Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH ARSITEKTUR DI INDONESIA

Makalah yang Disusun untuk Melengkapi

Tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia
Disusun oleh :

Jurusan

Fakultas

Universitas

Jakarta

2019

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan karunia dan rahmatnya saya bisa menyelesaikan makalah mengenai
Pengaruh Arsitektur di Indonesdia dengan baik. Serta saya juga berterima kasih
kepada Ibu selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang sudah bersedia
membimbing dan mengarahkan saya dalam proses penyusunan makalah ini.

Saya sangat berharap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan kita menyangkut pengaruh arsitektur, dan juga dapat
mengetahui dampak-dampak dari adanya arsitektur. Sekiranya laporan yang sudah
disusun ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri ataupun orang yang membacanya.
Jakarta, Mei 2019

DAFTAR ISI

Prakata.................................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................. 1

1.3 Tujuan............................................................................................................... 1

1.4 Kerangka Teori.................................................................................................. 2


BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 5

2.1 Pengertian Arsitektur........................................................................................ 5

2.2 Perkembangan Arsitektur di Indonesia............................................................. 5

2.3 Perbandingan Arsitektur Dulu dan Sekarang(Bidang Teknologi).................... 7

2.4 Dampak Positif dan Negatif.............................................................................. 9

BAB III PENUTUP............................................................................................... 10

3.1 Simpulan..................................................................................................... 10

3.2 Saran................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia dalam segi pembangunan membawa pengaruh yang kuat


terhadap perkembangan di berbagai bidang, seperti arsitektur. Perubahan
zaman menuntut arsitek lebih berperan dalam meningkatkan kemajuan
pembangunan dalam negeri. Bersamaan dengan itu maka peran arsitek bukan
hanya membangun satu bangunan berdiri kokoh tetapi membuat bagaimana
satu bangunan dapat berdiri serta mencerminkan identitas bangsa.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Arsitektur ?

2. Bagaimana Perkembangan Arsitektur ?

3. Apa Perbedaan Arsitektur Dulu dan Sekarang Dalam Bidang Teknologi?

4. Apa Dampak Positif dan Negatif Dari Arsitektur ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian arsitektur

2. Mengetahui perkembangan arsitektur terutama di Indonesia

3. Mengetahui perbedaan arsitektur dulu dan sekarang dalam bidang teknologi

4. Mengetahui dampak positif dan negatif dari arsitektur


1

1.4 Kerangka Teori

ARSITEKTUR DAN PERUBAHAN BUDAYA

Seiring dengan perkembangan zaman, nilai-nilai kebudayaan pun mengalami


perubahan. Hal ini dapat dilihat dari manifestasi perilaku masyarakat dalam
berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dengan arsitektur rumah atau
tempat tinggal. Wangsadinata dan Djajasudarma (1995) menyebutkan
perkembangan arsitektur merupakan manifestasi dari keinginan (hasrat) manusia
ke arah yang lebih baik. Mereka menyebutkan arsitektur merupakan sebuah
produk hasil adaptasi atau respon umat manusia terhadap perkembangan budaya,
ekonomi, lingkungan, dan gaya arsitektur. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya
desain arsitektur modern pada rumah-rumah tinggal tidak saja pada kawasan
perkotaan tetapi juga pada daerah-daerah perdesaan. Sebagaimana yang
disebutkan bahwa arsitektur merupakan sebuah proses yang kompleks dari
perkembangan umat manusia, seiring dengan berubahnya berbagai faktor seperti
tingkat pendidikan, ekonomi, lingkungan alam maka gaya serta penampilan
arsitektur menjadi simbol meningkatnya status seseorang dari berbagai hal.
Simbol-simbol yang menandakan terjadinya perubahan-perubahan nilai-nilai
dalam masyarakat ini dimanifestasikan dalam desain rumah tinggal yang khas
serta unik yang membedakan dengan desain yang ada di sekitarnya. Selain itu
perubahan masyarakat Indonesia dari masyarakat agraris ke dalam komunitas
industrial turut menyumbang perubahan gaya hidup masyarakat yang diwujudkan
dalam berbagai hal termasuk di dalamnya arsitektur rumah tinggal. Dalam contoh
kasus masyarakat Indonesia, perubahan nilai budaya juga memberikan dampak
dalam apresiasi terhadap nilai-nilai tradisional dalam arsitektur rumah tinggal
dalam masyarakat beberapa daerah di Indonesia seperti contoh bagaimana kultur
dan arsitektur saling mempengaruhi pada masyarakat Ngadha di Nusa Tenggara
Timur (NTT). Pada masyarakat Ngadha, desain rumah dibangun berdasarkan
struktur sosial kaum wanita. “Houses provides a social structural dominance of
women to complement the official ideology of male dominance” (Waterson, 1990).

Rumah menjadi sentral dalam masyarakat di Ngadha. Seluruh masyarakat di


Ngadha memiliki asosiasi dengan sebuah rumah yang mempunyai nama. Melalui
simbol-simbol, ritual dan kosmologi setempat rumah dalam masyarakat Ngadha
dianggap sebagai “hidup” (Waterson, 1990). Rumah dalam masyarakat Ngadha
disebut dengan Sa’o untuk menunjuk keseluruhan rumah tradisional dan bagian
dari rumah yang disakralkan. Pada bagian dalam rumah terdapat ruang yang
disakralkan yang diidentikan feminim (Cole, 2008). Ketika perkembangan zaman
berjalan dan rumah bata dibangun bagian yang sakral ini dijaga pada bagian
belakang “rumah modern”.

Rumah tradisional Ngadha

Pada tahun 1996 pariwisata mulai berkembang di NTT, keadaan ini memberikan
dampak yang cukup berarti bagi kehidupan masyarakat di Ngadha baik secara
sosial maupun ekonomi. Muncul kritik ketika rumah-rumah adat
dikomersialisasikan (dijual). Menurut kaum wanita, menjual sesuatu kepada orang
luar menghilangkan nilai sakral dan status “rumah” (Cole, 2008). Cole
menyebutkan terdapat 3 kriteria yang menjadi identitas masyarakat adat Ngadha
Nusa Tenggara Timur yakni: rumah, pakaian, bhaga (miniatur rumah), ngadhu,
batu, dan reba (upacara adat menyambut panen). Hal-hal ini banyak terpengaruhi
dengan adanya aktivitas kepariwisataan yang menyebabkan terjadinya
perubahan-perubahan dalam kultur masyarakat Ngadha. Satu contohnya adalah
telah diperbolehkannya wisatawan memasuki bagian sakral dari rumah tradisional
yang dulunya terlarang meski dalam jumlah yang sangat terbatas dan persyaratan
tertentu (Cole, 2008).
Arsitektur rumah tradisional dengan otentitas dan karakter tersebut seharusnya
seharusnya mempunyai nilai jual yang tinggi. Beberapa wilayah di Indonesia
banyak dipenuhi dengan latar belakang sejarah budaya dan kekayaan arsitektur
tentunya mempunyai nilai otentitas sejarah yang hanya bisa ditemui di tempat

asalnya. Nilai otentitas sejarah dan budaya yang terkandung di dalam masyarakat
tradisional tertentu dapat juga dikatakan hampir tidak mungkin diimitasi daerah
lainnya di Indonesia yang mempunyai basis kebudayaan tersendiri. Arsitektur
sebagai daya tarik juga seharusnya mempunyai nilai otentitas yang mampu
menarik wisatawan sebagai bagian dari pencarian akan pengalaman-pengalaman.
Sementara sebagaimana masyarakat lokal mempunyai peran dalam menciptakan
pengalaman wisatawan, tentunya budaya masyarakat lokal juga mempunyai peran
yang sangat signifikan dalam membentuk otentitas (McCannell, 1988). Hal ini
tentunya dapat membantu pemberdayaan masyarakat lokal dalam memelihara dan
melesatarikan kebudayaan yang dimiliki melalui perwujudan arsitektur rumah
tradisional.

Jika dirumuskan bagaimana hubungan arsitektur dan arsitek, Waluyo (2016:25)


mengatakan bahwa arsitektur adalah perpaduan ilmu dan seni, sedangkan aritek
adalah orang yang menciptakan ruang seheingga melahitkan bentuk arsitektur
yang beraneka ragam.

Seni adalah menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dapat diformulasikan


sebelum masalah-masalah tersebut selesai dipecahkan. Proses menetapkan bentuk
dari pertanyaan merupakan bagian dari jawabannya.(D.K Ching,2008:28)

Karena arsitektur adalah seni visual, sebagian besar entri secara alami memiliki
representasi grafis.(D.K Ching, 2008:15)
4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Arsitektur.

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individu untuk


mengimajinasikan diri dan ilmu mereka dalam merancang bangunan. Dalam
artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun
keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota,
perencanaan perkotaan, arsitektur lanskap hingga ke level mikro yaitu
desain desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk pada hasil-hasil proses perancangan tersebut

Profesor Emeritus di University of Washington ini mempunyai definisi tersendiri


mengenai salah satu cabang seni terapan ini. Ching mengatakan bahwa arsitektur
merupakan kegiatan menyusun suatu tautan yang mempersatukan ruang, bentuk,
kiat, dan fungsi 1.

2.2 Perkembangan Arsitektur di Indonesia

1. Arsitektur Vernakular (Tradisional)


Arsitektur vernakular ini tumbuh dan berasal dari rakyat suatu daerah, yang juga
merupakan identitas dari setiap daerahnya. Karena, gaya bangunan yang tercermin
menggambarkan tradisi dari daerah tersebut. Indonesia merupakan negeri yang
kaya etnisnya, sehingga memiliki berbagai bangunan dengan gaya arsitektur
vernakular yang berbeda-beda. Yang di antaranya adalah rumah adat Tana Toraja,
Rumah Joglo, Rumah Gadang dan lain sebagainya.

2. Arsitektur Zaman Hindu-Buddha

Salah satu bentuk arsitektur candi, yaitu bangunan keagamaan atau tempat ibadah
peninggalan masa lalu yang berasal dari zaman Hindu-Buddha 2. Keindahan candi
nampak pada arsitektur, relief, serta arcanya, dan pesan yang disapaikan erat
dengan spiritualitas, kreatifitas, dan keterampilan para pembangun candinya.
Arsitektur candi yang paling terkenal adalah Candi Borobudur, yang terletak di
wilayah Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

3. Arsitektur Zaman Islam

Masjid-masjid kuno memiliki ciri khas yang sangat terkait dengan daerah tempat
masjid itu berada. Misalnya saja Menara Kudus yang mirip dengan bangunan
kerajaan Majapahit. Atau juga masjid di beberapa daerah lain yang bentuknya
mirip dengan unsur bangunan zaman Hindu-Buddha.

4. Arsitektur Kolonial

Bangunan dengan arsitektur ini berkembang pada saat Indonesia dijajah Belanda
selama tiga setengah abad. Arsitektur kolonial mengarah pada gaya Belanda yang
dibangun oleh pemerintah penjajah masa itu. Selama beberapa abad tersebut, gaya

1 DK.Ching, Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Tatanan,(Erlangga, 2008), hlm 12

5
arsitektur pun ikut berkembang. Mulai dari khas Prancis karena pemimpinnya
kala itu merupakan mantan pimpinan Napoleon, sampai seni kaca, dan juga tren
modern Belanda yang disesuaikan iklim tropis Indonesia.2

5. Arsitektur Kontemporer

Pasca kemerdekaan sampai sekarang, arsitektur terus berkembang menjadi


arsitektur kontemorer. Awal masa kemerdekaan, bangunan-bangunan yang
muncul masih berkualitas rendah karena perkembangan ekonominya masih belum
kuat. Lambat laun, orang-orang banyak pula yang menggunakan arsitektur pribadi
untuk mendesain rumah mereka sesuai keinginan.

2.3 Perbandingan Arsitektur Dulu dan Sekarang(Dalam Bidang Teknologi)

Dalam hal pembuatan sketsa awal, hasil analisis, dibandingkan


dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para arsitek, dalam membuat
konsep menggunakan sketsa tangan, dan visualisasi warna menggunakan,
pencil warna, spidol, cat air, cat minyak, sedangkan era sekarang
pembuatan sketsa bukan saja manual akan tetapi bisa melalui media smart
phone, net book dan computer serta berbagai pengolahan data dengan
software-software yang berkaitan dengan desain interior 3.

Perhitungan-perhitungan (konstruksi, fisika bangunan), Dalam hal


perhitungan-perhitungan, hasil analisi, dibandingkan dahulu dengan era
sekarang adalah: dahulu para arsitek, perhitungan biaya bisa menggunakan
mesin hitung, kini ada beberapa mesin hitung yang bisa dari
software-sofware terkait beitupun juga perhitungan konstruksi.

2 Rini Santoso, Pengaruh Religi Terhadap Perkembangan Arsitektur (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2008), hlm 37

6
3

Pengembangan Desain (menuju ke karya desain yang lebih terpadu


dalam bentuk animasi maupun virtual reality yang dapat dilakukan secara
manual maupun otomatis dengan teknik morphing), Dalam pengembangan
desain, hasil analisis, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah:
dahulu para arsitek, dalam pengembangan desain bisa saja menggunakan

sketsa dan gambar dengan bantuan meja gambar teknik, kini diera
sekarang lebih terpadunya menggunakan sketsa, gambar kerja dengan
bantuan komputer dengan software Auto Cad, 3D Max, Sketchup, dengan
file berupa soft copy dan hard copy berupa hasil print.

Presentasi (penyajian produk desain akhir), Dalam Presentasi, hasil


analisis, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para
arsitek dalam mempresentasikan desain masih berupa media yang
didukung keterampilan tangan atau manual, kini dengan komputer
berupa software auto cad, 3D Max, sketchup,3D Maya, dan
virtual pendukung lainnya, presentasi dapat lebih mudah menerjemahkan
maksud desainer/arsitek ataupun menerjemahkan keinginan klien, akurasi
gambar lebih tepat dan visualisai lebih nyata. Sehingga bagi klien yang
sedikit awam tidak kebingungan untuk mengerti presentasi desain yang
disajikan.

Pembuatan gambar kerja, Dalam pembuatan gambar kerja, hasil


analisis, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para
arsitek membuat gambar kerja dengan bantuan meja gambar teknik,

3 Akhilis Munalizin, Arsitektur Komputer, (Surabaya, Deepublish,2017, hlm 56.

7
sedangkan kini meja gambar teknik sedikit-demi sedikit mulai
ditinggalkan diganti dengan software autocad pada komputer untuk

mendapatkan akurasi dan kecepatan penyelesaian gambar kerja.


Akan tetapi pembuatan gambar kerja dalam hal perkuliahan masih
dimanfaatkan pada mahasiswa semester-semester kecil sebagai latihan
tangan dalam mengolah ketegasan garis mahasiswa.

Pengarsipan Karya Desain (menyimpan karya desain secara sistematis dan


aman untuk dipergunakan di lain waktu). Dalam pengarsipan karya desain, hasil
analisis, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para arsitek
sebelum ada komputer generasi baru yang bisa menjalankan software
menggambar, arsip-arsip disimpan pada rack dan almari simpan, kini pengarsipan
secara sistematis bias disimpan di komputer pada folder-folder berupa soft copy
dan internet melalui email, arsip-arsip dalam bentuk Hard copy juga masih
dibutuhkan, sebagai bagian dari portfolio. File-file di komputer dikatakan aman
apabila juga di transfer datanya pada cd/dvd untuk antisipasi kerusakan dari
komputer.

2.4 Dampak Positif dan Negatif

Dampak positif

Pembangunan gedung-gedung pencakar langit di Jakarta atau


tempat-tempat komersial di kota-kota lain itu, di satu sisi menunjukkan adanya
pertumbuhan ekonomi, bukti bahwa sector riil terus bergerak.
Dampak negatif

Kawasan baru yang diberi julukan kota mandiri tersebut tidak mampu
menunjukkan kemandiriannya. Kawasan tersebut menjadi kawasan hunian yang
nyaman, tapi ketergantungan terhadap Kota Jakarta tidak dapat dilepaskan. Pada
pagi hari warga ”kota mandiri” itu berduyun-duyun menuju Jakarta, sedangkan
pada sore hingga malam hari mereka kembali berduyun-duyun meninggalkan
Kota Jakarta. Akibatnya, keberadaan kawasan baru yang dimaksudkan
sebagai ”Kota Mandiri” itu justru menambah deret kemacetan menuju Kota
Jakarta. Kehadiran bangunan-bangunan baru pencakar langit itu makin menambah
padat Kota Jakarta, yang selama ini sudah dipenuhi oleh tempat-tempat
perbelanjaan. Berdasarkan data Biro Perekonomian DKI Jakarta, di DKI Jakarta
saat ini ada sekitar 364 pusat perbelanjaan, baik yang berupa mall, toserba,
pertokoan, dan lainnya yang tersebar di lima wilayah: Jakarta Selatan, Jakarta
Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara.

BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan

Penting bagi kita untuk mengetahui pengaruh Arsitektur di Indonesia,apa saja


dampak dari pembangunan dan juga mengetahui bagaimana arsitektur dulu dan
sekarang agar kita dapat belajar tidak dari satu zaman saja begitu pun dengan
peran Teknologi dalam arsitektur merupakan peran penting dalam perkembangan
arsitektur saat ini, dimana perkembangan desain, struktur, dan material sangat
dipengaruhi perkembangan teknologi yang selanjutnya akan memacu suatu
arsitektur yang baru.

3.2 Saran

Pembangunan Arsitektur di Indonesia ini tidak hanya berdampak positif tapi juga
berdampaak negatif, ada baiknya tidak terlalu fokus pada satu dampak saja, tapi
pelajari lebih lagi agar dampak positif dan negatif dapat menjadi seimbang.
10

DAFTAR PUSTAKA.

Budihardjo, Eko. 2009.Pengaruh Budaya dan Iklim dalam Perancangan


Arsitektur. Bandung : Graha Ilmu.

Ching, D.K.. 2008. Arsitektur: Bentuk, Ruang,dan Tatanan. Indonesia: Erlangga.

Ching, D.K.. 2000. Kamus avaisual Arsitektur. Indonesia: Erlangga.

Munazilin, Akhlis. 2017. Arsitektur Komputer, Surabaya : Deepublish.

Santoso, Rini. 2008. Pengaruh Religi Terhadap Perkembangan Arsitektur,


Yogyakarta : Graha Ilmu.

Tjahjadi, Sunarto. 1996. Data Arsitek. Jakarta : Erlangga.


Tema : Arsitektur Indonesia

Tesis : Perkembangan Arsitektur Indonesia

Judul : Pengaruh Arsitektur di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Kerangka Teori


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Arsitektur

2.2 Perkembangan Arsitektur di Indonesia

2.3 Perbandingan Arsitektur Dulu dan Sekarang(Bidang Teknologi)

2.4 Dampak Positif dan Negatif

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai