Anda di halaman 1dari 14

1

Masyarakat dan Budaya:


Kebhinekaan

PENDAHULUAN
A. Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya dengan judul “Masyarakat dan Budaya: Kebhinekaan”. Bagi kami
makalah ini amatlah penting, yang mana menjadi salah satu syarat dalam
tugas yang diberikan oleh dosen pengajar serta demi kelancaran proses
pembelajaran. Serta shalawat dan salam selalu kami haturkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Uswatun Nisa
MA. selaku dosen pengampu kami pada mata kuliah “Pendidikan Keluarga
dan Mayarakat”, juga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
serta motivasi kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih
baik lagi. Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi kita semua dan bermanfaat di waktu yang akan
datang.

Banjarmasin, 3 Juni 2022

Penulis
2

B. Tujuan Pembelajaran
 Untuk mengetahui keragaman budaya dan sosial
 Untuk mengetahui keberterimaan terhadap perbedaan
C. Tujuan Sub Pembelajaran
 Memahami realitas keragaman budaya dan mengembangkan sikap
 Membanggakan budaya daerah dan nasional serta melestarikan nilai-nilai
budaya yang berbeda-beda
 Mengembangkan sikap keberterimaan terhadap perbedaan
D. Deskripsi Singkat Pembahasan
Keragaman sosial dan budaya atau “cultural diversity” adalah
keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman sosial dan budaya di
Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin dalam berbagai kebudayaan
lokal yang berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak muncul
begitu saja, melainkan karena adanya pengaruh-pengaruh yang timbul dan
tumbuh di masyarakat, sehingga membentuk suatu kebudayaan tersebut.
Perkembangan budaya lokal di setiap daerah tentu memiliki peran yang
signifikan dalam meningkatkan semangat nasionalisme, karena budaya lokal
tersebut mengandung nilai-nilai sosial masyarakat.
Keberterimaan terhadap perbedaan juga bisa disebut sebagai toleransi.
Sikap toleransi ini berarti sikap yang bisa menerima, menghargai dan
menghormati perbedaan suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat istiadat
kelompok lainnya. Sikap toleran ini sangat penting ditingkatkan dalam diri
siswa sejak dini karena negara Indonesia adalah negara yang multicultural.
Dengan meningkatkan sikap toleransi pada diri siswa, maka masalah-masalah
yang berkaitan dengan keberagaman sosial budaya akan dapat dikendalikan,
sehingga tidak mengarah pada pertentangan sosial yang dapat mengancam
diisintegrasi nasional khususnya di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.
3

URAIAN MATERI
A. Latar Belakang
Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang
bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia
tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan
persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa,
agama dan kepercayaan. Semboyan Bhineka Tunggal Ika menunjukkan bukti
keanekaragaman Indonesia yang patut dijunjung tinggi, serta saling
menghargai perbedaan. Perbedaan bukan alasan untuk saling memecah belah
ikatan persaudaraan. Meski sangat beragam, bangsa Indonesia tetap satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Di sinilah arti Bhinneka Tunggal Ika
yang sesungguhnya.
Keanekaragaman budaya atau yang biasa disebut dengan multikultural,
dewasa ini kian menjadi perhatian dari berbagai negara yang ada di dunia.
Banyak pandangan yang bermunculan mengenai keanekaragaman ini,
sebagian memandang bahwa keanekaragaman budaya ini merupakan hal
positif yang mampu memperkaya suatu negara, namun tidak sedikit pula yang
menganggap bahwa keanekaragaman adalah suatu hal yang negatif, karena
keanekaragaman ini berpotensi menjadi akar dari munculnya sebuah konflik
di dalam suatu negara.
Pentingnya suatu toleransi dan kebudayaan adalah sebagai pondasi
karakter bangsa. Kebudayaan memiliki fungsi yang begitu sentral dan utama
sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena suatu bangsa akan
menjadi besar jika nilai kebudayaan telah mengakar atau mendarah daging
dalam sendi kehidupan masyarakat. Jika kita mengamati secara cermat
manusia dan kebudayaan merupakan unsur yang begitu penting, karena
Kebudayaan adalah pola hidup menyeluruh yang bersifat kompleks, abstrak,
dan luas, dan banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif
unsur-unsur sosial budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan manusia.
4

B. Keragaman Budaya dan Sosial


a. Pengertian Keragaman Budaya dan Sosial
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keragaman memiliki arti
beragam-ragam, berjenis-jenis. Sedangkan menurut situs resmi Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, keragaman adalah suatu
kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam berbagai
bidang. Contohnya perbedaan suku bangsa, adat istiadat, budaya, dan agama.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan
suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang
dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Keberagaman dalam budaya Indonesia tercermin dalam berbagai
kebudayaan lokal yang berkembang di masyarakat. Keragaman tersebut tidak
muncul begitu saja, melainkan karena adanya pengaruh-pengaruh yang timbul
dan tumbuh di masyarakat, sehingga membentuk suatu kebudayaan tersebut.
Perkembangan budaya lokal di setiap daerah tentu memiliki peran yang
signifikan dalam meningkatkan semangat nasionalisme, karena budaya lokal
tersebut mengandung nilai-nilai sosial masyarakat.1
Keragaman sosial adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
keanekaragaman atau perbedaan dalam suatu masyarakat atau lingkup
tertentu.Keragaman sosial terjadi karena beribu-ribu jenis suku,agama yang
ada di indonesia bercampur menjadi satu.karena kita hidup dengan berbagai
macam orang dari beberapa daerah dan suku.
Budaya Indonesia adalah suatu kebiasaan ataupun keanekaragaman yang
telah dimiliki bangsa indonesia, baik budaya lokal,nasional maupun
internasional. Budaya di Indonesia sangat beragam sekali, mulai dari tarian

1
Fatih Sukamdani, “Dampak Modernisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat Kampung
Benda Kerep”, (Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia: Cirebon, 2017), Hal. 1.
5

daerah, musik daerah dan sekarang peran kita sebagai pemuda Indonesia
adalah mempertahankannya.
Keberagaman suku bangsa/sosial dan budaya adalah perbedaan yang
ditinjau dari sisi kelompok etnik dengan budaya yang dimilikinya. Indonesia
sangat kaya dengan suku bangsa yang tersebar di berbagai penjuru. Setiap
suku memiliki ciri khasnya masing-masing seperti adat, budaya, kepercayaan,
bahasa, dan sebagainya.
b. Unsur-unsur Keragaman Budaya dan Sosial
Keragaman dalam suatu kebudayaan setiap masyarakat, baik kebudayaan
yang sederhana maupun yang modern memiliki unsur-unsur kebudayaan.
Setiap unsur tersebut akan saling berkaitan dan membentuk suatu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan. Unsur-unsur keragaman budaya dan sosial
tersebut antara lain:
1) Suku bangsa dan ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai
Merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya
pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang
sama seperti rambut, warna kulit, ukuran, tubuh, mata, ukuran kepala, dan
lain sebagainya.
2) Agama dan keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi
manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih
tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan
pancaindra. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain
adalah:
a) Berfungsi edukatif: ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh
dan melarang.
b) Berfungsi penyelamat.
c) Berfungsi sebagai perdamaian.
d) Berfungsi sebagai social control.
e) Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas.
6

f) Berfungsi transformatif.
g) Berfungsi sublimatif.
3) Ideologi dan politik
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang
berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena
merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.
4) Tata krama
Tata krama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “adat, sopan
santun, basa basi” pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat
istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
5) Kesenjangan ekonomi dan sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan
bermacam tingkat, pangkat, dan strata sosial.
Menurut para ahli antropologi memiliki pandangan yang berbeda dalam
merumuskan unsur-unsur suatu kebudayaan. Melville J. Herskovits
merumuskan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu sebagai berikut:
1. Alat-alat teknologi (Technological equipment)
2. Sistem ekonomi (Economic system)
3. Keluarga (Family)
4. Kekuasaan politik (Political control)
Adapun menurut Bronislaw Malinowsky, suatu kebudayaan harus
memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut:
1. Sistem norma yang memungkinkan masyarakat untuk saling bekerja
sama sehingga dapat menguasai dan menaklukan alam sekitar.
2. Organisasi ekonomi.
3. Alat dan Lembaga Pendidikan, yaitu keluarga yang merupakan Lembaga
Pendidikan utama.
4. Organisasi kekuasaan.2
c. Faktor Penyebab Keragaman Budaya dan Sosial

2
Tedi Sutardi, “Antropologi: Mengungkapkan Keragaman Budaya”, (Bandung: Grafindo
Media Pratama, 2007), Hal. 34.
7

Ada 3 (tiga) faktor utama yang mendorong terbentuknya keberagaman


budaya Indonesia sebagai berikut:
1. Latar belakang historis
Dalam perjalanan sejarah menyebutkan bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Yunani (wilayah Cina Bagian Selatan). Sebelum
tiba di Nusantara mereka berhenti di berbagai tempat dan menetap dalam
jangka waktu yang lama, bahkan mungkin hingga beberapa generasi.
Selama bermukim di tempat-tempat tersebut, mereka melakukan adaptasi
dengan lingkungannya. Mereka mengembangkan pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan-keterampilan khusus sebelum melakukan
perjalanan. Dengan perbedaan pengalaman dan pengetahuan telah
menyebabkan timbulnya perbedaan suku bangsa dengan budaya yang
beraneka ragam di Indonesia.
2. Perbedaan kondisi geografis
Indonesia adalah suatu negara yang terdiri dari pulaupulau dan
terhubung oleh laut dangkal sehingga memiliki potensi yang sangat besar.
Pulau-pulau tersebut tersebar di wilayah Indonesia dan membentuk relief
yang sangat beragam. Keadaan geografis yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia menyebabkan banyaknya suku bangsa yang dimiliki (Supriatna,
Ruhimat, & Kosim, 2006). Perbedaan-perbedaan kondisi geografis telah
melahirkan berbagai suku bangsa dan keberagaman budaya Indonesia. Hal
itu berkaitan dengan: pola kegiatan ekonomi, perwujudan kebudayaan
yang ada contohnya: nelayan, pertanian, kehutanan, dan perdagangan.
Sehingga mereka akan mengembangkan corak kebudayaan yang khas dan
cocok dengan lingkungan geografis mereka tanpa mengganggu
kebudayaan yang lainnya.
3. Keterbukaan terhadap kebudayaan luar
Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka dengan budaya
yang berasal dari luar. Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya budaya
asing mempengaruhi budaya lokal sehingga menimbulkan keberagaman
masyarakat yang tersebar luas di wilayah Indonesia. Daerah yang mudah
8

terpengaruh yaitu daerah pesisir pantai sedangkan daerah yang jauh dari
pantai kecil kemungkinan mengalami pengaruh dari budaya luar sehingga
menimbulkan corak kebudayaan yang khas atau berbeda. Hal ini dapat
dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keanekaragaman
masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh asing pertama yaitu
ketika orang-orang India, Cina, dan Arab di susul oleh bangsa Eropa.
Bangsa tersebut datang membawa kebudayaan yang beraneka ragam.3
Daerah-daerah yang relatif terbuka, khususnya daerah pesisir paling
cepat mengalami perubahan. karena:
a. Dengan semakin banyaknya sarana dan prasarana transportasi;
b. Hubungan antar kelompok semakin intensif; dan
c. Semakin sering mereka melakukan pembauran.
Sementara daerah-daerah yang terletak jauh dari pantai umumnya tidak
banyak terpengaruh budaya luar, sehingga kebudayaannya berkembang
dengan corak khas. Contoh: Jakarta salah satu contoh kota pelabuhan,
memiliki corak kebudayaan yang cukup beragam yaitu dengan adanya
Budaya Betawi memiliki sedikit budaya Cina, Arab, dan India. Hal ini
diakibatkan oleh beragamnya orang yang datang/singgah di kota ini sehingga
terjadinya pembauran kebudayaan.
d. Manfaat Keragaman Budaya dan Sosial
Tidak semua negara memiliki keberagaman budaya seperti yang dimiliki
oleh negara Indonesia. Dengan demikian, keberagaman budaya memberikan
manfaat bagi bangsa kita.
Beberapa manfaat keberagaman budaya, sebagai berikut:
1. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa
daerah dapat memperkaya perbendaharaan istilah dalam bahasa
Indonesia.

3
Katharina Elsiana, Iskandar Ladamay, dan Ludovikus Bomans Wadu, “Hubungan Antara
Keberagaman Budaya Terhadap Sikap Toleransi Antar Mahasiswa Di Universitas Kanjuruhan
Malang”, (Jurnal: Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Pembelajaran Bagi Guru dan Dosen,
Vol. 3, Tahun 2019, Hal. 2.
9

2. Dalam biang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan


objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa.
e. Peran Masyarakat Dalam Menjaga Keragaman Budaya
Peran masyarakat dalam menjaga keragaman dan keselarasan budaya
antara lain sebagai berikut:
1. Mengembangkan sikap saling menghargai terhadap nilai-nilai dan norma
sosial yang berbeda-beda dari anggota masyarakat, tidak mementingkan
kelompok, ras, etnik atau kelompok agamanya;
2. Meninggalkan sikap primordialisme terutama yang menjurus pada sikap
etnosentrisme dan ekstremismu (berlebih-lebihan);
3. Menegakkan supremasi hukum yang artinya suatu peraturan formal harus
berlaku pada semua warga negara tanpa memandang kedudukan sosial,
ras, etnik dan agama yang mereka anut;
4. Mengembangkan rasa nasionalisme terutama melalui penghayatan
wawasan berbangsa dan bernegara namun menghindari sikap chauvimisme
yang akan mengarah pada sikap ekstrem dan menutup diri akan perbedaan
yang ada dalam masyarakat;
5. Menyelesaikan semua konflik dengan cara yang akomodatif melalui
mediasi, kompromi, dan adikasi;
6. Mengembangkan kesadaran sosial.
Selain itu, budaya juga memiliki hubungan satu sama lain dengan sastra.
Sastra memang memegang peran yang sangat penting dalam membangun
keragaman budaya jika dilihat dari perspektif sejarah. Sejak masa balai
pustaka hingga sekarang, karya-karya yang dihasilkan dari tangan para
sastrawan ternyata mampu mengubah pola pikir pembaca, bahkan dapat
memperbaiki serta menciptakan tindakan maupun kebiasaan yang berkaitan
dengan kebudayaan yang ada.4

C. Keberterimaan Terhadap Perbedaan

4
Wilda Fizriyani, “Peranan Sastra Indonesia Dalam Membangun Keragaman Budaya:
Perspektif Sejarah”, (Jurnal: Dialektika, Vol. 1 No. 1, 2014), Hal. 146.
10

Keberterimaan menurut KBBI berarti “dapat diterima” atau “hal atau


keadaan berterima”. Jadi keberterimaan adalah dapat diterimanya suatu
keadaan oleh masyarakatnya.5 Adapun perbedaan berarti sesuatu yang
menjadikan berlainan (tidak sama) antara benda yang satu dan benda yang
lain.
Memiliki sikap keberterimaan terhadap sesuatu yang berbeda nampaknya
bukan permasalahan bisa atau tidak bisa, tetapi lebih pada mau atau tidak mau
melakukannya. Tidak jarang akibat tidak mau menerima perbedaan,
pertikaian dan baku hantam terjadi. Tentu ini merupakan buah dari
ketidaksiapan kita untuk menerima sesuatu yang berbeda dari diri kita.
Beragamnya perbedaan yang ada pada hakikatnya menjadi bentuk keadilan
dari Sang Maha Pencipta. Dalam perbedaan Tuhan ingin mengajarkan kepada
kita semua bahwa hidup itu tidak satu warna, tetapi banyak warna. Berbagai
macam kultur sosial yang muncul merupakan buah dari keindahan hidup yang
terpancar dari keadilan Tuhan bagi hambaNya. Sehingga dalam Al-Qur’an
memberikan gambaran yang jelas kepada kita semua bahwa dibalik
perbedaan itu terkandung sejuta hikmah yang bisa kita petik.6
Dalam konteks berbangsa dan bernegara, referensi ke arah membangun
semangat toleransi dana persatuan tampaknya telah tergambar jelas dalam
sejarah nasional ketika para perjuang kemerdekaan menunjukkan semangat
persatuan dan kesatuan berada di atas segala perbedaan. Falsafah Bhineka
Tunggal Ika menjadi daya dorong yang sangat efektif untuk menggerakkan
rakyat Indonesia yang heterogen menuju tujuan yang sama.7
Bhineka Tunggal Ika memberikan makna bahwa berbeda-beda tetapi
tetap satu. Makna yang demikian sesungguhnya mengarahkan pada
pemahaman bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beranekaragam
agama suku dan budayanya. Berdasar pada perbedaan inilah maka muncul
semangat untuk mampu hidup berdampingan dan menjunjung toleransi yang
5
(https://www.kamusbesar.com/keberterimaan) dikutip 02/06/2022 pada 07.26.
6
Darsono Yusin Sali, Meneguhkan Nilai Keislaman-Keindonesiaan, (Yogyakarta: Deepublish
2018), h. 7.
7
M. Mustanadi, Al-Qur’an dan Visi-Visi Transformatif, (Yogyakarta: Bintang Pusaka Madani
2021), h. 162.
11

menjadi amalan sila ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia”. 8 Sehingga dapat


disimpulkan bahwasanya perbedaan bukan menjadi suatu masalah yang harus
diperdebatkan namun harus diterima dengan saling menghargai dan toleran
dalam kehidupan.
Toleransi secara etimologi disebutkan dalam KBBI yaitu sesuatu yang
bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan)
pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan
sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
Adapun toleransi secara terminologi didefinisikan Abu A’la Maududi, yaitu
suatu sikap menghargai kepercayaan dan perbuatan orang lain meskipun hal
tersebut merupakan sesuatu keliru menurut pandangan kita. Kita tidak
menggunakan cara-cara kekerasan dan pemaksaan untuk mengubah
keyakinannya, atau dengan menghalang-halangi mereka melakukan sesuatu.9
Konsep toleransi merupakan solusi dalam membina interaksi yang
harmonis antar manusia. Toleransi mengajarkan untuk menjaga nilai-nilai
kemanusiaan. Salah satu diantaranya adalah prinsip keadilan. Keadilan
hendaknya menjadi asas pertama dalam menciptakan kehidupan yang damai
dan harmonis. Keadilan mencakup persamaan di berbagai dimensi, terutama
dalam bidang hukum, politik dan keamanan. Tidak boleh melakukan
perbuatan yang diskriminatif. Juga memberikan kesempatan yang sama dalam
bekerja, berpolitik, dan berkontribusi bagi negara.10

8
Alfi Sihati, dkk, Kebhinekaan dan Keberagaman: Integrasi Agama Di Tengah Pluralitas,
dalam Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 2 No. 9 2022, h. 2948.
9
Mohammad Fuad Al-Amin Mohammad Rasyidi, “KonsepToleransi dalam Islam dan
Implementasinya di Masyarakat Indonesia”, dalam Jurnal Madaniyah, Vol. 9 No. 2 2019, h. 280.
10
Ibid, h. 285
12

PENUTUP
A. Rangkuman
Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia yang merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-
kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional sendiri memiliki banyak bentuk
karena pada dasarnya berasal dari jenis dan corak yang beraneka ragam,
namun hal itu bukanlah menjadi masalah karena dengan hal itulah bangsa kita
memiliki karakteristik tersendiri.
Untuk memelihara dan menjaga eksistensi kebudayaan bangsa kita, kita
bisa melakukan banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar-
seminar yang bernafaskan kebudayaan nasional sehingga akan terjagalah
kebudayaan kita dari keterpurukan karena persaingan dengan budaya luar.
Dan dalam menyikapi keberagaman yang ada kita harus bisa bercermin pada
inti kebudayaan kita yang beragam itu karena pada dasarnya segalanya
bertolak pada ideologi Pancasila.
Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu perlu
dikembangkan berbagai sikap dan paham yang dapat menangkis
kesalahpahaman dan membangun benteng saling pengertian. Gagasan yang
menarik untuk diangkat dalam konteks ini adalah mulkulturalisme dan sikap
toleransi dan empati.

B. Saran
Demikian makalah tentang Masyarakat dan Budaya: Kebhinekaan yang
kami buat, mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok kami,
meskipun penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, minimal kita dapat
mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan
kelompok kami, karena kami manusia yang hanya tempatnya dosa dan salah.
Kami sebagai penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekhilafan
pada makalah ini, untuk itu diharapkan ke depannya bagi para pembaca agar
lebih memperdalam pembahasan dan lebih memperbanyak referensi sehingga
13

mengetahui dengan pasti materi yang telah disampaikan sebelumnya pada


makalah ini.
14

DAFTAR REFERENSI
Elsiana, Katharina, Iskandar Ladamay, dan Ludovikus Bomans Wadu,
“Hubungan Antara Keberagaman Budaya Terhadap Sikap Toleransi Antar
Mahasiswa Di Universitas Kanjuruhan Malang”, Jurnal: Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan dan Pembelajaran Bagi Guru dan Dosen, Vol. 3, Tahun
2019.
Fizriyani, Wilda, “Peranan Sastra Indonesia Dalam Membangun Keragaman
Budaya: Perspektif Sejarah”, Jurnal: Dialektika, Vol. 1 No. 1, 2014.
(https://www.kamusbesar.com/keberterimaan) dikutip 02/06/2022 pada 07.26.
M. Mustanadi, Al-Qur’an dan Visi-Visi Transformatif, Yogyakarta: Bintang
Pusaka Madani 2021.
Rasyidi, Mohammad Fuad Al-Amin Mohammad, “Konsep Toleransi dalam Islam
dan Implementasinya di Masyarakat Indonesia”, dalam Jurnal Madaniyah,
Vol. 9 No. 2, 2019.
Sukamdani, Fatih, “Dampak Modernisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat
Kampung Benda Kerep”, Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia:
Cirebon, 2017.
Sutardi, Tedi, “Antropologi: Mengungkapkan Keragaman Budaya”, Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2007.
Sihati, Alfi, dkk, Kebhinekaan dan Keberagaman: Integrasi Agama Di Tengah
Pluralitas, dalam Jurnal Inovasi Penelitian, Vol. 2 No. 9 2022.
Yusin Sali, Darsono, Meneguhkan Nilai Keislaman-Keindonesiaan, (Yogyakarta:
Deepublish 2018.

Anda mungkin juga menyukai