Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatnya
saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan waktu yang sesuai. Saya berharap makalah
yang saya sajikan ini bisa membantu dalam hal mencari informasi walaupun ada beberapa
kekurangan.
Harapan saya, semoga makalah ini membantuu menambah wawasan dan pengetahuan
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah saya di
kedepannya.
Makalah ini masih banyak kekurangannya karena kurangnya pengalaman dalam
membuat makalah. Oleh karena itu, saya mengharapkan para pembaca bisa menyampaikan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah yang saya buat.
Demikian kata pengantar saya sampaikan bila ada hal yang kurang, saya meminta maaf.
Terimakasih atas perhatiannya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan.
2. Membantu beberapa siswa atau siswi dalam mencari informasi tambahan.
3. Mengedukasi dan menambah ilmu.
1.3. Manfaat
Di dalam makalah ini terdapat macam-macam manfaat yang bisa didapatkan oleh pembaca.
1. Belajar Memahami Masalah dan Mencari Solusinya.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan.
3. Menerapkan ilmu yang dipelajari.
4. Belajar untuk berpikir Sistematis.
5. Mengasah kemampuan untuk membaca sebuah informasi.
6. Menjadi lebih kritis saat melihat suatu permasalahan.
A. Pembahasan
2.1. Pengertian Sistem Perekonomian di Indonesia
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh Indonesia adalah sistem perekonomian
Pancasila. Sistem pancasila dipilih untuk diterapkan di negara kita karena di dalamnya terdapat
makna demokrasi.
Sistem ekonomi Pancasila merupakan sebuah sistem ekonomi yang dijalankan dengan
nilai dan moral yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasarnya.
Setiap sistem ekonomi punya ciri-ciri yang berbeda satu sama lain. Sistem ekonomi
Pancasila mempunyai ciri-ciri yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 33, yang berbunyi:
Negara tetap mengakui hak milik perorangan yang tidak bertentangan dengan
kepentingan publik.
Masyarakat adalah bagian yang penting dalam sistem ekonomi dengan kegiatan produksi
yang dilakukan, dipimpin, dan diawasi oleh masyarakat.
Kekurangan:
1. Mengisolasi orang-orang dalam ekonomi itu.
2. Perekonomian luar yang besar dapat membebani sistem ekonomi Indonesia.
3. Menawarkan beberapa pilihan.
4. Mungkin ada kualitas kehidupan yang lebih rendah secara keseluruhan.
5. Ini menciptakan risiko kesehatan tertentu.
6. Ketidakpastian menciptakan ketidakpastian hidup.
7. Barter adalah persyaratan.
Sebagai pelaku ekonomi, rumah tangga memiliki dua peran penting, yakni sebagai
produsen dan konsumen.
Untuk jenis rumah tangga konsumen, ini dapat dijabarkan sebagai sekelompok orang yang
memanfaatkan jasa atau barang yang dihasilkan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dengan kata lain, keberlangsungan hidup rumah tangga produksi sangat bergantung pada daya
beli rumah tangga konsumsen.
Sementara untuk rumah tangga produsen, usaha ini dikembangkan oleh individu atau
sekelompok orang untuk menghasilkan produk barang atau jasa yang menjadi kebutuhan hidup
masyarakat. Nah, untuk memastikan proses produksi berjalan lancar, ada beberapa faktor yang
Perusahaan
Pelaku ekonomi berikutnya adalah perusahaan, yang terbagi atas golongan swasta dan milik
pemerintah. Karena dalam praktiknya, perusahaan merupakan sebuah organisasi ekonomi yang
berbadan hukum, maka bisnis yang mereka jalankan sifatnya tetap dan berkelanjutan. Untuk itu,
berikut adalah beberapa peran perusahaan dalam kegiatan perekonomian:
Perusahaan memproduksi barang atau jasa yang menjadi kebutuhan hidup masyarakat.
Hasil produksi ini tentunya tidak cuma ditujukan untuk rumah tangga, tetapi juga
pemerintah.
Memanfaatkan faktor sumber daya alam dan manusia untuk menghasilkan produk
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Berkontribusi terhadap pemasukan negara dengan membayar pajak.
Lembaga Keuangan
Bicara soal pelaku ekonomi, lembaga keuangan tentunya memiliki andil besar dalam
perekonomian masyarakat dan negara. Lembaga keuangan di sini tidak hanya terbatas pada bank
saja, tetapi juga lembaga keuangan swasta seperti bank perkreditan rakyat dan bentuk lainnya.
Nah, sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam masyarakat, berikut adalah beberapa peran penting
lembaga keuangan:
Menyediakan alat transaksi berupa uang giral untuk masyarakat dan pemerintah
Pemerintah
Pemerintah memiliki tiga peran penting dalam kegiatan ekonomi, yakni sebagai konsumen,
produsen, dan juga pengatur kebijakan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
Sebagai pemangku kekuasaan negara, pemerintah juga memberikan layanan jasa atau
memproduksi barang yang nantinya dipakai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contohnya
saja, BUMN mengolah minyak bumi untuk menyediakan pasokan bahan bakar kendaraan bagi
masyarakat. Ada juga layanan jasa pemerintah seperti BPJS Kesehatan atau Ketenagakerjaan yang
dipakai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang ketenagakerjaan dan kesehatan.
Setiap negara memiliki kondisi geografis dan iklim masyarakat yang berbeda. Di satu sisi,
ada negara yang memiliki SDA berlimpah, tetapi SDM yang bertugas mengelolanya belum
mumpuni. Sementara di sisi lain, ada negara yang SDM-nya begitu unggul, tetapi kekurangan SDA
atau bahan-bahan produksi.
Kondisi itulah yang kemudian menciptakan interaksi ekonomi antar negara. Peran dari
masyarakat luar negeri pun cukup beragam. Mereka bisa berperan sebagai produsen, konsumen,
ahli, atau bahkan investor untuk sebuah negara.
Pada tahun 1795, VOC bubar karena dianggap gagal dalam mengeksplorasi kekayaan
Hindia Belanda. Kegagalan itu nampak pada defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkan
oleh :
a.Peperangan yang terus-menerus dilakukan oleh VOC dan memakan biaya besar, terutama
perang Diponegoro.
b.Penggunaan tentara sewaan membutuhkan biaya besar.
c.Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendiri.
Inggris berusaha merubah pola pajak hasil bumi yang telah hampir dua abad diterapkan
oleh Belanda, dengan menerapkan Landrent (pajak tanah). Sistem ini sudah berhasil di India, dan
Thomas Stamford Raffles mengira sistem ini akan berhasil juga di Hindia Belanda. Selain itu,
dengan landrent, maka penduduk pribumi akan memiliki uang untuk membeli barang produk
Inggris atau yang diimpor dari India. Inilah imperialisme modern yang menjadikan tanah jajahan
tidak sekedar untuk dieksplorasi kekayaan alamnya, tapi juga menjadi daerah pemasaran produk
dari negara penjajah.
Akan tetapi, perubahan yang cukup mendasar dalam perekonomian ini sulit dilakukan,
dan bahkan mengalami kegagalan di akhir kekuasaan Inggris yang Cuma seumur jagung di
Hindia Belanda. Sebab-sebabnya antara lain :
a.Masyarakat Hindia Belanda pada umumnya buta huruf dan kurang mengenal uang, apalagi
untuk menghitung luas tanah yang kena pajak.
b.Pegawai pengukur tanah dari Inggris sendiri jumlahnya terlalu sedikit.
c.Kebijakan ini kurang didukung raja-raja dan para bangsawan, karena Inggris tak mau mengakui
suksesi jabatan secara turun-temurun.
Masa Cultuurstelsel
Cultuurstelstel (sistem tanam paksa) mulai diberlakukan pada tahun 1836 atas inisiatif
Van Den Bosch. Tujuannya adalah untuk memproduksi berbagai komoditi yang ada
permintaannya di pasaran dunia. Sejak saat itu, diperintahkan pembudidayaan produk-produk
selain kopi dan rempah-rempah, yaitu gula, nila, tembakau, teh, kina, karet, kelapa sawit, dll.
Sistem ini jelas menekan penduduk pribumi, tapi amat menguntungkan bagi Belanda, apalagi
dipadukan dengan sistem konsinyasi (monopoli ekspor). Setelah penerapan kedua sistem ini,
seluruh kerugian akibat perang dengan Napoleon di Belanda langsung tergantikan berkali lipat.
Sistem ini merupakan pengganti sistem landrent dalam rangka memperkenalkan penggunaan
uang pada masyarakat pribumi. Masyarakat diwajibkan menanam tanaman komoditas ekspor dan
menjual hasilnya ke gudang-gudang pemerintah untuk kemudian dibayar dengan harga yang
sudah ditentukan oleh pemerintah. Cultuurstelstel melibatkan para bangsawan dalam
pengumpulannya, antara lain dengan memanfaatkan tatanan politik Mataram–yaitu kewajiban
rakyat untuk melakukan berbagai tugas dengan tidak mendapat imbalan–dan memotivasi para
pejabat Belanda dengan cultuurprocenten (imbalan yang akan diterima sesuai dengan hasil
produksi yang masuk gudang).
Bagi masyarakat pribumi, sudah tentu cultuurstelstel amat memeras keringat dan darah
mereka, apalagi aturan kerja rodi juga masih diberlakukan. Namun segi positifnya adalah,
mereka mulai mengenal tata cara menanam tanaman komoditas ekspor yang pada umumnya
bukan tanaman asli Indonesia, dan masuknya ekonomi uang di pedesaan yang memicu
meningkatnya taraf hidup mereka. Bagi pemerintah Belanda, ini berarti bahwa masyarakat sudah
bisa menyerap barang-barang impor yang mereka datangkan ke Hindia Belanda. Dan ini juga
Adanya dorongan dari kaum humanis belanda yang menginginkan perubahan nasib
warga pribumi ke arah yang lebih baik, mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk mengubah
kebijakan ekonominya. Dibuatlah peraturan-peraturan agraria yang baru, yang antara lain
mengatur tentang penyewaan tanah pada pihak swasta untuk jangka 75 tahun, dan aturan tentang
tanah yang boleh disewakan dan yang tidak boleh. Hal ini nampaknya juga masih tak lepas dari
teori-teori mazhab klasik, antara lain terlihat pada :
a.Keberadaan pemerintah Hindia Belanda sebagai tuan tanah, pihak swasta yang mengelola
perkebunan swasta sebagai golongan kapitalis, dan masyarakat pribumi sebagai buruh penggarap
tanah.
b.Prinsip keuntungan absolut : Bila di suatu tempat harga barang berada diatas ongkos tenaga
kerja yang dibutuhkan, maka pengusaha memperoleh laba yang besar dan mendorong
mengalirnya faktor produksi ke tempat tersebut.
c.Laissez faire laissez passer, perekonomian diserahkan pada pihak swasta, walau jelas,
pemerintah Belanda masih memegang peran yang besar sebagai penjajah yang sesungguhnya.
Pada akhirnya, sistem ini bukannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pribumi, tapi malah
menambah penderitaan, terutama bagi para kuli kontrak yang pada umumnya tidak diperlakukan
layak.
a)Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950, untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun.
b)Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menunbuhkan wiraswastawan pribumi dan
mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor asing dengan
membatasi impor barang tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir pribumi
serta memberikan kredit pada perusahaan-perusahaan pribumi agar nantinya dapat berpartisipasi
dalam perkembangan ekonomi nasional. Namun usaha ini gagal, karena sifat pengusaha pribumi
yang cenderung konsumtif dan tak bisa bersaing dengan pengusaha non-pribumi.
c)Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU
no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
a)Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut
:Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan
semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
b)Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia
dengan cara terpimpin. Dalam pelaksanaannya justru mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian
Indonesia. Bahkan pada 1961-1962 harga barang-baranga naik 400%.
c)Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi
Rp 1. Sehingga uang rupiah baru mestinya dihargai 1000 kali lipat uang rupiah lama, tapi di
masyarakat uang rupiah baru hanya dihargai 10 kali lipat lebih tinggi. Maka tindakan pemerintah
untuk menekan angka inflasi ini malah meningkatkan angka inflasi.
Setelah jatuhnya masa pemerintahan presiden Soekarno dan digantikan oleh presiden
Soeharto,banyak rencana untuk membangun Indonesia menjadi negara yang lebih maja dan
mampu bersaing dengan negara lain. Pada masa ini perbaikan di bidang ekonomi dan politik
adalah prioritas utama. Program pemerintahan saat itu berorientasi pada usaha mengontrol laju
inflasai yang menjadi warisan dari pemerintahan sebelumnya,penyelamatan keuangan negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada awal
1966 tingkat inflasi kurang lebih 650 % per tahun.
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyata
pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak
memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem
ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salahsatu teori Keynes tentang campur
tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Jadi, dalam kondisi-kondisi dan
masalah-masalah tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri. Misalnya dalam penentuan
UMR dan perluasan kesempatan kerja. Ini adalah awal era Keynes di Indonesia. Kebijakan-
kebijakan pemerintah mulai berkiblat pada teori-teori Keynesian.
a)Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemuan Paris Club ke-
3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
Di masa ini juga direalisasikan berdirinya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi
belum ada gebrakan konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal keberadaan korupsi
membuat banyak investor berpikir dua kali untuk menanamkan modal di Indonesia, dan
mengganggu jalannya pembangunan nasional.
Menurut Keynes, investasi merupakan faktor utama untuk menentukan kesempatan kerja.
Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan
bagi investor, terutama investor asing, yang salahsatunya adalah revisi undang-undang
ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah
kesempatan kerja juga akan bertambah.
Pada pertengahan bulan Oktober 2006 , Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada IMF
sebesar 3,2 miliar dolar AS. Dengan ini, maka diharapkan Indonesia tak lagi mengikuti agenda-
agenda IMF dalam menentukan kebijakan dalam negri. Namun wacana untuk berhutang lagi
pada luar negri kembali mencuat, setelah keluarnya laporan bahwa kesenjangan ekonomi antara
penduduk kaya dan miskin menajam, dan jumlah penduduk miskin meningkat dari 35,10 jiwa di
bulan Februari 2005 menjadi 39,05 juta jiwa pada bulan Maret 2006. Hal ini disebabkan karena
beberapa hal, antara lain karena pengucuran kredit perbankan ke sector riil masih sangat kurang
(perbankan lebih suka menyimpan dana di SBI), sehingga kinerja sector riil kurang dan berimbas
pada turunnya investasi. Selain itu, birokrasi pemerintahan terlalu kental, sehingga menyebabkan
kecilnya realisasi belanja Negara dan daya serap, karena inefisiensi pengelolaan anggaran. Jadi,
di satu sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negri, tapi di lain pihak, kondisi
dalam negri masih kurang kondusif
2.7. Pengaruh Pandemi Covid-19 dengan system ekonomi dan kegiatan ekonomi
Kehadiran virus corona atau coronavirus disease 2019 (covid-19) telah membuat situasi
ekonomi di seluruh dunia memburuk. Bahkan, lembaga keuangan dunia seperti International
Monetary Fund (IMF) telah memproyeksikan bahwa ekonomi global tumbuh minus di angka
3%. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Seberapa besar pengaruh covid-19 terhadap
perekonomian Indonesia?
1. Meluasnya PHK
Pandemi Covid-19 telah membawa kesengsaraan yang semakin meluas terhadap para
pekerja formal dan informal, Kementerian keuangan mencatat, setidaknya ada lebih dari 1,5 juta
jiwa pekerja telah dirumahkan dan terkena PHK. Dari angka tersebut 90 persen dirumahkan dan
10 persen sisanya terkena PHK. Sebanyak 1,24 juta orang merupakan berasal pekerja formal dan
265 ribu lainnya merupakan pekerja informal.
3. Kinerja Impor
Kinerja Impor juga mengalami penurunan yang sangat drastic, sngka terakhir
menunjukan, pada triwulan I 2020 turun 3,7 persen year-to-date (ytd).
4. Dampak Inflasi
Kementerian Keuangan mencatat, bahwa Inflasi dalam negeri per Maret 2020 mencapai
2,96 persen year-on-year (yoy). Inflasi ini disumbangkan oleh harga emas perhiasan dan
beberapa komoditas pangan.
5.1. Kesimpulan
Makalah ini bertujuan untuk menambah informasi seputar tentang Peta, Penginderaan
Jauh, dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Dalam makalah ini semua informasi dijabarkan dari
pengertian, tujuan, manfaat, fungsi, dan tambahan informasi lainnya.
Terdapat banyak sekali informasi dari berbagai sumber yang bisa kalian dapatkan di
makalah ini.
5.2. Saran
Dalam materi ini kita bisa mencari informasi yang banyak, baik penulis maupun
pembaca.
5.3. Penutup
Sekian makalah yang saya buat, semmoga bermanfaat untuk para pembaca. Jika ada
kesalahan penulisan, saya meminta maaf. Terimakasih...