49
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.13 No.2 Juli-Desember 2013
Ditinjau dari latar belakang di atas, maka • Penataan ruang adalah proses perencanaan
Penyusun merumuskan diperlukan sebuah tata ruang, pemanfaatan ruang dan
penelitian untuk mengetahui pengaruh pengendalian pemanfaatan ruang.
perubahan tata ruang kota yaitu berupa Sehingga dapat didimpulkan tata
peralihan tata guna lahan yang semula ruang kota adalah penataan stuktural kota
difungsikan sebagai lahan hijau atau daerah yang dibagi per area sesuai dengan fungsinya
resapan beralih menjadi area perumahan, dan pemanfaatan lahannya sehingga kota
pengaruh tersebut ditinjau dari aspek-aspek menjadi lebih terarah dalam
arsitektur berkelanjutan. perkembangannya.
Sesuai permasalahan diatas maka tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui LAHAN TERBUKA HIJAU
pengaruh peralihan fungsi ruang hijau menjadi Lahan/ruang terbuka hijau adalah
kawasan perumahan, Sehingga muncul ruang dalam suatu kota yang lebih
konsep arsitektur berkelanjutan yang sesuai menekankan pada fungsi lansekapnya. Ruang
dengan pengembangan perumahan di Kota terbuka hijau sangat dibutuhkan dalam
Semarang. struktur tata ruang sesuah kota, Tanpa
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi terkecuali Semarang, regulasi yang tertera
guideline dalam rangka rencana adalah ruang terbuka hijau hendaknya 30%
pengembangan perumahan di kota Semarang, dari luas wilayah kota, dan proposisi ruang
memberikan sumbangan pemikiran-pemikiran terbuka hijau public pada wilayah kota
untuk mempertegas kebijakan pemerintah sedikitnya 20% (Darmawan, 2003)
akan Tata ruang kota Semarang dalam hal ini Ketersediaan ruang terbuka kota
pengembangan perumahan khususnya sangat penting dalam perencanaan kota.
sehingga sesuai konsep Arsitektur Seiring dengan perkembangan dan
berkelanjutan. pertumbuhan penduduk kota, ketersediaan
Meningkatkan pemahaman akan pengertian lahan untuk permukiman masyarakat semakin
tata ruang kota, perumahan, lingkungan dan sempit, sehingga penyediaan ruang terbuka
Arsitektur Berkelanjutan sehingga tercipta hijau sering diabaikan. Faktor penting dalam
sebuah kota dengan tata ruang yang baik dan kerusakan lingkungan adalah besarnya tingkat
sesuai Arsitektur berkelanjutan. populasi manusia. Pertambahan penduduk
merupakan pengaruh terbesar dari
TATA RUANG KOTA meningkatnya jumlah kebutuhan
Pengertian Tata Ruang menurut murtopo permukiman.
dalam Adisasmita (2010) adalah pengaturan Ruang terbuka hijau selain sebagai
susunan ruang suatu wilayah atau daerah fungsi komoditi (penghasil buah-buahan,
sehingga terciptanya persyaratan yang kayu, dll) juga memiliki fungsi non komoditi
bermanfaat bagi segi ekonomi, social, budaya (pencegah banjir, tanah longsor, penghasil
dan politik yang sangat menguntungkan bagi O2). Fungsi komoditi kawasan terbuka hijau
perkembangan di wilayah atau daerah ada dengan sendirinya akibat wujud kawsan
tersebut, Sedangkan batasan dan pengertian tersebut. Produk komoditi akan diperoleh
menurut UU No. 24 tahun 1992 tentang dengan membayar sejumlah uang, tetapi
penataan ruang adalah sebagai berikut : fungsi non komoditi akan diperoleh secara
• Ruang adalah wadah yang meliputi ruang gratis walaupun memiliki nilai ekonomi. Nilai
daratan, ruang lautan dan ruang udara komoditi kawasan terbuka hijau adalah
sebagai suatu kesatuan wilayah, tempat sebagai fungsi komoditi dan non komoditi.
manusia dan mahluk lainnya melakukan
kegiatan serta memelihara kelangsungan PERUMAHAN
hidupnya. Menurut Abraham (1964) perumahan
• Tata ruang merupakan wujud structural dan adalah tempat individu saling berinteraksi dan
pola pemanfaatan ruang baik yang mempengaruhi satu sama lain, memiliki sence
direncanakan maupun tidak. of belonging atas lingkungan tempat
tinggalnya. Sedangkan menurut yudhohusodo
50
Konsep Arsitektur Berkelanjutan pada Tata Ruang Kota
51
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.13 No.2 Juli-Desember 2013
pembangunan berkelanjutan juga bukan studi perencanaan yang juga mencakup studi
tentang pembangunan ekonomi. Ini sebuah teknis dan studi ekonomi, maka studi
etika politik pembangunan mengenai perencanaan dengan konsideransi lingkungan
pembangunan secara keseluruhan dan mengungkapkan kelayakan proyek
bagaimana pembangunan itu seharusnya permukiman dan perumahan ini, sudah
dijalankan. sewajarnya teknologi yang dipakai
Lebih lanjut menurut Keraf (2002), cita- menyiapkan lahan dan membangun
cita dan agenda utama pembangunan perumahan memperhatikan agar dampak
berkelanjutan tidak lain adalah upaya untuk negatifnya kepada lingkungan sekecil
mensinkronkan, mengintegrasikan, dan mungkin.
memberi bobot yang sama bagi tiga aspek Dengan demikian pemeliharaan
utama pembangunan, yaitu aspek ekonomi, tanah, air dan lingkungan umumnya harus
aspek sosial-budaya, dan aspek lingkungan menjadi bagian integral dari perencanaan dan
hidup. pelaksanaan pengembangan lingkungan
Maka dapat disimpulkan pembangunan perumahan, demi kepentingan berhasilnya
yang dilakukan hendaknya sesuai dengan pengembangan lingkungan perumahan itu
konsep pembangunan berkelanjutan yaitu sendiri.
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Aspek Pembangunan perumahan yang sesuai
lingkungan sangat disorot belakangan ini dengan prinsip pembangunan ialah
karena lingkungan berkaitan erat dengan perumahan yang dibangun guna memenuhi
alam, sedangkan di dunia saat ini sedang kebutuhan masyarakat akan kebutuhan
terjadi kerusakan alam. Sehingga tempat tinggal, dengan membangun tanpa
pembangunanpun mulai disorot kembali, harus merusak alam, membangun perumahan
karena banyak faktor dari pembangunan yang sesuai dengan peraturan yaitu memberikan
merusak alam. ruang terbuka hijau dalam perumahan, tidak
mementingkan keuntungan semata, namun
PERUMAHAN DENGAN KONSEP ARSITEKTUR juga memikirkan aspek social, ekonomi, dan
BERKELANJUTAN lingkungan.
Menurut Hadi (2005) Dalam
mengembangkan perumahan teknik METODE PENELITIAN
perencanaan yang sudah berjalan selama ini Pada penelitian ini metode yang dipakai
perlu disempurnakan dan dikembangkan lebih adalah kualitatif rasionalistik, suatu metode
lanjut. Teknik perencanaan yang dimaksudkan holistic yang menekankan pemaknaan empiric
adalah memungkinkan kita mengetahui dan pemahaman intelektual berdasarkan pada
dampak negative terhadap lingkungan, grand-concept dan diteliti dengan spesifik
sehingga dapat diminimalkan dampak kemudian didudukkan kembali hasil
negative bagi lingkungannya dan penelitiannya dengan grand-conceptnya guna
dimaksimalkan dampak positivenya. Pada membangun konstruksi teori (Muhajir, 1989).
teknik analisis dampak lingkungan adalah Tahapan/ Langkah-langkah Penelitian
bagian dari tahap studi kelayakan yang Tahapan penelitian ini meliputi empat
mencakup kelayakan teknis, kelayakan langkah, yaitu : (1) tahap persiapan, (2) tahap
ekonomi, dan kelayakan lingkungan. Hal ini pengumpulan data, (3) tahap analisis, (4)
sesuai dengan prinsip Pembangunan tahap penarikan kesimpulan dan penyusunan
berkelanjutan yaitu pembangunan dengan rekomendasi.
memikirkan dampak lingkungan. a. Tahap Persiapan
Untuk itu teknik analisis dampak Kegiatan-kegiatan pada tahap persiapan
lingkungan adalah bagian dari tahap studi adalah :
kelayakan yang mencakup kelayakan teknis, • Melaksanakan observasi awal guna
kelayakan ekonomi, kelayakan lingkungan. mendapatkan gambaran awal mengenai
Untuk itulah analisis studi lingkungan perlu keadaan koridor yang akan diteliti
diterapkan sebagai bagian proses pelaksanaan • Menyusun kajian pustaka yang berhubungan
studi kelayakan. Demikian pula halnya dengan dengan aspek-aspek yang akan diteliti
52
Konsep Arsitektur Berkelanjutan pada Tata Ruang Kota
53
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.13 No.2 Juli-Desember 2013
54
Konsep Arsitektur Berkelanjutan pada Tata Ruang Kota
55
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.13 No.2 Juli-Desember 2013
56