Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Bakteriologi
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri, struktur anatomi sel
bakteri, cara kerja sel bakteri, interaksi antar sel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan
pada lingkungan hidupnya. Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Bakteri memiliki
nilai ekonomi penting dalam kehidupan manusia dan demikian pula bakteriologi. Pengetahuan dalam
cabang ilmu ini bermanfaat dalam pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi, pertanian, dan industri
(terutama industri fermentasi). Bakteri berasal dari kata “bacterion” = “small rod”= batang kecil,
merupakan organisme mikroskopis yang tersusun atas satu sel. Bakteri sebagai mikroorganisme memilki
kemampuan adaptasi hidup di berbagai habitat (kosmopolitan). Berkembang biak dengan membelah diri,
Bersifat parasit, simbiont atau hidup bebas. Bakteri merupakan makhluk hidup mikroskopis bersel
tunggal (uniseluler). Bakteriologi merupakan bagian dari mikrobiologi. Mikrobiologi merupakan ilmu
yang mempelajari perikehidupan makhluk-makhluk hidup yang berukuran mikroskopis
(mikroorganisme). Mikrobiologi mengkaji selain bakteri, juga mengkaji tentang virus, fungi, protozoa,
dan alga. Bakteri merupakan organisme yang memiliki dinding sel. Oleh karena itu, jika dikaji dari
struktur selnya (kandungan dinding sel), maka bakteri dikelompokkan ke dalam tumbuhan. Jika dikaji
dari kemampuan beberapa sel bakteri yang bergerak pindah tempat, maka bakteri dikelompokkan ke
dalam hewan. Namun demikian, dalam klasifikasi makhluk hidup dengan sistem 5 (lima) dunia menurut
Whittaker pada tahun 1969, bakteri dikelompokkan ke dalam dunia monera (Pelczar., dkk., 1988).

MORFOLOGI BAKTERI
– Bentuk dan ukuran sel bakteri berkisar 0,4 – 2,0 m. Bentuk umum sel : kokus (bulat), basil (batang),
dan uliran (spiral)
– Bentuk kokus :sel tunggal monokokkus, berpasangan (diplokokkus), berantai (streptokokkus), seperti
buah anggur (stafilokokkus).
– Bentuk sel serupa batang: batang pendek---panjang, sel tunggal atau berangkai.
– Bentuk sel spiral: bentuk spiral pendel (koma) atau sedikit uliran seperti Vibrio cholerae, bentuk
spiroket panjang dengan banyak uliran, seperti Borrelia, Treponema dan Leptospira
– Bentuk sel mengalami variasi bentuk: Pleomorfisme , involusi
2. Ruang Lingkup Bakteriologi
Bakteriologi mencakup tentang sel bakteri, pengendalian bakteri, peranan bakteri. Pembahasan berbagai
aspek dalam ruang lingkup bakteriologi, diarahkan pada memahami sel bakteri yang mencakup bentuk
dan struktur halus (ultrastructure) sel bakteri, nutrisi dan kultivasi bakteri, identifikasi dan klasifikasi,
reproduksi dan pertumbuhan sel bakteri, genetika bakteri.
Sel bakteri meliputi struktur halus (ultrastrucuture) sel bakteri. Struktur halus sel bakteri mencakup
struktur yang ada pada bagian luar maupun dalam sel bakteri, seperti: flagellum, pilus, fimbriae, kapsul,
dinding sel, membran sel, mesosom, ribosom, nukleoid,dan spora. Bakteri-bakteri yang tidak
menguntungkan atau tidak dikehendaki keberadaannya pada suatu media atau lingkungan tertentu, harus
dihambat pertumbuhannya atau dibunuh. Pengendalian bakteri merupakan upaya untuk menghambat
pertumbuhan atau membunuh bakteri. Tujuan pengendalian bakteri adalah meniadakan bakteri-bakteri
yang patogen (bakteri yang dapat menimbulkan penyakit), atau meniadakan bakteri yang tidak
dikehendaki pertumbuhannya pada suatu media pertumbuhan tertentu. Pengendalian bakteri mencakup
upaya sterilisasi, disinfeksi, dan penggunaan antibakteri (termasuk antibiotik). Sel bakteri dapat
ditumbuhkan pada suasana seperti suasana alami bakteri tertentu. Proses penanaman sel bakteri di
laboratorium, perlu diperhatikan nutrisi dalam media pertumbuhannya, sehingga kebutuhan bakteri akan
nutrisi tertentu terpenuhi, dan sel bakteri dapat tumbuh dengan maksimal. Dalam penyiapan media
pertumbuhan, nutrisi dan faktor-faktor pertumbuhan lainnya harus diperhatikan dengan baik, sehingga sel
bakteri yang dikehendaki keberadaannya, dapat tumbuh dengan baik di dalam media tersebut. Bakteri-
bakteri yang ditumbuhkan di laboratorium, jika semua kebutuhan hidupnya terpenuhi, maka selnya akan
mengalami pertumbuhan. Perbanyakan sel bakteri dapat terjadi, jika proses reproduksi selnya berlangsung
dalam suasana yang optimal. Sel bakteri dikatakan tumbuh, jika terjadi peningkatan jumlah selnya. Jadi,
pertambahan jumlah sel pada sel bakteri, berarti pertumbuhan sel bakteri telah terjadi. Hal ini juga berarti
bahwa jumlah individu sel bakteri tersebut juga bertambah. Ada cukup banyak jenis bakteri yang ada di
alam. Oleh karena itu, diperlukan proses identifikasi untuk selanjutnya dilakukan klasifikasi bakteri.
Proses identifikasi dilakukan dengan melakukan serangkaian uji terhadap sel bakteri yang ditumbuhkan di
labaratorium. Dengan mengetahui kesamaan dan perbedaan pada berbagai sel bakteri, dapat dilakukan
klasifikasi bakteri untuk mengelompokkan bakteri ke dalam kelompok atau kelas-kelas sesuai kesamaan
ciri masing-masing sel bakteri. Proses klasifikasi bakteri, tidak hanya dilakukan dengan melihat
morfologi sel bakteri. Informasi genetika bakteri, akan memberikan gambaran yang cukup akurat tentang
kesamaan dan perbedaan pada berbagai sel bakteri. Genetika bakteri, memberikan gambaran tentang
struktur Deoxyribonucleic Acid (DNA), Ribonucleic Acid (RNA) bakteri. Selain itu, di dalam genetika
bakteri, dikaji juga tentang transfer bahan genetika, dan mutasi. Dengan demikian, tidak hanya informasi
morfologi dan fisiologi sel bakteri yang diperlukan untuk memahami karakter sel bakteri tertentu, tetapi
aspek genetika sel bakteri juga menjadi rujukan dalam memahami karakter bakteri tertebut.

3. Sejarah Bakteriologi
Metode modern dari teknik bakteriologi dimulai pada tahun 1870-1885 dengan diperkenalkannya
penggunaan pewarna dan penemuan metode pemisahan campuran organisme pada pelat media nutrisi
yang dipadatkan dengan gelatin atau agar. Penemuan lainnya yaitu pada tahun 1880 dan 1881,
ketika Louis Pasteur berhasil melakukan imunisasi pada hewan yang sakit akibat bakteri. Penelitiannya
tersebut menghasilkan studi tentang pencegahan serta pengobatan penyakit dengan menggunakan vaksin
dan serum imun (yang sekarang dikenal imunologi). Selain itu, para ilmuwan juga menyadari bahwa
bakteri berperan penting dalam bidang pertanian dan industri susu.
Sejarah Penemuan Bakteri

Bakteri merupakan sebuah organisme mikroskopik, yang menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk
dideteksi, terutama ketika sebelum penemuan mikroskop. Barulah sesudah abad ke-19 ilmu mengenai
mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi) ini mulai berkembang. Seiringnya perkembangan ilmu
pengetahuan, berbagai hal mengenai bakteri telah berhasil ditelusuri. Namun, perkembangan tersebut
tidak lepas dari peranan dari berbagai tokoh penting seperti Robert Hooke, Antony van Leeuwenhoek,
Ferdinand Cohn, dan juga Robert Koch.

Kemudian, Istilah dari bacterium diperkenalkan oleh Ehrenberg sejak tahun 1828, diambil dari sebuah
kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang berarti “batang-batang kecil”. Pengetahuan mengenai bakteri
berkembang sesudah serangkaian percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, dengan melahirkan
cabang ilmu mikrobiologi. Bakteriologi ialah cabang mikrobiologi yang mempelajari dari biologi bakteri.
STRUKTUR SEL BAKTERI

Sebagian besar sel bakteri memiliki lapisan pembungkus sel, berupa membran plasma, dinding sel yang
mengandung protein dan polisakarida. Sejumlah bakteri dapat membentuk kapsul dan lendir, juga flagela
dan pili. Dinding selnya merupakan struktur yang kaku berfungsi membungkus dan melindungi
protoplasma dari kerusakan akibat faktor fisik dan menjada pengaruh lingkungan luar seperti kondisi
tekanan osmotik yang rendah. 26 Protoplasma terdiri dari membran sitoplasma beserta komponen-
komponen seluler yang ada di dalamnya. Beberapa jenis bakteri dapat membentuk endospora sebagai
pertahanan dikala lingkungan tidak sesuai untuk pertumbuhannya. Struktur dinding sel dapat menentukan
perbedaan tipe sel bakteri, seperti bakteri Grampositif dan Gram-negatif.

Kapsul

Sel bakteri dapat menghasilkan lendir ke permukaan selnya. Lendir tersebut tersusun dari air dan
polisakarida dan biasanya terdapat pada bakteri saprofit. Lendir yang terkumpul kemudian menebal dan
membentuk kapsul yang tersusun atas glikoprotein. Kapsul dan lapisan lendir berfungsi sebagai lapisan
pelindung, menjaga sel dari kekeringan, membantu melekatkan diri pada substrat, dan menunjukkan
virulensi suatu bakteri. Kapsul pada bakteri patogen juga berfungsi untuk perlindungan diri dari sistem
imun sel inang.

Contoh bakteri yang memiliki kapsul adalah Escherichia coli dan Streptococcus pneumonia.


Dinding Sel

Dinding sel pada eubacteria tersusun dari peptidoglikan, yaitu sejenis polisakarida yang berikatan dengan
protein. Serupa dengan kapsul, dinding sel juga berfungsi sebagai lapisan pelindung dan juga untuk
mempertahankan bentuk sel bakteri.

Berdasarkan lapisan dinding selnya, ahli bakteriologi asal Denmark Hans Christian Gram
mengelompokkan bakteri menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bakteri Gram
positif memiliki lapisan peptidoglikan tebal yang akan berwarna ungu jika diberi pewarna Gram.
Sementara itu, bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis dan akan berwarna merah
atau merah muda jika diberi pewarna Gram.

Membran Sel/Membran Plasma

Membran sel atau membran plasma tersusun dari fosfolipid dan protein. Sifatnya semipermeabel dan
berfungsi untuk mengatur keluar-masuknya zat ke dalam dan ke luar sel bakteri.

Pili

Pili merupakan rambut-rambut halus yang tumbuh dari dinding sel. Mirip dengan flagela, tapi ukurannya
lebih pendek dan bentuknya kaku. Fungsinya adalah untuk membantu perlekatan pada substrat dan
penyaluran materi genetik pada saat konjugasi.

Flagela

Flagela yang juga disebut bulu cambuk terdapat pada dinding sel dan berfungsi sebagai alat gerak.
Flagela hanya dimiliki oleh bakteri yang berbentuk batang, koma (vibrio), dan spiral.

Sitoplasma

Sitoplasma merujuk kepada cairan tidak berwarna yang tersusun dari air, bahan organik (protein,
karbohidrat, lemak), garam mineral, enzim, ribosom, dan asam nukleat. Sitoplasma merupakan tempat
terjadinya reaksi metabolisme pada bakteri.

Ribosom

Ribosom adalah organel kecil yang berfungsi sebagai tempat terjadinya sintesis protein.
Nukleoid

Nukleoid adalah nukleus semu tempat berkumpulnya DNA kromosomal bakteri.

Plasmid

Plasmid berfungsi dalam rekayasa genetika sebagai vektor yang membawa gen asing yang ingin
disisipkan pada bakteri.

"Bacteriology | science". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 Januari


2021 pukul 14.34

"Bacteriology: the study of bacteria | Bacteria". web.archive.org. 2011-07-24. Diakses tanggal 23 Januari


2021 pukul 15.50

Ph. D., Biomedical Sciences; B. A., Physics and Mathematics; Facebook, Facebook; Twitter,
Twitter. "Pasteurization: What It Means and How It Changes Food". ThoughtCo (dalam bahasa Inggris).

Hurst, Logan (2019-06-16). Bacteriology (dalam bahasa Inggris). Scientific e-Resources. hlm. Kata


pengantar – Xiii. ISBN 978-1-83947-341-8.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-
KUSNADI/KULIAH_BAKTERIOLOGI2009.OK.pdf diakses tanggal 23 Januari 2021 pukul 15.00

Marina F.O Singkoh, S.Pi., M.Si, M.Sc 2018 https://inspire.unsrat.ac.id/uploads/daring/berkas/2018-05-


02berkas197710162002122001.pdf diakses tanggal 23 Januari 2021 pukul 14.49
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/4237/Buku%20Bakteriologi%20Konsep-
Konsep%20Dasar%202017.pdf?sequence=1&isAllowed=y diakses tanggal 23 Januari 2021 pukul 15.34

Anda mungkin juga menyukai