Karya tulis ini disusun untuk tugas terstruktur mata pelajaran Bahasa
Indonesia
oleh:
Michelle Quincy Santoso / 6798 / XI IPA 1
i
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar .............................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
D. Manfaat..................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3
A. Kajian Teori.............................................................................................. 3
B. Kajian dan Hasil Penelitian ...................................................................... 12
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................... 18
A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 18
1. Tempat dan Waktu. ............................................................................. 18
2. Metode Penelitian................................................................................ 18
BAB 4 HASIL PENELITIAN .................................................................... 19
A. Analisis Data ............................................................................................ 19
B. Pembahasan .............................................................................................. 21
BAB 5 PENUTUP ........................................................................................ 25
A. Kesimpulan............................................................................................... 25
B. Saran ......................................................................................................... 25
Daftar Gambar ............................................................................................ 26
Daftar Tabel................................................................................................. 27
Daftar Pustaka............................................................................................. 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah karya ilmiah sebagai
berikut.
1. Bagaimana tata cara kesenian bantengan di Mojokerto?
2. Bagaimana pesan moral dari kesenian bantengan?
3. Mengapa bantengan berhubungan erat dengan hal mistis?
4. Bagaimana cara melestarikan kesenian bantengan?
5. Bagaimana peran generasi muda dan pemerintah terhadap kesenian bantengan
di Mojokerto?
C. Tujuan Penulisan Laporan Karya Ilmiah
1. Untuk mengetahui tata cara kesenian bantengan di Mojokerto.
2. Untuk mengetahui pesan moral dari kesenian bantengan.
3. Untuk mengetahui hubungan erat bantengan dengan hal mistis.
4. Untuk mengetahui cara melestarikan kesenian bantengan.
1
5. Untuk mengetahui peran generasi muda dan pemerintah terhadap pelestarian
kesenian bantengan di Mojokerto.
D. Manfaat Penulisan Laporan Karya Ilmiah
1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan dalam menulis dan membaca.
2. Siswa dapat belajar untuk menulis karya ilmiah.
3. Sebagai bahan referensi pembaca.
4. Memperluas dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Menurut Koentjaraningrat kebudayaan daerah adalah satu konsep
dengan suku bangsa dan suatu kebudayaan tidak terlepas dari pola kegiatan
masyarakat. Keragaman di tiap daerah bergantung pada factor geografis.
Dikarenakan semakin luas suatu wilayah maka semakin banyak persamaan dan
perbedaan kebudayaan. Hal ini yang menjadikan setiap daerah memiliki
karakteristik dan kekhasan yang berbeda-beda.
Gambar 2. 1 Koetjaraningrat
3
Kelompok kebudayaan yang hidup di hutan rimba.
Aktivitas yang biasanya dilakukan adalah dengan menebang
pohon, membakar ranting, menebang daun-daun dan ranting.
Setelah itu, mereka biasanya menanam berbagai macam
tanaman pangan. Tetapi, mereka akan meninggalkan ladang
tersebut jika sudah ditanami sebanyak 2 sampai 3 kali.
4. Kebudayaan Nelayan
Kelompok kebudayaan ini hidup di daerah pantai dan
umumnya terdapat di daerah muara sungai atau teluk. Kemajuan
teknologi di daerah ini berupa pembuatan kapal dan cara
pelayaran di laut.
5. Kebudayaan Petani Pedesaan
Kelompok kebudayaan ini yang terbesar di dunia karena
merupakan satu kesatuan ekonomi, social budaya, dan
administrative. Hal ini biasanya membangun kebersamaan dan
gotong royong antar sesama.
4
Gambar 2. 3 Keanekaragaman Budaya
Salah satu contoh dari kebudayaan daerah adalah Bantengan yang merupakan
seni pertunjukan budaya Jawa yang menghubungkan unsur sendratari, kanurangan,
music, dan mantra yang sangat kental dengan nuansa magis. Kesenian ini akan
menarik jika sudah memasuki tahap trans yaitu tahap pemain pemegang kepala
Bantengan menjadi kesurupan arwah leluhur Banteng (Dhanyangan). Bantengan
merupakan kesenian komunal yang melibatkan banyak orang di dalamnya. Bahan
dari kostum bantengan biasanya terbuat dari kain hitam dan topeng yang berbentuk
kepala banteng yang terbuat dari kayu serta tanduk asli banteng.
5
sudah mulai ditinggalkan. Pada saat itulah, Mbah Siran menggunakan topeng
tengkorak banteng asli dalam pertunjukan seninya. Hal ini membuat beliau
menamai kesenian tersebut sebagai Bantengan. Kesenian bantengan adalah bagian
pertunjukan dari pencak silat sehingga gerakan atraksi yang dipertunjukan dapat
menjadi lebih bervariasi.
6
Gambar 2. 6 Kelompok Banteng
7
Gambar 2. 7 Perlengkapan Bantengan
8
Gambar 2. 8 Gebyak
9
jagat tak ajine nang awak insun kulo.” Arti dari mantra ini adalah “Ya Allah, tidak
ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sungguh aku ini termasuk orang-
orang yang zalim arwah dari arah barat, timur, selatan, dan utara bertemu. Saya
kumpulkan di tengah lapangan di depan mata saya. Jimat saya dan jimat orang
terdahulu saya pakai jimatnya untuk badan saya.” Mantra ini tidak bisa dibaca oleh
semua orang dan tidak semua orang memiliki Ilmu Kanuragan. Hal ini membuat
para masyarakat tertarik dan menikmati pertunjukan. Dengan adanya Ilmu
Kanuragan dapat menampilkan atraksi-atraksi yang berbahaya dan aneh tetapi tetap
memiliki keunikan.
Di dalam atraksinya, kepala banteng akan diletakkan di depan dan diberi tali
yang seakan-akan terlihat diikat. Selanjutnya, tali akan ditarik oleh dua orang
dengan posisi satu orang di samping kiri dan satu orang lainnya disamping kanan.
Selain itu, terdapat atraksi dimana memakan binatang hidup, seperti ular, ayam, dan
kelinci dan berbagai atraksi berbahaya seperti memakan benda-benda aneh dengan
benda berbahan dasar kaca. Namun, atraksi ini hanya dilakukan oleh orang-orang
yang mempunyai Ilmu Kanuragan.
10
Hal ini terlihat dari penggunaan perlengkapan khas Jawa
mulai dari gamelan, busana, topeng, dan lainnya. Selain itu, nilai
keindahan pada bantengan terdapat pada music gamelan yang
khas.
3. Nilai Kebenaran
Hal ini tampak pada perlawanan banteng dengan macan yang
dapat mengalahkan para pemain macanan yang merupakan
perwujudan bangsa colonial yang menjajah para kaum pribumi.
Hal ini memiliki arti bahwa kebenaran dan kebaikan pasti akan
mengalahkan kejahatan.
4. Nilai Kebaikan
Bantengan dibuat untuk mendidik kaum pribumi untuk
menjadi pejuang dan mengalahkan para penjajah yang datang.
Hal ini berhubungan dengan pemain bantengan yang berusaha
untuk mengalahkan pemain macanan yang merupakan symbol
dari penjajah.
5. Nilai Religius
Dalam hal ini, setiap latihan dan pagelaran selalu memohon
pertolongan dari sang Pencipta dan selalu berdoa sebelum
memulai maupun sudah selesai.
6. Nilai Tanggung Jawab
Hal ini berhubungan dengan sifat seorang pendekar
bantengan sebagai pengendali bantengan yang bertanggung
jawab atas bantengnya dan berusaha mengendalikan gerakan
bantengan agar tetap terkontrol.
7. Nilai Kepercayaan
Hal ini tampak pada pemain bantengan yang mempecayai
akan hal-hal ghoib. Dalam hal ini para pemain mempecayai
bahwa Allah SWT menciptakan semuanya termasuk setan dan
jin.
8. Nilai Keburukan atau Kejahatan
11
Hal ini tampak pada pemeran macan yang dianalogikan
sebagai penjajah dan pemeran kera sebagai penghasut antara
macan dan banteng. Hal ini menyampaikan bahwa tindakan
macan dan kera merupakan perbuatan yang jahat.
12
Banteng Bantengan itu kehidupan
Fakultas an. sendiri dan bermasyaraka
Dakwah dan 2. Untuk diantara para t. Nilai
Komunikasi menjelas warga yang tersebut
kan menikmati tradisi adalah
Jurusan makna Bantengan. tentang
Komunikasi tradisi Tradisi bantengan menjaga
Banteng diakdakan selain persatuan dan
Program an bagi untuk kesatuan
Studi Ilmu masyara memperingati dalam
Komunikasi kat Desa hari-hari besar masyarakat,
2017 Jatirejo juga untuk karena
Mojoker memperingati dengan
to. acara khusus bersatu kita
misalnya untuk dapat
acara ruwat desa melawan
(syukuran / kebatilan.
selamatan). Acara
yang lebih besar
lagi adalah
festival tahunan
dan kirab budaya.
Tradisi Bantengan
merupakan
gambaran
kehidupan hewan
banteng yang
komunal atau
berkelompok
yang ditunjukkan
oleh pemain
13
dalam setiap
pertunjukannya.
Terdapat
perbedaan tradisi
bantengan jaman
dahulu dan jaman
sekarang. Jaman
dahulu hanya
terpaku pada
tokoh banteng dan
macan.
Sedangkan
bantengan jaman
sekarang sudah
muncul tokoh-
tokoh buron, alias
monyet, ular,
burung, dan naga
sebagai tambahan
variasi tokoh di
dalam
pertunjukan.
Selain itu, konten
yang semakin
bervariasi dengan
adanya selingan
humor dagelan
dan pertunjukkan
debus. Atribut
kostum, penataan
pertunjukkan,
14
lagu, hingga cerita
juga lebih
bervariasi.
Dalam hal
pelestarian
budaya ditemukan
beberapa
hambatan
mengenai citra
kesurupan.
Dengan adanya
citra kesurupan
yang menempel
banyak generasi
muda yang
menentang karena
mereka
beranggapan hal
yang irasional
seperti kesurupan
dimasukkan ke
dalam dunia
rasional seperti
Pendidikan.
Padahal, yang
akan diajarkan
adalah mengenai
unsur tari, music,
dan bela diri.
2. Makna Maulida 1. Mendeskri Melalui kesenian 1. Kesenian
Simbolis Fitrotin psikan bantengan, Bantengan
Kesenian Khasanah bentuk masyarakat dapat adalah sebuah
15
Bantenga (NIM kesenian mengekspresikan representasi
n 15134194) Bantengan harapannya dari hewan-
Himpuna Himpunan melalui berbagai hewan alas
n Putra Fakultas Putra Jaya bentuk visual dan seperti hewan
Jaya di Seni di symbol. Simbol banteng dan
Kecamat Pertunjukan Kecamata dalam kesenian macan yang
an Institut Seni n Trawas Bantengan dikemas
Trawas Indonesia Kabupaten Himpunan Putra dalam bentuk
Kabupate Surakarta Mojokerto Jaya dapat disebut seni
n 2019 . sebagai symbol pertunjukan
Mojokert 2. Menjelask kelas rakyat rakyat, yang
o an makna karena kesenian didukung
simbolisis tersebut dengan music
kesenian bertumbuh dan dan doa
Bantengan berkembang di sebagai ritual
Himpunan tengah masyarakat.
Putra Jaya masyarakat 2. Alat music
di pegunungan. yang
Kecamata Cakepan pada digunakan
n Trawas seni Bantengan berupa saron,
Kabupaten Himpunan Putra kontengan,
Mojokerto Jaya adalah dan gong,
. menceritakan kendang, dan
banteng yang ada jidor.
di arena 3. Bantengan
pertunjukan Himpunan
digunakan Putra Jaya
sebagai nasihat memberikan
dan media menfaat
penyampaian sebagai
pesan-pesan hiburan,
kepada keakraban,
16
masyarakat. kerukunan,
Perkumpulan serta
masyarakat dapat pengalaman
menjadi ajang estetik bagi
silahturami oleh masyarakatny
semua orang yang a.
datang. Busana 4. Kesenian
atau pakaian bantengan
menggambarkan dimaknai
kepribadian atau sebagai 2
moral unsur yang
pemakainya. selalu ada di
Kostum dalam
bantengan kehidupan
bewarna hitam yaitu kebaikan
pekat yang dan kejahatan.
dimaknai sebagai
symbol kekuatan
dan ketegasan dan
berbagai gerakan-
gerakan simbolis
di dalamnya.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di rumah penulis. Waktu penelitian dimulai pada
tanggal 17 Februari 2022 sampai tanggal 26 Februari 2022, dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Waktu dan Kegiatan
No. Nama Kegiatan Waktu
1. Menentukan ide penelitian 17 Februari 2022
2. Penelitian 20 Februari 2022
3. Penulisan Laporan 23 Februari 2022 – 26
Februari 2022
2. Metode Penelitian
Tujuan penelitian dalam laporan karya tulis ini adalah untuk mengetahui
kesenian Bantengan di Mojokerto, sehingga metode penelitian yang tepat
digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah metode penelitian yang bertujuan menggambarkan fakta dengan apa
adanya tanpa ada perlakuan apa pun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta yang
berupa kuantitatif atau kualitatif.
Menurut Arikunto, penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.
Sedangkan menurut Narbuko, penelitian deskriptif adalah penelitian yang
berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan
data-data, dengan menyajikan, menganalisis, dan menginterpretasikannya.
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data
Penelitian dan pengamatan dilakukan secara online melalui reka ulang live
youtube dikarenakan pandemic Covid-19 yang sedang melanda. Dengan melalui
pengamatan kesenian bantengan didapatkan beberapa informasi dan analisis
mengenai kesenian bantengan yang diadakan di Desa Kemiri, Kecamatan Pacet,
Kabupaten Mojokerto pada 13 Februari 2022 dan 14 Februari 2022.
Di awal video pertama diperlihatkan bahwa terdapat seorang laki-laki yang
membawa pecut (pamong atau pendekar). Setelahnya keluar beberapa ekor
macanan yang memakai baju oranye-loreng hitam dan memakai topeng macan.
Beberapa dari macanan tidak memakai baju oranye-loreng hitam. Terdapat suara
gamelan yang berkemungkinan pemain jidor, gamelan, dan pengerawit yang
mengiringi kesenian bantengan. Terdapat juga seorang laki-laki memakai baju
hitam (irengan) dan laki-laki baju merah putih (abangan) yang membantu peranan
tokoh macanan agar kesurupan. Dilanjutkan dengan keluarnya seorang pemain
kepala. Lalu, diikuti dengan bantengan yang sudah lengkap dengan pemain depan
yang sudah kesurupan / ndadi dan pemain bagian belakang. Ketika bantengan
keluar, seseorang ada yang memegangi tali dan menggiring bantengan keluar.
Setelah itu bantengan kedua digiring keluar. Di dalam video dapat dilihat bahwa
kostum dari bantengan adalah kepala yang menyerupai banteng dan kain hitam.
Setelah semua pemain keluar, mereka mulai berkumpul di suatu bakaran arang dan
menghirup. Setelah berlangsung sekitar 8 menit, para pemain yang ndadi mulai
memakan beberapa sesajen seperti pisang, beras, kembang, kelapa, dan lainnya
dengan asap-asap. Di dalam video kedua yang kemungkinan adalah lanjutan dari
video pertama, diperlihatkan sebuah bantengan sudah muncul dan sudah ndadi dan
menunjukkan berbagai tarian. Masyarakat disana mulai dari anak kecil, remaja,
hingga dewasa sangat antusias dan tertarik untuk melihat kesenian tradisional
bantengan.
Data analisis yang di dapatkan dari wawancara singkat dengan teman adalah
melalui pesan adalah sebagai berikut:
19
No. Nama Keterangan Deskripsi
Pernah Tidak
Pernah
1. Jason ✓ Karena tidak ada yang
menggelar kesenian
bantengan di lingkungan
sekitar.
2. Imelda ✓ Karena takut kena seruduk.
3. Cindy ✓ Tidak tau dengan kesenian
bantengan. Karena tidak
pernah ada kegiatan seni
bantengan di
lingkungannya.
4. Ivana ✓ Acara kesenian bantengan
dilaksanakan di Terminal
Bagusan sekitar tahun
2010. Pemain bantengan
ada 2 dimana dibagian
depan dan belakang.
Kostum yang digunakan
bantengan kain bewarna
hitam dan terdapat topeng
kepala banteng. Terdapat
juga seseorang yang
memegang pecut
(pendekar). Sebelum
kesenian bantengan
dimulai, terdapat ritual
terlebih dahulu. Tidak ada
macanan dan monyetan dan
tidak terdapat irengan dan
abangan. Berdasarkan
20
pengalamannya Ivana
pernah hamper diseruduk.
5. Chandra ✓ Karena bisa lihat di
youtube.
6. Victor ✓ Buang-buang waktu.
B. Pembahasan
Berdasarkan video yang telah dilihat, bantengan merupakan sebuah kesenian
khas Mojokerto yang cukup diminati masyarakat perdesaan dari anak kecil, remaja,
maupun orang dewasa yang memiliki unsur magis dan pencak silat di dalamnya.
Sehingga, kesenian bantengan tersebut menarik dan bisa ramai ditonton. Kesenian
bantengan yang diadakan pada 13 Februari 2022 dan 14 Februari 2022 diawali
dengan alunan suara gamelan khas Jawa dan seorang laki-laki yang membawa pecut
(pamong atau pendekar). Pamong dan pendekar bertugas sebagai memegang
kendali kelompok dengan membawa kendali pecut (cemeti / cambuk). Dilanjutkan
dengan keluarnya macanan-macanan yang berkostum oranye-loreng hitam dan
kaos biasa. Macanan ini berguna sebagai peran penganggu bantengan dan
dilanjutkan dengan keluarnya bantengan. Sebelum memulai kesenian bantengan,
mereka melakukan ritual dengan asap-asap dan sesajen. Hal ini berguna untuk
menghormati para roh leluhur. Lalu, di dalam video kedua diperlihatkan seorang
banteng sudah ndadi dan mulai melakukan gerakan seperti menari.
Sedangkan, di dalam analisis wawancara singkat dengan teman. Di
dapatkan data bahwa Jason, Imelda, Cindy, Chandra, dan Victor tidak pernah
melihat bantengan dengan alasan yang bervariasi. Jason beralasan bahwa tidak ada
yang menggelar kesenian bantengan di lingkungan sekitar. Imelda beralasan bahwa
takut kena seruduk bantengan. Cindy beralasan bahwa tidak tahu tentang kesenian
bantengan dan belum pernah ada kegiatan seni bantengan di lingkungannya.
Chandra beralasan bahwa seni bantengan bisa ditonton di youtube. Victor beralasan
bahwa dengan melihat kesenian bantengan itu membuang waktu.
Sedangkan, yang pernah menonton kesenian bantengan adalah Ivana. Dia
menjelaskan bahwa acara kesenian bantengan dilaksanakan di Terminal Bagusan
sekitar tahun 2010. Pemain bantengan ada 2 dimana dibagian depan dan belakang.
21
Kostum yang digunakan bantengan adalah kain bewarna hitam dan terdapat topeng
kepala banteng. Terdapat juga seseorang yang memegang pecut (pendekar).
Sebelum kesenian bantengan dimulai, terdapat ritual terlebih dahulu. Tidak ada
macanan dan monyetan dan tidak terdapat irengan dan abangan. Berdasarkan
pengalamannya Ivana pernah hampir diseruduk.
22
Gambar 4. 9 Batengan Ndadi Gambar 4. 10 Kondisi Masyarakat yang Menonton
Dari hasil tersebut terdapat perbedaan yang cukup signifikan dimana terjadi
perbedaan pada masyarakat perdesaan dan perkotaan. Masyarakat perdesan jauh
lebih minat dalam hal kesenian tradisional di tempatnya. Sedangkan, masyarakat
perkotaan lebih tidak tahu menahu tentang kebudayaan daerah setempatnya. Dalam
hal ini factor yang memungkinkan perbedaan ini adalah kehidupan keagamaan,
kemandirian, pola pikir, dan perubahan social. Pola pikir orang-orang perkotaan
umumnya jauh lebih rasional (tidak percaya dengan takhayul). Sedangkan, orang
perdesaan masih kental dengan takhayul. Sehingga hal ini bisa menjadi sebuah
hambatan untuk melestarikan kesenian bantengan.
23
3. Menjaga kesenian bantengan dengan menciptakan stabilitas
negara yang aman.
4. Mengadakan festival budaya.
Gambar 4. 11 Festival Bantengan Kab. Mojokerto 1 Gambar 4. 12 Festival Bantengan Kab. Mojokerto 2
24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh hasil analisis yang telah dilakukan pada analisis budaya
asli Mojokerto: Kesenian Bantengan di rumah penulis dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Banyak generasi muda yang masih belum mengenal tentang kesenian
daerah Mojokerto, bantengan.
2. Perbedaan pola pikir masyarakat kota dan perdesaan. Masyarakat perkotaan
jauh lebih rasional dan tidak percaya dengan takhayul. Sedangkan,
masyarakat perdesaan masih percaya dengan takhayul.
3. Generasi muda, masyarakat, pemerintah harus ikut dalam pelestarian
budaya daerah agar tidak punah.
4. Bantengan adalah kesenian khas Mojokerto yang memiliki unsur magis dan
pencak silat di dalamnya.
B. Saran
Penulis menyarankan, sebagai generasi muda kita harus turut serta di dalam
pelestarian budaya agar tidak luntur dan punah. Beberapa solusinya adalah
dengan cara mencari tahu keragaman budaya yang ada di Indonesia atau bisa
juga dengan mengikuti kegiatan tentang ilmu kebudayaan dan sanggar
kebudayaan. Hal ini juga melatih seberapa tahu kita tentang Indonesia sebagai
warga negara Indonesia.
25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Koetjaraningrat .............................................................................. 3
Gambar 2. 2 Clifford Geertz ................................................................................ 4
Gambar 2. 3 Keanekaragaman Budaya .............................................................. 5
Gambar 2. 4 Kesenian Bantengan ....................................................................... 5
Gambar 2. 5 Pencak Silat ..................................................................................... 6
Gambar 2. 6 Kelompok Banteng ......................................................................... 7
Gambar 2. 7 Perlengkapan Bantengan ............................................................... 8
Gambar 2. 8 Gebyak ............................................................................................. 9
Gambar 2. 9 Macanan Mengawal Bantengan .................................................... 9
Gambar 2. 10 Atraksi Bantengan ...................................................................... 10
Gambar 2. 11 Macanan, Monyetan, dan Bantengan ....................................... 12
Gambar 4. 1 Alat Musik Kesenian Bantengan ................................................. 22
Gambar 4. 2 Macanan dan Pendekar ............................................................... 22
Gambar 4. 3 Bantengan ...................................................................................... 22
Gambar 4. 4 Macanan ........................................................................................ 22
Gambar 4. 5 Bakaran Arang.............................................................................. 22
Gambar 4. 6 Alat Musik Bantengan.................................................................. 22
Gambar 4. 7 Sesajen 1 ........................................................................................ 22
Gambar 4. 8 Sesajen 2 ........................................................................................ 22
Gambar 4. 9 Batengan Ndadi ............................................................................. 23
Gambar 4. 10 Kondisi Masyarakat yang Menonton........................................ 23
Gambar 4. 11 Festival Bantengan Kab. Mojokerto 1 ...................................... 24
Gambar 4. 12 Festival Bantengan Kab. Mojokerto 2 ...................................... 24
26
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Waktu dan Kegiatan ............................................................................. 16
27
Daftar Pustaka
28
melestarikan-dan-mengembangkan-budaya-indonesia/), diakses 26
Februari 2022.
Official, Kumala Channel. 2022. Kewan Alas Ngamuk Kesenian Bantengan Taruno
Sejati Live Kemiri Pacet 13 Februari 2022.
(https://youtu.be/H4hJfSmX-4k), diakses pada 23 Februari 2022.
Thabroni, Gamal. 2021. Metode Penelitian Deskriptif: Pengertian, Langkah &
Macam. (https://serupa.id/metode-penelitian-deskriptif/), diakses pada
23 Februari 2022.
Wulandari, Trisna. 2021. 5 Faktor Penyebab Keberagaman Suku Bangsa dan
Budaya Indonesia. (https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-
5830145/5-faktor-penyebab-keberagaman-suku-bangsa-dan-budaya-
indonesia), diakses pada 23 Februari 2022.
Yuda, Alfi. 2021. Pengertian Budaya, Ciri, Fungsi, Unsur, dan Contohnya yang
ada di Indonesia.
(https://www.bola.com/ragam/read/4529769/pengertian-budaya-ciri-
fungsi-unsur-dan-contohnya-yang-ada-di-
indonesia#:~:text=Budaya%20merupakan%20cara%20hidup%20yan
g,%2C%20pakaian%2C%20serta%20karya%20seni), diakses pada 21
Februari 2022.
Bantengan. 2021. Di Wikipedia.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Bantengan?wprov=sfla1), diakses pada
23 Februari 2022.
Bantengan Pacet Salah Satu Kekayaan Seni Budaya. 2017. Di Wisata Outbound
Pacet. (https://www.wisataoutboundpacet.com/2017/03/bantengan-
pacet-salah-satu-kekayaan.html?m=1), diakses pada 26 Februari
2022.
29