Anda di halaman 1dari 22

NAMA : ANGGITA WULANDARI

NPM : G1E017025

MATA KULIAH : STUDIO DESAIN ARSITEKTUR

RUMAH TINGGAL PENGACARA

A. DEFINISI
1. RUMAH
a. Secara Fisik
Dari segi fisik rumah berarti suatu bangunan tempat kembali dari bepergian, bekerja,
tempat tidur dan beristirahat memulihkan kondisi fisik dan mental yang letih dari
melaksanakan tugas sehari-hari.
b. Secara Psikologis
Ditinjau dari segi psikologis rumah berarti suatu tempat untuk tinggal dan untuk
melakukan hal-hal tersebut di atas, yang tentram, damai, menyenangkan bagi
penghuninya. Rumah dalam pengertian psikologis ini lebih mengutamakan situasi
dan suasana daripada keadaan fisik rumah itu sendiri.
c. Menurut Para Ahli
- Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal. ( Coirul Anam)
- Rumah merupakan suatu bangunan, tampat manusia tinggal dan melangsungkan
kehidupannya. ( Sarwono dalam Budiharjo, 1998)
- Rumah adalah kebutuhan pokok manusia. ( Muhammad Khoirudin)
2. PENGACARA
Adalah orang yang berprofesi memberi jasa hokum, baik di dalam maupun di luar
pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan undang-undang ini.(Lembar Negara
Tahun 2003 Nomor 49, TLN Nomor 4255)
3. RUMAH PROFESI
Adalah bangunan ynag terdiri dari ruang-ruang yang dijadikan tempat tinggal
manusia,dimana rumah itu menggambarkan cermin jati diri dan taraf hidup penghuninya
sebagai gambaran peri kehidupan dan penghidupan yang menyeluruh. Tujuannya, penghuni
bias memiliki rumah sekaligus memiliki ruang penunjang profesi, sehingga dapat merasakan
kenyamanan tersendiri dalam beraktifitas sesuai dengan profesinya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa rumah profesi pengacara adalah tempat bernanung atau
tempat berteduh yang memiliki rasa nyaman yang dirasakan langsung oleh pemiliknya melalui
interaksi aktivitas di dalamnya dengan ditambah fungsi khusus didalamnya seperti profesi
pengacara sebagai pemberi jasa hokum terhadap client sesuai UU, berupa ruang khusus public
(ruang konsultasi hukum) dengan fasilitas berupa ruang servis (toilet), penyimpanan berkas,
parkir.

B. JENIS – JENIS RUMAH


1. Rumah Tinggal Tunggal (Detached)
Rumah tinggal tunggal atau yang sering disebut sebagai rumah terpisah
merupakan rumah tinggal yang terpisah dari rumah lainnya atau berdiri sendiri.
Rumah jenis ini biasanya hanya digunakan untuk satu keluarga saja dan jaraknya
berjauhan antara rumah yang satu dengan rumah lainnya.
Yang termasuk ke dalam rumah jenis ini contohnya seperti villa, bungalow,
mansion dan juga cottage. Rumah tinggal tunggal ini umumnya dibangun di atas
tanah yang lebih luas dan biasanya dikeliliingi yard atau halaman yang luas pula. Ada
juga rumah tunggal green house, nah anda bisa mengetahui cara membuat green
house dengan sangat mudah.

2. Rumah Tinggal Koppel (Semi Detached)

Rumah tinggal kopel adalah rumah tinggal tunggal yang dipisah atau disekat oleh
satu dinding dan ukurannya sama besar antara kanan dan kiri. Jika dilihat secara
detail, jenis rumah ini akan terlihat seperti memiliki satu konsep desain padahal
sebenarnya memang ada dua rumah.

Di negara kita sendiri, ada beberapa jenis bangunan yang memakai jenis rumah
kopel ini. Contohnya bangunan peninggalan Belanda yang berada di perkebunan teh
di Jawa Barat misalnya daerah Garut dan Bandung. Konsep rumah ini umumnya
dibangun untuk menghemat lahan.

3. Rumah Tapak

Kenapa disebut rumah tapak? Karena bangunan rumah ini langsung menapak
dengan tanah. Pada masa sebelumnya, jenis rumah tapak ini bangunannya terpisah
antara rumah yang satu dengan rumah yang lain.

Namun, seiring berjalannya waktu dan harga tanahpun semakin mahal maka
rumah tapak ini dibangun berdampingan bersama rumah yang lain. Artinya antara
dinding rumah yang satu dengan lainnya bergandengan atau berderet. Tetapi dinding
seperti itu rawan retak, oleh karena itu kenali penyebab dinding rumah retak
struktur agar bisa menanganinya sedini mungkin.

4. Rumah Kota (Town House)

Rumah kota merupakan rumah gandeng yang dikenal sebagai apartemen


horizontal dikarenakan bentuk bangunan rumah ini sama persis baik dari dalam
maupun luarnya. Biasanya, di dalam komplek town house ini disediakan fasilitas
umum seperti taman, minimarket, tempat ibadah, tempat olahraga dan fasilitas
lainnya yang dapat digunakan oleh semua keluarga yang tinggal di komplek tersebut.
Rumah kota ini menyuguhkan kenyamanan yang begitu tinggi.

5. Rumah Susun (Flat)

Jenis – jenis rumah tinggal berikutnya ialah rumah susun. Rumah susun (flat) dan
disingkat menjadi rusun merupakan bangunan gedung yang dibangun secara
bertingkat disebuah lingkungan yang bagian-bagiannya distrukturkan sesuai dengan
fungsinya.
Rumah susun ini bisa dikategorikan sebagai apartemen sederhana. Untuk itu anda
perlu mengetahui terlebih dahulu perbedaan rumah susun dan apartemen agar tidak
salah dalam hal mengasumsikan.

Jenis rumah susun ini dibangun untuk memecahkan suatu permasalahan tentang
kebutuhan hunian di daerah perkotaan yang jumlah penduduknya selalu meningkat
dan cenderung padat. Sementara luas lahan tanah semakin terbatas. Karena itu,
pembangunan rumah susun ini dapat menjadi solusi.

6. Cluster

Perumahan cluster adalah komplek perumahan yang dibangun secara


berkelompok disuatu lingkungan tertentu dan bentuk rumahnya dibangun serasi.
Dalam lingkungan perumahan cluster ini dibangun beberapa rumah dengan type sama
dan fasilitas umum yang dibangun khusus untuk warga yang tinggal di perumahan
tersebut. Rumah jenis ini memiliki persamaan dengan town house, bedanya rumah
cluster mempunyai pagar sedangkan town house tidak.

7. Apartemen

Dilihat dari bentuk bangunannya, apartemen hampir mirip dengan rumah susun.
Hanya saja bangunan ini terlihat lebih mewah dan dibangun di tengah kota yang
letaknya dekat dengan perkantoran dan pusat kegiatan lainnya.

Di sebuah apartemen juga dilengkapi berbagai fasilitas yang sangat bermanfaat


bagi penghuninya seperti pusat perbelanjaan, arena bermain, pusat kebugaran dan
fasilitas lainnya.

8. Rukan dan Ruko

Rukan atau rumah kantor dan ruko atau rumah toko adalah bangunan gedung
yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai tempat tinggal dan juga sebagai tempat
usaha. Kebanyakan rukan atau kantor dibangun dua tingkat atau lebih.

Lantai dasar difungsikan sebagai tempat usaha dan kegiatan lainnya sedangkan
lantai atas difungsikan sebagai tempat tinggal. Saat anda membeli ruko ketahui cara
menjual properti dengan cepat agar anda bisa untung berlipat – lipat.

9. Kondotel (Kondominium Hotel)

Kondotel adalah jenis hunian apartemen namun pelayanan dan fasilitasnya


meyerupai hotel. Pada awalnya hunian ini telah populer di Amerika Serikat sebagai
bangunan mewah yang dimiliki oleh perorangan layaknya apartemen. Ketika si
pemilik sudah tidak menempati kondotel ini maka tempat ini pun akan disewakan
seperti hotel.
10. Indekos

Indekos adalah hunian yang disewakan sebagai tempat tinggal oleh seorang
pendatang dari tempat/kota lain. Umumnya indekos atau yang sering disebut sebagai
kostan ini berada di dalam rumah. Biasanya merupakan rumah yang terdiri dari
beberapa kamar.

Indekos ini umumnya di manfaatkan oleh pelajar yang menuntut ilmu dari kota
lain atau para karyawan. Hunian ini biasanya sudah dilengkapi fasilitas yang sudah
disediakan oleh pemilik rumah seperti tempat tidur, lemari, AC atau kipas angin, dan
televisi.

11. Kontrakan

Jenis hunian ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan indekost yaitu sama-sama
hunian sewa. Disewakan kepada para pendatang dari kota lain. Bedanya indekost
dibangun menyatu dengan rumah inti sang pemilik atau bahkan merupakan salah satu
kamar dari rumah pemilik, sedangkan kontrakan dibangun satu bangunan berderet.

Bentuknya seperti rumah gandeng namun ukurannya sangat minimalis, bahkan


bisa dibangun dengan ukuran hanya 3×3 meter saja. Rumah kontrakan ini pun
disewakan secara kosong artinya belum difasilitasi apa-apa layaknya indekost

C. TUJUAN MEMBANGUN RUMAH PROFESI


a. Terwujudnya rumah tinggal yang bisa menunjang profesi;
b. Terwujudnya bangunan yang fungsional dan berintegrasi dengan baik terhadap lingkungan.
c. Terwujudnya batasan antara rumah tinggal dengan profesi si penghuni agar sesuai dengan
fungsinya sebagai rumah tinggal

D. SYARAT RUMAH IDEAL


a. Pendukung utama bangunan harus kuat. Suatu bangunan harus mempunyai konstruksi yang
kuat untuk melindungi penghuni dari bahaya keruntuhan dan juga agar penghuni dapatmerasa
tentram tinggal di dalamnya.
b. Bangunan harus tahan lama. Suatu bangnan harus direncanakan mempunyai umur yang
panjang. Bila rumah mempunyai umur yang panjang (awet) tentu akan membuat penghuni
merasa senang.
c. Bangunan harus memiliki aspek keindahan. Keindahan pada konstruksi rumah bertujuan
memberikan kebanggaan bagi penghuninya dan juga menambah nilai bangunan tersebut.
d. Bagunan harus memperhatikan aspek keindahan. Anda akan tinggal di rumah dalam waktu
yang lama bukan ? Untuk itu, syarat selanjutnya yakni factor kesehatan harus diperhatikan .

E. PERATURAN TENTANG TERTIB BANGUNAN DI KOTA BENGKULU

Paragraf 6 Pasal 25 Peraturan Daerah Kota Bengkulu No. 03 Tahun 2008 tentang Ketentuan
Ketertiban Umum dalam wilayah Kota Bengkulu
(1) Setiap orang atau badan dilarang mendirikan bangunan atau benda lain yang menjulang,
menanam atau membiarkan tumbuh pohon atau tumbuh-tumbuhan lain di dalam kawasan
Hantaran Udara Tegangan Tinggi (HUTT) pada radius sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Setiap orang atau badan dilarang mendirikan bangunan pada Daerah Milik Jalan dan atau
saluran/sungai/danau, kecuali setelah mendapat izin Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

F. PERATURAN TENTANG TERTIB PEMILIK DAN PENGHUNI BANGUNAN DI KOTA


BENGKULU

Paragraf 7 Pasal 26 Peraturan Daerah Kota Bengkulu No. 03 Tahun 2008 tentang Ketentuan
Ketertiban Umum dalam wilayah Kota Bengkulu
Setiap pemilik, penghuni bangunan atau rumah diwajibkan:
a. menanam pohon pelindung atau tanaman hias lainnya di dalam/ pekarangan bangunan atau
rumah;
b. memelihara bangunan atau rumah dan pekarangan dengan baik dan rapi;
c. menyediakan tempat sampah seperti peti, bak, keranjang atau tempat-tempat lain yang sejenis
dan membuang sampah pada tempatnya;
d. memelihara pagar pekarangan dan memotong pagar hidup yang berbatasan dengan jalan,
sehingga menjadi paling tinggi 1(satu) meter dan jika bukan merupakan pagar hidup, maka
tinggi maksimal 2 (dua) meter dengan 1,5 (satu koma lima) meter bagian atasnya harus
tembus pandang, kecuali untuk bangunan industri/pabrik dan bangunan lain dengan izin
tertulis dari Walikota atau pejabat yang ditunjuk;
e. membuang bagian dari pohon, semak-semak dan tumbuh-tumbuhan yang dapat mengganggu
keselamatan umum atau dapat menimbulkan bahaya bagi sekelilingnya;
f. memelihara dan mencegah kerusakan bahu jalan atau trotoar dan saluran karena pengguna
oleh pemilik atau penghuni bangunan, toko, atau rumah;
g. memberi penerangan lampu di pekarangan untuk menerangi jalan yang belum terjangkau
penerangan jalan;
h. memberikan tembok sekeliling pada sumur/WC yang terdapat di pekerangannya masing-
masing dengan ukuran tinggi cincin sumur minimal 1 (satu) meter dan ukuran tinggi dinding
sekeliling sumur/WC minimal 1,5 (satu koma lima) meter dihitung dari permukaan tanah;
i. memelihara atau memotong rumput antara batas pekarangan rumah dengan jalan.

G. RUMAH TINGGAL UNTUK PENGACARA


Rumah tinggal untuk pengacara yang akan didesain merupakan sebuah desain rumah
tinggal yang menampung segala aktifitas yang diperlukan oleh penggunanya. Secara
keseluruhan Rumah pengacara adalah tempat berlindung manusia dari keadaan luar, tempat
berkumpul bagi keluarga, juga sebagai sarana yang mampu mewadahi aktifitas atau kegiatan
yang lebih spesifik seorang yang mempunyai pekerjaan sebagai pengacara.

a. RANCANGAN RUMAH TINGGAL


Rumah yang akan dirancang adalah rumah tinggal yang nyaman, indah, aman, sekaligus
tempat yang dapat menenangkan pikiran dan konsentrasi dari seseorang yang berprofesi
sebagai pengacara.

b. FUNGSI RUMAH TINGGAL

Turner (dalam Jenie, 2001:245) mendefinisikan tiga fungsi utama yang terkandung dalam
sebuah rumah tempat bermukim, yaitu:
1. Rumah sebagai penunjang identitas keluarga (identity) yang diwujudkan pada kualitas
hunian / perlindungan yang diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan tempat tinggal
dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh guna melindungi diri dari
iklim setempat.
2. Rumah sebagai penunjang kesempatan (oportunity) keluarga untuk berkembang dalam
kehidupan sosial budaya dan ekonomi atau fungsi pengemban keluarga. Kebutuhan
berupa akses ini diterjemahkan dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke
tempat kerja guna mendapatkan sumber penghasilan.
3. Rumah sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti terjaminnya keadaan keluarga
di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan
perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan yang berupa kepemilikan rumah dan
lahan.
Secara garis besar, rumah memiliki fungsi (Doxiadis dalam Dian, 2009), yaitu:
 Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia.
 Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusia.
 Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
 Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar.
 Rumah menunjukan tempat tinggal.
 Rumah merupakan mediasi antara manusia dan dunia.

c. PELAKU
Dalam keluarga ini terdapat seorang Ayah, Ibu, dan dua anak usia remaja (laki-
laki dan perempuan). Pekerjaan rumah dilakukan dengan sistem pembagian tugas.
d. AKTIFITAS
1. Keluarga (private)

 Ayah : Istirahat (tidur)


Melakukan hobi (membaca buku)
Bersantai (membaca koran, menonton TV)
Membersihkan diri

 Ibu : Istirahat (tidur)


Memasak
Melakukan hobi (mendengarkan music)
Membersihkan diri
Bersantai

 Anak Perempuan :Istirahat (tidur)


Melakukan hobi (membaca buku)
Membersihkan diri
Belajar
Membantu ibu memasak
Bersantai

 Anak Laki-laki : Istirahat (tidur)


Melakukan hobi (bersepeda)
Membersihkan diri
Belajar
Bersantai

2. Keluarga (komunal) : Makan


Berdiskusi
Bersantai
Menerima tamu
Memarkirkan kendaraan
Menyapu dan mengepel
Mencuci dan menjemur baju

3. Profesi (Ayah) : Bertemu dengan klien


Memberikan konsultasi hokum
Pergi ke kantor

e. KEBUTUHAN RUANG

1. Keluarga (private)

Ruang tidur utama + 12 m2


Ruang tidur anak (dua) @ + 9 m2
Kamar mandi (dua) @ + 3 m2
Ruang baca + 4 m2

2. Keluarga (komunal)

Teras + 6 m2
Ruang tamu + 12 m2
Ruang keluarga + 20 m2
Ruang makan + 16 m2
Dapur + 9 m2
Garasi
Ruang cuci dan jemur + 9 m2

3. Profesi

Toilet + 3 m2
Ruang untuk menerima klien + 9 m2
Ruang kerja + 9 m2
Dapur mini + 4 m2

H. STUDI PRESEDEN
1. RUMAH PENGACARA DI PEMATANG GUBERNUR

 Pemilik : H. Aziz Ali Tjasa S.H.

 Alamat : Jln. Semarak 01 No.01 RT 17 RW 02, Pematang Gubernur, Bengkulu

Gambar di atas merupakan salah satu rumah profesi pengacara yang ada di Provinsi
Bengkulu. Rumah ini memiliki fungsi ruang yang hampir sama dengan rumah pada
umumnya seperti ruang tamu, ruang keluarga, kamar, dan ruang servis. Hanya saja
penambahan ruang dengan fungsi khusus sesuai profesi pemilik yaitu pengacara.

Di rumah ini terdapat ruang seperti, ruang tamu dan ruang kerja, ruang keluarga, 7
kamar tidur, 3 wc ( didepan 2, di belakang 1), dapur, ruang sholat, ruang makan, dan
garasi. Kondisi tanahnya tebing/miring. Rumah ini juga langsung menghadap ke jalan
raya. Pada samping kiri, kanan, dan belakang rumah ini merupakan tanah kosong.

 DENAH
 RUANG TAMU DAN KELUARGA (SEMI PUBLIK)

\
 RUANG KERJA DAN PUBLIK

Ruang kerja yang di dalam menyatu dengan ruang tamu, memudahkan


jika tamu akan melakukan konsultasi hukum. Dalam hal ini antara ruang public
dan privat tidak ada batasannya.

Di dalam ruang kerja juga ditunjang oleh berbagai furniture seperti,


meja, kursi, lemari berkas,dan banyak lagi. Menggunakan penghawaan alami
dari luar rumah. Di ruang ini biasanya dapat menampung lebih dari 4 orang
karena fungsi dari ruang ini menerima tamu sekaligus client

2. RUMAH PENGACARA DI TENGAH PADANG


 Pemilik : Sugihan Pribadi. S.H.
 Lokasi : Tengah Padang, Bengkulu

Salah satu contoh rumah profesi Pengacara yang ada di provinsi Bengkulu. Rumah
ini memiliki fungsi ruang yang hampir sama dengan rumah pada umumnya seperti
ruang tamu, ruang keluarga, kamar, dan servis, Hanya saja penambahan ruang dengan
fungsi khusus sesuai profesi pemilik yaitu Pengacara.

 RUANG TAMU DAN KELUARGA

PUBLIK

SEMI PRIVAT

 RUANG KERJA DAN PUBLIK


Ruang kerja yang di dalamnya terdapat 1 ruang servis (toilet). Di dalam ruang
kerja juga di tunjang oleh berbagai Furniture seperti, Meja, kursi, rak berkas, dan
banyak lagi. Demi terciptanya suatu kenyamanan di ruang kerja biasanya
menggunakan penghawaan buatan berupa AC. Di ruang ini biasanya menampung
manusia (aktifitas) kurang dari 4 orang, karena fungsi ruang ini sebagai ruang
penerima client yang memang di tangani secara khusus untuk kasusnya dan
berfusngsi sebagai penyimpanan berkas, sedangkan di sisi lain (pemilik) pengacara
juga memiliki kantor di luar rumah.

 PUBLIK

Selain rumah dan kantor (Pemilik) juga memiliki penghasilan tambahan berupa
rumah kost yang d lengkapi dengan fasilitas parkir yang bias digunakan untuk klien
yang datang.

3. KESIMPULAN HASIL STUDI PRESEDEN


Berdasarkan pengamatan dari dua contoh rumah pengacara yang ada di Provinsi
Bengkulu tersebut, ternyata pembagian ruang yang ada di dalamnya sama saja seperti
rumah tinggal pada umumnya, akan tetapi ada penambahan ruang kerja yang menunjang
profesi penghuni sebagai pengacara. Keberadaan ruang kerja di dalamnya juga di tunjang
oleh berbagai fasilitas pendukung. Selain itu, seorang pengacara dituntut untuk selalu
memiliki ketenangan dan konsentrasi dalam memberikan konsultasi hokum kepada para
kliennya sehingga di butuhkan kenyamanan dalam rumah tinggal tersebut. Kenyaman itu
sendiri bisa diperoleh dari segi desain rumahnya atau juga bisa dari letak rumahnya yang
jauh dari keramaian. Akan tetapi, jika rumah itu terletak jauh dari keramaian itu akan
menyulitkan akses ke rumah tersebut. Untuk itu, di perlukan keseimbangan antara desain
dan letak rumah yang strategis tetapi juga tidak mengabaikan aspek ketenangan yang
akan di dapat oleh para penghuninya.

I. CONTOH RUMAH IDEAL

a. Misol House / Somia Design

Architects : Somia Design

Location : Denpasar Barat, Indonesia

Lead Architects : Andika Surya


Pramana

Area : 352.0 m2

Project Year : 2018

Photographs : Mario Wibowo

Manufacturers : Toto, Modena

Terletak di tanah seluas 352 meter persegi, Misol House awalnya dirancang untuk mengadopsi gaya
arsitektur klasik Amerika. Somia Design Studio menawarkan gagasan tentang rumah perkotaan tropis
sebagai konsep ideal untuk merespon kondisi iklim tropis di Bali.
 DENAH
 POTONGAN A
 POTONGAN B

Tata letak rumah dirancang berdasarkan tingkat spesifik Klien. Kamar tidur utama
dengan kamar mandi utama terletak di lantai dasar, sedangkan dua kamar tidur lainnya
terletak di lantai atas dengan kamar mandi bersama. Kamar tidur dirancang tidak terlalu
besar karena pengguna cenderung memiliki mobilitas tinggi, dan kamar tidur terutama
digunakan untuk kegiatan istirahat dan tidur saja. Selain itu, dengan mendesain kamar
tidur yang tidak terlalu besar, penghuni diharapkan menghabiskan lebih banyak waktu di
ruang keluarga bersama dengan anggota keluarga lainnya. Ruang hijau dengan pohon
ukuran sedang dirancang antara kamar mandi utama dan dapur, menyediakan elemen
hijau di tengah-tengah rumah. Keberadaan ruang hijau ini akan menambah kesan damai
dan indah di dalam rumah.
Balkon disediakan di lantai atas, yang dirancang sedemikian rupa sehingga privasi
penghuni tetap terjaga tetapi pada saat yang sama koneksi visual dengan lingkungan luar
tidak terputus. Pohon ditanam di balkon untuk suasana sejuk. Atap dengan void yang
menutupi balkon disediakan untuk menjaga privasi balkon dan melindungi balkon dari
cuaca, tetapi pada saat yang sama memungkinkan tanaman untuk tumbuh. Kekosongan di
atap dirancang sedemikian rupa sehingga orang yang berdiri di balkon tidak akan terlihat
oleh tetangga di lantai yang sama. Kombinasi dari kebutuhan, kepraktisan, dan nilai-nilai
artistik Klien, Misol House tidak hanya nyaman dan kompak tetapi juga rumah yang
memanjakan mata dan pikiran para penghuni untuk meringankan stres dari hiruk-pikuk
perkotaan.

b. Muted House / Aboday Architects

Architects : Aboday Architects

Location : Jakarta Capital


Region, Indonesia

Contractor : PT. Batu Kali

Area :260.0 m2

Photographs : Happy Lim

Berlokasi strategis di Kebayoran Baru, rumah keluarga ini terletak di atas lahan
seluas 260 meter persegi di samping jalan penghubung sibuk yang terkadang macet saat
jam sibuk kantor. Meskipun kedekatannya dengan Jakarta Central Bussines District, situs
ini jelas bukan pilihan ideal untuk rumah tangga dengan 3 anak dewasa. Kebutuhan ruang
yang cukup untuk tempat bermain anak-anak dan ruang aktivitas adalah tantangan utama
yang harus dipatuhi dalam desain tempat tinggal ini.

 SITEPLAN
 POTONGAN

Untuk menciptakan ruang yang bisa digunakan sebagai tempat bermain indoor,
arsitek membagi rumah menjadi 2 blok utama. Kesenjangan 4,5 meter antara 2 blok ini
menghasilkan void luhur 12 meter di ketinggian, di atas 3 meter lebar 'jembatan'
menghubungkan 2 blok terpisah. Jembatan ini, menghadap ruang makan di bawah, adalah
ruang yang lapang dan terang (berkat atap kaca di atas) yang menghubungkan pantry ke
kamar anak-anak yang terlihat sebagai taman bermain terapung. Langit-langit yang tinggi
itu sendiri terbukti sangat berguna untuk menghasilkan gerakan udara, menghilangkan
penggunaan yang tidak perlu dari sistem Air Condition.
Dengan jendela internal yang terbuka dari semua kamar tidur ke rongga-rongga pusat
yang tinggi, kepala ruang peminjaman sepenuhnya digunakan di sini, untuk menciptakan
kamar tidur yang lebih besar secara visual untuk keluarga. Pada siang hari, anak-anak
akan mengisi ruang internal ini dengan kegiatan dan tawa, sementara di malam hari
langit-langit yang tinggi membantu mengatur udara segar, mengurangi cuaca hangat dan
nyaman di Jakarta.
 Alternatif 1
Lokasi : Jalan Mahoni, Ratu Samban, Kota Bengkulu

 Alternatif 2

Lokasi : Jalan Meranti, Sawah Lebar, Kota Bengkulu.

 Alternatif 3
Lokasi : Jalan Fatmawati, Penurunan, Ratu Samban, Kota Bengkulu.

ANALISA :

KRITERIA BOBOT NILAI BOBOT X NILAI


ALT 1 ALT 2 ALT 3 ALT 1 ALT 2 ALT 3

A 4 4 4 4 16 16 16
B 4 4 4 3 16 16 12
C 5 3 3 3 15 15 15
D 4 4 4 4 16 16 16
E 3 3 3 3 15 15 15
F 4 3 1 1 12 4 4
G 5 3 3 1 15 15 5
105 97 83
Keterangan : A = Berada pada area perdagangan, perkantoran, hiburan dan rekreasi

B = Luasan site / tapak cukup memadai

C = Memiliki bentuk yang memungkinkan penggunaan site / tapak


secara maksimal

D = Mudah dijangkau dari pusat kota dan terdapat sarana transportasi


kota berupa jalan dan angkutan kota

E = Dilalui oleh sarana utilitas kota, berupa : air bersih, listrik, telepon,
drainase, dan sanitasi

F = Nilai kenyamanan lingkungan berupa kebisingan, polusi udara, dan


tingkat getaran di sekitar tapak

G = Mempunyai view yang baik

Anda mungkin juga menyukai