BAB I
PENDAHULUAN
tantangan dari lingkungan alam dan lingkungan sosial di sekitarnya. Oleh karena
itu di dalamnya terdapat sebuah tatanan ruang yang cenderung tidak berubah dari
generasi ke generasi berikutnya. Sehingga dapat dilihat sebagai ruang yang arif
satu ekspresi budaya masyarakat setempat. Bukan hanya dalam bentuk fisik
bangunannya saja, akan tetapi juga dalam wujud semangat jiwa yang terkandung di
dalamnya (Dewi, 2003: 31). Bahkan hampir semua suku atau dearah di Indonesia
arsitekturalnya. Salah satu kebudayaan awal yang sangat dekat dengan masyarakat
sebagai suatu kelompok masyarakat yang memiliki rumpun bahasa yang sama.
Menurut para ahli bahasa (linguists), bahasa Austronesia merupakan bahasa dengan
hingga ke Kepulauan Pasifik Tengah dan Selatan, kecuali Australia. Hal tersebut
dapat dilihat dari beberapa kata atau istilah seperti, uma, umah, ume, omah, dan
umag tersebar di Nusantara dalam arti yang sangat mirip, yaitu ranah bermukim
2
dan menghuni atau bangunan utama untuk hunian. Gagasan tersebut yang kemudian
juga menurunkan kata rumah sebagaimana kita kenal saat ini. (Wirjomartono et al.,
2009: 15-16).
Revised Edition (2007) menyebutkan, populasi Austronesia awal hidup dari hasil
pertanian dan hasil laut, memelihara ternak, dan menguasai teknologi seperti
pembuatan rumah kayu. Beberapa kesamaan dari ciri budaya tersebut merupakan
hal yang sangat penting untuk dilihat dan diperbandingan satu sama lainnya.
panjang di Borneo sebagai yang paling besar dalam hal ukuran. Orang
Minangkabau, Batak dan Toraja mempunyai rumah dengan arsitektur yang indah
dan hiasan yang mengagumkan (Bellwood, 2007: 150). Seberapa besar pengaruh
budaya Austronesia terhadap tradisi membangun tentu tidak bisa diukur secara
Daerah Jambi dihuni oleh berbagai macam suku bangsa. Salah satu suku yang
ada yaitu dikenal dengan orang Melayu yang sebagian besar mendiami Kota Jambi
atas tonggak atau menggunakan tiang-tiang kayu (Dr. Lindayanty et al., 2013: 29).
sosial dengan sangat baik. Salah satu ekspresi tersebut diwujudkan dalam bentuk
3
arsitektural disetiap wilayah Jambi (Anra & Sadzali, 2018: 302). Konstruksi
daerah atau suku yang ada di Jambi, termasuk rumah tradisional di daerah Jambi
Kota Seberang.
Penelitian ini berangkat dari data registrasi yang dilakukan oleh Balai
Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi pada tahun 2012. Pendataan rumah
dan Kecamatan Danau Teluk. Rumah tradisional yang telah diregistrasi ada
registrasi, letak astronomis, letak geografis, luas bangunan, deskripsi latar belakang
sejarah, deskripsi bangunan secara singkat serta kondisi bangunannya saat itu.
Kemudian, dari 20 rumah tradisional yang ada, dua rumah sudah dengan kondisi
Melihat fakta lapangan yang ada saat ini, terkait rumah tradisional yang ada di
Kota Jambi, terdapat hal-hal yang cukup menarik untuk ditinjau dan dikaji dalam
Jambi Kota Seberang belum banyak dilakukan secara lebih mendalam. 2) Seiring
dengan perkembangan zaman, saat ini tidak banyak rumah tradisional yang masih
tersisa, untuk itu perlu dilakuakan kajian dan pendataan ulang. 3) Secara bentuk,
dengan rumah-rumah tradisional lainnya yang ada di Provinsi Jambi. Seperti rumah
bangunan, rumah tradisional ini berada di pinggiran sungai besar yang ada di Jambi,
mendiami daerah ini dikenal sebagai orang Melayu dan orang-orang keturunan
Arab yang memiliki budaya religi yang cukup kental. Oleh karena itu, penulis ingin
melakukan penelitian dan mengangkat ini menjadi sebuah skripsi dengan judul
lebih jelasnya permasalahan dan tujuan dari penelitian ini akan dipaparkan di bawah
ini.
Ada beberapa permasalahan yang akan diangkat dan menjadi landasan dalam
penelitian. Beberapa permasalahan yang diangkat dirasa sangat sesuai dengan judul
dan tema dari penelitian ini, yaitu yang berhubungan dengan rumah tradisional yang
ada di daerah Jambi Kota Seberang. Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
Kota Seberang?
5
Tujuan dalam penelitian ini yang pertama adalah untuk memenuhi salah satu
Seberang, dan;
Penelitian ini tentunya juga memiliki beberapa manfaat yang dapat kita peroleh
dan kita ambil pelajarannya. Khususnya untuk para akademisi dan untuk
yang telah di sebutkan di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
rujukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian atau teori yang dihasilkan oleh
pustaka dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu penelitian terdahulu,
yang pernah dilakukan sebelumnya pada objek dan wilayah penelitian yang sama,
penelitian, sedangkan kerangka teori merupakan landasan atau cara pandang yang
Tulisan dari Fiona Kerlogue (2004) dengan judul “Cultural change and the
rumah dan perubahan budaya yang berhubungan dengan rumah di Jambi Kota
Seberang. Perubahan yang dilihat dari catatan-catatan orang Eropa yang pernah
Fiona Kerlogue (2008) dalam tulisan selanjutnya dengan judul “House form
and ethnic identity Tradition and variation in house style in Jambi Province” dalam
Indonesia yang diterbitkan oleh KITLV Press Leiden. Fiona Kerlogue menjelaskan
dalam tulisannya tentang rumah tradisional di tiga daerah yang berbeda di Provinsi
Jambi, yaitu di Desa Ulu Gedong Jambi Kota Seberang, di Desa Kampung Baruh
2008).
BPCB Jambi pada tahun 2012. Registrasi tersebut dilakukan di dua Kecamatan
yaitu Kecamatan Pelayangan dan Kecamatan Danau Teluk. Rumah tradisional yang
telah teregistrasi sebanyak 20 rumah, dengan dua rumah tradisional sudah roboh
Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Djafar dan Anas Madjib BA (1986), dalam
buku dengan judul “Arsitektur Tradisional Daerah Jambi”. Penelitian ini dilakukan
pada rumah tradisional orang Batin dan rumah tradisional orang Kerinci.
yang meliputi, nilai-nilai budaya pada arsitektur tradisional, pengaruh luar terhadap
arsitektur tradisional, serta prospek arsitektur tradisional masa kini dan masa yang
akan datang (Drs. Djafar & Madjib BA, 1986). Tulisan dalam buku ini memiliki
diantaranya yaitu objek penelitian yang sama yaitu berupa rumah tradisional yang
tidak jauh berbeda dengan objek penelitian penulis, walaupun milik suku yang
berbeda tetapi kemungkinan besar juga memiliki persamaan yang kuat dari konsep
Buku yang disusun oleh Ani Rostiyati dkk (2012) dengan judul “Arsitektur
menjelaskan tentang analisis terhadap beberapa hal yaitu analisis nilai arsitektur
arsitektur tradisional (Rostiyati et al., 2012). Persamaan buku ini dengan penelitian
yang akan dilakukan oleh peneliti selain objek penelitian yang sama, yaitu berupa
identifikasi bentuk rumah, ragam hias, serta tata ruang arsitektur rumah tradisional.
Tulisan dari Yusdi Anra dan Asyhadi Mufsi Sadzali (2018) dengan judul
Jambi Malay Culture”. Tulisan ini menjelaskan tentang rumah tradisional di Dusun
Tanah Periuk, Rumah tuo Rantau Panjang, dan rumah tradisional Mata Gual,
Batanghari (Anra & Sadzali, 2018). Tulisan ini menjadi rujukan bagi penulis untuk
melihat rumah tradisional di wilayah Jambi secara lebih lebih luas. Karena
9
arsitektur rumah tradisional yang ada di Jambi memiliki ciri tersendiri disetiap
Amos Rapopor (1969) dalam bukunya House Form and Cultur menjelaskan
bahwa, ada banyak faktor yang membentuk suatu konstruksi arsitektur bangunan.
Faktor tersebut diantarnya adalah faktor iklim dan kebutuhan untuk berlindung,
bahan, metode konstruksi, teknologi, pemilihan lahan, ekonomi, religi dan faktor
pengaruh dalam arsitektur rumah tradisional di Jambi Kota Seberang. Hal tersebut
Banyak batasan yang diberikan oleh para ahli tentang arsitektur tradisional.
Batasan tersebut diantaranya dari segi bentuk, struktur, fungsi, ragam hias, dan cara
dapat dilihat sebagai suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat berlindung
yang memberi rasa aman terhadap pengaruh alam seperti hujan, panas, dan
arsitektur dapat dibagi atas beberapa komponen, yaitu berupa bentuk, struktur,
fungsi, ragam hias serta cara pembuatannya yang diwariskan secara turun temurun
Alur pemikiran ini disusun berdasarkan fenomena atau data lapangan yang di
dapat dengan melihat rumah tinggal bukan hanya sebagai pemenuhan kebutuhan
manusia saja. Lebih dari itu, dalam arsitektur rumah tradisional tersebut peneliti
ingin melihat bagaimana arsitektur rumah tradisional yang ada serta melihat faktor
peneliti akan menerapkan konsep atau teori yang dianggap relevan dengan latar
pengetahuan. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dalam bagan di bawah ini.
Seberang
Masyarakat Rumah Tradisional
Kota Jambi
Aktivitas
Penelitian ini dilakukan di daerah Jambi Kota Seberang yang berada di dua
kecamatan yaitu Kec. Pelayangan dan Kec. Danau Teluk, Kota Jambi. Objek
penelitiannya yaitu berupa rumah-rumah tradisional yang ada di Kota Jambi. Data
awal yang akan digunakan merupakan data dari BPCB Jambi dan observasi
langsung di dua Kecamatan tersebut. Dari hasil survei yang telah dilakukan dengan
mempertimbangkan berbagai hal maka peneliti akan mengambil tujuh rumah yang
masih dalam kondisi baik untuk dikaji lebih mendalam dan diharapkan dapat
mewakili rumah tradisional di Jambi Kota Seberang pada umumnya. Sebanyak lima
Danau Teluk.
Penelitian ini lebih menitik beratkan kepada kajian Arkeologi arsitektur, untuk
arsitektur tradisional yang dimaksud yaitu terdiri dari eksterior, interior, dan
tampak dari luar, yaitu mulai dari komponen kaki, badan bangunan, dan atap.
Kemudian komponen interior arsitektur dalam rumah berupa tata ruang serta
komponen interior yang ada. Selanjutnya, komponen lanskap dari arsitektur berupa
tata letak atau posisi penempatan rumah, orientasi rumah tradisional tersebut dalam
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan juga manfaat dari
penelitian ini, diperlukan suatu metode penelitian yang sistematis, agar penelitian
warisan budaya dengan melihat fakta di lapangan dan data pustaka yang
tulisan ini bersifat deskriptif. Berdasarkan metode, pola penalaran, serta sifat
penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dilakukan berdasarkan
Dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan objek penelitian. Data yang
akan digunakan dibagi menjadi dua yaitu, data primer berupa data lapangan
maupun data sekunder yang berupa data kepustakaan yang berkaitan dengan objek
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang di dapatkan langsung dari lapangan dengan
dilakukan dengan menggunakan google form agar mempermudah dan dapat didata
konstruksi rumah panggung terdiri dari tiga bagian yaitu, bagian bawah(kaki),
Pengumpulan data yang diambil pada rumah tradisional di Jambi Kota Seberang
yaitu berupa komponen arsitektur rumah tradisional yang meliputi aspek eksterior
mulai dari kaki, badan, hingga atap bangunan. Kemudian aspek interior yang
meliputi tata ruang bangunan serta komponen interiornya. Selanjutnya dari aspek
wawancara terbuka, yaitu dengan bertatap muka secara langsung dengan informan
14
ahli waris rumah tradisional di Jambi Kota Seberang yang menjadi objek penelitian.
penelitian.
2. Data Sekunder
Data kepustakaan menjadi data sekunder atau data pendukung dalam bentuk
dalam hal ini yaitu berupa buku, laporan hasil penelitian, jurnal atau artikel ilmiah,
serta gambar atau foto yang berkaitan dengan objek penelitian. Oleh karena itu data
sekunder juga menjadi hal yang cukup penting untuk mendukung penelitian ini,
tahapan pengumpulan data. Data primer dan data sekunder yang telah didapatkan
akan diolah untuk menyusun sebuah tulisan yang sistematis. Untuk lebih jelasnya
telah diperoleh yaitu berupa catatan lapangan, gambar dan termasuk data
yaitu berupa data komponen eksterior, interior dan lanskap. Data eksterior yang
15
akan diolah meliputi tiang, tangga, pintu, jendela, ventilasi, pagar serambi, dinding,
berdasarkan morfologi dan ornamen hiasnya. Data interior yang ada berupa tata
ruang bangunan dan komponen interior yang ada akan dilakukan identifikasi
berdasarkan tata ruang, morfologi dan ornamen hiasnya. Kemudian data lanskap
yang ada berupa tata letak atau posisi, orientasi bangunan, serta jarak bangunan
denan jaringan aksesibilitas yang ada akan dilakukan identifikasi berdasarkan tata
Data kepustakaan yang telah terkumpul, baik itu berupa buku, laporan, jurnal
atau artikel ilmiah, serta gambar, foto dan peta yang dapat membantu dalam
penulisan ini akan di masukkan sesuai dengan kebutuhan dari penelitian ini. Hal itu
dilakukan agar tulisan ini memang menjadi sebuah karya ilmiah yang berkualitas.
1.9.3 Analisis
selanjutnya adalah analisis data. Analisis data dilakukan terhadap tiga komponen
interior dan lanskap dari objek penelitian. Dengan analisi morfologi, ornamen hias,
memiliki ciri daerah atau budaya dari mana. Analisis ornamen hias dilakukan untuk
mengetahui fungsi dan makna dari oranamen hias tersebut. Analisis tata ruang
dilakukan untuk mengetahui fungsi dan makna dari setiap ruangan yang ada di
dalam rumah tradisional tersebut. Analisis tata letak dilakukan untuk mengetahui
rumah dan jarak dengan jaringan aksesibilitas serta ruang sumber daya yang
1.9.4 Interpretasi
Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data yang telah
yang dimaksud adalah untuk mengetahui apa saja faktor yang melatarbelakangi
arsitektur rumah tradisional yang ada di Jambi Kota Seberang. Hal tersebut yang
Dari hasil pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, serta interpretasi.
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisis Data
Interpretasi Data
Penarikan
Kesimpulan