Anda di halaman 1dari 10

Andita Nurul Kurniawati Putri, Ikhwanul Hakim dan M.

Reza Alfath : Arsitektur Nusantara Rumah Radakng… Vol 1, No 1, (2022)

ARSITEKTUR RUMAH RADAKNG SUKU DAYAK KANAYATN, KALIMANTAN BARAT


Andita Nurul Kurniawati Putri 1, Ikhwanul Hakim 2, Muhammad Reza Alfath 3

1 2107110037, Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Riau


2 2107113230, Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Riau
3 2107125074, Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Riau

Abstrak

Arsitektur nusantara merupakan kondisi membangun pengetahuan dengan membaca arsitektur Itu sendiri. Seperti yang
kita ketahui Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak suku budaya tentu memberikan banyak pengetahuan pula
mengenai arsitektur disetiap daerahnya yang berbeda-beda. Salah satu suku budaya yang diambil pada kali ini adalah
arsitektur nusantara Rumah Radakng suku Dayak kanayath, yang berasal dari Kalimantan Barat. Ada beberapa hal
membuat Rumah Radakng hampir sama dengan rumah kedaerahan lain yang ada di Kalimantan Barat khususnya. Seperti
rumah betang yang memang secara sekilas terbilang mirip mengingat kondisi geografis antara Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Barat terbilang dekat. Studi ini mengkaji arsitektur nusantara dengan beberapa pandangan atau teroi para ahli
Yang dimana data di dapatkan dengan studi kasus atau studi kepustakaan sebagai sumber bacaan guna melengkapi
informasi yang sekiranya dapat disematkan atau digunakan pada artikel ini nantinya. Dengan tujuan mengetahui
bagaimana arsitektur dari segi fisik, tata keruangan serta pondasi serta konstruksi yang membangunnya. Pembahasan
pada artikel ini secara umum membahas 3 bahasan utaman yaitu mengenai Form/ Physical Feature ( Bentuk/ Fitur Fisik),
Spatial Layout (Tata Ruang), dan Construction (susunan atau kosntruksi). Yang secara singkat membahas bagaimana
rumah Radakng itu terbentuk, serta kenapa ia dilengkapi dengan aspek-apsek yang mendukung terbentuk dan berdirinya
rumah radakang itu sendiri. Tentu dengan adanya faktor yang mendasari mulai dari lingkungan, sosial budaya, keagamaan,
iklim dan lain sebagainya.

Kata Kunci : Arsitektur Nusantara, Bentuk/ Fisik, Konstruksi Suku Dayak, Tata Ruang, Rumah Radakng,

Abstract

Archipelago architecture is a condition of building knowledge by reading the architecture itself. As we know, Indonesia as
a country that has many cultural tribes certainly provides a lot of knowledge about architecture in each of its different
regions. One of the cultural tribes that was taken this time was the archipelago architecture of Rumah Radakng, the Dayak
Kanayath tribe, who came from West Kalimantan. There are several things that make Rumah Radakng almost the same
as other regional houses in West Kalimantan in particular. Like the betang house, which at first glance is somewhat similar
considering the geographical conditions between Central Kalimantan and West Kalimantan are fairly close. This study
examines the architecture of the archipelago with several views or theories of experts where data is obtained by case
studies or literature studies as a reading source to complement information that can be embedded or used in this article
later. With the aim of knowing how the architecture in terms of physical, spatial and foundation and construction that
builds it. The discussion in this article generally discusses 3 main topics, namely Form/Physical Feature, Spatial Layout,
and Construction. Which briefly discusses how the Radakng house was formed, and why it is equipped with aspects that
support the formation and establishment of the Radakng house itself. Of course with the underlying factors ranging from
environmental, socio-cultural, religious, climate and so on.

Keywords: Archipelago Architecture, Form/Physical, Dayak Tribe, Construction, Spatial Layout, Radakng House

PENDAHULUAN

Tugas Teori dan Sejarah Arsitektur | 1


ARSITEKTUR RUMAH RADAKNG SUKU DAYAK KANAYATN, KALIMANTAN BARAT

Jika dilihat dari keberagaman etnis serta budaya yang ada di Indonesia yaitu disebutkan kurang lebih dari jumlah
provinsi yang ada di Indonesia. Dengan hal itu kita sebagai warga negara dan penerus keberadaban kehidupan hendaklah
mengetahui bagaimana manusia bertempat tinggal serta berlindung didalamnya. Terkadang ada yang menyalah artikan
antara arsitektur nusantara dengan arsitektur tradisional karena keduanya sama-sama membahas tentang arsitektur yang
berawal dari kedaerah setempat. Secara singkat menurut Prijotomo (2002) menyatakan bahwa perbedaan pada arsitektur
tradisional dengan arsitektur nusantara terdapat pada cara berpikir, dimana arsitektur nusantara mencari pengetahuan
dengan membaca bagaimana arsitektur suatu bangunan itu dan arsitektur tradisional membangun pengetahuan dengan
kebudayaan yang ada dalam kehidupan masyarakat.

Lajunya perkembangan kehidupan manusia yang semakin modern menjadikan arsitektur nusantara terbilang
dilupakan dalam beberapa kondisi. Dikarenakan masyarakat cenderung menganggap itu kuno dan sudah tidak sesuai
dengan kehidupan masa sekarang. Dengan itu arsitektur nusantara hendak lah tetap ada mengingat ia berupa suatu jati
diri sebuah bangsa terlebih lagi bagi Indonesia. Arsitektur ada dikarenakan kebutuhan masyarakat dengan factor alam
serta kehidupan sosial manusia yang mejadi pendukungnya. Hal yang melatarbelakangi kenapa arsitektur nusantara salah
satunya ia sebagai bentuk cara berpikir manusia yang memanfaatkan pengetahuannya dengan memperhatikan dari objek
yang ada yaitu berupa arsitekturnya. Pada pembahasan kali ini mengangkat contoh arsitektur nusantara yang berasal dari
Kalimantan Barat, yaitu suku Dayak Kanayatn. Berdasarkan sumber Wikipedia, suku Dayak kanayatn ialah pembagian atau
sub dari suku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan seperti daerah kabupaten Landak, Kabupaten Mempawah,
Kabupaten Kubu Raya, Serta Kabupaten Bengkayang.

Budaya berupa cikal bakal adanya karya -karya unik, bernilai serta bermakna yang dihasilkan dari adanya kehidupan
sosial masyarakat. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai bentuk suatu karya cipta manusia sebagai pendukung suatu
kebudayaan. Salah satu bentuk dari produk suatu kebudayaan yang ada pada kenyataan adalah arsitektur. Arsitektur
tersebut terbentuk dari adanya pemikiran dengan asas yang mendasari yaitu konsep,nilai-nilai yang bermakna tentunya
dengan penerapannya pada hiasan ornamen, ataupun bnetuk dari bangunan itu sendiri. Irwin Ramsyah
(2009:1)berpendapat “ bahwa mengenai identitas dari hasil karya arsitektur, sebenarnya masih merupakan polemik
yang tak kunjung habisnya.

Menurut beberapa sumber mengatakan bahwa rumah Radakng seiring perkembangan zaman dapat digunakan
sebagai penginapan baik bagi warga lokal ataupun warga yang berdatangan dari luar. Persoalan menarik atau dapat
dikatakan sebagai pembahasan inti pada artikel ini mencakup tiga hal yaitu, Physical Feature/Form (Bentuk), Spatial Layout
(Tata Ruang), serta Construction (Konstruksi). Yang menggambarkan bagaimana rumah radakng serta dimana keunikan
serta letak keistimewaan dari rumah adat yang satu ini, sehingga dapat di jadikan ikon pariwisata kota Pontianak,
Kalimantan Barat.

(1)Mengutip pernyataan Prijotomo (2004) bahwa, Arsitektur Nusantara dibangun sebagai sebuah pengetahuan yang
berlandaskan dan dipangkalkan dari filsafat, ilmu dan pengetahuan arsitektur. (2) Menurut Prijotomo (2018), Arsitektur
Nusantara adalah arsitektur di wilayah yang dinamakan Nusantara, yakni terutama kawasan Indonesia sewaktu berada
dalam abad awal masehi sampai dengan abad 18. Diketahui arsitektur nusantara merupakan periode permulaan
pekembangan arsitektur di Indonesia. (3) Hidayatun (2014:3) Arsitektur nusantara merupakan
sebuah konsep berarsitektur yang berpedoman pada lingkungan alam dan budaya setempat, yang tercermin dalam nilai-
nilai dan makna yang terkandung dibalik perwujudan fisiknya. (4) Arsitektur Nusantara menjunjung tinggi nilai-nilai
lokalitas. Menurut Lewis Mumford dalam Hapsara (2015). Tujuan dari penulisan materi kali ini ialah menjelaskan,
memaparkan, serta mendeskripsikan tentang bagaimana karakter rumah Radakng dan memperkenalkan apa dan seperti
apa rumah radakng itu

sendiri serta tercapainya maksud penulisan sebagai bentuk tersampainya materi dengan contoh penerapan
arsitektur nusantara yaitu rumah radakng kota Pontianak, Kalimantan Barat.

METODE PENULISAN

Dalam penulisan studi ini menggunakan metode studi kepustakaan atau yang dimaksudkan sebagai bentuk
metode atau teknik pengambilan data yang menjadi cara utama dalam penulisan kali ini. Mulai dari mencari apa itu
arsitektur nusantara, bentuk dari bangunan rumah adat tersebut, bagaimana masyarakat suku Dayak kanayatn menyusun

2 | Tugas Teori dan Sejarah Arsitektur


Andita Nurul Kurniawati Putri, Ikhwanul Hakim dan M. Reza Alfath : Arsitektur Nusantara Rumah Radakng… Vol 1, No 1, (2022)

tata ruang tersebut hingg amenjadi satu rumah dalam konsep kesatuan. Serta bentuk konstruksi dari rumah adat itu
sendiri sehingga menjadi tegah berdiri serta kokoh berdiri dipermukaan tanah.

OBJEK DAN PERSOALAN

Sebagai rumah adat yang diresmikan pada tahun 2013 sebagai rumah adat suku Dayak kanayatn. Berupa rumah
adat dalam suku Dayak kanayatn sebagai bentuk sub dari suku banyaknya suku dayak yang berada di Kalimantan. Di
kehidupan radakng yang dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai rumah panjang memiliki banyak nama sesuai dari
Kalimantan daerah mana ia berasal. Pada kesempatan ini tidak di bahas secara spesifik di daerah mana yang akan dibahas
karena hanya akan diuraikan secara umum rumah radakng yang berada di Kalimantan barat tersebut seperti apa. Rumah
radakng dapat dikatakan sebagai rumah tradisional dari Kalimantan Barat yang tahun didirikannya tidak dengan mudah.
Rumah adat suku Dayak kanayatn diwariskan secara turun temurun yang dibangun sekitar pada abad ke-18 yaitu sekitar
tahun 1875.

Pada umumnya, rumah panjang digunakan untuk tempat tinggal bagi para keluarga. Rumah panjang dibangun
tinggi karena berfungsi untuk menghindari serangan binatang buas. Tinggi rumah panjang juga berperan untuk menjaga
keselamatan keluarga dari serangan suku-suku lain dalam masyarakat Dayak. Rumah panjang juga sering kali digunakan
untuk kegiatan-kegiatan masyarakat seperti rapat atau pertemuan-pertemuan. Tidak hanya pertemuan-pertemuan
masyarakat, rumah panjang juga dipakai untuk upacara-upacara adat atau ritus-ritus yang ada dalam masyarakat Dayak.
Oleh Karena itu, rumah panjang bukan hanya milik pribadi tetapi juga milik masyarakat Dayak.

Letak Geografis

Provinsi Kalimantan Barat terletak di bagian barat pulau Kalimantan atau berada pada garis antara 2o08’ LU serta 3005’
LS serta di antara 108o0’ BT dan 114o BT pada peta bumi. Berdasarkan letak geografis yang spesifik ini maka, daerah
Kalimantan Barat tepat dilalui oleh garis Khatulistiwa (garis lintang 0 o) tepatnya di atas Kota Pontianak. Karena pengaruh
letak ini pula, maka Kalimantan Barat adalah salah satu daerah tropik dengan suhu udara cukup tinggi serta diiringi
kelembaban yang tinggiiCiri-ciri spesifik lainnya adalah bahwa wilayah Kalimantan Barat termasuk salah satu provinsi
di Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara asing, yaitu dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia Timur.
Letaknya ynag berdekatan dengan rumpun melayu membuat dampak tersendiri bagi kehiduapn Kalimantan Barat yaitu
salah satunya bahasanya.

Dahulu kala, rumah Panjang (Radakng) dari Kalimantan Barat terbuat dari kayu. Rumah panjang dari Kalimantan
Barat mempunyai tinggi 5 sampai 8 meter. Tinggi rumah tergantung dari tinggi tiang yang menopang rumah tersebut.
Rumah panjang dari Kalimantan barat mempunyai panjang sekitar 180 meter dan lebar 6 meter. Rumah panjang memiliki
sekitar 50 ruangan. Ruangan-ruangan ini umumnya dihuni oleh banyak keluarga yang di dalamnya juga termasuk keluarga
inti. Untuk masuk ke rumah panjang, keluarga mengunnakan tangka atau anak tangga. Rumah panjang di Kalimantan
Barat mempunyai bentuk yang sempit tetapi dengan ukuran panjang yang ekstrim (Rumah Panjang: Budaya di Kalimantan
Barat yang Masih Hidup di Kapuas Hulu)

A. Sejarah Singkat

Di zaman perang, ketika sering terjadi perang antar suku Dayak, suku Dayak Iban memilih untuk tidak ikut berperang.
Konon, Rumah Panjang dibangun tinggi untuk menghindari serangan musuh dan mencegah musuh naik ke dalam rumah.
Suku Dayak berperang menggunakan sumpit (ujung runcing kayu panjang) yang diracun. Sumpit itu ditancapkan ke musuh
dari bawah rumahnya, menembus lantai kayu. Dari dalam rumah, serangan balik sumpit juga menghantam musuh yang
menyerang. Sumpit beracun memang menakutkan karena bisa berakibat fatal jika terkena.(Rumah Betang, Simbol
Persatuan Suku Dayak:2015)

Tugas Teori dan Sejarah Arsitektur | 3


ARSITEKTUR RUMAH RADAKNG SUKU DAYAK KANAYATN, KALIMANTAN BARAT

B. Form/Physical Feature (Bentuk)

Masuk pada pembahasan inti pertama yaitu bentuk atau bagian fisik dari rumah radankg itu sendiri, dimana pada
bagian bentuk ini dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala (atap), bagian badan (dinding), dan yang terakhir
bagian kaki (pondasi).

1. Bagian Kepala (Atap)


• Atap berbentuk pelana dengan struktur kolom tanpa adanya ornamen
• Bentuk arsitektur yang sederhana dikaitkan dengan tatanan kehidupan masyarakat Dayak yang sederhana,
karena semakin sederhana maka semakin mudah untuk diterima dan dimengerti
• Sering kali orang beranggapan bahwa atap langsung menyatu dengan bilik-bilik di dalamnya padahal tidak
• Atap pada perkembangannya dahulu kali terbuat dari sirap yaitu kayu belian yang diris tipis-tipis dari bagian
lantai bangunan. Tetapi seiring perkembangan zaman harga sirap semakin mahal maka diganti dengan seng atau
daun sagu

Gambar No.1 Menjelaskan bagian atap Gambar No. 2 Bagian atap menggunakan
yang meruncing daun sagu yang sekarang sering
menggunakan seng

2. Bagian Badan (Dinding)

Pada bagian badan pada umumnya setiap rumah ada terbilang cukup sama dengan bentuk rumah
panggung, memanjang dengan ukuran yang ekstrim serta terdapatnya tata ruang pada umumnya seperti
rumah umum biasanya. Pada Rumah Panjang (Radakng) badan ruang mulai dari Pante (teras) hingga bagian
lumbung sebagai bagian darinya. Yang seperti diketahui ia juga menggunakan kayu belian yang disusun-susun

Gambar No.3 Dinding Rumah yang disusun Gambar No.4 Dinding Rumah yang disusun
secara sejajar dari kayu belian secara sejajar dari kayu belian

4 | Tugas Teori dan Sejarah Arsitektur


Andita Nurul Kurniawati Putri, Ikhwanul Hakim dan M. Reza Alfath : Arsitektur Nusantara Rumah Radakng… Vol 1, No 1, (2022)

3. Bagian Kaki (Pondasi)

Pada bagian kaki yaitu meliputi rangka, fondasi atau pilar-pilar yang menjadi tonggak dari berdirinya rumah Radakng ini,
dimana pada umumnya mereka menggunakan kayu dengan ukuran besar sebagai penegaknya dengan terdapatnya
ornamen-ornamen yang memiliki arti tersendiri dari setiap ornamen yang tercipta.

Gambar No. 5 Pondasi atau tiang-tiang


Gambar No. 6 Tiang-tiang dengan hiasan
yang berjumlah ganjil dengan ornamen-
khas Kalimantan Barat yang biasanya seperti
ornamen khas Kalimantan Barat
burung Enggang dan naga

Salah satu ciri khas dari Rumah Radakng adalah pilar-pilar penyangganya yang berukuran besar dan dihiasi dengan
ukiran atau lukisan khas suku Dayak. Ukiran dan lukisan ini menjadi ciri khas setiap rumah di Kalimantan. Motif seni lukis
dari suku Dayak ini biasanya diambil dari bentuk binatang seperti burung enggang, naga, dan anjing. Namun bisa juga
berbentuk bunga, tanaman, perisai, dan wajah manusia. Setiap lukisan ini juga memiliki arti, misalnya burung enggang
dan naga yang merupakan simbol penguasa alam dan simbol kesucian. Sedangkan perisai menggambarkan kokohnya
pertahanan suku Dayak. (2020: Bramble Journal)

C. Spatial Layout (Tata Ruang)

Pada susunan atau tata ruang dalam rumah radakng ini terdapat sekiranya 6 bagian ruang, dimana ada Pante/Pente
(teras), tanga (tangga), serambi (sami), ruang bilik/milik/ jobonkg, dapur (jungkar), dongo (lumbung).

i. Pante/Pente (teras)
• Pante (teras) berupa ruang terbuka yang terdapat paling depan dan paling pertama dijumpai saat memasuki
rumah.
• Pante atau teras biasa terbuat dari kayu atau saat ini sesuai dengan perkembangan zaman terbuat dari
papan kecil yang tersusun rapi.
• Terdapatnya celah atau jarak antar satu papan ke papan lainnya dengan tujuan agar hujan turun air tidak
tergenang di atasnya, tetapi dapat langsung turun ke tana
• Pante atau teras digunakan masyarakat sebagai tempat menjemur hasil panen atau pertanian lainnya.
• Terdapat pagar setinggi 100 cm sebagai pengaman teras dari bahaya
• Setiap bilik di rumah radakng memiliki pante dengan ukuran 550 cm x 440 cm atau sebanding dengan ukuran
bilik yang ada dirumah tersebut.

Tugas Teori dan Sejarah Arsitektur | 5

Gambar No. 7 Pente atau teras rumah Gambar No. 8 Pente atau teras rumah
Radakng suku Dayak Kanayatn Radakng suku Dayak Kanayatn .
Sumber Poltak Johansen, 2012
ARSITEKTUR RUMAH RADAKNG SUKU DAYAK KANAYATN, KALIMANTAN BARAT

ii. Tanga/Tangka/Tangga
• Tanga’ merupakan pelafalan masyarakat setempat, yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
artinya tangga.
• Tanga’ Rumah Radakng tersusun atas tangga yang ditepak atau tangga yang terbuat dari batang kayu utuh
yang ditepak, sehingga membentuk coakan anak-anak tangga. Seperti bentuk cungkilan atau pahatan pada
tangga untuk dapat dipijaki oleh kaki
• Jumlah tanga’ pada Rumah Radakng terdiri dari 35 tangga. Masing-masing bilik memiliki tangganya masing-
masing.
• Jumlah tangga yang banyak, didasari faktor kepercayaan dan kebudayaan masyarakat Dayak Kanayatn.
• Jika salah satu anggota rumah adat meninggal dunia maka ia diturunkan sesuai dengan tangga di biliknya
dan tidak diperbolehkan pada tangga lain karena dianggap akan membawa kesialan.

Gambar No. 8 tanga atau tangga dalam Gambar No. 9 Tanga atau tangga
penuturan masyarakat Dayak Kanayatn dalam penuturan masyarakat Dayak
Kanayatn. Sumber Bombastic
Borneo, 2017
iii. Serambi/Sami
• Berupa ruang tengah memanjang dan tanpa sekat yang ada di rumah radakng.
• Terdapat bale-bale atau tempat melepas penat yang dimana setiap bilik memilikinya
• Ruangan serambi digunakan untuk acara adat atau kegiatan warga lainnya
• Dahulu kala lesung padi sebagai penyangga pada lantai dekat dengan pintu biliki tetapi sekarang sudah
disimpan di ruang dapur
• Terdapat ruang bernama para-para sebagai tempat menyimpan hasil berladang
• Terbuat dari papan yang disusun di atas tiang penyangga
• Terdapat meja panjang berbentuk lingkran dengan ukuran kurang lebih 0, 5 meter dimensi sekitar 3 x 2,5
Meter, digunakan untuk meletakkan makanan atau minuman untuk menyambut tamu

Gambar No. 10 Serambi atau tempat Gambar No. 11 Bale-bale yang terdapat
bertemunya keluarga dalam rumah di bagian ruang serambi/sami ini.
Radakng Sumber Poltak Johansen, 2012

iv. Ruang bilik/ milik/ jobonkg


• Merupakan ruang inti sebagai ruang utama dari bagian rumah betang
• Ruang pribadi bagi masing-masing kepala keluarga
• Terdiri dari kamar tidur, ruang keluarga, dan dapur
6 | Tugas Teori dan Sejarah Arsitektur
Andita Nurul Kurniawati Putri, Ikhwanul Hakim dan M. Reza Alfath : Arsitektur Nusantara Rumah Radakng… Vol 1, No 1, (2022)

• Juga menerima tamu atau kerabat yang dianggap dekat


• Ruang utama yang terdapat dalam bilik dan digunakan untuk tempat berkumpul para anggota keluarga
disebut dengan jobing
• Diatas bilik terdapat para-para yang digunakan sebagai tempat menyimpan barang-barang, tatapi berbeda
fungsi dengan para-para diatas serambi

Gambar No. 12 bilik/jobongkng. Sumber Gambar No. 13 bilik/jobokng. Sumber


Yoris Mangenda, 2020 Yoris Mangenda, 2020

Dengan zaman yang semakin modern, masyarakat suku Dayak kanayatn cenderung menggunakan
material-material penambhan dengan warna-warna yang bervariasi. Mulai dari pintu dan jendela menggunakan
ornamen khas Kalimantan Barat disetiap pintu masuk menuju bilik dalam rumah Radakng.

v. Dapur/Jungkar/Lumbung
• Ruang paling belakang dari rumah betang disebut juga jungkar sebagai tempat memasak keluarga
• Dinding penyekat antarbilik tidak menempel, tetapi terdapat ruang terbuka dari atas hingga kolom rumah,
sehingga udara di dalam ruangan tidak pengap karena terdapat jendela
• Terdapat tingaat’n (atap yang ditopang dengan kayu) untuk menghindari suasana ruangan yang gelap
berfungsi sebagai ventilasi udara sekaligus pencahayaan dalam ruangan
• Salah satu bagian dari rumah betang yang berbentuk panggung,
• Kolong rumah juga dimanfaatkan oleh penghuni rumah betang, biasanya digunakan untuk tempat
memelihara ternak dan menyimpan barang-barang milik warga
• Terletak didepan rumah betang walaupun ada yang membuat dibelakangnya
• Bangunan ini sendiri terpisah dari rumah betang, namun saat ini tidak sedikit penghuni rumah betang
membangun dangonya didalam bilik
• Dango juga berfungsi sebagai tempat masing-masing keluarga melakukan upacara ucapan syukur atas hasil
panen yakni upacara naik dango
• Seiring berkembangnya zaman lumbung mulai ditinggalkan dan digantikan dengan area taman yang lebih
asri

Gambar No. 14 Dapur, jungkar atau Gambar No. 15 Lumbung penyimpan


jobokng padi. Sumber Poltak Johansen, 2009

Tugas Teori dan Sejarah Arsitektur | 7


ARSITEKTUR RUMAH RADAKNG SUKU DAYAK KANAYATN, KALIMANTAN BARAT

Gambar No. 16 Tatanan Rumah Radakng


adat suku Dayak kanayatn, Kalimantan Barat.
Sumber Semantic Scholar

Dalam tatanan ruang Rumah Radakng terdapat pula beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi oleh para
anggota rumah, yang dimana meliputi sebagai berikut :

1. Rumah Panjang memiliki satu dapur sehingga semua penghuni menggunakan dapur secara bergantian.
2. Terdapat Pante atau lantai di depan bagian luar atap yang menjorok ke luar, yang berfungsi antara lain: Menjemur
padi, pakaian, dan mengadakan upacara penyambutan tamu agung, khitanan dan upacara adat lainnya.
3. Terdapat serambi yang merupakan pintu masuk setelah melewati pante yang jumlahnya sesuai dengan jumlah
kepala keluarga.
4. Ada Jungkar yaitu ruangan tambahan di belakang ruang keluarga yang masing-masing atapnya menghubungkan
atap Rumah Panjang, ada kalanya atap atapnya berdiri sendiri. Jungkar ini diletakkan tangga masuk atau keluar
untuk satu keluarga, agar tidak mengganggu tamu.
5. Dibangun tinggi dari permukaan tanah dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang mengganggu penghuni
Rumah Panjang, seperti menghindari musuh yang bisa datang secara mengejutkan, binatang buas, atau banjir
yang kadang datang. Hampir semua rumah panjang bisa ditemukan di pinggiran sungai-sungai besar di
Kalimantan.
6. Hulu ke arah matahari terbit dan hilir ke arah matahari terbenam. Dikatakan dianggap sebagai simbol kerja keras
untuk bertahan hidup dari matahari terbit hingga terbenam.
7. Ada tangga (hejot) dan pintu masuk. Tangga ini digunakan sebagai alat penghubung.
8. Rumah Panjang memiliki puluhan kamar dan satu kamar dihuni oleh satu keluarga. Setiap ruangan (pintu)
membutuhkan kurang lebih 24 tiang. Pintu masuk harus melalui tangga dari bawah tangga yang dilengkapi
dengan tangga.
9. Di rumah ada ruangan yang ada di dalam kamar, dan di ruang muka ada tempat untuk menerima tamu atau
tempat pertemuan (samik).
10. Di belakang rumah terdapat pendopo kecil, sebagai tempat menyimpan lesung untuk menumbuk padi.
11. Ada Karayan, yaitu sejenis pelataran yang berfungsi untuk menghubungkan dapur dengan bangunan utama,
sekaligus sebagai tempat istirahat dan tempat penyimpanan sementara hasil hutan.

D. Construction (Konstruksi)

Bagian konstruksi berbicara tentang struktur dan pondasi sebagai penopang atau rangka tegaknya rumah radakng,,
memiliki beberapa karakter seperti berikut :

1. Bangunan dengan garis-garis geometris sederhana dan lugas berirama


2. Barisan kolom yang berjajar dengan struktur bangunan tinggi
3. Jarak antar tiang satu dengan lainnya membentuk pola grid teratur dan terarah
8 | Tugas Teori dan Sejarah Arsitektur
Andita Nurul Kurniawati Putri, Ikhwanul Hakim dan M. Reza Alfath : Arsitektur Nusantara Rumah Radakng… Vol 1, No 1, (2022)

4. Kayu penyangga dari rumah betang(Radakng) menggunakan material kayu pilihan dengan ukuran besar
5. Komponen bangunan utama terdiri dari fondasi, dinding, plafon, pendukung atap, serta penutup atap.
6. Struktur bangunan berbentuk rumah panggung dengan sambungan balok atau tiang menggunakan teknik
menyatu dengan cara terapitkan satu dengan lainnya, meski seiring perkembangan zaman menggunakan
bantuan paku, sekrup dan semacamnya.
7. Arsitektur dan desain rumah panjang dibangun dengan tiang tinggi, fungsinya untuk menghindari serangan
binatang buas.

Gambar No. 16 Tiang Penyanggah. Gambar No.17 Penyangga pada tiang-


Sumber Poltak Johansen, 2009 tiang plafon Sumber Poltak Johansen,
2009

Diskusi

Pada bagian diskusi ini akan mengangakat dua hal yaitu membahas pada tata letak rumah dimana akan kita
bandingakan dengan rumah ada suku Bali Aga dengan rumah adat radakng. Secara sekilas mungkin seperti yang kita
ketahui bahwa kedua rumah tersebut pada umumnya fungsinya sebagai rumah tinggal. Tetapi pada tatanan rumah bali
aga menggunakan bagian-bagian rumahnya tersendiri dan dibagi-bagi lagi menjadi sub bagian sesuai dengan fungsi dan
maknanya dalam kebudayaan. Sedangkan pada rumah adat radakng disatukan pada satu atap rumah secara keseluruhan
dengan semua ruangan yang berada di dalam tatanan menjadi satu dalam rumah yang berukuran panjang tersebut. Lalu
pada rumah adat bali aga memiliki satu bagian yang terfokus pada keagaaman atau kepercayaan masyarakat sekitarnya
yaitu disebut dengan sanggah/merajan yang mengadaptasikan dari analogi gunung agung sebagai alam tertinggi.
Sedangkan pada halaman rumah di analogi sebagai alam tengah tempat hidup manusia. Melihat membandingkan antara
tata letak rumah radakng dengan rumah adat bali aga jika ditanya mengapa, salah satunya karena perbedaan yang
terdapat pada rumah adat radakng lumayan memiliki banyak perbedaan dengan rumah adat radakng yang digabung
menjadi satu dalam satu atap rumah yang sama. Pada segi dibangunnya rumah radakng memiliki beberapa persyaratan
dan diantaranya yang memiliki kesamaan ialah sama-sama dibangun mengikuti arah angin dan arah terbitnya matahari.
Meskipun pada rumah bali aga juga dibangun berdasarkan arah gunung agung sebagai gunung yang dianggap sacral serta
berarti bagi masyarakat bali aga yang menganut ajaran yang mereka anut. Di pisahkan oleh pulau yang berbeda tentu
membuat keduanya memiliki persamaan dan perbedaan yang dilihat dari segi sosial budaya dan agama yang dianut
disetiap daerah.

Kesimpulan

Melihat dari pembahasan yang ada yaitu terfokus pada tiga poin utama dimulai dengan Physical Feature (Bentuk),
spatial layout (tata ruang), dan construction (konstruksi/susunan). Dapat disimpulkan bahwa rumah radakng merupakan
rumaha dat dari suku Dayak kanayatn Kalimantan Barat yang memiliki tatanan ruang yang teratur. Mulai dari bagian
bentuk yang meliputi bagian kepala, dinding dan kakinya yang memiliki strukturnya tersendiri dan material yang digunakan
juga mendukung rumah radakng sebagai rumaha adat bagi masyarakat suku Dayak kanayatn yang terbilang masih tetapi
mempertahankan kealamian dengan menggunakan material dari alam. Lalu memberikan ruang-ruang tersendiri yang
terkesan memiliki privasi bagi setiap anggota dalam rumah terlebih lagi untuk perempuan/wanita. Rumah radakng juga

Tugas Teori dan Sejarah Arsitektur | 9


ARSITEKTUR RUMAH RADAKNG SUKU DAYAK KANAYATN, KALIMANTAN BARAT

tidak didirikan dengan sembarangan, rumah ini memiliki syarat-syarat dalam pembangunannya yang memiliki filosofi
tersendiri bagi masyarakat yang menempati rumah tersebut. Pada bagian tata ruang rumah radakng memiliki tatanan
ruang yang terpisah-pisah dengan tetap berada pada satu lingkup daerah yang sama dengan fungsi yang dimiliki pun
berbeda antar setiap ruangnya. Pada konstruksi pada rumah radakng menggunakan Teknik pasak pada penyambungan
kolom dan baloknya sedangkan pada rumah adat Bali Aga menggunakan Teknik sanggah dengan bantuan tanah liat atau
semen pada bagian pondasinya. Dan jika dibandingkan dengan salah satu rumah adat di Indonesia yaitu rumah adat Bali
Aga yang terdapat di Bali, cukup memiliki kesamaan yang banyak dengan fungsinya sebagai rumah tinggal bagi masyarakat,
meski menggunakan tatanan, material serta konstruksi yang berbeda disetiap bagian rumahnya.

Daftar Pustaka

Kebudayaan Indonesia (2016). Rumah Panjang

Etha Sriputri (2018). Arsitektur Betang Tumbang Gagu (Kajian Bentuk, Fungsi dan Nilai Penting)

Affrilyno (2020). Rumah Panjang: Nilai Edukasi Dan Sosial Dalam Sebuah Bangunan Vernakular Suku Dayak Di Kalimantan
Barat

Pujo Semedi & Bina Riyanto, KONPHALINDO (2009). Rumah Panjang Tak Lagi Terlihat : Telaah Perubahan Agroekosistem
di Kalimantan Barat

Poltak Johansen (2014). ARSITEKTUR RUMAH BETANG (RADAKNG) KAMPUNG SAHAPM

Paulus Sandra (2013). PENGARUH MULTIKULTURAL TERHADAP HIASAN PADA RUMAH BETANG MASYARAKAT DAYAK
KANYATN KALIMANTAN BARAT

10 | Tugas Teori dan Sejarah Arsitektur

Anda mungkin juga menyukai