Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Saya selaku penulis makalah ini memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan iman, taqwa, kekuatan, kecerdasan, semangat yang tinggi,
serta semua kekayaan yang telah dilimpahkan kepada saya dan semua manusia
yang ada dibumi ini. Karena atas izin dan berkah-Nya lah saya mampu untuk
berfikir sehingga saya dapat menyelesaikan makalahini yang berjudul KEARIFAN
BUDAYA LOKAL CERMINAN PERILAKU BUDAYA MASYARAKATNYA.

Pasuruan,28 Februari 2017

Penulis

1|Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...1

Daftar Isi......2

Bab I

Pendahulua... 3

A. Latar Belakang..3

B. Rumusan Masalah... 3

Bab II

Pembahasan.....5

1. Pengertian Budaya Lokal....5

2. Ciri-ciri Budaya Lokal.......5

3. Penyebaran Budaya Lokal..5

Bab III

Penutup... 33

Kesimpulan..33

Daftar Pustaka.....34

2|Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan keanekaragaman budaya,


etnis,suku dan ras, terdapat kurang lebih 389 suku bangsa yang memiliki adat
istiadat, bahasa, tatanilai dan budaya yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya
(Asian Brain, 2010). Adat istiadat, tata nilai dan budaya tersebut antara lain
mengatur beberapa aspek kehidupan,seperti: hubungan sosial kemasyarakatan,
ritual peribadatan, kepercayaan, mitos-mitos dansanksi adat yang berlaku di
lingkungan masyarakat adat yang ada.Keanekaragaman budaya daerah tersebut
merupakan potensi sosial yang dapat membentuk karakter dan citra budaya
tersendiri pada masing-masing daerah, serta merupakan bagian penting bagi
pembentukan citra dan identitas budaya suatu daerah. Disamping itu,
keanekaragaman merupakan kekayaan intelektual dan kultural sebagai bagian dari
warisan budaya yang perlu dilestarikan.Seiring dengan peningkatan teknologi dan
transformasi budaya ke arah kehidupan modern serta pengaruh globalisasi, warisan
budaya dan nilai-nilai tradisional masyarakat adat tersebut menghadapi tantangan
terhadap eksistensinya. Hal ini perlu dicermati karenawarisan budaya dan nilai-nilai
tradisional tersebut mengandung banyak kearifan lokal yangmasih sangat relevan
dengan kondisi saat ini, dan seharusnya dilestarikan, diadaptasi ataubahkan
dikembangkan lebih jauh.Beberapa nilai dan bentuk kearifan lokal, termasuk hukum
adat, nilai-nilai budaya dan kepercayaan yang ada sebagian bahkan sangat relevan
untuk diaplikasikan ke dalam prosesatau kaidah perencanaan dan pembangunan
wilayah atau kawasan, seperti yang terdapat padamasyarakat Bali, Minang, Aceh,
Batak, Jawa, Sunda, Toraja, Sasak, Nias, dan lain-lain yang memiliki berbagai
kaidah perencanaan dan pengembangan kawasan.Kaidah-kaidah tersebut ada
yang bersifat anjuran, larangan, maupun persyaratan adat yang ditetapkan untuk
aktivitas tertentu. Selain aspek fisik dan visual, keanekaragamanbudaya, sosial
kemasyarakatan yang terkandung di dalam kearifan lokal umumnya bersifat verbal
dan tidak sepenuhnya terdokumentasi dengan baik. Untuk itu, perlu dikembangkan
suatu bentuk knowledge management terhadap berbagai jenis kearifan lokal
tersebut agar dapat digunakan sebagai acuan dalam proses perencanaan dan
perancangan lingkungan binaan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, tulisan ini
akan membahas tentang tipologi kearifan lokal dan kaitannya dengan regulasi di
bidang penataan ruang, serta pada bagian akhir juga diulas bagaimana upaya
mengharmonisasikannya sehingga kearifan lokal dapat diakomodasikan dengan
baik dalam regulasi ataupun perencanaan tata ruang secara formal.

B. Rumusan Maslah

3|Page
Apa pengertian dari budaya lokal?
Apa saja ciri-ciri dari budaya lokal?
Dimana saja penyebaran budaya lokal di Indonesia?

4|Page
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya Lokal

Budaya lokal adalah nilai-nilai lokal hasil budi daya masyarakat suatu daerah
yang terbentuk secara alami dan diperoleh melalui proses belajar dari waktu ke
waktu. Budaya lokal dapat berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau hukum adat.
Indonesia terdiri atas 33 provinsi, karena itu memiliki banyak kekayaan budaya.
Kekayaan budaya tersebut dapat menjadi aset negara yang bermanfaat untuk
memperkenalkan Indonesia ke dunia luar.

B. Ciri-ciri Budaya Lokal

Ciri-ciri budaya lokal dapat dikenali dalam bentuk kelembagaan sosial yang
dimiliki oleh suatu suku bangsa. Kelembagaan sosial merupakan ikatan sosial
bersama di antara anggota masyarakat yang mengoordinasikan tindakan sosial
bersama antara anggota masyarakat. Lembaga sosial memiliki orientasi perilaku
sosial ke dalam yang sangat kuat. Hal itu ditunjukkan dengan orientasi untuk
memenuhi kebutuhan anggota lembaga sosial tersebut. Dalam lembaga sosial,
hubungan sosial di antara anggotanya sangat bersifat pribadi dan didasari oleh
loyalitas yang tinggi terhadap pemimpin dan gengsi sosial yang dimiliki. Bentuk
kelembagaan sosial tersebut dapat dijumpai dalam sistem gotong royong di Jawa
dan di dalam sistem banjar atau ikatan adat di Bali. Gotong royong merupakan
ikatan hubungan tolong-menolong di antara masyarakat desa. Di daerah pedesaan
pola hubungan gotong royong dapat terwujud dalam banyak aspek kehidupan.
Kerja bakti, bersih desa, dan panen bersama merupakan beberapa contoh dari
aktivitas gotong royong yang sampai sekarang masih dapat ditemukan di daerah
pedesaan. Di dalam masyarakat Jawa, kebiasaan gotong royong terbagi dalam
berbagai macam bentuk. Bentuk itu di antaranya berkaitan dengan upacara siklus
hidup manusia, seperti perkawinan, kematian, dan panen yang dikemas dalam
bentuk selamatan.

c. Penyebaran Budaya Lokal

Kebudayaan suku bangsa, terwujud pada kebudayaan suku bangsa dan


menjadi unsur pendukung bagi lestarinya kebudayaan suku bangsa tersebut.
Kebudayaan umum likal yang berfungsi dalam pergaulan umum (ekonomi,
politik, social, dan emosional) yang berlaku dalam local-local di daerah.

KEBUDAYAAN JAWA

Propinsi Jawa Tengah terletak di Pulau Jawa dan beribukota di Semarang.


Terbagi menjadi 35 kabupaten dan kota. Jawa Tengah memiliki adat istiadat dan
budaya yang unik. Jawa Tengah dikenal sebagai jantung budaya Jawa.

5|Page
Rumah adat di Indonesia bermacam-macam bentuknya dan mempunyai nilai
seni masing-masing. Karena rumah merupakan suatu yang sangat penting, selain
sebagai tempat tinggal rumah berfungsi untuk melindungi dari tantangan alam dan
lingkungannya. Kita juga dapat melakukan aktivitas penting didalamnya, tidak
hanya diluar rumah saja.

Coba kita lihat salah satu dari rumah adat yang ada di Indonesia, yaitu rumah
adat Jawa. Rumah Jawa ldbih dari sekedar tempat tinggal. Masyarakat Jawa lebih
mengutamakan moral kemasyarakatan dan kebutuhan dalam mengatur warga
semakin menyatu dalam satu kesatuan.

Contohnya saja kita lihat rumah adat dari Provinsi Jawa Tengah yaitu rumah
joglo. Joglo merupakan rumah adat Jawa Tengah yang terbuat dari kayu. Rumah
bentuk ini mempunyai nilai seni yg cukup tinggi dan hanya dimiliki orang yang
mampu. Pada masa lampau masyarakat jawa yang mempunyai rumah joglo hanya
kaum bangsawan seperti sang pangeran dan kaum orang yang terpandang, karena
rumah ini butuh bahan bngunan yang lebih banyak dan mahal dari pada rumah
bentuk lain. Di zaman yang semakin maju ini rumah joglo digunakan oleh segenap
lapisan masyarakat dan juga untuk berbagai fungsi lain, seperti gedung pertemuan
dan kantor-kantor.

Pada dasarnya, rumah bentuk joglo berdenah bujur sangkar. Pada mulanya
bentuk ini mempunyai empat pokok tiang di tengah yang di sebut saka guru, dan
digunakan blandar bersusun yang di sebut tumpangsari. Blandar tumpangsari ini
bersusun ke atas, makin ke atas makin melebar. Jadi awalnya hanya berupa bagian
tengah dari rumah bentuk joglo zaman sekarang. Perkembangan selanjutnya,
diberikan tambahan-tambahan pada bagian-bagian samping, sehingga tiang di
tambah menurut kebutuhan. Selain itu bentuk denah juga mengalami perubahan
menurut penambahannya. Perubahan-perubahan tadi ada yang hanya bersifat
sekedar tambahan biasa, tetapi ada juga yang bersifat perubahan konstruksi.

Sirkulasi keluar masuknya udara pada rumah joglo sangat baik karena
penghawaan pada rumah joglo ini dirancang dengan menyesuaikan dengan
lingkungan sekitar. rumah joglo, yang biasanya mempunyai bentuk atap yang
bertingkat-tingkat, semakin ke tengah, jarak antara lantai dengan atap yang
semakin tinggi dirancang bukan tanpa maksud, tetapi tiap-tiap ketinggian atap
tersebut menjadi suatu hubungan tahap-tahap dalam pergerakan manusia menuju
ke rumah joglo dengan udara yang dirasakan oleh manusia itu sendiri.

Ciri khas atap joglo, dapat dilihat dari bentuk atapnya yang merupakan
perpaduan antara dua buah bidang atap segi tiga dengan dua buah bidang atap
trapesium, yang masing-masing mempunyai sudut kemiringan yang berbeda dan
tidak sama besar. Atap joglo selalu terletak di tengah-tengah dan selalu lebih tinggi
serta diapit oleh atap serambi. Bentuk gabungan antara atap ini ada dua macam,
yaitu: Atap Joglo Lambang Sari dan Atap Joglo Lambang Gantung. Atap Joglo

6|Page
Lambang Sari mempunyai ciri dimana gabungan atap Joglo dengan atap Serambi
disambung secara menerus, sementara atap Lambang Gantung terdapat lubang
angin dan cahaya.

Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya
seninya yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan
daerah yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya
seni,bahan bangunanya pun terdiri dari bahan-bahan yang berkualitas dan cukup
mahal harganya, bangunanya pun sangat kokoh dengan pondasi yang sangat kuat
oleh karena itu rumah ini sangat istimewa bagi adat jawa dan sangat dijaga
kelestariannya sampai saat ini. Oleh karena itu rumah joglo adalah salah satu
rumah yang berpengaruh bagi kelestarian adat daerah yang ada di Indonesia
meskipun adat-adat daerah lain banyak juga yang mempunyai rumah adat yang
mempunyai seni tersendiri.

Gambar diatas diambil saat saya dan kelompok melakukan observasi secara
langsung di Taman Mini Indonesia Indah.

Tari Gambyong (Provinsi Jawa Tengah)

Gambyong merupakan tarian khas Jawa Tengah yang biasanya ditampilkan


untuk menyambut tamu.

Tarian ini merupakan sejenis tarian pergaulan di masyarakat. Ciri khas


pertunjukan Tari Gambyong, sebelum dimulai selalu dibuka dengan gendhing
Pangkur. Tariannya terlihat indah dan elok apabila si penari mampu menyelaraskan
gerak dengan irama kendang. Sebab, kendang itu biasa disebut otot tarian dan
pemandu gendhing.

Pada zaman Surakarta, instrumen pengiring tarian jalanan dilengkapi dengan


bonang dan gong. Gamelan yang dipakai biasanya meliputi gender, penerus
gender, kendang, kenong, kempul, dan gong. Semua instrumen itu dibawa ke
mana-mana dengan cara dipikul.

Umum dikenal di kalangan penabuh instrumen Tari Gambyong, memainkan


kendang bukanlah sesuatu yang mudah dan harus mempunyai jiwa seni yang tinggi
yang dapat mengikuti irama sampai kedalam perasaan pengendang tersebut.
Pengendang harus mampu jumbuh dengan keluwesan tarian serta mampu berpadu
dengan irama gendhing. Maka tak heran, sering terjadi seorang penari Gambyong
tidak bisa dipisahkan dengan pengendang yang selalu mengiringinya. Begitu juga
sebaliknya, seorang pengendang yang telah tahu lagak-lagu si penari Gambyong
akan mudah melakukan harmonisasi.

Batik-Tulis Pekalongan (Provinsi Jawa Tengah)

Pakaian adat Jawa Tengah adalah Batik.Kita akan mudah menemukan batik di
Propinsi ini karena dua diantara wilayahnya merupakan sentra penghasil batik.Solo

7|Page
dan Pekalongan adalah daerah penghasil batik yang telah memberikan kontribusi
positif untuk melestarikan budaya bangsa.

Batik adalah suatu hasil karya yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Di berbagai wilayah Indonesia banyak ditemui daerah-daerah perajin batik. Setiap
daerah pembatikan mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dalam
ragam hias maupun tata warnanya oleh karena itu kita harus menjaga
kelestarianya. Dan salah satu daerah itu adalah Kabupaten Pekalongan. Batik di
Pekalongan dapat dikategorikan sebagai batik pesisir yang mempunyai ciri khas
pada motif kain hiasnya yang bersifat naturalis dan kaya warna. Ciri khas inilah
yang memberikan identitas tersendiri bagi batik-tulis Pekalongan yang berbeda
dengan batik lainnya, seperti batik-tulis Yogya atau Solo.

Lagu Daerah (Provinsi Jawa Tengah)

Lir Ilir Provinsi Jawa Tengah

Lir ilir lir ilir tandure wong sumilir

Tak ijo royo royo

Tak sengguh panganten anyar

Cah angon cah angon penekna blimbing kuwi

Lunyu lunyu penekna kanggo mbasuh dodotira

Dodotira dodotira kumintir bedah ing pinggir

Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore

Mumpung padang rembulane

Mumpung jembar kalangane

Sun suraka surak hiyo

Lir Ilir adalah lagu daerah Jawa Tengah, nada dasar naturel (C), birama 2/4
dengan tempo alegretto. Lagu ini menggunakan bahasa Jawa dan sering
dinyanyikan dengan iringan musik gamelan.

Lir ilir, judul dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi
tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam. Tembang karya
Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah.

Makanan Khas Semarang (Provinsi Jawa Tengah)

Bandeng presto adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari daerah
Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini dibuat dari ikan bandeng yang dibumbui
dengan bawang putih, kunyit dan garam. Ikan bandeng ini kemudian dimasak pada

8|Page
alas daun pisang dengan cara presto. Presto adalah cara memasak dengan uap air
yang bertekanan tinggi. Karena ikan bandeng terkenal memiliki banyak duri,
bandeng presto adalah makanan yang digemari karena dengan cara masak presto
duri-duri ini menjadi sangat lunak. Sehingga dapat dinikmati dengan lebih mudah.

..Pesan yang saya sampaikan..

Kita harus bangga sebagai warga Negara Indonesia yang kaya akan beraneka
ragam budaya yang dimiliki dari setiap propinsi, yang didalamnya mencakup: adat
istiadat, kesenian, makanan, wisata, peninggalan-peninggalan bersejarah, dll. Kita
sebagai generasi muda yang bertanggung jawab atas kelestarianya harus menjaga
agar kebudayaan tidak terancam punah dan tidak dicuri oleh negara lain.

jawa tengah

jawa tengah adalah propinsi dimana budaya jawa banyak berkembag disini
karena di jawa tengah dahulu banyak kerajaan berdiri disini itu terlihat dari berbagai
peninggalan candi di jawa tengah.

mahakarya yang sungguh mempesona adalah batik di jawa tengah setiap


daerah mempunya corak batik tulis yang berbeda beda mereka mempunyai ciri
khas sendiri sendiri selain batik ada juga kesenian yang tak kalah luar biasanaya
ada wayang kulit yang sudah dia kaui dunia sebagai warisan budaya dunia oleh
unesco ada juga tembang tembang (lagu lagu ) jawa yang diiringi oleh gamelan
(alat musik) yang juga dikenal dengan campursariada juga ketoprak yang
merupakan pertunjukan seni peran khas dari jawa

di jawa tengah juga masih ada kerjaan yang samapai sekarang masih berdiri
tepatnya dikota solo yang dikenal dengan kasunanan solo

budaya jawa tengah sungguh banyak mulai dari wayang ,wayang orang,
ketoprak,tari dan masih banyak lagi berikut beberapa foto terkait budaya jawa
tengah :

kraton_solo_centraljava-surakarta

batik

ketoprak

pagelaran wayang kulit

tari srikandi/ tari panah

pertujukan wayang orang

9|Page
sinden

tayub

Batik

adat jawa

KEBUDAYAAN SUMATERA UTARA

Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1 - 4 Lintang Utara dan 98 - 100 Bujur
Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km.

Sumatra Utara pada dasarnya dapat dibagi atas:

Pesisir Timur

Pegunungan Bukit Barisan

Pesisir Barat

Kepulauan Nias

Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat


perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap
daripada wilayah lainnya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif
padat konsentrasi penduduknya dibandingkan wilayah lainnya. Pada masa
kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini termasuk residentie Sumatra's
Oostkust bersama provinsi Riau.

Di wilayah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan


ini terdapat beberapa wilayah yang menjadi kantong-kantong
konsentrasi penduduk. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir,
merupakan daerah padat penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada
danau ini.

Pesisir barat merupakan wilayah yang cukup sempit, dengan komposisi


penduduk yang terdiri dari masyarakat Batak, Minangkabau, dan Aceh. Namun
secara kultur dan etnolinguistik, wilayah ini masuk ke dalam budaya dan Bahasa
Minangkabau.

Pada dasarnya, bahasa yang dipergunakan secara luas adalah Bahasa


Indonesia. Suku Melayu Deli mayoritas menuturkan Bahasa Indonesia karena
kedekatannya dengan Bahasa Melayu yang menjadi bahasa ibu masyarakat Deli.
Pesisir timur seperi wilayah Serdang Bedagai, Pangkalan Dodek, Batubara,
Asahan, dan Tanjung Balai, memakai Bahasa Melayu dialek "o" begitu juga di
Labuhan Batu dengan sedikit perbedaan ragam. Di Kabupaten Langkat masih
menggunakan bahasa Melayu dialek "e" yang sering juga disebut bahasa Maya-

10 | P a g e
maya. Mayarakat Jawa di daerah perkebunan, menuturkan Bahasa Jawa sebagai
pengantar sehari-hari.

Di kawasan perkotaan, orang Tionghoa lazim menuturkan Bahasa


Hokkian selain bahasa Indonesia. Di pegunungan, masyarakat Batak
menuturkan Bahasa Batak yang terbagi atas empat logat (Silindung-Samosir-
Humbang-Toba). Bahasa Nias dituturkan di Kepulauan Nias oleh suku Nias.
Sedangkan orang-orang di pesisir barat, seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli
Tengah, dan Mandailing Natal menggunakan Bahasa Minangkabau.

Sumatera Utara yang kaya dengan budaya adat istiadat dan keindahan
alamnya.

Sumatera Utara kaya dengan berbagai adat budaya atau etnis yang beragam
antara lain : Etnis Melayu, Batak Toba, Batak Karo, Batak Angkola, Batak Pakpak
Dairi, Batak Simalungun, Nias, Etnis Sibolga Pesisir, dan etnis pendatang.

Semua etnis memiliki nilai budaya masing-masing, mulai dari adat istiadat, tari
daerah, jenis makanan, budaya dan pakaian adat juga memiliki bahasa daerah
masing-masing. Keragaman budaya ini sangat mendukung dalam pasar pariwisata
di Sumatera Utara. Walaupun begitu banyak etnis budaya di Sumatera Utara tidak
membuat perbedaan antar etnis dalam bermasyarakat karena tiap etnis dapat
berbaur satu sama lain dengan memupuk kebersamaan yang baik. kalau di lihat
dari berbagai daerah bahwa hanya Sumatera Utara yang memiliki penduduk
dengan berbagai etnis yang berbeda dan ini tentunya sangat memiliki nilai positif
terhadap daerah sumatera utara.

Kekayaan budaya yang dimiliki berbagai etnis yaitu :

Batak Toba dengan Tarian Tortor, Wisata danau toba, wisata megalitik (kubur
batu), legenda (cerita rakyat), adat budaya yang bernilai tinggi dan kuliner.

Batak Karo yang terkenal dengan daerah Berastagi dengan alam yang sejuk
dan indah, penghasil buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah menembus
pasar global dan juga memiliki adat budaya yang masih tradisional.

Etnis Melayu yang terkenal dengan berbagai peninggalan sejarah seperti Istana
Maimoon, tari derah dan peninggalan rumah melayu juga masjid yang memiliki nilai
sejarah yang tinggi.

Batak Angkola yang terkenal dengan kultur budaya yang beragam, mulai dari
tari daerah adat istiadat dan merupakan penghasil salak (salak sidempuan) yang
juga sudah dapat menembus pasar global.

Batak Pakpak Dairi yang dikenal dengan peninggalan sejarah megalitik berupa
mejan dan patung ulubalang dan tentunya juga memiliki adat istiadat dan tari
daerah juga alat musik yang khusus.

11 | P a g e
Etnis Simalungun memiliki peninggalan sejarah berupa Rumah Bolon atau yang
dikenal dengan Museum Lingga/Rumah Bolon yang pada tempat itu masih terdapat
berbagai peninggalan sejarah dan etnis Simalungun juga memiliki adat istiadat dan
budaya yang tersendiri.

Etnis Nias memiliki daerah yang kaya dengan wisata alam yang sangat
menakjubkan yang telah memiliki nilai jual hingga ke mancanegara, daerah ini juga
memiliki kekayaan situs megalitik dan daerah ini masih tergolong daerah yang
orisinal yang belum terlindas dengan kemajuan zaman karena didaerah ini masih
banyak peninggalan megalitik seperti kampung batu, nilai budaya yang tradisional
dan banyak lagi yang sangat bernilai tinggi, dan menurut cerita masyarakat
setempat, daerah tersebut sudah direncanakan untuk dijadikan salah satu zona
situs megalitik yang dilindungi dunia.

Etnis Sibolga Pesisir ini juga memiliki berbagai budaya dan adat istiadat yang
khusus yang juga memiliki nilai sejarah yang sangat berharga.

Dari semua etnis tersebut maka dapatlah dikatakan bahwa Sumatera


Utara memiliki kekayaan budaya dan etnis juga sejarah yang patut untuk
diperhitungkan dan dijaga kelestariannya demi mengangkat martabat bangsa
Indonesia di bidang Kebudayaan dan Pariwisata.

Budaya Sumatera Utara - Seni Kebudayaan Tradisional Propinsi Daerah Sumut.


Sumatra Utara memiliki khasanah kekayaan budaya yang beraneka ragam.
Kebudayaan daerah Sumsel tersebut meliputi adat istiadat, seni tradisional, dan
bahasa daerah.

Di Propinsi Sumatera Utara terdapat beberapa suku yang mendiami propinsi


tersebutdiantaranya adalah suku Melayu, suku Nias, suku Batak Toba, suku
Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, suku Tapanuli Selatan yang terdiri
dari suku Sipirok, suku Angkola, Padang Bolak, serta Mandailing, Namun ada juga
pendatang seperti suku Minang, Jawa serta Aceh. Pendatang ini membawa
kebudayaan serta adat-istiadatnya masing-masing.

Seni Budaya Sumatera Utara

Musik daerah Sumatera Utara

Sama seperti budaya daerah lainnya yang ada di Indonesia Sumatera Utara
juga memilki musik yang khas daerah Sumse. Musik yang biasa dimainkan di
Sumatra Utara ini tergantung dengan upacara-upacara adat yang diadakan di
Sumut. Yang menjadi ciri khas adalah terdapat alunan musik genderang. Seperti
misalnya pada Etnis Pesisir yang memiliki serangkaian alat musik yang sebut
dengan Sikambang.

Tarian Budaya Sumatera Utara

12 | P a g e
Memiliki beraneka ragam seni tari tradisional yang terbagi beberapa macam.
Ada yang bernuansa magis yang berupa tarian sakral namun ada juga yang
sifatnya untuk hiburan saja yang berupa tari profan. Jenis tari adat Sumut
merupakan bagian dari upacara adat, sedangkan tari sakralnya biasanya ditarikan
oleh dayu-datu.

Beberapa tarian yang berasal dari Sumatera Utara adalah tari Tortor, morah-
morah, parakut, sipajok, patam-patam sering dan kebangkiung, tortor nasiaran,
tortor tunggal panaluan.

KEBUDAYAAN BALI

Bali berasal dari kata Bal dalam bahasa Sansekerta berarti Kekuatan, dan Bali
berarti Pengorbanan yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita.
Supaya kita selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan nasional
yang sangat berperan dalam mempertahankan daerahnya yaitu I Gusti Ngurah Rai
dan I Gusti Ketut Jelantik.

Provinsi bali merupakan salah satu provinsi yang cukup terkenal di Indonesia
karena merupakan salah satu aset devisa negara Indonesia yang cukup tinggi di
bidang pariwisatanya. Bali memang selalu memberikan pesonanya serta memiliki
kesenian dan kebudayaan yang beraneka ragam.

Kebudayaan Bali
Kesenian dan kebudayaan yang ada di Bali menjadikan bali mempunya daya tarik
yang kuat bagi para wisatawan yang datang ke daerah tersebut. Beberapa
kesenian dan kebudayaan yang ada di Bali.

Pakaian adat Bali

Bali memiliki banyak macan atau varian dari pakaian adatnya. Untuk perempuan
yang masih remaja menggunakan sanggul gonjer, sedangkan perempuan atau

13 | P a g e
wanita dewasa menggunakan sanggul tagel, kemudian menggunakan sesentang
atau kemben songket, Kain wastra, Sabuk prada (stagen) untuk membelit pinggul
dan dada, Selendang songket bahu ke bawah, Kain tapih atau sinjang, di sebelah
dalam, Beragam ornamen perhiasan, Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup
dada, dan alas kaki sebagai pelengkap. Untuk pria menggunakan ikat kepala atau
udeg lalu menggunakan selendang pengikat atau umpal, kain kampuh, kain wastra,
keris, sabuk, kemeja atau jas, serta ornament yang digunakan untuk menghiasi
penampilan sang pria

Rumah adat Bali

Rumah adat Bali harus sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali ajaran terdapat
pada kitab suci Weda yang mengatur soal tata letak sebuah bangunan yang hampir
mirip dengan ilmu Feng Shui dalam ajaran Budaya China. Rumah adat Bali harus
memenuhi aspek pawongan (manusia / penghuni rumah), pelemahan (lokasi /
lingkungan) dan yang terahir parahyangan.
Pada umumnya rumah Bali di penuhi dengan pernak-pernik hiasan, ukiran serta
warna yang alami lalu patung-patung symbol ritual. Bangunan Rumah Adat Bali
terpisah-pisah manjadi banyak bangunan-bangunan kecil - kecil dalam satu area
yang disatukan oleh pagar yang mengelilinginya. Seiring perkembangan jaman
mulai ada perubahan pada bangunan dimana bangunannya tidak lagi terpisah-
pisah.

Tari Bali
Bali memiliki berbagai macam jenis tarian daerah yang berasal dari daerah ini
diantaranya :

Tari Pendet

14 | P a g e
Tari Pendet ini ditarikan sebagai tari selamat datang untuk menyambut kedatangan
para tamu dan undangan dengan menaburkan bunga, dan ekspresi penarinya
penuh dengan senyuman manis. Pada awalnya tarian ini digunakan pada acara
ibadah di pura sebagai bentuk penyambutan terhadap dewa yang turun ke dunia.

Tari Panji Semirang

Tarian ini di mainkan oleh perempuan. Tari Panji Semirang adalah tarian yang
menggambarkan seorang putri raja bernama Galuh Candrakirana, yang menyamar
menjadi seorang laki-laki setelah kehilangan suaminya. Dalam pengembaraannya
ia mengganti namanya menjadi Raden Panji.

Tari Condong

15 | P a g e
Tarian ini merupakan tarian yang cukup sulit untuk diragakan dan tarian ini memiliki
durasi panjang. Tarian ini adalah darian klasik Bali yang memiliki gerakan yang
sangat kompleks dan menggambarkan seorang abdi Raja

Tari Kecak

Tarian ini merupakan tarian yang sangat terkenal dari daerah Bali. Tarian ini
dimainkan oleh puluhan laki-laki yang duduk bari melingkar. Tarian ini
menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan
Rahwana. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang yaitu tradisi tarian
yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi
dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-
harapannya kepada masyarakat.

Alat Musik Daerah


Bali memiliki alat musik tradisional yang khas dari daerah ini, alat musik ini
merupakan alat musik peninggalan turun menurun leluhur mereka, dan berikut
beberapa alat musik tradisional Bali :

Gamelan Bali

16 | P a g e
Sama seperti daerah lain di Indonesia yang memiliki alat musik gmelan, Bali pun
memiliki alat musik gamelan. Namun gamelan Bali ini memiliki perbedaan dengan
gamelan daerah lain salah satunya yaitu ritme yang dimainkan pada gamelan Bali
berjenis ritme yang cepat.

Rindik

Rindik merupakan alat musik khas Bali yang terbuat dari bambu yang bernada
selendro. Alat musik ini dimainkan oleh 2 sampai 4 orang, 2 orang menabuh rindik
sisanya meniup seruling. Alat musik ini digunakan untuk pementasan tarian jogged
bumbung dan untuk acara pernikahan.

Kebiasaan Masyarakat Bali

Masyarakat Bali yang pada umumnya ramah tamah, dengan pola kehidupan yang
bhineka atau plurarisme dan tidak terlalu banyak aturan ataupun fanatik terhadap
suatu paham, memiliki adat istiadat yang selalu mereka pegang teguh dalam
kehidupan sehari-hari sehingga mereka bisa hidup dengan kedamaian. Siapa tahu
bagi anda yang kebetulan pertama kali datang ke Pulau Seribu pura ini, entah itu
untuk liburan, tugas kantor, study ataupun berbisnis, ada perlunya mengetahui
beberapa hal tentang kebiasaan masyarakat, selain mungkin tempat-tempat wisata
yang indah di sepanjang perjalanan juga kebiasaan unik yang menarik.

Beberapa kebiasaan tersebut tersebut antara lain;

Mesaiban
Sebuah ritual kecil, yang dilakukan setiap pagi hari sehabis ibu-ibu selesai
memasak di dapur, kebiasaan ritual ini sebelum makan, kebiasaan ini bisa sebagai

17 | P a g e
wujud terima kasih atas apa yang telah dikaruniakan-Nya, dan juga sebagai sajian
ke bhuta kala agar somya (tidak menggangu)

Ngejot
Kebiasaan bagi masyarakat untuk memberi dan diberi (berupa makanan). Bertujuan
untuk menguatkan ikatan sosial di masyarakat, baik saudara maupun tetangga.
Dilakukan saat salah satu keluarga ataupun masyarakat ada kegiatan upacara
agama, kebiasaan ini juga dilakukan antara penduduk Bali Hindu dan non Hindu.

Kasta
Penggolongan masyarakat di Bali berdasarkan ras ataupun keturununan,
digolongkan dari posisi yang paling atas; Brahmana, ksatria, Weisya dan Sudra.
Yang mendominasi adalah Sudra (masyarakat biasa). Kelompok Sudra
(mendominasi hampir 90%), di dalam berkomunikasidengan Brahmana, Ksatria dan
Weisya, menggunakan tata bahasa Bali yang lebih halus. Begitu sebaliknya mereka
akan menaggapi dengan halus pula.Kebiasaan sopan pada sesama apalai kepada
orang yang lebih tua, dan pada kasta yang lebih tinggi. Menyangkut etika, sangat
tidak sopan menunjukkan sesuatu dengan tangan kiri, lawan bicara bisa jadi
tersinggung, apalagi menunjuk dengan kaki, lawan bicara bisa jadi emosi. Kalau toh
hal itu harus dilakukan, bilang maaf terlebih dahulu, atau orang bali biasa bilang
kata tabik.

Kata Bli
Penggunaan kata Bali kata ini cukup populer, kata yang digunakan memanggil
orang lain yang lebih tua dari kita atau paling tidak seumur (bisa diartikan Mas)
dengan tujuan penuh keakraban antar sesama. Namun jika anda menggunakan
kata ini perhatikan Kasta mereka apakah dari kasta yang lebih tinggi, seperti
namanya ada embel-embel seperti; Ida, I Gusti, Ida Bagus, Cokorde dan Anak
Agung. Walaupun mereka tidak tersinggung dengan Kata Bli yang kita sebutkan
tapi itikad kita menghargai orang lain, alangkah baiknya tidak menggunakan
sebutan tersebut.

Karma Phala
Masyarakat hindu di Bali sangat meyakini sekali hukum karma phala ini yang.
Karma Phala ini berarti kebaikan yang kita lakukan kebaikan pula yang akan kita
dapatkan, begitu sebaliknya. Sehingga orang-orang untuk melakukan tindakan
yang tidak baik harus berpikir tentang pahala yang akan mereka peroleh nantinya,
diyakini pahalanya bisa dinikmati/ berimbas di kehidupan sekarang, di akhirat dan
kehidupan berikutnya bahkan bisa sampai ke anak-cucu. Begitu besarnya hukum
sebab akibat ini, sehingga di harapkan semua masyarakat bisa berbuat kebaikan.

Upacara adat Bali

Upacara Bukakak

Upacara Bukakak ialah upacara dalam rangka melakukan permohonan kepada


Sanghyang Widhi Wasa untuk memberikan kesuburan kepada tanah-tanah
pertanian mereka supaya hasil panennya berlimpah ruah. Kebiasaan dalam gelaran
upacara unik ini dilakukan di desa adat dan tidak dilakukan di daerah-daerah

18 | P a g e
lainnya di Bali. Jadi, bagi Anda yang ingin menyaksikan bagaimana upacara ini
digelar bisa menyambangi desa adat Bali.

Masyarakat desa adat yang melaksanakan upacara ini adalah masyarakat agraris
yang masih dengan setia memegang teguh adat istiadat dan kepercayaaan secara
turun temurun yang diwariskan leluhur mereka, dan Salah satu warisan yang selalu
dijaga, dipelihara dan dilakukan oleh masyarakat desa tersebut adalah ritual
Upacara Bukakak. Upacara Bukakak sudah dilakukan sejak zaman dahulu dan
masih terperihara hinggga sekarang, pada mulanya upacara ini dilakukan 1 tahun
sekali, namun karena terkendala faktor biaya yang tidak sedikit, akhirnya upacara
ini dilakukan setiap 2 tahun sekali.

Menjelang sebelum upacara Bukakak ini diadakan, ada persiapan lain yg dilakukan,
yakni

Membersihkan perlengkapan upacara.


Upacara ngusaba umi diadakan di Pura Pelinggih.
Membuat Dangsil berbentuk segi empat yang terbuat dari pohon pinang, dengan
rangkaian bambu dihiasi dengan daun enau tua yang dibuat bertingkat
tingkat/berundak undak seperti anak tangga terdiri dari 7,9 dan 11 tingkat, ini
semua melambangkan Tri Murti (Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa).
Mengadakan upacara Ngusaba di pura yang terdapat di desa setempat.
Upacara Gedenin di pura Subak

Upacara Ngaben
Upacara Ngaben atau sering pula disebut upacara Pelebon kepada orang yang
meninggal dunia, dianggap sangat penting, ramai dan semarak, karena dengan
pengabenan itu keluarga dapat membebaskan arwah orang yang meninggal dari
ikatan-ikatan duniawinya menuju sorga, atau menjelma kembali ke dunia melalui
reinkarnasi atau kelahiran kembali. Status kelahiran kembali roh orang yang
meninggal dunia berhubungan erat dengan karma dan perbuatan serta tingkah laku
selama hidup sebelumnya.

Upacara ini biasanya dilakukan di hari-hari baik. Hari baik biasanya diberikan oleh
para pendeta setelah melalui konsultasi dan kalender Bali yang ada. Persiapan
biasanya diambil jauh-jauh sebelum hari baik ditetapkan. Pada saat inilah keluarga
mempersiapkan bade dan lembu terbuat dari bambu, kayu, kertas yang beraneka
warna-warni sesuai dengan golongan atau kedudukan sosial ekonomi keluarga
bersangkutan.

Pagi hari sebelum upacara Ngaben dimulai, segenap keluarga dan handai taulan
datang untuk melakukan penghormatan terakhir dan biasanya disajikan sekedar
makan dan minum. Pada tengah hari, jasad dibersihkan dan dibawa ke luar rumah
diletakkan di Bade atau lembu yang disiapkan oleh para warga Banjar, lalu diusung
beramai-ramai, semarak, disertai suara gaduh gambelan dan kidung menuju ke
tempat upacara. Bade diarak dan berputar-putar dengan maksud agar roh orang

19 | P a g e
yang meningal itu menjadi bingung dan tidak dapat kembali ke keluarga yang bisa
menyebabkan gangguan, dll.

Sesampainya di tempat upacara, jasad ditaruh di punggung lembu, pendeta


mengujar mantra mantra secukupnya, kemudian menyalakan api perdana pada
jasad. Setelah semuanya menjadi abu, upacara berikutnya dilakukan yakni
membuang abu tersebut ke sungai atau laut terdekat lalu dibuang, dikembalikan ke
air dan angin. Ini merupakan rangkaian upacara akhir atas badan kasar orang yang
meninggal, kemudian keluarga dapat dengan tenang hati menghormati arwah
tersebut di pura keluarga, setelah sekian lama, arwah tersebut diyakini akan
kembali lagi ke dunia.
Karena upacara ini memerlukan tenaga, biaya dan waktu yang panjang dan
lumayan besar, hal ini sering dilakukan cukup lama setelah kematian.Untuk
menanggung beban biaya, tenaga dan lain-lainnya, kini masyarakat sering
melakukan pengabenan secara massal / bersama. Jasad orang yang meninggal
sering dikebumikan terlebih dahulu sebelum biaya mencukupi, namun bagi
beberapa keluarga yang mampu upacara ngaben dapat dilakukan secepatnya
dengan menyimpan jasad orang yang telah meninggal di rumah, sambil menunggu
waktu yang baik.

KEBUDAYAAN PAPUA

1. Rumah Adat

Salah satu contoh rumah adat Papua dinamakan Honai. Honai merupakan rumah
adat Papua yang dihuni oleh suku Dani. Rumah tersebut terdiri dari dua lantai yaitu
lantai pertama sebagai tempat tidur dan lantai kedua untuk tempat bersantai,
makan dan mengerjakan kerajinan tangan. Pintu Honai amat kecil, tanpa jendela
dan atapnya terbuat dari rumput lalang.

Rumah Adat Papua

Honai terbentuk seperti jamur dengan ketinggian sekitar 4m. Rumah itu luasnya
sekitar12-16m. Dahulu anak laki laki diwajibkan berjaga jaga di Honai dari malam
hingga pagi hari, sedangkan anak perempuan/para gadis boleh tidur di Honai
secara berkelompok. Selain itu terdapat pula rumah yang berfungsi sebagai kuil
animisme. Rumah itu berbentuk kerucut tinggi keatas.

2. Pakaian Adat

20 | P a g e
Pria Papua mengenakan pakaian adat berupa hiasan kepala, kalung yang terbuat
dari gigi dan tulang hewan, kalung dari kerang, ikat pinggang dan sarung yang
berumbai rumbai. Tombak beserta, tameng dengan hiasan yang khas ikut
menyertai pakaian adatnya.
Wanitanya memakai kalung dari kerang dan gigi binatang, hiasan pada lengan
serta pakaian berumbai rumbai.

Pakaian Adat Papua

3. Tari tarian Daerah Papua

a. Tari Selamat Datang, merupakan tari yang mempertunjukkan kegembiraan hati


penduduk dalam menyambut para tamu yang dihormati.
b. Tari Musyoh, merupakan tari suci/keramat dalam upaya mengusir arwah orang
meninggal karena kecelakaan.
c. Tari Mbes, merupakan tari garapan yang berfungsi sebagai tari penyambutan
tamu. Yang unik dalam tari ini adalah adanya penggambaran tamu yang digotong
dalam posisi berlentang pada sebuah perisai. Sementara tifa, yang ritmis dinamis
ditengah perkikan perkikan khas, merupakan warna tersendiri bagi tari yang
diangkat dari daerha Asmat ini.

Tari Selamat Datang, Papua

4. Senjata Tradisional

Salah satu senjata tradisional di Papua adalah pisau belati. Senjata ini terbuat dari
tulang burung Kasuari dan bulunya menghiasi hulu belati tersebut.
Senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah busur dan panah. Busur terbuat
dari bumbu dan kayu, sedangkan tali busur terbuat dari rotan. Anak panahnya
21 | P a g e
terbuat dari bumbu, kayu atau tulang kanguru. Busur dan panah dipakai untuk
berburu atau berperang.

Pisau Belati
5. Suku : Suku dan marga yang terdapat didaerah Papua adalah : Asmat, Dani dan
suku suku lain yang jumlahnya banyak sekali, tergantung pada keberadaan
sukunya, termasuk pula yang tergolong suku Rumpu Melanisia.

6. Bahasa Daerah : Papua.

7. Lagu Daerah : Apuse, Yamko Rambe Yamko.

KEBUDAYAAN SULAWESI

Sulawesi Utara :

1. Rumah Adat

Salah satu contoh rumah adat Sulawesi Utara dinamakan Rumah Pewaris.
Rumah ini dihuni oleh para pemimpin maupun rakyat biasa. Rumah tersebut harus
dibuat dari balok atau papak tanpa sambungan. Kayunya tak boleh bengkok
sebagai pelambang ketulusan lahir dan batin. Atapnya dari daun rumbia dan
dikanan kiri rumah terdapat tangga. Rumah pewaris mempunyai ruang tamu, ruang
keluarga, dan kamar kamar.

Kolong rumah tersebut dapat digunakan untuk tempat menyimpan alat alat
pertanian maupun alat alat perikanan.didepan rumahnya, pada bagian kanan dan
kiri masing masing terdapat sebuah tangga untuk memasuki rumah, kita harus
menaiki tangga yang sebelah kanan, sedangkan untuk keluar dari rumah, kita harus
menuruni tangga yang sebelah kiri. Seluruh rumah terbuat dari bahan kayu.

22 | P a g e
2. Pakaian Adat

Pakaian adat kaum pria Sulawesi Utara adalah tutup kepala (destar), baju model
teluk belanga dan celana panjang. Sedangkan wanitanya memakai baju kurung dan
kain panjang. Selain itu dibagian dadanya terdapat hiasan yang khas, dan
perhiasan lainnya berupa subang serta gelang. Pakaian ini berdasarkan adat
Bolaang Mongondow.

3. Tarian tarian Daerah Sulawesi Utara

a. Tari Maengket, merupakan tari pergaulan yang dilakukan secara berpasang


pasangan. Menggambarkan suasana kasih sayang dan cumbuan.
b. Tari Polopalo, adalah tari pergaulan bagi muda mudi daerah Gorontalo.
c. Tapi Panen, tari ini menggambarkan kegembiraan masyarakat Minahasa yang
secara gotong royong melaksanakan panen cengkeh dan kopra. Ditarikan oleh
sekelompok wanita, garapan tai ini didasarkan atas unsur unsur gerak tari tradisi
setempat.
d. Tari Cakalele, adalah tari yang melambangkan keprajuritan dan kegagahan.

Tari Maengket
4. Sentaja Tradisional

Keris merupakan senjata tradisional yang biasa dipakai oleh rakyat di Sulawesi
Utara. Bentuknya lurus tanpa berlekuk lekuk. Sedangkan senjata terkenal lainnya
adalah peda (semacam parang), sabel,tombak, dan perisai.
Pedan dan parang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, seperti untuk
bertani atau menyadap enau. Pedan ini bentuknya pendek dengan ukurun 50cm,

23 | P a g e
terbuat dari besi. Hulunya terbuat dari kayu yang keras dan ujungnya bercabang
dua.
Sabel termasuk jenis peda dengan ukuran lebih panjang, yaitu 1-1,5m. Hulunya
juga bercabang dua dan dipakai untuk perang, perisai sebagai penangkis terbuat
dari kayu, diberi ukiran dengan motif motif binatang atau daun daun.

Keris Sulawesi Utara


5. Suku : Suku dan marga yang terdapat didaerah Sulawesi Utara adalah : Singir,
Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondaw, Bantik, Gorontalo, dan lain lain.

6. Bahasa Daerah : Gorontalo, Mongondow, Sangir, Minahasa, dan lain lain.

7. Lagu Daerah : O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Esa Mokan, Tahapusang, Kara.

Sulawesi Tengah :

1. Rumah Adat

Rumah adat Sulawesi Tengah disebut Rumah Tambai. Rumah tambai berupa
rumah panggung dan atapnya sekaligus berfungsi sebagai dinding anak tangga
dengan jumlah ganji menandaan rumah kepala adat dan yang berjumlah genap
adalah milik penduduk desa.
Alas rumah tersebut terdiri dari balok balok yang disusun, sedangkan pondasi atau
dasarnya terdiri dari batu alam. Tangga untuk naik terbuat dari batang batang kayu
bulat dan atap rumah Tambai itu terbuat dari daun rumbai atau bumbu yang dibelah
dua.

2. Pakaian Adat

Pakaian adat untuk prianya berupa hiasan kepala yang khas, siga namanya, baju
yang menyerupai jubah yang disebut buya dan sebilah keris (pasatimpo) terselip
pada pending yang ada dipinggang.
Wanitanya memakai baju yang disebut patimah lola, kalung susun atau gena
24 | P a g e
kambora, gelang yang disebut pontodate, dan anting anting yang disebut dali.
Kepala dan dahi diberi hiasan yang dinamakan dadasa. Selain itu ia pun memakai
pending. Pakaian ini dipakai untuk upacara pernikahan di Donggala.

3. Tari tarian Sulawesi Tengah

a. Tari Lumense dari Poso merupakan tarian selamat datang untuk menyambut
tamu angung.
b. Tari Peule Cindi termasuk pula tarian untuk menyambut tamu angung. Puncak
acarany adalah dengan menaburkan bunga bagi para tamu.
c. Tari Pepoinaya tari ini menggambarkan ungkapan rasa syukur masyarakat
terhadap keberhasilan panen atau berkah kedatangan tamu tamu penting. Tari ini
digarap berdasarkan unsur ak tari tradisional dari daerah Poso, Sulawesi Tengan
yang dipadukan dengan gerak tari Moenda, Motorompio, dan Molinga.

Tari Lumense
4. Senjata Tradisional

Pasatimpo adalah senjata tradisional yang terkenal di Sulteng. Bentuk hulunya


bengkok kebawah dan sarungnya diberi tali. Senjata terkenal lainnya adalah tomak
kanjoe atau surampa (ujungnya berbentuk trisula), parang, tombak, pisau, perisai,
dan sumpitan. Senjata parang dipakai untuk bertani atau untuk berperang.
Sedangkan tomak dipergunakan untuk berburu babi, mencari ikan atauk untuk
berperang.

25 | P a g e
Pasatimpo
5. Suku : Suku dan marga yang terdapat didaerah Sulawesi Tengah
adalah Kaili, Kulawi, Mori, Pamona, Banggai, Balatar, dan lain lain.

6. Bahasa Daera : Kulawi, Kaili, Blatar, Mori, Banggai, dan lain lain.

7. Lagu Daerah : Tope Gugu, Tondok, Kadadingku.

Sulawesi Barat :
1. Rumah adat
Rumah adat Mandar, yakni rumah panggung yang memiliki bentuk yang hampir
sama dengan rumah adat suku Bugis dan Makassar. Perbedaanya pada bagian
teras (lego) lebih besar dan atapnya seperti ember miring ke depan. Bentuk rumah
panggung yang berdiri diatas tiang-tiangnya dimaksudkan untuk menghindari banjir
dan binatang buas. Dan apabila semakin tinggi tingkat kolong rumah menandakan
semakin tinggi pula tingkat status sosial pemiliknya. Atap rumah umumnya terbuat
dari sirap kayu besi, bambu, daun nipah, rumbia, ijuk atau ilalang. Tangga terbuat
dari kayu (odeneng) atau bambu (sapana) dengan jumlah anak tangganya ganjil.
Tingkat dinding berbentuk segitiga yang bersusun sebagai atap juga menunjukan
kedudukan sosial pemilik rumah.

2. Pakaian Tradisional
Di Sulawesi Barat mempunyai keragaman baju tradisionalnya. Pakaian tradisional
Sulawesi Barat biasanya dikenakan dalam pertunjukan tari, acara pernikahan dll
yang memiliki keragaman dalam busananya.
Pakaian adat pada pria mengenakan jas yang tertutup dan berlengan panjang,
dipadukan celana panjang sebagai pakaian bawahnya. Terdapat kain sarung yang

26 | P a g e
dililitkan pada pinggangnya sampai kelutut. Sedangkan pakaian adat pada wanita
Sulawesi Barat mengenakan baju Bodo dengan dihiasi kalung, gelang serta
giwang. pada bagian kepala dikenakan sanggul dan beberapa hiasannya. Pakaian
bawah dikenakan sarung yang dikenakan seperti rok.

pakaian adat Sulawesi Barat


3. Tari Daerah
- Tari Bamba Manurung, ditujukan sewaktu acara pesta Adat Mamuju yang dihadiri
oleh para penghulu adat beserta para tokok adat. Pakaian tari ini disebut baju
Badu, dan di hiasi oleh bunga melati beserta kipas sebagai perlengkapan tarinya.

- Tari Bulu Londong, ditujukan pada acara Rambutuka sebagai rasa syukur
penduduknya.Pakaian tari ini mengenakan baju adat Mamasa yang berbahan bulu
burung. Perlengkapan tari yang dipakai adalah terompet, pedang atau tombak,
sengo, kepala manusia dll.

- Tari patuddu ditujukan dalam acara untuk menyambut para tetamu dari luar
maupun dalam negeri. Tarian ini merupakan tarian suku Mandar yang tinggal di
Sulawesi Barat.

Tari Patuddu

4. Senjata Tradisional: Badik

27 | P a g e
Badik atau badek bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan
Makassar.

Badik
5. Suku-suku Sulawesi Barat: ada terdiri dari Makassar (1,59%),Toraja (13,95%),
Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Suku Mandar (49,15%), dan suku lainnya (19,15%).

6. Lagu Daerah: Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk.

7. Bahasa Daerah: Bahasa Mandar, Bahasa Bugis, Bahasa Toraja, Bahasa


Makasar

8. Alat Musik Tradisional: Kecapi, cara memainkannya dengan dipetik pada


bagian senarnya.

Sulawesi Selatan :

1. Rumah Adat

Rumah adat Sulawesi Selatan disebut Tongkonan. Tongkonan adalah rumah adat
orang Toraja di Sulawesi Selatan. Kolong rumah itu berupa kandang kerbau belang
atau tedong bonga. Kerbau ini merupakan lambang kekayaan, disepan rumah
tersusun tanduk tanduk kerbau,sebagai perlambang pemiliknya telah berulang kali
mengadakan upacara kematian secara besar besaran. Tongkonan terdiri dari 3
ruangan yaitu ruang tamu, ruang makan, dan ruang belakang.

28 | P a g e
Rumah Adat Tongkongan
2. Pakaian Adat

Pakaian adat Selawesi Selatan yang dipakai prianya berupa tutup kepala, baju
yang disebut baju bella dada, sarung yang disebut tope, keris tata ropprng
(terbungkus dari emas seluruhnya) dan gelang nada yang disebut pottonaga.
Sedangkan wanitanya memakai ikat kepala, baju lengan pendek, Tope atau sarung
dengan rantainya, ikat pinggang dengan sebilah keris terselip didepan perut.
Perhiasan yang dipakai adalah anting anting panjang atau bangkara arowe, kalung
tunggal atau geno sibatu dan gelang tangan. Pakaian ini berdasarkan adat Bugis
Makasar.

3. Tari tarian Daerah Selawesi Selatan

a. Tari Kipas, yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan


kipas dalam suasana gemuaku sambil mengikuti alunan lagu.
b. Tari Basaro,merupakan tarian untuk menyambut para tamu terhormat. Gerak
gerakkan badannya sangat luwes.
c. Tari Boda, yang mendasarkan garapannya pada unsur gerak tari tradisional
yang berkembang di Kabupaten Selayar. Dengan iringan musik Boda kesuluruhan
gerakkannya menggambarkan luapan kegembiraan gadis gadis dimalam terang
bulan pada saat menjelang musim panen.

29 | P a g e
Tari Kipas
4. Senjata Tradisional

Badik merupakan senjata tradisional yang sangat terkenal di Sulawesi Selatan.


Bentuknya kokoh dan cukup mengerikan. Senjata terkenal lainnya adalah peda
(semacam perang), sabel, tombak, dan perisai.

Badik
5. Suku : Bugis, Makkasar, Mandar, Toraja, dan lain lain.

6. Bahasa Daerah : Makkasar, Bugis, Toraja, Mandar, dan lain lain.

7. Lagu Daerah : Angin Mamiri, Pakarena, Marencong.

KEBUDAYAAN KALIMANTAN

Aneka Ragam Kebudayaan Kalimantan :


Kebudayaan merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
siapa pun, termasuk pulau yang terkenal dengan hutan hujan tropisnya ini. Dalam
subbab ini, akan dibahas berbagai hal mengenai kebudayaan pulau Kalimantan.
Dari mulai rumah adat, tarian adat, dan hal lain yang menjadi ciri khas dari wilayah
tersebut.Rumah AdatKebudayaan kalimantan bisa dilihat dari rumah adat yang
didiami oleh penduduk setempat. Rumah Adat Kalimantan disebut juga Rumah
Betang. Kebanyakan rumah Betang di diami oleh suku Dayak yang banyak ditemui
di provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.; Ciri-ciri Rumah Betang
adalah:

Bentuk panggung.
Bentuknya memanjang dengan bagian hulu searah dengan matahari terbit dan
hilirnya ke arah matahari tenggelam.

Tarian Daerah

Tari Baksa Kembang

30 | P a g e
Tari ini berasal dari daerah Kalimantan Selatan. Tarian ini biasanya untuk
menyambut tamu agung yang datang ke daerah Kalimantan Selatan. Para
penarinya terdiri dari para wanita yang dapat ditarikan beramai-ramai atau secara
tunggal. Tari Baksa Kembang menggambarkan seorang putri yang sedang memetik
bunga di taman diiringi tabuhan gamelan khas Banjar dan busana yang penuh
manik-manik.

Tari Tambun Bungai


Tarian ini berasal dari Kalimantan Tengah yang mengisahkan tentang
kepahlawanan Tambun dan Bungai mengusir musuh yang akan merampashasil
panen rakyat.

Tari Balean Dadas


Tarian Balean Dadas juga berasal dari Kalimantan Tengah. Tarian ini merupakan
ritual untuk memohon kesembuhan bagi penduduk yang sakit.

Tari Gong
Tari Gong berasal dari Kalimantan Timur. Tarian ini biasanya ditarikan dalam
upacara penyambutan tamu agung atau pada upacara kelahiran anak dari seorang
kepala suku.

Tari Perang
Tarian ini juga berasal dari Kalimantan Timur yang menggambarkan peperangan
dua orang pemuda dalam memperebutkan seorang gadis yang diimpikan.<strong>;
Senjata</strong>; Kebudayaan Kalimantan yang terkenal dapat dilihat dari senjata
penduduknya yang mayoritas adalah suku banjar dan suku Dayak. Senjata mereka
yang terkenal hingga dunia internasional adalahmandau dan talawang.

Mandau
Mandau sangat dipercaya mempunyai unsur magis dan biasanya digunakan untuk
ritual-ritual adat tertentu seperti perang, pengayauan (pemenggalam kepala
musuh), perlengkapan tarian adat dan perlengkapan upacara adat. Mandau
memiliki tingkat kesaktian yang berbeda-beda tergantung proses pembuatannya.
Biasanya tingkat kesaktian mandau menjadi sangat tinggi jika pada proses
pembuatannya banyak kepala lawan yang di-kayau (dipenggal). Penduduk
mempercayai roh dari lawan yang dipenggal tersebut akan berdiam di dalam
Mandau.; Dengan berkembangnya zaman, fungsi Mandau pada saat ini berubah
menjadi barang koleksi serta digunakan sebagai senjata untuk berburu,
memangkas semak dan sebagai hiasan dinding.

Talawang
Talawang adalah salah satu senjata yang digunakan oleh suku Dayak untuk
mempertahankan diri dari serangan musuh. Talawang ini biasanya terbuat dari
kayu yang kuat. Senjata ini sangat ringan sehingga pada saat mempertahankan diri
dapat dipegang pada bagian depan tubuh. Bentuk Talawang persegi enam
memanjang dengan ukuran kurang lebih satu meter dan lebar setengah meter.;
Bentuk Talawang tersebut dibuat sedemikian mungkin agar dapat menutupi dada
sehingga berguna untuk menangkis serangan mandau atau tombak musuh. Pada
bagian depan Talawang biasanya dihiasi dengan bentukTopeng (hudo), Pilin

31 | P a g e
Ganda atau Lidah api.; Selain sebagai alat pertahanan diri, Talawang juga
merupakan pelengkap tarian adat yang penggunaannya bersamaan dengan
Mandau.

Nama Suku yang Ada di Kalimantan


Selain asal-usul dan beragam budaya mengenai Pulau Kalimantan, ada lagi hal
yang membuat Kalimantan sangat dikenal oleh masyarakat. Hal tersebut adalah
suku bangsa yang terdapat di wilayah Pulau Kalimantan. Selama ini mungkin kita
hanya mengenal suku Dayak sebagai suku yang ada di Kalimantan. Namun,
sebenarnya terdapat banyak ragam suku bangsa yang hidup di tanah Kalimantan
tersebut yang juga berasal dari aneka rumpun yang berbeda. Suku-suku bangsa
tersebut antara lain adalah :
1. Suku Kutai
2. Suku Banjar
3. Suku Berau
4. Suku Bajau (Rumpun Banjar)
5. Suku Paser
6. Suku Tunjung
7. Suku benuaq
8. Suku bentiaq (rumpun Ot Danum)
9. Suku Bukat
10. Suku Busang
11. Suku Ohong
12. Suku Penihing
13. Suku Punan
14. Suku Modang
15. Suku Basap
16. Suku Punan Sului
17. Suku Punan Beketan
18. Suku Puann Murut
19. Suku Badeng
20. Suku Bakung
21. Suku Merab
22. Suku Wehea (rumpun Punan)
23. Suku Kenyah
24. Suku Kayan
25. Suku Bahau
26. Suku Umaq
27. Suku Lapo
28. Suku Saq
29. Suku Huang Tering
30. Suku Long
31. Suku Touk (rumpun Apo Kayan)
32. Suku Tidung
33. Suku Bulungan
34. Suku Tagol
35. Suku Berusuh
36. Suku Ludanyeh
37. Suku Tinggalan
38. Suku Abai (rumpun Tidung)

32 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebudayaan tersebut telah menjadi jati diri sebagai bangsa Indonesia. Dunia
internasional mengenal Indonesia salah satunya darikeanekaragaman budaya
yang dimiliki.Budaya lokal tersebut harus dijaga dan dilestarikan agar dapat
memperkokohketahanan budaya bangsa. Selain itu kita harus memahami arti
kebudayaan sertamenjadikan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia
sebagai sumber kekuatanuntuk ketahanan budaya bangsa. Selain itu diperlukan
pula antisipasi atau cara-caraagar budaya lokal tidak bercampur dengan budaya
asing. Pemerintah dan Masyarakatsangat berperan penting dalam kelestarian
budaya lokal demi terwujudnya ketahananbudaya nasional Indonesia.

33 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/02/budaya-lokal-pengertian-macam-
macam-contoh-ciri-ciri.html

http://yudiyahman.blogspot.co.id/2013/04/makalah-kearifan-budaya-lokal-
cerminan.html

https://wayansumendra.wordpress.com/2013/08/25/kearifan-lokal-budaya-3/

http://p2x9-47-arif.blogspot.co.id/2013/05/macam-macam-kebudayaan-yang-ada-
di.html

34 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai