dinding pada rumah ini using the wooden plank.
menggunakan susunan papan.
Gambar 3-6 Penggambaran Ulang Tampak Samping Gambar 3-7 Kondisi Eksisting Tampak Samping Rumah
Tampak Depan Rumah Godang - Figure 3.6 Sideview Godang - Figure 3.7 Existing Condition Sideview
Redrawing of the Godang House Godang House
43
Pada bagian belakang rumah godang dinding At the rear side of the Godang house, the material
menggunakan material papan tidak ada ornamen, used for the wall is using wood board with no
rumah ini tidak memiliki jendela dan ventilasi dibagian ornamentation, this house has no windows and airvents
belakang, hanya terdapat 1 (satu) pintu untuk akses at the rear, there is only one (1) door for in and out
keluar masuk dengan dimensi 0.85 x 1.72 m 2. Fasade access with a dimensions of 0.85 x 1.72 m2. This
rumah godang ini memang sangat sederhana dan tidak Godang house facade is indeed very simple and
dijumpai ornamen. without any ornaments.
Gambar 3- Penggambaran Ulang Tampak Belakang Rumah Godang - Figure 3.8 Rearview Redrawing of the Godang
House
44
Bagian rangka atap terdiri dari kuda – kuda (disebut The roof truss consists of timber roof truss (called
kasau), gulung – gulung dan tempat pertemuan ujung kasau), gulung-gulung and the connection point of the
kasau (disebut tulang bubung) hingga pasak (disebut joist (called tulang bubung) to the dowel (called rasuk)
rasuk) dan juga pasak yang ukurannya lebih kecil and also dowels in smaller size (called gelegar). The
(disebut gelegar). Bahannya terbuat dari kayu yang material is made of wood which are connected with
disambung dengan beberapa jenis sambungan. Pada some kind connection types. In framework like roof
rangka seperti kuda-kuda, balok, dan kolom truss, beams, columns and joints are using bolts. While
sambungannya menggunakan baut. Sedangkan pada at the bottom part (floor), between the beams to the
bagian bawah (lantai rumah), antara balok dengan columns the connections is using the dowel system.
tiang kolom sambungannya menggunakan sistem Related to the Lontik house foundation, the wooden
pasak. Terkait dengan pondasi rumah lontik tiang kayu pole position placed on the ground and then uses
posisinya hanya ditaruh di tanah dan kemudian masonry surrounded the pole and cast it into the
sekelilingnya menggunakan pasangan batu yang dicor ground (± 0.5m).
ke dalam tanah (± 0,5 meter).
Bentuk tiang rumah melayu Riau sendiri ada yang The Malay house pole shape itself is a square, hexagon
persegi empat, enam sampai sembilan, dan ada juga to nonagon, and there is also a round shape, the house
yang bulat, tiang rumah yang diobservasi model segi that are observed has a hexagon pole model. On the
enam. Pada tiang bagian luar diberi hiasan khusus yang outside of the pole are given with a special decoration
disebut tiang gantung yang berfungsi sebagai called gallows which serves as the support frame of the
penopang kerangka dinding sebelah bawah. Tiang ini bottom wall. The pole was carved and doweled to the
dipahat dan dipasakkan ke tiang tempat tiang main pole. The number of poles of traditional Malay
induknya. Jumlah tiang rumah tradisional melayu pada houses are generally consist of 24 pieces, was
umumnya 24 buah, didirikan 6 barisan dan masing – established in six rows and each four pillars including
masing 4 buah tiang termasuk tiang seri. Tiang lainnya tiang tua, tiang penghulu, tiang tengah, tiang bujang
digolongkan sebagai tiang tua, tiang penghulu, tiang dan tiang dua belas.
tengah, tiang bujang dan tiang dua belas.
45
46
Susunan ruang rumah melayu di provinsi Riau The space composition of the Malay house in the Riau
sebenarnya pada umumnya hanya terdiri dari 3 (tiga) province generally consists of only 3 (three) room, the
ruangan saja, yaitu ruang bawah, ruang tengah dan basement, the living room and the back room (called
ruang belakang (disebut pendapuan). Alasan mengapa pendapuan). The reason why the Malay house consists
ruangan rumah melayu riau harus 3 ruangan karena only 3 rooms is because of according to "Alam Nan
sesuai dengan “ Alam Nan Tigo” yakni tata pergaulan Tigo" which is the the social order in public life. “Ruang
dalam kehidupan bermasyarakat. Ruang bawah yakni bawah” or basement is lower than the main house
berlantai lebih rendah dari lantai rumah induk. floor. It is actually united with the main house itself,
Sebenarnya bersatu dengan rumah induk itu sendiri, this room is separated only by a wall and sill (bedul).
ruangan ini hanya dipisahkan oleh dinding dan bendul. Ruang bawah or basement consists of a “ruangan
Ruang bawah terdiri dari ruangan ujung bawah atau ujung bawah” or the right side room used for the seats
sebelah kanan yang digunakan untuk tempat duduk for the elders and guests in certain ceremonies, while
ninik mamak dan undangan dalam upacara tertentu, the left side room is called “pangkal rumah” that is
sedang yang sebelah kiri disebut pangkal rumah untuk used for homeowner’s elders seats. “Ruang tengah” or
tempat duduk ninik mamak pemilik rumah. Ruang living room is a room that adjacent to the “ruang
tengah adalah ruangan yang berbatasan dengan ruang bawah”. “Ruang tengah” consists of a “ruangan ujung
bawah. Ruang tengah terdiri dari ruangan ujung tengah” which the room to the right side is used for
tengah yakni sebelah kanan masuk yang digunakan wedding aisle in a wedding ceremony and the room to
untuk gerai pelaminan pada upacara perkawinan dan the left side is called “ruangan poserek” as a gathering
yang sebelah kiri disebut ruangan poserek yaitu place for parents and children
sebagai tempat berkumpul orang tua dan anak-anak.
47
Gambar 3-4 Denah Lantai Panggung Rumah Lontik - Figure 3.10 Floor Plan of Lontik House
48
Loteng rumah lontik selain berfungsi sebagai plafon, The Lontik house attic besides functioning as the
dulunya digunakan untuk penyimpanan barang-barang ceiling, it was once used to store goods that can be
yang dapat diakses melalui ruang dalam dengan accessed through the space by using the stairs. The
menggunakan tangga. Lantai loteng ini terletak diatas attic floor is located above the main room. The attic
ruang utama di dalam rumah. Lantai loteng floor use wood boards with a dimension of 2 cm height,
menggunakan papan dengan ukuran t 2 cm, l 25 cm x 25 cm width x 2 m length, all the frames are using
2 m semua rangka menggunakan kayu balok dengan wood beams with a size of 4/8 x 4/15.
ukuran 4/8 x 4/15.
Gambar 3-11 Loteng Rumah Lontik - Figure 3.11 The Lontik House redrawing
Tampak Depan Rumah Lontik The Frontside of the Lontik House
Rumah yang diobservasi dikabupaten Kampar memiliki The house that observed in Kampar District had enough
cukup banyak ornamen berupa ukiran maupun gambar ornaments in the form of carvings and colorful images.
berwarna. Ornamen tersebut antara lain terdapat pada The ornaments are in the roof (selembayung), walls,
atap (selembayung), dinding, pintu, jendela dan lubang doors, windows and ventilation holes. Most ornaments
ventilasi. Kebanyakan ornamen berwarna berwarna are in gold or wood-brown colored to the original color
emas atau coklat kayu mengikuti warna rumah aslinya. of the house. There are numerous ornaments on the
Ornamen yang paling banyak terdapat pada sisi kanan right and left side of the walls and the bottom side of
dan kiri dinding pada rumah dan sisi bagian bawah pada the walls. Currently, most of the house underspace is
dinding. Saat ini kebanyakan kolong rumah digunakan used for motorcycle parking lot, storeroom/storage of
untuk tempat parkir motor, gudang/penyimpanan goods. Position of the ladder is on the right side in front
barang. Posisi tangga terletak tepat di depan pintu of the entrance, the stairs are made from wood.
masuk, material tangga menggunakan kayu.
49
Tampak samping kiri dan kanan pada rumah godang There are no uniqueness or prominent to be seen on
tidak ada terdapat keunikan atau yang menonjol untuk the left and right side of the Godang house, in the right
dilihat, disisih kanan rumah terdapat 1 (satu) jendela side there are 2 (two) small windows. There are no
kecil. Tidak ada terdapat ornamen pada sisi samping ornaments on the side of the house either on the wall
rumah baik dari dinding rumah ataupun ornamen pada or in the windows and roof. The walls of this house are
jendela dan atap. Dinding pada rumah ini using the wood board.
menggunakan susunan papan.
Gambar 3-14 Penggambaran Ulang Tampak Samping Gambar 3-14 Penggambaran Ulang Tampak Samping
Rumah Lontik - Figure 3.14 Sideview Redrawing of the Rumah Lontik - Figure 3.14 Sideview Redrawing of the
Lontik House Lontik House
50
Pada bagian belakang rumah lontik dinding At the rear of the Lontik house the material for the wall
menggunakan material papan tidak ada ornamen, is using wood board plank with no ornamentation, this
rumah ini tidak memiliki jendela dan ventilasi dibagian house has no windows and airvents at the rear, there is
belakang, terdapat 1 (satu) pintu berada di samping only one (1) door for in and out access with a
rumah untuk akses keluar masuk dengan dimensi yang dimensions of 0.8 x 1.6 m2.
sama yakni, 0.8 x 1.6 m2.
Gambar 3-6 Kondisi Eksisting Tampak Belakang Rumah Lontik - Figure 3.16 Existing Condition Rearview Lontik House
Potongan Sections
Potongan memanjang dan melintang bangunan rumah The sections, lengthwise and crosswise, of the Malay
Melayu Godang dan Lontik dapat dilihat bentuk struktur Godang and Lontik houses can show the shape and
dan kontruksinya. Rumah Melayu Godang dan Lontik structure of the construction. The Malay Godang and
mempunyai struktur yang dibentuk oleh rangka kolom Lontik house has a structure formed by order of
dan balok. Terdapat kolom yang menerus columns and beams. There is a continuous column
(memanjang) dari muka tanah sampai rangka atap. (lengthwise) from ground level to the top of the roof.
51
Gambar 3.17 Potongan A-A Rumah Godang - Figure 3.17 A-A Section of Godang House
Gambar 3-7 Potongan B-B Rumah Godang - Figure 3.18 B-B Section of Godang House
52
Gambar 3-9 Potongan B-B Rumah Lontik - Figure 3.20 B-B Section of Lontik House
53
54
55
Sistem struktur utama rumah godang dan lontik The main structure of the Godang and lontik house
dibangun dengan bahan dasar kayu, Jenis sambungan built with wood materials . The connection Type used is
yang digunakan adalah sistem pasak yang diperkuat the dowels system reinforced with nails made of wood
dengan paku yang terbuat dari kayu (pada beberapa (in some parts). For the foundation, the main house
bagian). Untuk pondasi, rumah induk yang bertiang with wooden pole use a pedestal foundation of natural
kayu menggunakan pondasi umpak dengan batu alam stone as the base.
sebagai alas.
Tinjauan Bagian Bawah Rumah Godang dan The Bottom Section Overview of Godang and
Untuk pondasi, rumah induk yang bertiang kayu Tiang rumah ada yang berbentuk persegi empat,
menggunakan pondasi umpak dengan batu alam sebagai enam, sembilan, dan ada juga yang bulat.
alas
56
Tangga masuk terdapat di bagian depan rumah sebelah Posisi tangga terletak tepat di depan pintu masuk,
kanan dulunya tangga terbuat dari kayu yang mana material tangga menggunakan kayu.
jumlah anak tangga berjumlah 6 anak tangga. Namun
Stairs is located on the right side of the entrance, it
sekarang sudah diganti menjadi pasangan bata.
made from wood.
Stairs is on the front right side of the house. The ladders
were made of wood with 6 steps. But now has changed
to masonry
57
Pada umumnya material lantai menggunakan papan, In general, floor materials use a wood plank, floor
perbedaan ketinggian lantai berfungsi sebagai level difference serves as the placement of social
penempatan status sosial. Lantai yang tertinggi status. The highest floor is sacred because in this
dikatakan sakral karena karena pada ruang ini room the elders of the Piliang ethnic gather around
berkumpul para datuk dan ninik mamak suku Piliang for the gathering event or discuss about everything
pada waktu acara silaturahmi atau membicarakan to do with ethnicity.
segala sesuatu yang berkaitan dengan kesukuan.
dikategorikan sebagai belah bubung dan rumah lontik In general the Godang house roofs can be categorized
berbentuk lontik. Material atap rumah eksisting as a split ridgepole and the Lontik house as a lontik-
terbuat dari atap seng gelombang yang didatangkan shaped. The existing roof materials are ironshetting
dari luar daerah. imported from outside the region.
58
Tabel 3.1.Jenis Bahan Bangunan Rumah Godang - Table 3.1 Types of Building Materials Godang House
Struktur Bangunan - Building Tiang kolom dan balok serta rangka atap menggunakan kayu modang dan meranti,
structure sedangkan pondasi dari umpak yang dicor - The columns, beams and roof trusses
using Medang and Meranti wood, while the foundations of pedestals that were
concrete casted.
59
Tabel 3.2.Jenis Bahan Bangunan Rumah Lontik - Table 3.2 Types of Materials Building Lontik House
Struktur Bangunan - Building Tiang kolom dan balok serta rangka atap menggunakan kayu, sedangkan pondasi
structure dari umpak yang dicor - The columns, beams and roof trusses using Medang and
Meranti wood, while the foundations of pedestals that were concrete casted.
60
Hiasan/Ornamen Decoration/Ornaments
Rumah ini memiliki cukup banyak ornamen berupa The Malay house has a lot of ornaments in the form of
ukiran mengingat rumah ini merupakan rumah ketua cravings considering this house is the house of the adat
adat dan bukan rakyat biasa. Ornamen tersebut antara leader and not the common people. The ornaments are
lain terdapat pada atap (selembayung), dinding, pintu, placed in the roof (selembayung), walls, doors,
jendela dan lubang ventilasi. Ornamen yang ada windows and ventilation holes. The color in this
dirumah ini warnanya tidak khusus tapi mengikuti ornaments are not particular but it follows the original
warna rumah aslinya. Ornamen yang paling banyak color of the houses. Most of the ornaments are on the
terdapat pada sisi kanan dan kiri dinding pada rumah right and left sidewalls of the house and also on the
dan sisi bagian bawah pada dinding. bottom side of the wall.
Ornamen yang terdapat pada rumah tradisional didesa The ornaments found in traditional houses in Koto
Koto Sentajo ini antara lain terdapat pada tiang balok Sentajo village are partly located on the beam in the
pada ruang tengah, lisplang, dinding bilik, sisi teras, living room, lisplank, walls, porch and stairs.
dan tangga.
Berdasarkan hasil identifikasi, kebanyakan rumah Based on the identification, most of the traditional
tradisional Melayu, yang merupakan rumah rakyat tidak Malay house, which is common people house do not
memiliki ornamen/ragam hias sama sekali. Ornamen have ornaments/decorations at all. Ornaments tend to
cenderung ditemukan pada rumah bangsawan atau be found in a noble house or tradition houses, with
rumah adat, dengan bentuk yang bervariasi, terutama varying shapes, especially patterned plants. The
bermotif tumbuh-tumbuhan. Ornamen tersebut dapat ornaments may be images/paint and craving, which is
berupa gambar/cat maupun ukiran, dimana biasanya usually found on sections of the roof, walls, doors,
terdapat pada bagian pada atap dinding, pintu, jendela windows and ventilation holes. Especially the carved
dan lubang ventilasi. Khusus pada ornamen ukiran ornaments on the roof, selembayung tunjuk langit, are
pada atap, selembayung tunjuk langit juga ditemukan seen in some common people's houses. This ornament
pada beberapa rumah rakyat. Ornamen ini dinilai is a differentiator between Malay in Riau mainland with
pembeda antara rumah Melayu Riau daratan dengan the Riau islands. Meanwhile, when compared, there is
61
Seni Ukir terdapat pada rumah-rumah ,alat-alat rumah Carvings are found on houses, household tools, fishing
tangga alat penangkap ikan, alat persenjataan, alat equipment, weapon tools, water vehicle tools and
kenderaan air dan peralatan upacara-upacara. Secara ceremony equipments. It is not sure where the origins
pasti belumlah dapat diketahui dari mana asal usul of these carvings were. Carving with leaves, flowers and
ukiran ini. Ukiran dengan motif-motif daun-daunan, animals pattern has been developed in the days of
bunga dan binatang ini sudah berkembang di zaman Pelalawan empire and kingdoms before. How important
kerajaan Pelalawan dan kerajaan-kerajaan sebelumnya. the carvings in ancient times is proofed by relics of old
Betapa pentingrya seni ukir di zaman silam dibuktikan remains, in addition to information from the elders and
dengan peninggalan-peninggalan lama yang masih chief leaders of local communities. There are several
tersisa, disamping keterangan dari para orang tua-tua types of carvings found in the traditional Malay house
pemuka masyakat dan kepala adat setempat. Ada among others are dragon carvings, flower carving,
beberapa jenis ukiran yang terdapat di rumah diamond carving, star carvings, nail carving, bird
tradisional melayu antara alain ukiran awan larat, ukiran carvings, “itik sekawan”, kuntum tak jadi” carvings,
bunga-bungaan, ukiran itik sekawan, ukiran bintang- “kisi-kisi larik” carvings, hanging bees carvings, “awan
bintangan, ukiran paku, ukiran burung-burungan, ukiran larat” carvings, bamboo shoots carvings, “sayap laying-
wajik, ukiran kuntum tak jadi, kisi-kisi larik, ukiran lebah layan” carvings, “selembayung” carvings, “siku keluang”
bergantung, naga-nagaan, ukiran pucuk rebung, ukiran carvings, “tanggam bersanggit” carvings, “takuk
sayap laying-layang,ukiran selembayung, ukiran siku bersusun” carvings, “combak berlenggek” carvings dan
62
63
64
65
Suku Melayu di Indonesia selain terdapat di Provinsi Malay ethnic groups in Indonesia are found in North
Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Sumatera, Riau Islands, Jambi, South Sumatra, Bangka
Selatan, Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat, juga Belitung and West Kalimantan, also in Riau Province.
terdapat di Provinsi Riau. Suku Melayu di Provinsi Riau Malay tribe in Riau Province also has a traditional house
juga memiliki rumah tradisional yang tak kalah menarik, that is not less interesting, and has unique and unique
dan memiliki nilai – nilai arsitektur yang khas dan unik. architectural values. Among the traditional Malay houses
Diantara rumah tradisional Melayu yang ada di Provinsi in Riau Province, there are 2 (two) traditional houses
Riau terdapat 2 (dua) rumah tradisional yang dikenal known as Rumah Lontik located in Kampar Regency and
dengan Rumah Lontik yang terdapat di Kabupaten Rumah Godang in Kuantan Singingi Regency, Riau
Kampar dan Rumah Godang di Kabupaten Kuantan Province. Visually the typology of the two traditional
Singingi Provinsi Riau. Secara visual tipologi kedua houses looks different from the shape of the roof, and
rumah tradisional tersebut tampak berbeda dari bentuk the front of the house wall. Roof shape Lontik House flick
atap, dan dinding rumah bagian depan. Bentuk atap or curve on the right and left side of the roof of the
Rumah Lontik melentik atau melengkung pada bagian house, and the front wall of a boat-shaped house that
sisi kanan dan kiri atap rumah, dan dinding bagian depan indicates the Malay tribe in this region love to wander.
rumah berbentuk perahu yang menandakan suku Melayu Rumah Lontik is usually called Rumah Lontiok, Rumah
didaerah ini gemar merantau. Rumah Lontik biasa Lancang or Rusmah Pencalang. While the shape of
disebut Rumah Lontiok, Rumah Lancang atau Rumah Godang's roof roof resembles a spindle or stratum
Pencalang. Sementara bentuk atap rumah Godang commonly called the roof batingkek
menyerupai belah bubung atau bertingkat yang biasa
disebut atap batingkek.
66
67
Pada dasarnya keseluruhan komponen dan elemen Basically all components and elements of Rumah Lontik
Rumah Lontik dan Rumah Godang sangat merespon and Rumah Godang are very responsive to the
lingkungan yang ada di sekitarnya. Mulai dari bentuk surrounding environment. Starting from the shape of
struktur panggung, pintu, jendela, bukaan dan jalusi the stage structure, doors, windows, openings and
serta ventilasi yang terdapat di rumah tersebut sangat jalousies as well as the ventilation contained in the
memungkinkan untuk pergerakan angin yang sangat house is very possible for the movement of the wind
leluasa, sehingga dapat memberikan kenyamanan very freely, so as to provide thermal comfort for
termal bagi penghuninya senantiasa. residents always.
Sudah saatnya keberadaan Rumah Lontik dan Godang It is time for the existence of Rumah Lontik and
perlu dijaga kelesatariannya agar tidak sampai punah Godang need to be kept kelesatariannya so as not to
dan tidak dikenali oleh generasi berikutnya. Salah satu extinct and not recognized by the next generation. One
caranya dengan mempelajari dan mengenali local way to learn and recognize local knowledge contained
knowledge yang terkandung yang terkandung pada in the traditional house for home applications in the
rumah tradisional tersebut untuk aplikasi rumah di future.
masa yang akan datang.
68
Anonim. 2009. Laporan Akhir Penelitian Desa-Desa Tradisional di Provinsi Bali, NTB, dan NTT. Balai Pengembangan
Teknologi Perumahan Tradisional Denpasar.
Anonim. 2010. Laporan Akhir Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi Arsitektur Rumah Tradisional Batak di Provinsi
Sumatera Utara (Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, dan Pak-pak/Dairi). Loka Teknologi Permukiman Medan.
Hasyim, W. dan Nasir, A.H.. 2011. “The Traditional Malay House”. Institut Terjemahan Negara Malaysia Berhad. Kuala
Lumpur.
Husny, M.L.. 1976. Bentuk Rumah Tradisi Melayu. Medan.
Hutagalung, Ostovia dan Harsono, Syafiz. 2008. Mengembalikan Citra Melayu pada Wajah Kota Medan. Universitas
Sumatera Utara
Nasution, F. dan Sembiring, A.B.. Budaya Melayu. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Sinar, Tengku Lukman. 1993. Motif dan Ornament Melayu. Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya
Melayu. Medan.
Yuan, L.J. 1987. “The Malay House: Rediscovering Malaysia’s Indigenous Shelter System”. Institut Masyarakat. Pulau
Pinang.
Rumah Lancang (Rumah Tradisional Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. http://melayuonline.com/ind/culture/dig/1917.
diakses Tanggal 13 Februari 2012
69
Racmat Pramudji, SST, MT, sebagai Koordinator penulisan Buku “Eksplorasi Arsitektur
Sumatera Edisi Etnis Melayu (Godang & Lontik)” Lahir di Bandung tanggal 03 Juli 1971.
Pendidikan D3 Jurusan Teknik Sipil, D4 Jurusan Teknik Sipil dan S2 pada Sekolah Pasca
Sarjana Program Studi Teknik Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bangunan Sipil Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Bekerja sebagai PNS sejak tahun 1994 diKantor Pusat Litbang
Permukiman Bandung, Kepala Loka Teknologi Permukiman Cilacap (2012-2016), Kasi
Layanan Balai Litbang Perumahan Wilayah I Medan (2016-sekarang).
70
Dian Taviana, lahir pada tanggal 08 Nopember 1964 di Langsa. Gelar Sarjana Teknik
Sipil diperoleh dari Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Medan. Masuk menjadi
Pegawai Negeri Sipil di Kantor Loka Teknologi Permukiman Medan – Pusat Litbang
Permukiman Kementerian Pekerjaan Umum tahun 1995. Jabatan fungsional perekayasa
sejak tahun 2010. Kegiatan penelitian yang pernah dilakukan tentang struktur rumah
tradisional Batak Toba, rumah tradisional Nias Selatan, rumah tradisional melayu di
Provinsi Riau, rumah tradisional di Provinsi Sumatera Barat dan Kenyamanan termal
rumah tradisional Toba, Nias Utara, Riau dan Padang. Jabatan saat ini yaitu sebagai
Kepala Sub Baian Tata Usaha, Balai Litbang Perumahan Wilayah I Medan.
71
Tani Frisda lahir di Pereulak ( Aceh Timur ) pada tanggal 26 Desember 1982.
Tamatan Sarjana Teknik Sipil ini mulai menjadi PNS tahun 2011 dan bekerja di
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan Pengembangan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ( 2011 – Maret 2014 ) dan
sejak April 2014 – sekarang bekerja di Balai Litbang Perumahan Wilayah I Medan,
Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Fungsional Peneliti
Pertama. Kegiatan penelitian yang pernah dilakukan yaitu penelitian tentang
struktur rumah tradisional (2013 – 2015). Penelitian tentang keberterimaan rumah
murah dengan bahan bangunan dan kearifan lokal di Provinsi Aceh (2015)
72
73
74
Nanda Pratama Putra, lahir di kota Medan pada tanggal 11 Mei 1988. Meraih
gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Islam Sumatera Utara pada tahun 2012.
Mulai bekerja di Balai Litbang Perumahan Wilayah I Medan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada tahun
2011. Selama bekerja telah terlibat dalam kegiatan penelitian terkait Identifikasi
Arsitektur Rumah Tradisional Melayu Riau dan Kepulauan Riau, Kehandalan
Struktur Rumah Tradisional Batak Toba, Melayu dan Minangkabau, dan
Kenyamanan Termal Pada Rumah Tradisional.
75
76