Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANALISIS ARSITEKTUR VERNAKULAR RUMAH HONAI SUKU DANI

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Ir. Primi Artiningrum, M.Arch.

MATA KULIAH :
ARSITEKTUR NUSANTARA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK B

Muhammad Rizqi Saputra 41220010006


M Fadhlan Lazuardi V 41220110006
Gilang Septa Adji 41220110039

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
SEPTEMBER 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
‘ANALISIS ARSITEKTUR VERNAKULAR RUMAH HONAI SUKU DANI’ ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Arsitektur Nusantara oleh ibu Dr.Ir. Primi Artiningtum,
M.Arch. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
arsitektur vernakular di Suku Dani Papua bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr.Ir Primi Artiningrum,


M.Arch selaku dosen mata kuliah Arsitektur Nusantara yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 19 September 2021

Kelompok

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
BAB I............................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang..............................................................................................5
1.2. Rumusan masalah........................................................................................6
1.3. Manfaat penulisan........................................................................................6
BAB II........................................................................................................................... 7
Pembahasan................................................................................................................ 7
2.1. Pengertian dan Tipologi Rumah Adat Honai Suku Dani Papua....................7
2.2. Penerapan Vernakular dalam Rumah Honai.................................................8
2.3. Konsep Dasar Rumah Adat Honai Suku Dani Papua...................................8
2.4. Tata Ruang Rumah Adat Honai Suku Dani Papua.......................................9
2.5. Arsitektural Rumah Tradisional Honai Suku Dani.........................................9
2.6. Pola Perkampungan Suku Dani Papua.........................................................9
BAB III........................................................................................................................ 11
Metode Penulisan......................................................................................................11
3.1. Pengumpulan Data dan Informasi...............................................................11
3.2. Pengolahan Data dan Informasi..................................................................11
3.3. Analisis dan Sintesis...................................................................................11
BAB IV....................................................................................................................... 12
Deskripsi Kasus Studi................................................................................................12
4.1. Lokasi Rumah Honai Rumah Adat Suku Dani.............................................12
4.2. Bentuk Fisik Rumah Honai..........................................................................12
BAB V........................................................................................................................ 14
Analisis Dan Pembahasan.........................................................................................14
5.1. Analisis Tipologi Rumah Adat Honai Suku Dani..........................................14
5.2. Analisis Bentuk Fisik Rumah Adat Honai Suku Dani...................................14
5.3. Analisis Filosofi Rumah Adat Honai Suku Dani...........................................15
PENUTUP.................................................................................................................. 16
6.1. KESIMPULAN.............................................................................................16
6.2. SARAN.......................................................................................................16
REFERENSI.............................................................................................................. 17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dari tahun 1930-an hingga 1960-an, arsitek modernis menunjukkan
perhatian yang jelas dengan bahasa sehari-hari, sebagai saksi karya Alvar Aalto di
Finlandia, Franco Albini di Italia, dan Aldo van Eyck di Belanda, atau publikasi
Bernard Rudofsky “architecture without architects” (1964) oleh Museum of Modern
Seni di New York. Istilah vernacular ini sendiri berasal dari kata verna (dari bahasa
Latin) yang artinya domestic, indigenous, native slave, atau home-born slave, untuk
mengklasifikasikan arsitektur lokal (umumnya berupa hunian) yang ditemukannya di
berbagai belahan dunia (Rapoport, 2006). Dari sinilah selanjutnya dalam berbagai
literature kontemporer makna yang paling populer bagi arsitektur vernakular adalah
arsitektur tanpa arsitek. Hadinugroho (2012) berpendapat bahwa arsitektur
vernakular adalah desain arsitektur yang menyesuaikan dengan iklim setempat,
menggunakan teknologi dan material lokal, serta dipengaruhi oleh aspek sosial,
budaya, dan ekonomi lokal. Faktor iklim lokal oleh Königsberg dalam bukunya tahun
1974. Faktor teknik dan material lokal oleh Spence dan Cook dalam buku mereka
(diterbitkan pada tahun 1983) yang membahas pengaruh material dan teknologi
lokal pada karya arsitektur lokal. Pengaruh faktor sosial dan budaya, khususnya
membahas faktor sosial dan budaya dalam arsitektur vernakular (Rapoport, 1969).
Arsitektur vernakular tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat yang lahir dari
masyarakat etnik dan berakar pada tradisi etnik. Pertumbuhan dan perkembangan
tradisi kebudayaan juga sejalan dengan pesatnya era globalisasi, baik itu perubahan
karena pengaruh dari luar daerah tersebut, sehingga kadang kebudayaan aslinya
menjadi kehilangan jati diri.

Suku Dani adalah salah satu kebudayaan Arsitektur yang terdapat di daerah
Papua yang dalam perkembangannya telah mengalami perubahan dan
pertumbuhan dalam hal kebudayaan dari masa kemasa dalam rentan waktu yang
lama. Keragaman agama, sukubangsa, budaya, dan bahasa terdapat di daerah
tersebut yang biasa dijadikan referensi dari perkembangan kebudayaan tersebut.
Salah satu arsitektur lokal yang masih bertahan hingga kini adalah Rumah Honai,
rumah adat suku Dani yang tinggal di lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya,
Papua. Keberadaaan Rumah Honai dapat ditemukan di lembah-lembah dan
pegunungan di tengah pulau Papua terutama di ketinggian 1.600 – 1.700 meter di
atas permukaan air laut. Selain suku Dani, ada beberapa suku lain yang hidup
bertetangga di lembah ini yakni Suku Yali dan suku Lani dengan populasi sekitar
100.000 jiwa.
Honai merupakan rumah mungil yang unik dengan bentuk seperti jamur.
Rumah ini memiliki bentuk dasar lingkaran dengan rangka kayu berdinding
anyaman dengan atap kerucut yang terbuat dari jerami. Tingginya hanya 2,5 meter
yang jika dilihat dari udara terlihat seperti jamur berwarna cokelat kehitaman berjajar
di sepanjang lembah. Tak heran jika pertama kali ditemukan oleh ekspedisi Richard
Archbold pada tahun 1938 disebut sebagai Grand Valley.
Material yang digunakan dalam membuat Honai 100% berasal dari bahan
alami yang dapat diperbaharui. Lantai tanah, dinding anyaman dan atap jerami
merupakan bahan yang sangat ramah lingkungan. Hal ini menjadi contoh bagi
arsitektur generasi sekarang bahwa jauh sebelum dikenalnya ilmu arsitektur hijau,
nenek moyang kita di Indonesia sudah menerapkannya. Bentuk rumah dengan atap
menutup hingga ke bawah ini ternyata bertujuan untuk melindungi seluruh
permukaan dinding agar tidak terkena air hujan. Sekaligus dapat meredam hawa
dingin agar tidak masuk ke dalam rumah. Rumah ini juga tidak memerlukan jendela
mengingat suhu di sana bisa mencapai 10-15 derajat celcius pada waktu malam.
Hanya ada satu pintu untuk akses keluar-masuk dengan ventilasi kecil yang aman
dari masuknya binatang liar. Rumah Honai Suku Dani Papua dahulunya sangatlah
sederhana bahkan bahan-bahan pembuatan rumah Honai tersebut masih dikatakan
tradisional. Pengetahuan masyarakat Suku Dani Papua mengenai seni membangun
rumah Honai secara tradisional sangat penting untuk dikaji.
1.2. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dan Tipologi Rumah Adat Honai Suku Dani Papua
2. Bagaimana penerapan Vernakuler dalam Rumah Honai
3. Bagaimana konsep Dasar Rumah Adat Honai Suku Dani Papua
4. Tata Ruang apa saja yang ada pada Rumah Adat Honai Suku Dani Papua
5. Bagaimana bentuk Arsitektural Rumah Tradisional Honai Suku Dani Papua
6. Bagaimana pola perkampungan (Huta) Suku Dani Papua
1.3. Manfaat penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pembaca mengenai
materi arsitektur vernakular di Desa Suku Dani Papua . Selain itu, pembaca
diharap dapat lebih memahami mengenai Arsitektrur Vernakular di Indonesia.

BAB II

Pembahasan

2.1. Pengertian dan Tipologi Rumah Adat Honai Suku Dani Papua
Papua adalah propinsi paling timur di Indonesia yang menyimpan kekayaan
alam dan budaya. Dengan luas sekitar empat ratus dua puluh ribu kilometer
persegi, Papua menjadi pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Selain
luas, Papua juga berlembah, sebagian rawa- rawa dan hutan lebat. Bagi sebagian
suku, sungai adalah kehidupan. Sungai yang membawa mereka dari satu ke
tempat lain. Dari sungai mereka juga menggantungkan hidup, seperti mencari ikan
dan keperluan lain. Ada beratus – ratus suku yang tersebar di wilayah
pegunungan, lembah dan pantai. Perbedaan kondisi geografis dan sosial budaya
yang hidup dan berkembang di Papua tersebut menghasilkan beragam bentuk
arsitektur tradisional dan pola permukiman. Hal ini sangat menarik untuk dikaji
lebih lanjut, dengan menggali nilai-nilai kearifan lokal berbagai suku yang ada di
berbagai penjuru wilayah Papua. Rumah adat Suku Dani Papua merupakan salah
satu peninggalan tradisi suku bangsa yang ada di batak yang sampai saat ini masi
meninggalkan banyak nilai-nilai filsafat dan keindahan serta menimbulkan sebuah
gambaran alam yang di anggap memiliki jiwa.
Kompleks Honai tersebar hampir di seluruh pelosok Lembah Baliem yang
luasnya 1.200 kilometer persegi. Meski bentuk rumah Honai bundar dan begitu
mungil, sehingga kita tidak bisa berdiri di dalamnya. Jarak dari permukaan rumah
sampai langit-langit hanya sekitar 1 meter. Di dalam Honai ada satu perapian yang
terletak persis di tengah. Atap jerami dan dinding kayu rumah Honai ternyata
membawa hawa sejuk ke dalam Honai. Kalau udara dirasa sudah terlalu dingin,
seisi rumah akan dihangatkan oleh asap dari perapian. Bagi suku Dani, asap dari
kayu bakar sudah tidak aneh lagi dihisap dalam waktu lama.
Menurut Schulz (1980), tipologi merupakan suatu konsep untuk
mendiskripsikan kelompok objek berdasarkan atas kesamaan sifat-sifat dasar yang
berupaya memilah atau mengklasifikasikan bentuk keragaman dan kesamaan
jenis. Dalam hal ini, tipologi merupakan hasil elaborasi karakteristik arsitektur, yang
tersusun dari berbagai unsur kultural lokal dan luar yang spesifik dalam suatu
struktur klasifikatif, baik secara klasifikasi fungsi, geometrik, maupun
langgam/gaya/corak. Menurut Karen (1994), tipologi merupakan kajian terhadap
bentuk geometris suatu objek, yang memiliki ciri dan karakteristik khusus yang
membedakannya dengan objek lain, yang berkaitan dengan sejarah suatu objek
tersebut, sehingga dapat dipelajari proses perubahan yang terjadi pada bentuk
dasar geometris objek tersebut (dapat berupa denah, tampak, ruang dan
sebagainya). Teori tipologi dari Vidler menyatakan bahwa suatu tipologi arsitektur
dapat terbentuk pada suatu kelas sosial masyarakat tertentu pada kurun waktu
tertentu yang bersifat konstan dan menghasilkan tipe arsitektur dengan ciri-ciri dan
karakteristik khusus yang disebut ”langgam”. Dengan dasar teori-teori tersebut,
maka dapat dipelajari bentuk dan sifat dasar dari elemen-elemen arsitektural pada
permukiman tradisional beberapa suku di Papua, sehingga dapat diidentifikasikan
karakteristik arsitektur tradisional Papua secara keseluruhan, dalam kaitannya
dengan sosial budaya masyarakatnya.
2.2. Penerapan Vernakular dalam Rumah Honai
Honai berbentuk bundar atau lingkaran persis seperti sarang burung. Tidak
ada honai yang tidak bundar. Bentuk atapnya bulat seperti bola, tetapi hanya
setengah lingkaran. Pada awalnya honai dibuat sama sekali tidak menggunakan
paku, baik untuk sambungan atau pun memperkuat papan. Kompleks permukiman
terkecil dari suku Dani adalah Silimo. Satu kompleks silimo terdiri dari beberapa
massa bangunan dengan fungsi-fungsi khusus, dan satu silimo dihuni oleh satu
keluarga luas terbatas(extended family). Kemudian beberapa silimo akan
membentuk suatu perkampungan yang memiliki batas teritori wilayah berupa
bentukan bentang alam, seperti gunung, bukit,lembah, atau sungai. Pola
permukiman dalam satu perkampungan ini terpencar- pencar dan tidak mengikuti
suatu pola khusus. Biasanya untuk mendirikan suatu silimo, mereka memilih suatu
daerah yang tinggi dan tidak terlalu jauh dengan sungai. Pemilihan lokasi yang
tinggi ini merupakan salah satu cara masyarakat Dani untuk menghindari bahaya
banjir, air tergenang, serbuan binatang buas, serta sergapan suku-suku lain.
2.3. Konsep Dasar Rumah Adat Honai Suku Dani Papua
Honai berbentuk bundar melambangkan kesatuan dan persatuan yang
tinggi untuk selalu mempertahankan budaya suku dan harkat martabat nenek
moyang yang telah diturunkan dari dulu hingga kini. Honai melambangkan
kekerabatan yang luas, bukan hanya ikatan keluarga inti ayah, ibu, dan anak,
tetapi kerabat dari ayah dan ibu dengan sebutan ‘om’ atau paman juga memiliki
ikatan dan pengaruh yang kuat. Anak-anak biasanya sangat menghargai dan
menghormati mereka, karena om juga terlibat dalam pengambilan keputusan-
keputusan penting. Makna dan ikatan yang ada dalam honai, membuat seseorang
ketika membangun rumah, akan membangun juga honai di samping rumah
tersebut. Ketika malam tiba mereka akan berkumpul di honai, menyalakan api lalu
bercerita sampai tidur di honai.

2.4. Tata Ruang Rumah Adat Honai Suku Dani Papua


Tidak seperti rumah pada umumnya yang terdiri dari ruang tamu, kamar
tidur, dan dapur, Honai yang berukuran kecil tidak memiliki pembagian ruangan.
Hanya ada satu perapian di bagian tengah ruangan, yang digunakan sebagai
tempat berkumpul dan untuk menghangatkan diri.
Honai dibagi menjadi dua tingkat, dengan tangga kayu sebagai
penghubungnya. Lantai pertama digunakan sebagai tempat berkumpul dan
menjamu tamu, sedangkan lantai atas digunakan untuk tidur. Honai memiliki satu
pintu masuk berukuran kecil, sehingga untuk memasukinya Anda harus
membungkukkan badan. Di dalam rumah ini, Anda juga tidak bisa berdiri tegak,
karena ada atap dari kayu yang jaraknya hanya 1 meter dari lantai. Honai juga
tidak memiliki jendela, yang tujuannya untuk menghalau dingin dan serangan
binatang buas.  
2.5. Arsitektural Rumah Tradisional Honai Suku Dani
Honai merupakan rumah kecil yang unik dengan bentuk seperti jamur.
Rumah ini memiliki bentuk dasar lingkaran dengan rangka kayu berdinding
anyaman dengan atap kerucut yang terbuat dari jerami. Tingginya hanya 2,5 meter
yang jika dilihat dari udara terlihat seperti jamur berwarna cokelat kehitaman berjajar
di sepanjang lembah. Pertama kali ditemukan  oleh ekspedisi Richard Archbold
pada tahun 1938 disebut sebagai Grand Valley. Kekayaan ilmu arsitektur Honai
sangat unik. Material yang digunakan dalam membuat Honai 100% berasal dari
bahan alami yang dapat diperbaharui. Lantai tanah, dinding anyaman dan atap
jerami merupakan bahan yang sangat ramah lingkungan. Hal ini menjadi contoh
bagi arsitektur generasi sekarang bahwa jauh sebelum dikenalnya ilmu arsitektur
hijau, nenek moyang kita di Indonesia sudah menerapkannya.

2.6. Pola Perkampungan Suku Dani Papua


Kehidupan suku Dani masih mempertahankan tradisi leluhur dan memiliki
budaya yang unik. Kehidupan suku Dani secara garis besar hidup dengan
bercocok tanam dan bertenak. Suku Dani sendiri masih melaksanakan upacara-
upacara besar diantaranya upacara kematian, upacara perang-perangan, tradisi
potong jari, tradisi bakar batu dan tradisi lainnya. Masyarakat suku Dani hidup
sangat bergantung pada alam. Mereka belajar untuk bertahan hidup dari alam.
Pada suatu waktu mereka memperhatikan burung-burung yang sedang membuat
sarang. Jika burung hendak bertelur, dia akan membuat sarang. Burung jantan dan
betina akan terbang kian kemari mengumpulkan ranting-ranting kayu dan rumput-
rumput kering. Ranting kayu dan rumput kering itu kemudian dibentuk menjadi
sarang yang bulat. Anak burung yang baru lahir tinggal di sarang yang hangat itu.
Berdasarkan pengamatan itu, masyarakat suku Dani mulai belajar membuat rumah
yang dapat melindungi mereka dari cuaca panas, dingin, dan hujan. [CITATION
Ded11 \l 1033 ]
BAB III

Metode Penulisan

3.1. Pengumpulan Data dan Informasi


Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan
melakukan penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan
pencarian data melalui internet. Data dan informasi yang digunakan yaitu data dari
skripsi, Jurnal, dan beberapa pustaka yang relevan. Adapun Teknik pengumpulan
data yang dilakukan yaitu:
3.1.1. Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi
Pustaka yang menjadi bahan pertimbangan dan tambahan wawasan untuk
penulis mengenai lingkup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup
dalam penulisan
3.1.2. Untuk melakukan pembahasan analisis dan sintesis data-data yang
diperoleh, diperlukan data referensi yang digunakan sebagai acuan, dimana
data tersebut dapat dikembangkan untuk dapat mencari kesatuan materi
sehingga diperoleh suatu solusi dan kesimpulan.
3.2. Pengolahan Data dan Informasi
Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan
data, kemudian diolah dengan menggunakan suatu metode analisis deskriptif
berdasarkan data sekunder.
3.3. Analisis dan Sintesis
Aspek-aspek yang akan dianalisis yaitu arsitektur vernakular rumah honai
suku dani papua, sintesis yang dijelaskan yaitu bedah karya untuk mengetahui
materi yang di analisis.
BAB IV

Deskripsi Kasus Studi

4.1. Lokasi Rumah Honai Rumah Adat Suku Dani


Rumah Honai yaitu rumah adat suku Dani yang berasal dari daerah Papua.
Rumah Honai, rumah adat suku Dani yang tinggal di lembah Baliem, Kabupaten
Jayawijaya, Papua. Keberadaaan Rumah Honai dapat ditemukan di lembah-
lembah dan pegunungan di tengah pulau Papua terutama di ketinggian 1.600 –
1.700 meter di atas permukaan air laut. Selain suku Dani, ada beberapa suku lain
yang hidup bertetangga di lembah ini yakni Suku Yali dan suku Lani dengan
populasi sekitar 100.000 jiwa[CITATION RIN20 \l 1033 ]

4.2. Bentuk Fisik Rumah Honai


Rumah Honai memiliki bentuk dasar lingkaran dengan rangka kayu
berdinding anyaman dengan atap kerucut yang terbuat dari jerami. Dinding rumah
terbuat dari kayu yang di susun berdiri memiliki satu pintu pendek dan tidak
berjendela. Tingginya 2,5 meter, yang jika dilihat dari udara terlihat seperti jamur.
Alasan Honai dibangun sempit dan tidak berjendela bertujuan untuk menahan
hawa dingin pegunungan Papua. Selain itu di tengah-tengah rumah Honai ada
tempat pembakaran api unggun yang juga berfungsi sebagai penghangat.

4.3. Nilai Budaya Rumah Adat Honai


Nilai utama yang ada pada Honai adalah tentang kesatuan dan persatuan
antar sesama suku yang ada dan untuk mempertahankan tradisi serta budaya yang
sudah diwariskan oleh para leluhur. Nilai-nilai ini tercermin pula pada saat
pembangunan Honai yang hanya boleh didirikan oleh para lelaki secara bergotong
royong. Waktu pembangunannya diatur secara terperinci dan harus selalu
dilaksanakan agar proses pendirian Honai tidak terganggu oleh faktor cuaca
ataupun bencana alam. Dalam membangun Honai, posisi pintu telah ditentukan,
yaitu menghadap timur atau barat, sesuai dengan arah matahari terbit dan
tenggelam. Hal ini dimaksudkan agar penghuni Honai tetap waspada akan serangan
musuh atau bahaya lain yang mengancam.

Nilai-nilai lain yang terkandung sebagai keunikan rumah adat Honai


selanjutnya adalah tentang sehati. Tinggal di dalam Honai berarti juga menyatukan
pikiran, tujuan, dan hati dalam merampungkan segala macam permasalahan serta
pekerjaan. Sudah sejak dini para anak laki-laki yang tinggal di dalam Honai dididik
untuk menjadi kuat saat dewasa nanti sehingga dapat melindungi sukunya. Sama
halnya di dalam Ebe’ai, anak-anak perempuan diajarkan berbagai macam
keterampilan dan berbagai macam pendidikan untuk masa depannya kelak ketika
sudah menjadi istri.
BAB V

Analisis Dan Pembahasan

5.1. Analisis Tipologi Rumah Adat Honai Suku Dani


Rumah adat honai oleh suku dani merupakan salah satu peninggalan
tradisi suku bangsa yang ada di papua yang sampai saat ini masih meninggalkan
banyak nilai-nilai filsafat dan keindahan serta menimbulkan sebuah gambaran
alam yang di anggap memiliki jiwa. Lokasi Rumah Adat ini masi dipertahankan dari
dahulu kala hingga saat ini dan masi mempertahankan segala keelokan budaya
yang ada untuk di lestarikan kepada para penerus nya.
5.2. Analisis Bentuk Fisik Rumah Adat Honai Suku Dani
Bangunan rumah honai (rumah tinggal suku Dani, baik honai laki-laki
maupun perempuan), memiliki karakteristik yang merupakan bentuk adaptasi
terhadap cuaca dingin dan angin kencang. yaitu secara garis besar adalah;
berbentu bulat / melingkar, ukurannya sempit (diameter 4m-6m), Ketinggian sekitar
3m - 7m (2 lantai), tidak berjendela dan ketinggian pintu sangat rendah (sangat
minim bukaan).
Atap rumah honai berbentuk bulat kerucut dengan lingkaran-lingkaran besar
dari kayu buah yang dibakar sebagai kerangka atapnya, yang kemudian diikat
menjadi satu di bagian atas (membentuk dome). Terdapat 4 pohon muda yang
berfungsi sebagai kolom penyangga utama yang diikat di atas dan vertikal ke bawah
menancap ke dalam tanah. Pada lantai 1, ruang yang terbentuk diantara 4 kolom ini
difungsikan sebagai tempat meletakkan perapian untuk menghangatkan honai.
Bahan penutup atap terbuat dari jerami/rumbia (rumput alang-alang), dengan
pertimbangan bahwa material tersebut ringan, lentur, menyerap goncangan
gempa, serta dapat menghangatkan dan melindungi dari hujan dan panas
matahari.
Pada rumah honai, dinding terbuat dari bahan papan kayu kasar, dan terdiri
dari 2 lapis, dengan tujuan untuk menahan udara dingin dan angin kencang dari
luar. Di sekeliling dinding rumah, terdapat bukaan yang sangat minim, yaitu berupa
sebuah pintu masuk yang sempit dan rendah sehingga penghuni rumah harus
membungkuk untuk melewatinya. Terkadang terdapat sebuah jendela sempit
pada honai laki-laki, agar dapat mengetahui jika ada tamu yang berkunjung atau
musuh yang memasuki silimo. Sedangkan pada honai perempuan, sama
sekali tidak terdapat bukaan berupa jendela. Jadi, suasana di dalam honai adalah
remang-remang atau bahkan gelap. Pada malam hari, hanya diterangi oleh nyala
api dari perapian yang terdapat di tengah honai.
Honai terdiri dari dua lantai, yaitu lantai satu yang digunakan sebagai tempat
bersantai dan mengobrol disekeliling perapian,serta lantai panggung yang
digunakan sebagai tempat menyimpan barang berharga dan istirahat/tidur. Lantai
honai dialasi dengan rumput atau jerami yang diganti secara berkala jika sudah
rusak/kotor.

5.3. Analisis Filosofi Rumah Adat Honai Suku Dani


Ditilik dari kegunaan rumah Honai, dapat kita simpulkan bahwa selain
memiliki fungsi dalam bentuk fisik, rumah adat ini juga memiliki beberapa filosofi
penting yang masih terus dipertahankan oleh masyarakat lembah Baliem. Pertama,
Honai memiliki nilai menjaga kesatuan dan persatuan yang paling tinggi sesama
suku serta mempertahankan budaya yang telah diwariskan oleh para leluhur untuk
selamanya. Kedua, dengan tinggal dalam satu Honai maka semua orang akan
sehati, sepikir dan satu tujuan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dan terakhir,
rumah Honai merupakan simbol dari kepribadian dan merupakan martabat dan
harga diri dari orang suku yang harus dijaga oleh keturunan atau anak cucu mereka
di kemudian hari.
PENUTUP

6.1. KESIMPULAN
Rumah adat Honai suku dani merupakan salah satu peninggalan tradisi suku
bangsa yang ada di Papua yang sampai saat ini masih meninggalkan banyak nilai-
nilai filsafat dan keindahan serta menimbulkan sebuah gambaran alam yang
memiliki jiwa. Penerapan arsitektur Vernakuler di rumah honai sangatlah sederhana
bahkan bahan untuk pembuatan rumah itu sendiri masih sangat tradisional dan ciri
khas arsitektur tradisionalnya merupakan unsur dari kebudayaan suku Dani.
Penulis menarik sebuah kesimpulan rumah adat Dani bahwa vernakuler
bangunannya mengandung unsur nilai-nilai kebudayaan dan menyangkut ide serta
kebiasaan masyarakat setempat. Letak geografis juga mempengaruhi vernakuler
dari setiap daerah. Didalamnya terdapat kelebihan dan juga kekurangan. adapun
kelebihannya yaitu,dalam pembuatannya material yang digunakan adalah material
yang di gunakan dari alam sekitar mereka.karena itu biaya yang dikeluarkan sedikit
dan rumah adat ini bersifat ramah lingkungan. Sedangkan kekurangannya
yaitu,karena tidak ada jendela ruangan didalamnya menjadi gelap. kemudian karena
tidak adanya sumur dan sungai jernih jauh dari tempat tinggal mereka akibatnya
kebutuhan air menjadi bersih sangat minim

6.2. SARAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis
mengemukakan beberapa harapan bagi pengembangan yang lebih baik, berupa
saran-saran sebagai berikut
1. Diharapkan kepada masyarakat suku Dani supaya tetap mempertahankan
fungsi rumah adat honai seperti kebiasaan yang telah dipertahankan oleh
nenek moyang sejak dahulu dan selalu menerapkannya dalam kehidupan
bermasyarakat, serta jangan mudah terpengaruh oleh kebudayaan lain
sehingga menghilangkan kebudayaan sendirii
2. Diharapkan kepada seluruh warga Indonesia agar dapat membina dan
melestarikan budaya lokal seperti rumah adat, karena rumah adat merupakan
aset bangsa yang harus diperhatikan serta dilestarikan keberadaannya sebagai
ciri bangsa berbudaya dan beradab.

REFERENSI

Agustinus, S. (1997). Pola Permukiman Keluarga Orang Dani di Lembah Balim Wamena
Kabupaten jaya Wijaya. jakarta: Universitas Indonesia.
Anonim. (-). ADAT DAN BUDAYA SUKU DANI DI TANAH PAPUA. -: -.
Anonim. (2020). TEKNOLOGI ARSITEKTUR TRADISIONAL RUMAH HONAI SUKU DANI
PAPUA. -, 1-16.
Jeinne Mumu, P. A. (2018). New Honai Design Prototype in Yakuhimo, Papua. Yogyakarta:
-.
M Amir Salipu, I. S. (2014). PENGARUH KENYAMANAN DAN KEAMANAN BERMUKIM
TERHADAP BENTUK PERMUKIMAN TRADISIONAL SUKU DANI DI WAMENA
KABUPATEN JAYAWIJAYA, PAPUA. Seminar Nasional Arsitektur Pertahanan
(ARSHAN), 60-66.
Rambe, Y. S. (2019). Analisis Arsitektur pada rumah tradisional suku Dani Papua. Journal
of Architecture and Urbanism, 1-15.

Anda mungkin juga menyukai