Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH ARSITEKTUR TIMUR

ARSITEKTUR CINA DAN ASIA TIMUR

DISUSUN OLEH:
NAMA : WENDY VIRGIAN SAPUTRA
NRP : 142018014
MATA KULIAH : SEJARAH ARSITEKTUR TIMUR
DOSEN : RENY KARTIKA SARY, S.T, M.T

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami


kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya pasti kami tidak akan sanggup
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpahuntuk baginda kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan disana. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik juga saran dari pembaca untuk makalah ini, dan
membuat makalah ini menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada dosen pembimbing Sejarah Arsitektur Timur kami yaitu Ibu
Reny Kartika Sary yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini.
Demikianlah, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada teman-teman. Terima Kasih.
ARSITEKTUR CINA

Arsitektur Cina mengacu pada suatu gaya arsitektur yang


telah menjelma dan terwujudkan di Asia dalam berabad-abad
yang lalu. Prinsip struktral dari Arsitektur Cina sudah tinggal
dan bertahan sebagian besar tanpa perubahan, perubahan
yang utama yang sedang hanya detil yang menghias. Karena
sejak Dinasti Tang, Arsitektur Cina pasti mempunyai suatu
pengaruh utama pada gaya Arsitektur Jepang, Korea, Taiwan
dan Vietnam.

Ada corak tertentu yang umum dalam Arsitektur Cina,


dengan mengabaikan daerah spesifik atau penggunaan. Yang
paling utama dalam gaya arsitektur china adalah penekanannya
pada bidang horisontal, khususnya pada panggung yang berat
dan suatu atap yang luas dan terlihat mengapung di atas dasar
tanah, dengan dinding yang berpola vertikal. Begitu berlawanan
dengan Arsitektur Barat, yang mana cenderung untuk
berkembang dalam tinggi bangunan dan kedalaman bangunan,
Arsitektur Cina menekankan pada dampak visuil dari jarak
menyangkut bangunan tersebut.

Bangunan Cina dapat dibangun baik dengan warna merah


maupun batu bata abu-abu, tetapi struktur kaku dari kayulah
yang paling umum, karena kayu lebih mampu untuk menahan
gempa bumi, tetapi peka terhadap api. Atap Bangunan Cina
pada umumnya dibengkokkan, ada penggolongan tegas
tentang yang berbeda jenis nok atap, hampir sama dengan
lapisan kayu tiang sejajar rancangan klasik Eropa.

Warna-warna tertentu, angka-angka dan arah utama di


dalam Arsitektur tradisional Cina mencerminkan kepercayaan di
dalam masyarakat China, di mana sifat alami dari alam adalah
sesuatu hal yang tidak bisa dihubungkan dengan suatu prinsip
atau Tuhan.

KARAKTERISTIK

Karakteristik paling terlihat dari arsitektur tradisional


Cina adalah penggunaan dari kerangka kayu. Tembok
digunakan sebagai pemisah antar ruang, bukan untuk
menahan beban keseluruhan rumah. Lukisan dan ukiran juga
ditambahkan ke dalam arsitektur untuk membuatnya lebih
cantik dan menarik. Atap berwarna, jendela dengan desain
yang indah dan pola-pola bunga pada tiang-tiang kayu
mencerminkan tingginya tingkat seni dari pembuatnya dan
kayanya imajinasi mereka.
Selain itu, sebagian besar arsitektur tradisional
Cina, mempunyai halaman atau ruang terbuka yang dikelilingi
oleh bangunan. Hal tersebut sangat berbeda sekali dengan
kebanyakan dengan bangunan dibelahan dunia lainnya,
umumnya area terbuka yang mengelilingi bangunan.

Layout ruang tertutup pada arsitektur tradional China


dapat dibagi dalam dua bentuk, yaitu:

1. Courtyard : Penggunaan halaman terbuka adalah fitur


umum dalam berbagai jenis arsitektur Cina. Ini terlihat
jelas dalam Siheyuan, yang terdiri dari ruang kosong
dikelilingi oleh bangunan terhubung dengan satu sama
lain baik secara langsung atau melalui beranda.
2. "Sky well" : Meskipun halaman terbuka yang luas kurang
umum ditemukan dalam arsitektur Cina selatan, konsep
"ruang terbuka" dikelilingi oleh bangunan, yang terlihat di
kompleks halaman utara, dapat dilihat pada struktur
bangunan selatan dikenal dengan "Sky well". Struktur ini
pada dasarnya sebuah halaman relatif tertutup terbentuk
dari persimpangan bangunan berdekatan, dan
menawarkan lubang kecil ke langit melalui ruang atap dari
lantai atas.

Hal tersebut bertujuan untuk ventilasi dan pengaturan


suhu pada kompleks bangunan. Halaman di daerah utara
biasanya dibuka dan menghadap selatan yang memungkinkan
pencahayaan alami yang lebih maksimal dan menjaga angin
utara yang dingin. Konstruksinya relatif kecil dan berfungsi
untuk menampung air hujan dari atas atap, ini mirip dengan
impluviums Romawi, dan untuk membatasi jumlah sinar
matahari yang masuk ke gedung dan sebagai ventilasi untuk
pertukaran udara.

Hierarki pada bangunan tradisional Cina didasarkan


pada penempatan bangunan di sebuah kompleks. Bangunan
dengan pintu menghadap ke depan dan berada di tengah
kompleks dianggap paling penting, dibanding dengan
bangunan yang berada di sisi kiri dan kanan.
Bangunan Cina klasik, terutama milik orang kaya, lebih
menekankan pada luas bukan pada tinggi rendahnya
bangunan. Berbeda dengan arsitektur Barat, arsitektur Cina
lebih menekankan pada visual dari lebar bangunan.
Contohnya pada lorong-lorong dan istana di Forbidden
City, yang memiliki atap agak rendah, tetapi dengan tampilan
bagian luar yang megah.
KONSEP DAN FILOSOFI ARSITEKTUR CINA
Arsitektur Cina dari zaman awal menggunakan konsep dari
kosmologi Cina seperti feng shui (geomansi),
dan Taoisme untuk mengatur konstruksi dan tata letak dari
tempat tinggal umum untuk struktur kekaisaran dan agama.

Penggunaan warna-warna tertentu, angka dan arah mata


angin dalam arsitektur tradisional Cina mencerminkan
kepercayaan dalam ciri khasnya, di mana sifat dari suatu hal
dapat sepenuhnya terkandung dalam bentuk sendiri. Meskipun
tradisi Barat secara bertahap mengembangkan kepustakaan
arsitektur, sedikit ditulis tentang masalah di Cina, dan teks awal,
yang Kaogongji, tidak pernah diperdebatkan. Namun, ide
tentang harmoni kosmis dan tatanan kota yang biasanya
mereka tafsirkan pada tingkat yang paling dasar, sehingga
reproduksi "yang ideal" kota besar tidak pernah ada. Beijing
yang direkonstruksi sepanjang abad 15 dan 16 tetap menjadi
salah satu contoh terbaik dari perencanaan kota Cina
tradisional.

STRUKTUR BANGUNAN CINA KUNO

Kebanyakan dari bangunan biasanya didirikan di atas


platform yang terangkat sebagai dasar. Struktur bangunan
biasanya menggunakan balok kayu sebagai tiang-tiang utama
dan konstruksi atap. Pada bangunan kelas atas, pondasi
dihiasi dengan ukiran. Balok-balok kayu juga dibiarkan
terkespos yang menjadi bagian unsur dekoratif.

1. PONDASI

Menggunakan pondasi umpak. Pada bangunan kelas


atas, pondasi ini dihiasi dengan ukiran. Struktur balok kayu,
digunakan untuk tiang-tiang utama konstruksi atap. Balok-
balok ini biasanya diekspos yang merupakan bagian unsur
dekoratif.
Sambungan Struktural, menggunakan lubang dan pen,
sambungan lurus berkait,sambungan ekor burung, kemudian
dipasak. Dengan menggunakan sistem ini, bangunan akan
bersifat fleksibel yang dapat menahan guncangan, getaran
dan gerakan tanah dari gempa bumi tanpa kerusakan
signifikan terhadap strukturnya.

KONSTRUKSI
Material untuk bahan bangunan utama pada arsitektur
tradional China berupa kayu, batu bata, batu. Bangunan
pagoda tertua yang pernah ada dengan bahan kayu yang masih
bertahan hingga kini berlokasi di Ying County Shanxi.
Sementara penggunaan batu dan bata sebagai bahan
bangunan pada arsitektur adat Cina, dapat dilihat pada
beberapa bagian purba dari Tembok Besar Cina, sedangkan
batu bata dan dinding besar yang ada sekarang adalah renovasi
dari Dinasti Ming (1368-1644 ).
2. ATAP

Kebanyakan dengan sudut kemiringan yang cukup tinggi


(model gebled), kadang dengan atap tunggal atau bertumpuk.
Pada bangunan orang kaya besar dan pada puncak atap dihiasi
dengan patung-patung keramik. Selain berfungsi sebagai
hiasan, hiasan tersebut berfungsi juga sebagai stabilitas atap.

Dibeberapa daerah pegunungan di cina, kadang-kadang


atap diperpanjang atau dimasukkan dari dinding bangunan
untuk membentuk Matouqiang (dinding kepala kuda), yang
berfungsi sebagai pencegah api dari bara api yang terbang.
3. DINDING

Pada bangunan kelas atas, yang paling umum digunakan


adalah tirai dinding atau panel pintu sebagai pemisah ruang
atau pelindung bangunan. Namun, akibat menurunnya
ketersediaan pohon sebagai bahan bangunan, batu dan batu
bata mulai digunakan. Bangunan pagoda berbahan kayu tertua
yang pernah dan masih bertahan hingga saat ini berlokasi di
Ying County Shanxi.

» RUMAH VERNAKULAR
Cina juga kaya dengan arsitektur vernakular. Di wilayah
bagian selatan, yang merupakan induk rumpun Austronesia
menjadi konsep awal dari aristektur Austronesia.

» Tipikal rumah di China Bagian Utara ( Northern


China)
• Tipe rumah yang memiliki halaman tengah atau dijenal
dengan sebutan siheyuan (Courtyard house)
• Adanya hutong (gang sempit sebagai frontage dari rumah )
• Gerbang yang berornamen menuju ke court yard yang
disebut dengan chuihuamen (hanging flower gate)
• Pada tipe dasar hanya terdapat satu ourt yard, sedangkan
jumlah court yard bergantung pada besar rumah.

» Tipikal rumah dan desa di Loess Region


• Cave dwelling (troglodytic houses)
• Subterranean house (semi troglodytic house)
• Adanya kang (tempat tidur yang terbuat dari tanah liat)
• Desa gua
• Desa gua di Gansu yang menunjukkan masing-masing rumah
memiliki courtyard

» Bentuk dan Ruang


• Modul atau standar dimensi ruang adalah jian
• Jian adalah ruang yang berada pada interval kolom yang
memiliki ukuran tertentu (lebar dan panjang)
termasuk ukuran tingginya (volume ruang)
• Banyaknya jian mulai dari satu, tiga dan lima. Jumlah jian yang
genap dihindarkan karena mewakili bentuk
asimetri dan bentuk yang tidak tentu.

ARSITEKTUR ASIA TIMUR

1. JEPANG

» FILOSOFI ARSITEKTUR JEPANG


Menurut kepercayaan jepang, arah mata angin
mempunyai peran yang sangat penting dalam perencanaan
bangunan khususnya ruang dalam dengan menggunakan A
Compass Rose. Panduan A Compass Rose ini menentukan sisi
baik dan sisi buruk dalam penempatan ruang.

▪ Pintu masuk diusahakan berada diselatan disesuaikan


dengan A Compass Rose sebagai kebudayaan dan sistem
kepercayaan di jepang.

▪ Arah selatan pada A Compass Rose memiliki filosofi yang


artinya adalah Kedatangan, sehingga letak entrance
khusunya pada bangunan umum, bangunan ritual dan
bangunan pemerintahan berada pada bagian selatan.

▪ Kamar mandi tidak ditempatkan dibagian timur laut


karena menurut kepercayaan jepang dapat menimbulkan
penyakit.

▪ Taman dibuat dibagian timur laut yang diyakini sebagai


penangkal setan dan dapat diyakini membawa
keberuntungan bagi anggota keluarganya.

▪ Perletakkan taman tidak boleh ditempatkan di barat daya


karena dapat membawa dampak yang buruk yaitu
kemiskinan.

▪ Perluasan bangunan dapat dilakukan kecuali kearah timur


laut karena menurut kepercayaan jepang apabila
perluasan dilakukan pada arah tersebut dapat
menimbulkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga.

» CIRI-CIRI ARSITEKTUR JEPANG

Konsep desain interior pada rumah jepang pada umumnya


adalah kesederhanaan. Desain interior jepang tidak terlalu suka
dengan banyaknya perletakan furniture, karena dengan
demikian akan membuat ruangan didalam rumah menjadi luas
dan terasa lega, perasaan lega akan didapat dengan mudah
ketika memasuki rumah dengan desain interior seperti itu.

Elemen Alam
Budaya Jepang sangat dekat dengan alam. Jadi, mereka
memelihara hubungan dengan alam denganmemadukan
unsur-unsur alam pada hunian mereka. Tambahkan tanaman
khas Jepang seperti bambu miniatau bonsai untuk
mendapatkan nuansa Jepang yang kental.

Elemen kayu dan bambu


Selain tanaman hias berupa bambu mini, furnitur
berbahan
kayudan bambu adalah ciri khas desain interior rumah Jepang.P
enduduk Jepang juga mengkreasikan bambu sebagai bahanunt
uk karpet, yang dikenal dengan tatami. Seperti contoh
desainruangan di atas yang menggunakan tatami sebagai
elemen padalantainya.

Sliding door
Pintu geser dalam desain interior Jepang dikenal dengan
shoji. Pintusemacam ini menghemat tempat di ruangan
yang kecil.

FILOSOFI MACHIYA
Machiya bermaknakan Rumah Kota, dikategorikan sebagai
jeni tempat tinggal rakyat (minka). Rumah ini pada awalnya
dijadikan sebagai hunian bagi kelas bukan samurai, yakni
seniman dan pedagang.

Rumah jenis ini diperkirakan telah ada sejak zaman Heian


yaitu pada tahun 794M-1185M. Seiring perkembangan waktu,
bangunannya mengalami perubahan dan diwariskan pada masa
modern. Machiya tertua yang masih ada hingga kini telah
melalui zaman Edo dan zaman Meiji.

KONSEP

Machiya menggunakan konsep arsitektur jepang. Konsep


arsitektur jepang yang salah satu cirinya adalah menggunakan
bahan kayu dan desain tampilan yang sederhana.

Konsep Machiya dijepang adalah space-road-shop. Ma


berarti space atau between, chi berarti jalan dan ya berarti toko.
Dalam arti lain berarti sebuah space sepanjang jalan dengan
pertokoan.

Plinth “tiang pancang” dapat digeser-geser yang


menimbulkan kesan “you are inside and outside at the same
time” juga terdapat koshi yang merupakan tiang-tiang penutup
yang dapat digeser untuk membuka pintu masuk toko.

Terdapat juga hanamaya machiya yang merupakan


machiya tetapi tidak berupa toko pada bagian depan rumah,
tetapi berupa tempat yang digunakan untuk berdoa bagi para
tetangga-tetangga di sekitar.

DENAH/ORIENTASI
Denah pada rumah tradisional machiya pada zaman
dahulu cenderung sempit. Tetapi terjadi perbedaan yang
terdapat pada denah machiya mulai dari zaman Heian hingga
ke zaman Edo dan zaman meiji yang terdapat pada dimensi
ruangan yang lebih besar dari pada machiya zaman terdahulu
dan bahkan bertingkat.

DENAH/ORIENTASI (TOKO)

Orientasi toko yang selalu berada dibagian depan rumah.


Hal ini dikarenakan rumah machiya ini ditinggali oleh para
pedagang, petani, seniman dll. Juga sesuai dengan konsep dari
rumah machiya ini yaitu Space-Road-Shop. Dimana setiap
pemilik rumah ini akan mendagangkan sesuatu di tempat
tinggalnya.

PERUBAHAN YANG TERJADI


Perubahan dari zaman Heian (794M-1185M) menuju ke
zaman Edo (1603M-1867M) dan zaman Meiji (1868M-1912M)
yakni perubahan pada ukuran dimensi dasar bangunan machiya
dari yang awalnya kecil dan sederhana menjadi lebih besar dan
kompleks.

Anda mungkin juga menyukai