PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui nilai nilai yang terkandung dalam Rumah Adat
tradisional Jawa (Joglo).
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana ciri ciri Rumah Adat Joglo.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana peran Rumah Adat Joglo dalam menghadapi
perkembangan zaman.
Masyarakat Jawa dengan faham Jawanya sering dianggap oleh kalangan lain
sebagai masyarakat yang hidup dalam suasana kepercayaan primitif, walaupun
sebenarnya dengan faham itulah mereka kemudian dikatakan mempunyai sifat-
sifat khusus. Hal yang tampak khusus adalah cara mempertahankan
suasanahidup selaras dengan kehidupan lingkungan di sekitarnya. Hubungan
Susunan Rumah
Tradisional Jawa
1. Lawang pintu
2. Pendapa
3. Peringgitan
4. Emperan
5. Dalem
6. Senthong
7. Gandok
8. Dapur
9. Kamar mandi
Namun, dalam buku Rumah Etnik Betawi, Doni Swadarma (2015) membagi
bentuk rumah tradisonal Jawa dalam 5 tipe, yaitu dengan menambahkan tipe
tajug dan Panggang-pe.
Gambar 2.6 Skema Kompleks Bentuk Rumah Joglo (lengkap) dan Bagian-Bagiannya
Sumber : Nilai-Nilai Arsitektur Rumah Tradisional Jawa p. 142
Tajug atau masjid, artinya bangunan dengan sok guru yang atapnya
terdiri dari empat sisi, tanpa bubungan atau meruncing.
Rumah Joglo pada masa lampau difungsikan sebagai tempat tinggal dari orang-
orang yang berpengaruh di zamannya/yang memiliki status sosial tinggi seperti
Sultan dan kaum bangsawan lainnya sehingga Rumah Joglo ini kebanyakan
hanya dimiliki oleh mereka yang mampu. Hal ini disebabkan rumah bentuk
joglo membutuhkan bahan bangunan yang lebih banyak dan mahal daripada
rumah bentuk yang lain. Seiring dengan perkembangan jaman rumah joglo telah
banyak mengalami perubahan terutama dari segi fungsi bangunan. Pada
umumnya rumah joglo merupakan rumah adat dari daerah Jawa Timur, Jawa
Tengah dan Yogyakarata yang fungsinya sebagai rumah tinggal. Namun rumah
joglo tidak hanya bisa ditemui didaerah Jawa saja, namun juga bisa ditemukan
dibeberapa daerah di Indonesia. Di Pulau Bali misalnya, kita bisa menjumpai
arsitektur rumah joglo di berbagai tempat. Dimana konsep rumah joglo
difungsikan sebgai resort maupun restoran. Berikut merupakan kondisi rumah
joglo pada masa kini.
Gambar 3.3 Bentuk Rumah Adat Joglo Pada Rumah Makan Di Denpasar Bali
Sumber : Pribadi
Gambar 3.4 Perubahan Material Penutup Atap Pada Rumah Adat Joglo
Sumber : http://otakberita.blogspot.com/
Sumber : http://otakberita.blogspot.com/
3. Lantai
Rumah tradisional joglo pada dahulu tidak menggunakan bahan
penutup lantai, namun kini karena seiring perkembangan teknologi bahan
bangunan sudah mulai menggunakan bahan penutup lantai baik dari
keramik maupun hanya berupa plesteran saja.
Sumber : http://otakberita.blogspot.com/
Sumber : http://www.hdesignideas.com/2017/03/mengenal-bentuk-atap-rumah-joglo-
rumah.html
4.1 Kesimpulan
Arsitektur tradisonal, salah satunya Arsitektur Rumah Adat Jawa Tengah yaitu
Joglo merupakan suatu tradisi dari nenek moyang kita yang memiliki sifat yang
dinamis, yaitu tidak tertutup terhadap adanya perubahan. Perubahan-perubahan ini
umumnya disebabkan oleh adanya perubahan kebutuhan akan ruang, baik dari segi
luasan, fungsi ataupun pemaknaan. Dengan begitu, penggunaan unsur-unsur arsitektur
tradisional pada berbagai fungsi dengan konteks yang berbeda bukan lagi menjadi hal
yang aneh. Omah merupakan istilah yang umum digunakan bagi rumah tradisional
Jawa. Omah yang dalam bahasa Jawa berarti rumah tempat tinggal, lebih dari struktur
bangunan fisik, melainkan juga sebagai satuan simbolis, sosial dan praktis bagi
masyarakat Jawa itu sendiri. Suatu kesatuan omah terdiri dari tiga struktur terpisah yang
keseluruhannya membentuk kesatuan dengan masing-masing struktur memiliki atapnya
sendiri. Ketiga struktur ini terdiri dari pendapa, pringgitan, dan dalem ageng. Dalam
rumah tradisional Jawa memiliki beberapa karakteristik yang menjadi ciri utama
bangunan-bangunannya, diantaranya melambangkan atau mencerminkan anggota
tubuh(kepala, badan, kaki), orientasi bangunan yang mengahdap ke utara-selatan,
strukturnya menggunakan sistem knock down sehingga keseluruha bangunan dapat lebih
mudah dipindahkan, material yang digunakan yaitu material yang ada di lingkungan
mereka seperti kayu dan batu candi, Pencahayaan serta pengudaraan alami ruang-ruang
rumah tradisional Jawa didapat melalui bukaan jendela, pintu, ventilasi, dll.
Seiring dengan perkembangan jaman yang begitu pesat dan juga kemajuan
teknologi, arsitektur tradisional sudah mulai banyak mengalami perubahan. Perubahan
tersebut dapat dilihat dari sisi tampilan bangunan, penggunaan material hingga alih
fungsi bangunan. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan dari pola pikir masyarakat
yang terus berkembang dan juga kemajuan dari teknologi mengakibatkan arsitektur
tradisional yang mampu menjadi identitas dari suatu daerah sudah perlahan-lahan mulai
ditinggalkan. Dengan semakin berkurangnya bangunan arsitektur tradisional pada masa
kini mengakibatkan masyarakat kurang memahami dan menghargai warisan dari nenek
moyang yang sudah diwariskan dari pada jaman dahulu. Sehingga dapat dikatakan
4.2 Saran
Sebagai masyarakat yang sadar dan menghargai hasil karya, adat istiadat dan
kebudayaan yang diberikan leluhur kita pada zaman dahulu hendaknya selalu dijaga dan
dilestarikan. Salah satu nya kita dapat melestarikannya dari segi arsitektur seperti
Rumah Adat Joglo yang merupakan salah satu warisan budaya dari Jawa Tengah karena
pada bangunan tersebut terdapat nilai-nilai dan filosofi hidup yang dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam berperilaku sehari-hari. Selain itu untuk pemerintah maupun
masyarakat yang terkait, dengan adanya perubahan zaman hendaknya kita tidak
menghilangkan nilai-nilai yang terkandung di dalam arsitektur tradisional tersebut
melainkan sebaiknya dipadukan dengan arsitektur masa kini.
http://www.hdesignideas.com/2017/03/mengenal-bentuk-atap-rumah-joglo-
rumah.html, diakses tanggal 17 oktober 2017
http://otakberita.blogspot.com/, diakses tanggal 17 oktober 2017