NPM : G1E017025
A. DEFINISI
1. RUMAH
a. Secara Fisik
Dari segi fisik rumah berarti suatu bangunan tempat kembali dari bepergian, bekerja,
tempat tidur dan beristirahat memulihkan kondisi fisik dan mental yang letih dari
melaksanakan tugas sehari-hari.
b. Secara Psikologis
Ditinjau dari segi psikologis rumah berarti suatu tempat untuk tinggal dan untuk
melakukan hal-hal tersebut di atas, yang tentram, damai, menyenangkan bagi
penghuninya. Rumah dalam pengertian psikologis ini lebih mengutamakan situasi
dan suasana daripada keadaan fisik rumah itu sendiri.
c. Menurut Para Ahli
- Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal. ( Coirul Anam)
- Rumah merupakan suatu bangunan, tampat manusia tinggal dan melangsungkan
kehidupannya. ( Sarwono dalam Budiharjo, 1998)
- Rumah adalah kebutuhan pokok manusia. ( Muhammad Khoirudin)
2. PENGACARA
Adalah orang yang berprofesi memberi jasa hokum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang ini.(Lembar Negara
Tahun 2003 Nomor 49, TLN Nomor 4255)
3. RUMAH PROFESI
Adalah bangunan ynag terdiri dari ruang-ruang yang dijadikan tempat tinggal
manusia,dimana rumah itu menggambarkan cermin jati diri dan taraf hidup penghuninya
sebagai gambaran peri kehidupan dan penghidupan yang menyeluruh. Tujuannya, penghuni
bias memiliki rumah sekaligus memiliki ruang penunjang profesi, sehingga dapat merasakan
kenyamanan tersendiri dalam beraktifitas sesuai dengan profesinya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa rumah profesi pengacara adalah tempat bernanung atau
tempat berteduh yang memiliki rasa nyaman yang dirasakan langsung oleh pemiliknya melalui
interaksi aktivitas di dalamnya dengan ditambah fungsi khusus didalamnya seperti profesi
pengacara sebagai pemberi jasa hokum terhadap client sesuai UU, berupa ruang khusus public
(ruang konsultasi hukum) dengan fasilitas berupa ruang servis (toilet), penyimpanan berkas,
parkir.
Rumah tinggal kopel adalah rumah tinggal tunggal yang dipisah atau disekat oleh
satu dinding dan ukurannya sama besar antara kanan dan kiri. Jika dilihat secara
detail, jenis rumah ini akan terlihat seperti memiliki satu konsep desain padahal
sebenarnya memang ada dua rumah.
Di negara kita sendiri, ada beberapa jenis bangunan yang memakai jenis rumah
kopel ini. Contohnya bangunan peninggalan Belanda yang berada di perkebunan teh
di Jawa Barat misalnya daerah Garut dan Bandung. Konsep rumah ini umumnya
dibangun untuk menghemat lahan.
3. Rumah Tapak
Kenapa disebut rumah tapak? Karena bangunan rumah ini langsung menapak
dengan tanah. Pada masa sebelumnya, jenis rumah tapak ini bangunannya terpisah
antara rumah yang satu dengan rumah yang lain.
Namun, seiring berjalannya waktu dan harga tanahpun semakin mahal maka
rumah tapak ini dibangun berdampingan bersama rumah yang lain. Artinya antara
dinding rumah yang satu dengan lainnya bergandengan atau berderet. Tetapi dinding
seperti itu rawan retak, oleh karena itu kenali penyebab dinding rumah retak
struktur agar bisa menanganinya sedini mungkin.
Jenis – jenis rumah tinggal berikutnya ialah rumah susun. Rumah susun (flat) dan
disingkat menjadi rusun merupakan bangunan gedung yang dibangun secara
bertingkat disebuah lingkungan yang bagian-bagiannya distrukturkan sesuai dengan
fungsinya.
Rumah susun ini bisa dikategorikan sebagai apartemen sederhana. Untuk itu anda
perlu mengetahui terlebih dahulu perbedaan rumah susun dan apartemen agar tidak
salah dalam hal mengasumsikan.
Jenis rumah susun ini dibangun untuk memecahkan suatu permasalahan tentang
kebutuhan hunian di daerah perkotaan yang jumlah penduduknya selalu meningkat
dan cenderung padat. Sementara luas lahan tanah semakin terbatas. Karena itu,
pembangunan rumah susun ini dapat menjadi solusi.
6. Cluster
7. Apartemen
Dilihat dari bentuk bangunannya, apartemen hampir mirip dengan rumah susun.
Hanya saja bangunan ini terlihat lebih mewah dan dibangun di tengah kota yang
letaknya dekat dengan perkantoran dan pusat kegiatan lainnya.
Rukan atau rumah kantor dan ruko atau rumah toko adalah bangunan gedung
yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai tempat tinggal dan juga sebagai tempat
usaha. Kebanyakan rukan atau kantor dibangun dua tingkat atau lebih.
Lantai dasar difungsikan sebagai tempat usaha dan kegiatan lainnya sedangkan
lantai atas difungsikan sebagai tempat tinggal. Saat anda membeli ruko ketahui cara
menjual properti dengan cepat agar anda bisa untung berlipat – lipat.
Indekos adalah hunian yang disewakan sebagai tempat tinggal oleh seorang
pendatang dari tempat/kota lain. Umumnya indekos atau yang sering disebut sebagai
kostan ini berada di dalam rumah. Biasanya merupakan rumah yang terdiri dari
beberapa kamar.
Indekos ini umumnya di manfaatkan oleh pelajar yang menuntut ilmu dari kota
lain atau para karyawan. Hunian ini biasanya sudah dilengkapi fasilitas yang sudah
disediakan oleh pemilik rumah seperti tempat tidur, lemari, AC atau kipas angin, dan
televisi.
11. Kontrakan
Jenis hunian ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan indekost yaitu sama-sama
hunian sewa. Disewakan kepada para pendatang dari kota lain. Bedanya indekost
dibangun menyatu dengan rumah inti sang pemilik atau bahkan merupakan salah satu
kamar dari rumah pemilik, sedangkan kontrakan dibangun satu bangunan berderet.
Paragraf 6 Pasal 25 Peraturan Daerah Kota Bengkulu No. 03 Tahun 2008 tentang Ketentuan
Ketertiban Umum dalam wilayah Kota Bengkulu
(1) Setiap orang atau badan dilarang mendirikan bangunan atau benda lain yang menjulang,
menanam atau membiarkan tumbuh pohon atau tumbuh-tumbuhan lain di dalam kawasan
Hantaran Udara Tegangan Tinggi (HUTT) pada radius sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Setiap orang atau badan dilarang mendirikan bangunan pada Daerah Milik Jalan dan atau
saluran/sungai/danau, kecuali setelah mendapat izin Walikota atau pejabat yang ditunjuk.
Paragraf 7 Pasal 26 Peraturan Daerah Kota Bengkulu No. 03 Tahun 2008 tentang Ketentuan
Ketertiban Umum dalam wilayah Kota Bengkulu
Setiap pemilik, penghuni bangunan atau rumah diwajibkan:
a. menanam pohon pelindung atau tanaman hias lainnya di dalam/ pekarangan bangunan atau
rumah;
b. memelihara bangunan atau rumah dan pekarangan dengan baik dan rapi;
c. menyediakan tempat sampah seperti peti, bak, keranjang atau tempat-tempat lain yang sejenis
dan membuang sampah pada tempatnya;
d. memelihara pagar pekarangan dan memotong pagar hidup yang berbatasan dengan jalan,
sehingga menjadi paling tinggi 1(satu) meter dan jika bukan merupakan pagar hidup, maka
tinggi maksimal 2 (dua) meter dengan 1,5 (satu koma lima) meter bagian atasnya harus
tembus pandang, kecuali untuk bangunan industri/pabrik dan bangunan lain dengan izin
tertulis dari Walikota atau pejabat yang ditunjuk;
e. membuang bagian dari pohon, semak-semak dan tumbuh-tumbuhan yang dapat mengganggu
keselamatan umum atau dapat menimbulkan bahaya bagi sekelilingnya;
f. memelihara dan mencegah kerusakan bahu jalan atau trotoar dan saluran karena pengguna
oleh pemilik atau penghuni bangunan, toko, atau rumah;
g. memberi penerangan lampu di pekarangan untuk menerangi jalan yang belum terjangkau
penerangan jalan;
h. memberikan tembok sekeliling pada sumur/WC yang terdapat di pekerangannya masing-
masing dengan ukuran tinggi cincin sumur minimal 1 (satu) meter dan ukuran tinggi dinding
sekeliling sumur/WC minimal 1,5 (satu koma lima) meter dihitung dari permukaan tanah;
i. memelihara atau memotong rumput antara batas pekarangan rumah dengan jalan.
Turner (dalam Jenie, 2001:245) mendefinisikan tiga fungsi utama yang terkandung dalam
sebuah rumah tempat bermukim, yaitu:
1. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity) yang diwujudkan pada kualitas
hunian / perlindungan yang diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan tempat tinggal
dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh guna melindungi diri dari
iklim setempat.
2. Rumah sebagai penunjang kesempatan (oportunity) keluarga untuk berkembang dalam
kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi pengemban keluarga. Kebutuhan
berupa akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke
tempat kerja guna mendapatkan sumber penghasilan.
3. Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti terjaminnya keadaan keluarga
di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan
perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan yang berupa kepemilikan rumah dan
lahan.
Secara garis besar, rumah memiliki fungsi (Doxiadis dalam Dian, 2009), yaitu:
Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.
Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
Rumah menunjukan tempat tinggal.
Rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia.
c. PELAKU
Dalam keluarga ini terdapat seorang Ayah, Ibu, dan dua anak usia remaja (laki-
laki dan perempuan). Pekerjaan rumah dilakukan dengan sistem pembagian tugas.
d. AKTIFITAS
1. Keluarga (private)
e. KEBUTUHAN RUANG
1. Keluarga (private)
2. Keluarga (komunal)
Teras + 6 m2
Ruang tamu + 12 m2
Ruang keluarga + 20 m2
Ruang makan + 16 m2
Dapur + 9 m2
Garasi
Ruang cuci dan jemur + 9 m2
3. Profesi
Toilet + 3 m2
Ruang untuk menerima klien + 9 m2
Ruang kerja + 9 m2
Dapur mini + 4 m2
H. STUDI PRESEDEN
1. RUMAH PENGACARA DI PEMATANG GUBERNUR
Gambar di atas merupakan salah satu rumah profesi pengacara yang ada di Provinsi
Bengkulu. Rumah ini memiliki fungsi ruang yang hampir sama dengan rumah pada
umumnya seperti ruang tamu, ruang keluarga, kamar, dan ruang servis. Hanya saja
penambahan ruang dengan fungsi khusus sesuai profesi pemilik yaitu pengacara.
Di rumah ini terdapat ruang seperti, ruang tamu dan ruang kerja, ruang keluarga, 7
kamar tidur, 3 wc ( didepan 2, di belakang 1), dapur, ruang sholat, ruang makan, dan
garasi. Kondisi tanahnya tebing/miring. Rumah ini juga langsung menghadap ke jalan
raya. Pada samping kiri, kanan, dan belakang rumah ini merupakan tanah kosong.
DENAH
RUANG TAMU DAN KELUARGA (SEMI PUBLIK)
\
RUANG KERJA DAN PUBLIK
Salah satu contoh rumah profesi Pengacara yang ada di provinsi Bengkulu. Rumah
ini memiliki fungsi ruang yang hampir sama dengan rumah pada umumnya seperti
ruang tamu, ruang keluarga, kamar, dan servis, Hanya saja penambahan ruang dengan
fungsi khusus sesuai profesi pemilik yaitu Pengacara.
PUBLIK
SEMI PRIVAT
PUBLIK
Selain rumah dan kantor (Pemilik) juga memiliki penghasilan tambahan berupa
rumah kost yang d lengkapi dengan fasilitas parkir yang bias digunakan untuk klien
yang datang.
Area : 352.0 m2
Terletak di tanah seluas 352 meter persegi, Misol House awalnya dirancang untuk mengadopsi gaya
arsitektur klasik Amerika. Somia Design Studio menawarkan gagasan tentang rumah perkotaan tropis
sebagai konsep ideal untuk merespon kondisi iklim tropis di Bali.
DENAH
POTONGAN A
POTONGAN B
Tata letak rumah dirancang berdasarkan tingkat spesifik Klien. Kamar tidur utama
dengan kamar mandi utama terletak di lantai dasar, sedangkan dua kamar tidur lainnya
terletak di lantai atas dengan kamar mandi bersama. Kamar tidur dirancang tidak terlalu
besar karena pengguna cenderung memiliki mobilitas tinggi, dan kamar tidur terutama
digunakan untuk kegiatan istirahat dan tidur saja. Selain itu, dengan mendesain kamar
tidur yang tidak terlalu besar, penghuni diharapkan menghabiskan lebih banyak waktu di
ruang keluarga bersama dengan anggota keluarga lainnya. Ruang hijau dengan pohon
ukuran sedang dirancang antara kamar mandi utama dan dapur, menyediakan elemen
hijau di tengah-tengah rumah. Keberadaan ruang hijau ini akan menambah kesan damai
dan indah di dalam rumah.
Balkon disediakan di lantai atas, yang dirancang sedemikian rupa sehingga privasi
penghuni tetap terjaga tetapi pada saat yang sama koneksi visual dengan lingkungan luar
tidak terputus. Pohon ditanam di balkon untuk suasana sejuk. Atap dengan void yang
menutupi balkon disediakan untuk menjaga privasi balkon dan melindungi balkon dari
cuaca, tetapi pada saat yang sama memungkinkan tanaman untuk tumbuh. Kekosongan di
atap dirancang sedemikian rupa sehingga orang yang berdiri di balkon tidak akan terlihat
oleh tetangga di lantai yang sama. Kombinasi dari kebutuhan, kepraktisan, dan nilai-nilai
artistik Klien, Misol House tidak hanya nyaman dan kompak tetapi juga rumah yang
memanjakan mata dan pikiran para penghuni untuk meringankan stres dari hiruk-pikuk
perkotaan.
Area :260.0 m2
Berlokasi strategis di Kebayoran Baru, rumah keluarga ini terletak di atas lahan
seluas 260 meter persegi di samping jalan penghubung sibuk yang terkadang macet saat
jam sibuk kantor. Meskipun kedekatannya dengan Jakarta Central Bussines District, situs
ini jelas bukan pilihan ideal untuk rumah tangga dengan 3 anak dewasa. Kebutuhan ruang
yang cukup untuk tempat bermain anak-anak dan ruang aktivitas adalah tantangan utama
yang harus dipatuhi dalam desain tempat tinggal ini.
SITEPLAN
POTONGAN
Untuk menciptakan ruang yang bisa digunakan sebagai tempat bermain indoor,
arsitek membagi rumah menjadi 2 blok utama. Kesenjangan 4,5 meter antara 2 blok ini
menghasilkan void luhur 12 meter di ketinggian, di atas 3 meter lebar 'jembatan'
menghubungkan 2 blok terpisah. Jembatan ini, menghadap ruang makan di bawah, adalah
ruang yang lapang dan terang (berkat atap kaca di atas) yang menghubungkan pantry ke
kamar anak-anak yang terlihat sebagai taman bermain terapung. Langit-langit yang tinggi
itu sendiri terbukti sangat berguna untuk menghasilkan gerakan udara, menghilangkan
penggunaan yang tidak perlu dari sistem Air Condition.
Dengan jendela internal yang terbuka dari semua kamar tidur ke rongga-rongga pusat
yang tinggi, kepala ruang peminjaman sepenuhnya digunakan di sini, untuk menciptakan
kamar tidur yang lebih besar secara visual untuk keluarga. Pada siang hari, anak-anak
akan mengisi ruang internal ini dengan kegiatan dan tawa, sementara di malam hari
langit-langit yang tinggi membantu mengatur udara segar, mengurangi cuaca hangat dan
nyaman di Jakarta.
Alternatif 1
Lokasi : Jalan Mahoni, Ratu Samban, Kota Bengkulu
Alternatif 2
Alternatif 3
Lokasi : Jalan Fatmawati, Penurunan, Ratu Samban, Kota Bengkulu.
ANALISA :
A 4 4 4 4 16 16 16
B 4 4 4 3 16 16 12
C 5 3 3 3 15 15 15
D 4 4 4 4 16 16 16
E 3 3 3 3 15 15 15
F 4 3 1 1 12 4 4
G 5 3 3 1 15 15 5
105 97 83
Keterangan : A = Berada pada area perdagangan, perkantoran, hiburan dan rekreasi
E = Dilalui oleh sarana utilitas kota, berupa : air bersih, listrik, telepon,
drainase, dan sanitasi