USULAN
PENELITIAN HIBAH BERSAING
TIM PENGUSUL
Ir. Agus Zulkarnain Arief., MSA.
NPK : 466/FT; NIDN : 0715076102.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
RINGKASAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang..
1.2.
Tujuan Penelitian..
1.3.
Urgensi Penelitian
1.4.
Luaran Penelitian ..
1
1
2
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Permukiman Sasak dan Tata Ruangnya...
2.2.
Arsitektur Tradisional Sasak.
2.3.
Rumah Ekologis, Kehidupan Ekologis, Kampung Ekologis
2.4.
Rancangan Arsitektur Ekologis
2.5.
Simulasi Bangunan dengan CFD.
2
3
4
7
9
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.
Kerangka Penelitian .
3.2.
Teknik Pengambilan Data
3.3.
Metode Analisis Data.
3.3.1. Analisis dan Kajian Sustainibilitas
3.3.2. Analisis dan Rekonstruksi Rumah Adat..
3.3.3. Analisis dan Formulasi Model Stabilisasi
11
12
13
13
14
15
BAB 4
16
16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
17
RINGKASAN
Suku Sasak merupakan salah satu suku asli Indonesia yang hidup di Pulau Lombok.
Sampai saat ini mereka masih mempertahankan adat dan budayanya dan menetap di
Sembalun,Senaru, Segenter, dan Sade. Permukiman tradisional di Dusun Sade, Desa
Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat
tapaknya tidak bertambah sehingga dikawatirkan daya dukungnya akan terlampaui dan
dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran adat dan budayanya. Penelitian ini
bertujuan:(1) menganalisis keberlanjutan permukiman tradisional Sasak di Sade, (2)
menganalisis dan mengkonstruksi konsepsi tata letak, konfigurasi massa, organisasi ruang
dan struktur-konstruksi bangunan rumah adat Sasak, di Sade, dan (3) memformulasikan
model stabilisasi desain rumah ekologis pada permukiman tradisional Sasak di Sade.
Untuk menganalisis tingkat keberlanjutan permukiman tradisional Sade dipergunakan
kuesioner Community Sustainability Analysis. Penganalisisan konstruksi konfigurasi
massa, tata letak, organisasi ruang, struktur konstruksi dilakukan melalui pembuatan detail
engineering development menggunakan program Computer Aided Design dan model
ikoniknya. Formulasi stabilisasi konsepsi rumah ekologis berdasarkan gambar teknik dan
model ikonik dianalisis sistem penghawaaan dan pengiklimannya dengan teknik simulasi
menggunakan program Computational Fluid Dynamic Solid Work. Hasil yang diharapkan
dari penelitian ini adalah suatu model stabilisasi rumah ekologis dalam rangka
melestarikan arsitektur tradisional Sasak, melalui upaya memperkecil pengaruh negatif,
seperti deterioration, suksesi lingkungan dan gangguan iklim, terhadap eksistensi
permukiman tradisional Sade.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak lama manusia hidup dalam komunitas yang dekat dengan alam dengan
struktur sosial yang saling mendukung. Sejumlah komunitas permukiman tradisional di
Indonesia, berjuang untuk tetap hidup berkelanjutan. Pada sisi lain ada tantangan dimana
desain arsitektur saat ini cenderung kehilangan sentuhan kearifan lokus, klimatologi, dan
sumberdaya yang selaras dengan alam. Kecenderungan tersebut nampak dari cara
mengatasi masalah lingkungan buatan/binaan dengan penggunaan teknologi yang banyak
mengkonsumsi energi dan menghasilkan polusi.
Kondisi permukiman tradisional yang ada di Indonesia perlu digali nilai-nilai dan
kaidah-kaidah keunggulannya serta kesesuaiannya dengan desain ekologis. Hingga saat ini
sebagian besar komunitas tersebut masih tetap mempertahankan adat dan budayanya dan
belum terpengaruh modernisasi. Dengan kondisi tapak permukiman tradisional mereka
yang tidak bertambah, dan populasinya bertumbuh terus, dikawatirkan daya dukung
tapaknyaakan terlampaui. Oleh sebab itu dibutuhkan model konseptual untuk menjaga
keberlanjutan permukiman tradisional Sasak, di Dusun Sade. Kekayaan budaya seperti
permukiman tradisional Sasak di Dusun Sade harus distabilisasikan keberlanjutannya
berdasarkan konsep ecohouse dan ecoliving sehingga dapat diwariskan kepada generasi
mendatang.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Menganalisis dan mengkaji tingkat keberlanjutan permukiman tradisional Suku
Sasak di Dusun Sade, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok
Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
2. Menganalisis dan merekonstruksi konfigurasi massa, tata letak, organisasi
ruang,denah, tampak, potongan, struktur dan konstruksi rumah adat pada
permukiman tradisional Sasak di Sade.
3. Menganalisis kenyamanan termal dan iluminasi bangunan pada permukiman
tradisional Sasak di Sade, guna penyusunan formulasi model stabilisasinya
berdasarkan konsep ecohose dan ecoliving.
1
Lombok terdapat beberapa fungsi ruang maupun bangunan. Perbedaan fungsi ini di
terapkan pada penataan kawasan, penataan permukiman maupun penataan bangunan
termasuk rumah. Penataan bangunan pada permukiman tradisional Sasak di Pulau Lombok
dikenal juga peruntukan dari kawasan dan bangunan yang bersifat pribadi, sosial dan
ditambah dengan fungsi sakral (Sulistianto, 2005).
Berdasarkan konfigurasi massa, pola dan bentuk bangunan secara keseluruhan
berorientasi menghadap Gunung Rinjani yang merupakan manifestasi dari garis kosmis
imajiner kepercayaan masyarakat terhadap tempat bersemayamnya roh-roh leluhur serta
sebagai simbol interaksi masyarakat dengan lingkungan kosmologisnya, dimaknai
hidupnya melalui rumah adatnya (Subadyo, 2003).
2.2. Arsitektur Tradisional Sasak
Yusuf , M & Sukandi (1987), menyatakan bahwa rumah tradisional Sasak di Pulau
Lombokadalah salah satu wujud kebudayaan komunitas Sasak di Lombok yang memiliki
ciri khusus dan tidak kalah unik dengan rumah-rumah tradisional daerah lain. Rumah adat
Sasak di Pulau Lombok secara vertikal merupakan cerminan pembagian jagad raya. Kaki atau tiang
melambangkan dunia bawah (dunia kegelapan, neraka), badan atau dinding dan ruang di dalamnya
melambangkan dunia tengah ( dunia kehidupan alam semesta) dan atap melambangkan dunia atas
(dunia abadi, kahyangan).
Bagi komunitas adat Sasak di Pulau Lombok mendirikan rumah atau bangunan
lainnya, harus dimulai dengan niat dan ini dianggap sebagai perbuatan suci, artinya harus
diperhitungkan syarat-syarat yang diperlukan (Subadyo, 2003; Sulistianto, 2005). Biasanya
syarat-syarat tersebut meliputi : cara memilih bahan bangunan, syarat dan pantangan
membangun rumah, arah hadap rumah, memilih hari hari baik dan dilakukannya
selamatan-selamatan.
Selain arsitektur bangunan rumah adat (tradisional), berugak merupakan salah satu
bangunan tradisional yang menjadi sarana sosialisasi yang dilakukan komunitas Suku
Sasak di Pulau Lombok dengan yang lainnya atau berfungsi juga sebagai tempat
musyawarah ataupun dalam penyelenggaraan upacara-upacara adat.Berugak adalah
bangunnan yang berbentuk panggung tanpa adanya dinding penyekat kecuali di sisi
sebelah selatan (Subadyo, 2003; Sulistianto, 2005).
Lumbung merupakan bangunan tradisional Suku Sasak yang juga banyak terdapat
pada dusun-dusun di Pulau Lombok. Keberadaan lumbung bukan hanya digunakan sebagai
tempat untuk menyimpan padi ketika panen, tetapi lumbung juga dijadikan sebagai tanda
tingkat kekastaan seseorang (Subadyo, 2003; Sulistianto, 2005).. Bentuk lumbung yang
tertinggi derajatnya adalah yang hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan.
Teknologi yang dimiliki orang Suku Sasak di Pulau Lombok masih tergolong
sederhana, namun sangat menjunjung tinggi kearifan lingkungan. Struktur bangunan
tradisional Sasak adalah sistem rangka yang terbuat dari kayu berupa balok dan tiang
persegi empat. Sementara penutup dinding terbuat dari anyaman bambu (bilik), yang
dibiarkan pada warna dan karakter aslinya
Konstruksi bangunan disambung dengan menggunakan sistem ikatan, tumpuan,
pasak, tumpuan berpaut dan sambungan berkait. Selain sistem tersebut di atas maka
dilarang untuk digunakan (Subadyo, 2003). Bahan bangunan yang dipergunakan untuk
mengikat suatu sambungan adalah bahan rotan dan bambu. Konstruksi penutup atap
digunakan rumbia, yang didukung oleh konstruksi bambu dan di ikat dengan menggunakan
ijik atau bambu.
2.3. Rumah Ekologis, Kehidupan Ekologis dan Kampung Ekologis
Sistem membangun yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan sumber
daya, disebut sebagai rumah ekologis (Soegijanto, 1998; Frick & Suskiyatno B, 1998;
Frick & Darmawan, 2008; Widyarti, 2011). Pencapaian membangun tersebut dapat
dilakukan melalui pendekatan terintegrasi dalam desain. Bangunan rumah yang
berkelanjutan (sustainable building) dimaknai juga sebagai rumah ekologis. Manfaat yang
dicapai dari penerapan konsep ruamh ekologis adalahpengurangan biaya operasional
(penggunaan energi dan air bersih), meningkatkan kesehatan penghuni, dengan
memperbaiki kualitas udara dalam bangunan, dan mengurangi dampak lingkungan
(meminimalisir limbah cair dan dampak pemanasan dalam bangunan).
Kehidupan ekologis (ecoliving)adalah kehidupan untuk berkomitmen dalam cara
hidup untuk lebih baik dengan memperhatikan dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan agar terciptanya ecologically sustainable living ( Seo, 2001; The UNSW
Ecoliving Centre, 2006). Konsep ini merupakan suatu turunan darikampung
4
Guna
memperoleh
keterukuran
keberlanjutan
suatu
komunitas,
GEN
arsitektur
yang
memperhatikan
kaidah-kaidah
yang
bertaut
dengan
penelitian
yang
dilakukan
untuk
perbaikan
perancangan
arsitektur(Widyarti ,2011), antara lain dilakukan oleh Smeds (2007) di Stockholm, Sweden
yang meneliti tentang kunci keberhasilan dari suatu desain untuk menghasilkan suatu
rumah yang ramah lingkungan dan menghasilkan efisiensi dalam penggunaan energy
didaerah yang beriklim dingin. Ia membandingkan antara konstruksi perumahan apartment
dengan perumahan yang menggunakan teknologi yang terbaik untuk apartment menurut
regulasi Nordic Building Codes of 2001 dan desain rumah sesuai standar IEA Task 28,
serta bangunan berkelanjutan (sustainable solar housing). Hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa rumah yang dirancang dengan baik dapat mengurangi lebih dari 85%
penggunaan energi.
Penelitian tentang pengaruh faktor iklim di daerah yang beriklim tropika panas dan
lembab yang mempunyai curah hujan yang tinggi, dilakukan oleh Engin (2007). Analisis
terhadap kehidupan sehari-hari di rumah, termasuk kebutuhan yang ada sekarang dan
mendatang sangat membantu menyeleksi faktor penting sebagai dasar untuk mendesain
rumah yang memadai. Hasil dari penelitian ini memberikan informasi tentang arsitektur
tradisional wilayah Timur Laut Hitam dan hubungan antara bentuk arsitektur tradisional
tersebut dengan iklim.
Hal yang penting untuk dievaluasi dalam setiap desain adalah terpenuhinya ruang
untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari (Widyarti, 2011). Sekait dengan tuntutan tersebut
Sozen (2007) membuat penelitian untuk memastikan adaptasi dari rumah tradisional yang
lama terhadap iklim setempat (di Diyarbakkir, sebelah Selatan dari wilayah Turki). Dalam
penelitian ini, seluruh bagian dari arsitektur tradisional rumah Diyarbakir, seperti tata letak,
7
denah, dinding, atap dan elemen naungan dievaluasi sebagai suatu kriteria fisik sebuah
bangunan. Hasil penelitian ini menjelaskan pentingnya suatu bangunan tradisional dalam
hal membuat desain bangunan yang efisien penggunaan energinya untuk membuat suatu
bangunan yang ramah lingkungan. Rumah tradisional Diyarbakir merupakan suatu contoh
kesuksesan dari bangunan yang dapat beradaptasi dengan iklim panas dan kering
(Widyarti, 2011). Hal ini dapat tercapai dengan gaya hidup lama dan dengan kebutuhan
dan penggunaan material lokal.
Penelitian tentang sejauh mana melakukan simulasi di dalam bangunan dapat
membantu arsitek dalam tahap pembuatan konsep desain dilakukan oleh Xia (2008). Hasil
dari penelitian tersebut membuktikan bahwa untuk mendapatkan suatu hasil desain
arsitektur yang baik maka penting untuk dilakukan simulasi di saat tahap perancangan
bangunan. Proses simulasi bangunan akan sangat membantu perancang dalam membuat
rancangan pengkondisian udara. Selain itu terbukti bahwa dengan dilakukannya simulasi
pada tahap awal yaitu saat pembuatan konsep perancangan bangunan maka akan dapat
dilakukan efisiensi dalam penggunaan energi dalam bangunan.
Tekanan pada setiap sisi bangunan dapat ditentukan berdasarkan ranah suatu
wilayah. Coffey (2007) melakukan penelitian tentang keefektifan suatu aliran ventilasi
berbasis sifat apung udara (buoyancy) yaitu perpindahan panas dalam ruang (Widyarti,
2011). Hasil dari penelitian ini didapatkan suatu perbandingan secara kuantitatif tentang
perbedaan aliran yang dapat dipergunakan apabila terjadi perbedaan kerapatan udara antara
lingkungan luar dan dalam bangunan. Penelitian tentang penggunaan cerobong dalam
meningkatkan ventilasi alam didalam bangunan dilakukan oleh Livermore (2006). Hasil
yang diperoleh membuktikan dengan menggunakan cerobong akan meningkatkan besaran
ventilasi untuk suatu lantai bangunan, yaitu meningkatnya besaran ventilasi yang melalui
lantai di atasnya, terutama bilamana lantai dibawahnya mempunyai inlet yang luas.
Ternyata cerobong bisa juga digunakan untuk mengarahkan ventilasi pada lantai bangunan
dengan beban panas yang kecil untuk menambah besaran tekanan gaya apung (buoyancy)
yang ada guna memacu aliran udara. Udara akan keluar dari ruang yang lebih hangat
melalui cerobong sehingga akan mengakibatkan aliran melalui lantai yang bertemperatur
rendah.
10
= 0.. (1)
.. (2)
Momentum y:
.. (3)
Momentum z:
+
+
(4)
(5)
11
TUJUAN
ANALISIS
HASIL
Tata Ruang
Menganalisis
Eksistensi Komunitas
Permukiman
Tradisionil Suku
Sasak di Sade dengan
CSA
Tata
Bangunan
Tata
Lingkungan
Tata letak
Rumah
Organisasi
Ruang
Merekonstruksi Tata
Letak Permukiman,
Desain Arsitektur
Tradisional Rumah
dan Struktur
Konstruksinya
Struktur
/Konstruksi
dan Bahan
Analisis
desain tata
letak dan
organisasi
ruang
Menganalisis dan
memformulasikan
Konsep Desain
Rumah Ekologis
pada Permukiman
Tradisionil Suku
Sasak di Sade
Pengukuran Suhu,
Kelembaban, Cross
Ventilation
Analisis
Penghawaaan,
Pengikliman
dan Iluminasi
Perbandingan hasil
perhitungan dengan
verifikasi simulasi
Tingkat Sustainibilitas
Komunitas Permukiman
Tradisionil Sasak di
Sade, Berdasarkan
Aspek Ekologi, Sosial &
Kultural/Spiritual
DETAIL
ENGINERING
DEVELOPMENT
DAN MODEL
ICONIC
ARS ITEKTUR
TRADISIONAL
SASAK DI SADE
Konsep
rancangan
rumah liveable
& ekologis
TAHUN
KEDUA
MODEL STABILISASI
PERMUKIMAN
TRADISIONAL SASAK DI
SADE BERBASIS KONSEP
ECOHOUSE & ECOLIVING
Interpretasi
Verifikasi
/Simulasi
Rumah
Ekologis
TAHUN
PERTAMA
primer akan dilakukan melalui interview dengan menggunakan kuesioner dari CSA dan
untuk melakukan konfirmasi dan pemahaman tentang lokasi maka dilakukan survey
pengamatan pada lokasi.
3.3. Metoda Analisis Data
3.3.1.Analisis dan KajianSustainibilitas Permukiman Tradisional Sasak di Sade
Untuk menganalisis dan mengkaji tentang keberlanjutan komunitas permukiman
tradisional Sasak di Sade akan dipergunakan kuesioner CSA. Pengumpulan data penelitian
dilakukan dengan interviewmelalui teknik Focus Group Discussion (FGD) dengan sampel
responden kunci (pemuka adat, tetua kampung,dan tokoh mayarakat Suku Sasak).
Responden ditetapkan dengan strategi purposive sampling. Pengambilan data akan
dilakukan pada saat malam hari setelah responden ada di rumah. Selain itu juga akan
dilakukan pengamatan lokasi dengan mengukur dan merekam seluruh faktor yang penting
dengan membuat sketsa dan catatan. Alat yang akan dipergunakan adalah kompas,
anemometer, Global Positioning System (GPS).
Tabel 3.1. Parameter dalam Community Sustainibility Assessment
No
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
Bobot
*
*
*
*
*
*
*
A
*
*
*
*
*
*
B
*
*
*
*
*
6
7
*
*
C
T
Nilai
50+
26 - 49
0 - 25
Aspek (A + B + C)
333 +
166 - 332
0 - 165
999 +
500 - 998
0 - 499
Kondisi Sustainibilitas
Menunjukkan progres sangat baik menuju
keberlanjutan
Menunjukkan permulaan yang baik menuju
keberlanjutan
Menunjukkan harus dilakukan tindakan guna
mencapai taraf keberlanjutan
Menunjukkan progres sangat baik menuju
keberlanjutan
Menunjukkan permulaan yang baik menuju
keberlanjutan
Menunjukkan harus dilakukan tindakan guna
mencapai taraf keberlanjutan
Menunjukkan progres sangat baik menuju
keberlanjutan
Menunjukkan permulaan yang baik menuju
keberlanjutan
Menunjukkan harus dilakukan tindakan guna
mencapai taraf keberlanjutan
denah rumah, tampak potongan dan detail teknik arsitektural.Selanjutnya dibuat miniatur
(model ikonik) rumah adat pada permukiman tradisional komunitas Suku Sasak.
3.3.3. Analisis dan Formulasi Model Stabilisasi Keberlanjutan Permukiman
Tradisional Sasak
Analisis dan formulasi model stabilisasi permukiman tradisional Sasak di Sade,
meliputi konsep tata letak, konfigurasi massa dan dan orientasi rumah, organisasi ruang,
desain fisik dan pengudaraan pasif bangunan. Untuk pengudaraan pasif bangunan,
direncanakan akan dipergunakan teknik simulasi. Simulasi direncanakan akan dibuat
menggunakan software programCFD SolidWork 2012.
Untuk pengambilan data dan simulasi direncanakan akan dipergunakan sebuah maket
model ikonik - miniatur rumah adat Sasak Sade. Pengambilan data pada maket model
ikonik - miniatur rumah adat Sasak Sade direncanakan akan dilakukan di Laboratorium
Ruang dan Lapangan Sain Bangunan dan Lingkungan, Jurusan Arsitektur Universitas
Merdeka Malang.Data yang diperoleh selanjutnya akan divalidasikan dengan hasil simulasi
untuk mengetahui nilai kepercayaan dari simulasi.
Untuk mengetahui besar eror data hasil simulasi maka hasil simulasi akan
dibandingkan dengan data hasil pengukuran. Nilai eror dari kedua teknik pengambilan data
tersebut kemudian diuji dengan root mean square error (RMSE). Jika nilai
kepercayaannya < 5% maka berarti hasil simulasi dapat dipercaya dan dapat dipergunakan
untuk menduga kondisi rumah tradisional Suku Sasak di Sade.
Selanjutnya akan dilakukan simulasi pada bangunan berskala 1: 1. Simulasi ini
direncanakan akan dilakukan dengan kondisi lingkungan untuk mengetahui kondisi
pengudaraan pasif di dalam bangunan rumah tradisional Suku Sasak. Hasil simulasi yang
dibuat adalah besar temperatur, RH, dan aliran udara pada bangunan rumah tradisional
Suku Sasak di Sade. Setelah itu juga akan dianalisis kesesuaiannya dengan standard
kenyamanan bangunan ada.
15
Jenis Pengeluaran
BULAN
Kegiatan
1
1.
Persiapan/pengurusan ijin
2.
3.
4.
5.
5.
6.
16
10
1.
Persiapan/pengurusan ijin
2.
10
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Andersen KT. 2007. Airflow rates by combined natural ventilation with opposing wind
unambiguous solutions for practical use. Journal Building and Environment 42:
534 -542.
Arifin HS, NHS Arifin, IGP Suryadarma. 2003. Integrating the value of local tradition and
culture in ecological landscape planning in Indonesia. Di dalam: Hayashi Y,
Manuwoto S, Hartono S, edotir. Susutainable Agriculture in Rular Indonesia. Ed.
Ke-1. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Bastide A et al. 2006. Building energy efficiency and thermal comfort in tropical climates :
Presentation of a numerical approach for predicting the percentage of wellventilated living space in buildings using natural ventilation. Journal Energy and
Buildings 38 : 1093 1103.
Budihardjo E. 1999. Lingkungan Binaan dan Tata Ruang Kota. Ed-2 Yogyakarta : Andi
Offset.
Capra F. 2003. What is an kampung ekologis. http://www.kampung
ekologis.findhorn.com/building. html.
Chunhai X. 2008. Building simulation as assisstance in the concepttual design. Journal
Building Simulation 1 : 46 52.
Duangporn and Jitkhajornwanich N, Panin O, Chindavanig T. 2004. Thermal comfort and
adaptation to living for local people, Silpakom University Bangkok, Thailand.
17
Engin N et al. 2007., Climatic effect in the formation of vernacular housess in the Eastern
Black Sea Region. Journal Building and Environment 42 : 960 -969.
Frick H, Suskiyatno. 1998. Dasar-dasar Eko-Arsitektur, Konsep Arsitektur berwawasan
Lingkungan serta Kualitas Konstruksi dan Bahan Bangunan untuk Rumah Sehat
dan Dampaknya atas Kesehatan Manusia. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Frick H, Ardiyanto A, Darmawaan AMS. 2008. Ilmu Fisika Bangunan. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta.
Gaitani N et al. 2007, On the use of bio climatic architecture principles in orde to improve
thermal comfort conditions in outdoor spaces. Journal Building and Environment
42 : 317 324.
Gilman R. 1991., Ecovillage definition. http://www.contect.org/ICCIB/Jc29/gilman.html.
Global Ecovillage Network. (GEN) 2007, Community Sustainibility Assessment,
http://gen.kampung ekologis.org/activities/index.html.
Hildur
Gaia
Trust,
http://www.ross-
Hirano T et al. 2006, A study on porous residential building model in hot and humid
regions : Part 1 the natural ventilation performance and the cooling load reduction
effect of the building model. Journal Building and Environment 41: 21 31.
Kim DK. 2007, The natural environmentcontrol system of Korean traditional architecture:
comparison with korean contemporary architecture. Journal Building and
Environment 7 : 1810-1816.
Livermore SR, Woods AW. 2006. Natural ventilation of multistorey buildings : The use of
stack for secundary ventilation. Journal Building and Environment 40 : 1505-1411.
Maciel AA. Et al. 2007 . Main influences on the design philosophy and knoladge basis to
bioclimatic integration into architechtural design. Journal Building and Simulation
42: 2450-2460
Mahdavi A et al. 2008. Shading and lighting operation in office building in Austria : A
study of user control behavior. Journal Building and Environment 16: 45-87.
Rilatupa J. 2008. Aspek kenyamanan termal pada pengkondisian ruang dalam. Jurnal
Sains dan Teknologi EMAS 18 : 3-13.
Ryn S, Cowan S. 1998. Ecological Design, USA : Island Press.
Subadyo, A. Tutut. 2003. Arsitektur Tradisional Lombok. Jurusan Arsitektur Universitas
Merdeka Malang.
Sulistianto, MI. 2005. Perencanaan Lansekap Permukiman Tradisioanl Segenter Sebagai
Kawasan Wisata Budaya. IPB Bogor.
Soegijanto. 1998. Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis ditinjau dari Aspek Fisik
Bangunan. Direktorat Jenderal Pendididkan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Smed J, Wall M. 2007. Enhanced energy conservation in houses throug high performance.
Journal Building and Environment42:2072 -2081.
18
Sozen MS, Gedik GZ. 2007, Evaluation of traditional architecture in terms of building
physics : Old Diyarbakir houses. Journal Building and Environment 42 : 20722082.
Tenorio R. 2007. Enabling the hybrid use of air conditioning : A prototype on sustainable
housing in tropical regions. Journal Building and Environment 42 : 605 - 613.
White H, Masset. E. 2003. Importance of household size and composition in construction
poverty. Journal Development and Change 34 : 1-11.
Widyarti M. 2011. Kajian dan Rekonstruksi Konsep Eco-village dan Eco-house pada
Permukiman Baduy Dalam berdasarkan Community Sustainibility Assessment.
Disertasi. IPB Bogor.
Wong NH et al. 2007. Environmental study of the impact of greenery in an institution
campus in the tropics.Journal Building and Environment 42 : 2949-1970.
Wong NH, Lin S. 2007. A study of the effectiveness of passive climate control in naturaly
ventilated residential buildings in Singapore. Journal Building and Environment 42
: 1395 1405.
Yusuf, M & Sukandi. 1987. Selintas Rumah Tradisioanl Sasak di Lombok. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Museum Negeri
Nusa Tenggara Barat.
19
Lampiran 1:
JUSTIFIKASI ANGGARAN
1. HONOR
Honor
Honor/J
am (Rp)
Ketua
Anggota 1
Surveyor 1 (mahasiswa)
Surveyor 2 (mahasiswa)
Surveyor 3 (mahasiswa)
Draftman 1
(mahasiswa)
Draftman 2
(mahasiswa)
2. PERALATAN
Material
GPSGarmin
(sewa 2 bulan)
Anemometer
(sewa 2 bulan)
RH meter (sewa
2 bulan)
Kompas (sewa
2 bulan)
Thermocouple
(sewa 2 bulan)
Wheater Station
(sewa 2 bulan)
Hybrid recorder
(sewa 2 bulan)
Baling-baling
(sewa 2 bulan)
Bandul kertas
Schetboard
Minggu
27.500,20.000,7.500,7.500,7.500,10.000,-
Waktu
(jam
/minggu)
10
10
10
10
10
10
32
32
8
8
8
16
8.800.000,6.400.000,600.000,600.000,600.000,1.600.000,-
8.800.000,6.400.000,600.000,600.000,600.000,1.600.000,-
10.000,-
10
16
1.600.000,-
1.600.000,-
19.800.000,-
19.800.000,-
Justifikasi
Pemakaian
Pengukuran
posisi dan
penentuan
koordinat obyek
Pengukuran
angin
Pengukuran
kelembaban
Penentuan
orientasi arah
hadap bangunan
Pengukuran
suhu
Pengukuran
cuaca
Perekaman hasil
pengukuran
klimatologi
Indikator arah
angin
Indikator arah
angin
Pencataan dan
sketsa data
lapang
1 buah
Harga
Satuan
(Rp)
200.000,-
2 buah
200.000,-
400.000,-
400.000,-
16 buah
200.000,-
3.200.000,-
3.200.000,-
2 buah
100.000,-
200.000,-
200.000,-
16 buah
200.000,-
3.200.000,-
3.200.000,-
2 buah
200.000,-
400.000,-
400.000,-
2 buah
200.000,-
400.000,-
400.000,-
2 buah
200.000,-
400.000,-
400.000,-
2 buah
50.000,-
50.000,-
50.000,-
6 buah
50.000,-
300.000,-
300.000,-
8.750.000,-
8.750.000,-
Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp)
Kertas HVS A4
Kertas HVS A3
CDRW Blank
Kertas Kalkir
Cardtrige Black
Cardtridge
Color
Searching
internet
Fotocopy data
Distribusi
Community
Sustainability
Assessment
(CSA)
Questioner&
FGD di Sade
Software CFD
Solid Work 2012
Updating
Software CFD
Solid Work 2012
Scannig Data
Visual
Pengukuran
Tipologi
Bangunan Adat
Rekonstruksi
DED Tipologi
Bangunan Adat
Simulasi CFD
Solid Work 2012
Pembuatan
Iconic Model
Tipologi
Bangunan Adat
Sasak Skala
1:10
Pengujian Iconic
Model
Revisi &
Penempatan
Model Iconic di
Laboratorium
Lapangan
Pengukuran
Termal dan
Illuminasi pada
Penulisan
laporan
Penulisan
laporan
Penyimpanan
data
Penggambaran
DED
Pencetakan
laporan
Pencetakan
laporan
Kelengkapan
data
Penggandaan
Interview ke
komunitas
penghuni
permukiman
tradisional
Sasak diSade
5 rim
32.500,-
162.500,-
162.500,-
2 rim
40.000,-
80.000,-
80.000,-
2 boks
100.000,-
200.000,-
200.000,-
5 roll
100.000,-
500.000,-
3 set
300.000,-
900.000,-
900.000,-
2 set
300.000,-
600.000,-
600.000,-
Lumpsum
500.000,-
500.000,-
Lumpsum
Lumpsum
500.000,1.000.000,-
500.000,1.000.000,-
500.000,-
Program
simulasi
Kalibrasi
1 program
5.000.000,-
5.000.000,-
1 program
5.000.000,-
5.000.000,-
Tbulasi Image
300
lembar
Lumpsum
2.500,-
750.000,-
1.000.000,-
1.000.000,-
1.000.000,-
3 Tipologi
750.000,-
2.250.000,-
1 package
1.000.000,-
1.000.000,-
1.000.000,-
3 package
2.000.000,-
6.000.000,-
3 package
1.000.000,-
3.000.000,-
Repair model
sesuai hasil uji
konstruksi
3 package
1.000.000,-
3.000.000,-
Penghimpunan
data fisika
bangunan
3 package
1.000.000,-
3.000.000,-
Proporsi dan
material
bangunan
Detail
Engineering
Development
Simulasi data
awal
Pembuatan
maket bangunan
tradisional
Sasak sesuai
dengan material
aslinya
Uji konstruksi
Model Iconic
Permodelan
melalui simulasi
CFD dan
validasi hasil
Entri data
laboratorium ke
dalam program
simulasi
3. PERJALANAN
Material
Transportasi 2
orang Peneliti
(Malang
Mataram, NTB,
pp)
Akomodasi &
Konsumsi 2
orang Peneliti
Transportasi
lokal 3 orang
Surveyor
(Mataram
Praya Pujut)
pp
Konsumsi &
Konsumsi 3
orang Surveyor
selama
pengukuran
lapangan
Perjalanan untuk
mempresentasi
hasil pada
Seminar
Nasional
Perjalanan untuk
mempresentasi
hasil pada
Seminar
Pemantauan
5. LAIN-LAIN
Kegiatan
Administrasi
dan perijian
Penggandaan
dan penjilidan
laporan
Seminar Hasil di
Institusi internal
Justifikasi
Perjalanan
3 package
500.000,-
1.500.000,-
19.942.500,-
Harga
Biaya per Tahun (Rp)
Satuan
Tahun I
Tahun II
(Rp)
4.000.000,
4.000.000,4.000.000,-
Pengambilan
data primer di
lapangan
1 kali
Pengambilan
data primer di
lapangan
Pengambilan
data primer di
lapangan
3 hari
1.000.000,
-
3.000.000,-
3.000.000,-
3 hari
750.000,-
2.250.000,-
2.250.000,-
Pengambilan
data primer di
lapangan
3 kali
750.000,-
2.250.000,-
2.250.000,-
Presentasi hasil
pada forum
ilmiah
1 kali
1.500.000,
-
1.500.000,-
1.500.000,-
Presentasi hasil
pada monev
kelayakan
1 kali
1.500.000,
-
1.500.000,-
1.500.000,-
14.500.000,-
14.500.000,-
Justifikasi
Kuantitas
Surat menyurat
dan pengurusan
ijin riset
Arsip lembaga
Lumpsum
Harga
Biaya per Tahun (Rp)
Satuan
Tahun I
Tahun II
(Rp)
500.000,500.000,-
5 ekp
100.000,-
500.000,-
500.000,-
Diseminasi ke
sejawat
1 kali
500.000,-
500.000,-
500.000,-
Presentasi di
Seminar
Nasional
Publikasi di
Jurnal Nasional
Publikasi di
Jurnal
Internasional
terindex Scopus
Diseminasi hasil
secara oral pada
forum ilmiah
Diseminasi hasil
1 kali
2.000.000,
-
2.000.000,-
1 kali
2.500.000,-
Diseminasi hasil
1 kali
2.500.000,
6.000.000,
-
6.000.000,-
6.000.000,-
7.000.000,-
68.992.500,-
69.992.500,-
138.985.000,-
Lampiran 2:
SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS
No
Nama / NIDN
Ir. Agus
Zulkarnain
Arief, MSA.
0715076102
Instansi
Asal
Bidang
Ilmu
Universitas Sain
Merdeka
Bangunan
Malang
Alokasi
Waktu
(jam/minggu)
10 jam
Uraian Tugas
Merancang
instrumen penelitian,
menyusun konsep
kajian tentang
keberlanjutan
komunitas
permukiman
tradisioanl Sasak di
Sade .
Menyusun kuesioner
CSA. Dan
melakukan interview.
Menggunakan
teknikFocus Group
Discussion
(FGD)dengan
komunitas
permukiman
tradisional, tetua
Ni Made Wiati,
S.Si, MT.
0714086903
Universitas Fisika
Merdeka
Malang
10 jam
Membantu
menyusun analisis
sistem lingkungan
dengan program
Power Sim dan
penyiapan gambar
teknik piktorial ke
model ikonik dan
membantu analisis
standar pelayanan
minimum (SPM) dan
design criteria
(DCA) berdasarkan
konsep rumah
ekologis
Lampiran 3.
KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN
Penelitian ini direncanakan akan didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang
ada (thermocouppel, sling psychrometer, dial gauge, hygrometer, aneometer,digital
stopwatch, alat simulasi, dan lain-lain) pada Laboratorium Sain Bangunan dan Lingkungan
; Pusat Studi Tata Lingkungan dan Bentang Alam (Peta Rupa Bumi, Peta Tematik, Peta
Topografi, Peta Genangan, RTRK Kawasan, RTRW Kabupaten Lombok Tengah, Digital
Map, dan lain-lain) Jurusan Arsitektur Unmer Malang.
Lampiran 4:
BIODATA KETUA PENELITI
A.Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
NIP/NIK
NIDN
Tempat dan Tanggal lahir
Email
Nomor Telepon/Faks/HP
Alamat Kantor
Nomor Telepon/Faks/
Lulusan yang Telah Dihasilkan
Mata Kuliah yang Diampu
B. Riwayat Pendidikan
Strata PT
Nama
Tinggi
S-1
Perguruan Institut
Teknologi
Sepuluh
Nopember
(ITS) Surabaya
Bidang Ilmu
Arsitektur
Tahun Lulus
1986
Judul
Skripsi Rumah Sususn Untuk
/Thesis/Disertasi
GolonganEkonomi
Menengah Kebawah
di Surabaya
Nama
Prof. Ir. Happy Ratna
Pembimbing/Promotor S., MSc
S-2
S-3
Institut
Teknologi Curtin
University
Bandung (ITB)
Australia
Arsitektur
1992
Suatu Kajian Tentang
Penerangan
Alami
(Day Lighting) Atrium
di Indonesia
Prof. Ir. Gunawan
Atmosutjipto, M
Arch.
Tahun
2007
2008
2009
2011
Judul Penelitian
Pengembangan Desain Selubung
Bangunan Kaca dengan Konsep Movable
sun shading Pada Iklim Tropis Lembab.
Penelitian Hibah Bersaing, DP2M Dikti.
2007 (Ketua Peneliti).
Pembuatan Tenda Pneumatic Sistim
Knock Down yang Ringkas dan Cepat
Bangun Sebagai Bangunan Penampung
Sementara untuk Korban Bencana Alam
(Anggota Peneliti)
Aplikasi dan Pengujian Tenda Pneumatic
Sistim Knock Down yang Ringkas dan
Cepat Bangun untuk Fasilitas Darurat di
Kawasan Bencana (Anggota Peneliti)
Strategi Pengembangan Kawasan Wisata
Pantai di Koridor Jalur Lintas Selatan
(JLS) Jawa Timur ; Segmen Balekambang
Arsitektur
-
Pendanaan
Sumber
Jml (Juta Rp)
PHB, DP2M
40
PHB, DP2M
40
PHB, DP2M
40
PHB, DP2M
40
2012
2013
PHB DP2M
32
PHB DP2M
50
Tahun
2007
2008
2009
2009
Pendanaan
Sumber
Jml (Juta Rp)
Pengembang
Istana Dieng
Malang
Yayasan YPTM
Malang
25
PC NU
Kecamatan
Lumpur
Kabupaten Gresik
Yayasan YPTM
Malang
50
30
35
Judul Artikel
Nama Jurnal
Volume/
Nomor/Tahun
Volume 3 Nomor 1/
Mei 2001. p: 25 37.
ISSN : 1410 8186.
Volume 8 Nomor
1/February 2007 ISSN
14108186
1
2
3
Seminar Nasional:
Identitas Kota Kota Masa
Depan di Indonesia
Simposium Nasional Ke 10
Rekayasa Aplikasi
Perancangan dan Industri.
Jurusan Arsitektur FT
Universitas Brawijaya,
Malang Agustus 2006.
Dirjen Penataan Ruang
DPU,
Denpasar,
Desember 2009.
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta, 13 Desember
2011.
Kota Hijau
Strategi Pengembangan Kawasan
Wisata Pantai di Koridor jalur
Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur :
Segmen Balekambang Sendang
Biru
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Jabatan Fungsional
NIP/NIK
NIDN
Tempat dan Tanggal lahir
Email
Nomor Telepon/Faks/HP
Alamat Kantor
Nomor Telepon/Faks/
Lulusan yang Telah Dihasilkan
Mata Kuliah yang Diampu
B. Riwayat Pendidikan
S-1
S-2
Nama
Perguruan Universitas Brawijaya Universitas Brawijaya
Tinggi
Malang
Malang
Bidang Ilmu
Mipa - Fisika
Teknik
dan
Manajemen Industri
Tahun Lulus
1994
2010
Judul
Skripsi Metode Spektroskopi Usaha Peningkatan
/Thesis/Disertasi
Fotoakustik
untuk Kualitas Layanan Pada
mendeteksi kandungan Usaha Laundry Kiloan
Amoniak
Nama
Ir. Sudjatmoko, SU
Dr.
Ir.
Gembong
Pembimbing/Promotor
Baskoro, M.Sc.
Tahun
-
Judul Penelitian
-
S-3
Pendanaan
Sumber
Jml (Juta Rp)
-
Tahun
Pendanaan
Sumber
Jml (Juta Rp)
2008
DIKTI
15
2008
DIKTI
15