muhammadridhwan25@gmail.com
ABSTRAK
Hunian tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menyangkut
kelayakan dan taraf kesejahteraan hidup masyarakat. Hunian tempat tinggal tidak hanya
berfungsi sebagai tempat untuk tinggal, tetapi lebih dari itu rumah/ hunian juga mempunyai
fungsi strategis dalam persesuaian budaya dan peningkatan kualitas generasi mendatang.
Jumlah penduduk Kota Bandung berdasarkan proyeksi diperkirakan akan mencapai 4,1 juta
jiwa pada tahun 2031 telah melampaui daya dukung Kota Bandung yang sekitar 3 juta jiwa.
Selain itu, persebaran penduduk eksisting 2,3 juta jiwa juga belum tersebar secara merata,
Pertambahan penduduk yang semakin tinggi tidak dapat diimbangi dengan ketersediaan lahan
untuk perumahan dan permukiman masyarakat, sehingga kebijakan mengenai pembangunan
rusunami diharapkan akan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Rusunami Arjuna eco-housing Dengan pendekatan Zero waste concept ini menekankan dalam
mengedukasi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya dalam upaya
mendukung keberlanjutan ekonomi, daya dukung lingkungan dan daya dukung sosial yang
berada didalamnya. mencakup dalam proses untuk memaksimalkan recycling, meminimalkan
limbah, mengefektifkan konsumsi dan memastikan suatu produk yang terbuang dapat
digunakan kembali atau minimal dapat didaur ulang sehingga dapat direduksi secara mudah
dan cepat oleh alam.
ABSTRACT
The residence is one of the basic human needs concerning the feasibility and level of well-
being of living community. Residence is not only serve as a place to live, but more than
that the House/residence also has a strategic function in the rapprochement of cultures
and improving the quality of future generations. The population of the city of Bandung based
on projections is expected to reach 4.1 million inhabitants by the year 2031 has exceeded the
power support of Bandung that around 3 million people. In addition, the existing population
sprawl 2.3 million people also has not been spread evenly, the increasingly high population
could not be offset by the availability of land for housing and neighborhood community, so
that the policy on the development of rusunami expected to be a positive impact for the welfare
of society. Rusunami Arjuna eco-housing with the approach of the Zero waste
concept is emphasized in educating the public to care about the surrounding environment in
an effort to support the economic sustainability, environmental support and
power the power of social support that is inside. include in the process to maximize recycling,
minimizing waste, streamline and ensure the consumption of a product that is wasted can be
used again or at least recyclable so that it can be easily and quickly reduced by nature.
1. PENDAHULUAN
2. METODOLOGI PERANCANGAN
adalah produk samping logis dari budaya dan system ekonomi manusia, selama ini diatasi
hanya dengan pengelolaan linear. Zero waste concept adalah pengkerucutan dari ekologi
arsitektur yang di dalamnya terdapat poin-poin penting mengenai Peningkatan Ekologi Lahan,
Manajemen dan Konservasi Air, Strategi Kesejahteraan Masyarakat, dan Manajemen
lingkungan bangunan.
Zero waste concept ini menekankan penyelarasan bangunan dengan alam. Dimana alam
menyediakan air, cahaya, dan udara, semua itu didapat dengan gratis, sehingga alangkah
baiknya semua itu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk bangunan. Pemanfaatan ini
dimaksudkan agar keseimbangan lingkungan tetap terjaga dan memberikan dampak positif
bagi pengguna bangunan dan makhluk hidup di sekitarnya di tengah terpaan pemanasan
global, Zero waste concept diharapkan mampu memaksimalkan segala kebaikan yang
diberikan oleh alam. Beberapa aspek yang ada di alam berkontribusi penting dalam terciptanya
konsep ini, seperti pemanfaatan air diharapkan mampu berperan sebagai media penampung
hujan sementara. Air ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi, misalnya untuk
mencuci dan menyirami tanaman, Selanjutnya, pemanfaatan cahaya matahari yang
dioptimalkan. Kemudian, pemanfaatan udara. Suhu Bumi yang semakin panas mengharuskan
bangunan butuh sistem pendingin udara. Salah satu cara paling instan adalah air
conditioning (AC). Kondisi ini justru menimbulkan dampak negatif pada lapisan ozon Bumi.
Untuk itu pemanfaatan dari zero waste concept yaitu melakukan pendekatan desain dengan
memanfaatkan aliran udara semaksimal mungkin agar ruangan rumah tidak panas. Sistem
penghawaan alami diaplikasikan dengan memperbanyak bukaan pada dinding luar. Dengan
ditereapkannya pendekatan zero waste concept ini diharapkan dapat menjadi contoh referensi
yang baik dalam merespon kegiatan masyarakat dan dapat memberikan pengalaman ruang
yang positif bagi penghuninya dengan cara menekankan dalam proses mengedukasi
masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan sekitar, demi terwujudnya keberlanjutan
ekonomi, daya dukung lingkungan dan daya dukung sosial. [2]
PEMUKIMAN
PEMUKIMAN
PERDAGANGAN
DAN JASA
SITE
PEMUKIMAN
RUANG
HUJAU
Tapak seluas 9345m2 untuk proyek Rumah susun ini berlokasi di Kawasan Jalan Arjuna di
sebelah barat Kota Bandung dan termasuk dalam wilayah pengembangan Bojonagara,
Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo. Berdekatan dengan Bandara Husein Sastranegara,
Stasiun Kereta Api Ciroyom, Terminal Angkutan Umum Ciroyom, dan Pasar Tradisional
Ciroyom.
Lahan ini menurut RDTRK tahun 2007 adalah industri non-polutan, perumahan, perdagangan,
jasa dan perkantoran. Untuk kegiatan perdagangan unit lingkungan arjuna direncanakan di
sepanjang Jalan Kesatriaan. Kepemilikan tanah pada kawasan ini terdiri dari 60% tanah milik
pemerintah daerah dengan sistem sewa tanah dalam jangka waktu tertentu sesuai aturan
yang berlaku dan pemanfaatan tanah hak guna bangunan (HGB) oleh swasta atau perorangan,
sedangkan 40% tanah milik perorangan dengan sertifikat hak milik. [3]
3. HASIL PERANCANGAN
C
servis
publik
private
B
publik private
A
private
publik
private
penerimaan radiasi sinar matahari dari arah barat yang memang tidak terlalu baik untuk
kenyamanan thermal dalam unit hunian. Bukaan dimaksimalkan pada arah timur di mana
matahari terbit dirancang tetap masuk ke dalam bangunan dengan desain koridor terbuka
hingga ke bagian barat yang hanya dibatasi oleh railing pagar dan juga ditujukan untuk terjadi
cross ventilation pada bangunan yang dirancang (lihat gambar 04).
TIMUR
BARAT
Gubahan massa berbentuk dasar huruf L dengan penggunaan struktur bangunan yang
menggunakan dilatasi. Untuk menyikapi arah gerak matahari, maka area lebar bukaan
dominan pada orientasi arah utara dan selatan yang bertujuan untuk memaksimalkan cahaya
alami sinar matahari masuk ke dalam setiap hunian. Selain sebagai upaya memaksimalkan
pencahayaan matahari, rancangan gubahan massa tersebut ditujukan untuk memperoleh
kenyamanan thermal pada setiap hunian rumah susun sederhana hak milik ini.
Stream line dirancang dinamis dengan
membentuk sudut-sudut bangunan
tepat berada di titik yang sama
keseluruhannya, sebagai upaya
merespon terhadap muka jalan utama
sebagai fasad utama bangunan
rusunami ini, yang menjadikannya
sebagai keunikan dari bangunan ini
tanpa mengurangi dari penghormatan
kepada jalan utama.
Dalam upaya mempertegas desain fasad bangunan agar tidak terlihat datar, maka dilakukan
aditif dan subtraktif pada bidang fasad bangunan yang dimana pada bagian yang mengalami
pengurangan digunakan sebagai area balkon dan menjemur pakaian. Permainan warna hangat
pada exterior yang terdiri dari warna coolgray, chipboard dan white menciptakan dinamika
warna yang pada akhirnya menjadi karakteristik dari bangunan ini (lihat gambar 08).
Pengulangan elemen transparan berupa bukaan jendela kaca yang bertujuan untuk
memudahkan sinar matahari masuk yang berfungsi sebagai pencahayaan alami. Pada bagian
kaca dibuat ventilasi udara yang berfungsi sebagai sirkulasi udara, dan berfungsi untuk
menghindari panas berlebih di dalam suatu ruangan. Bagian akhir dari koridor bangunan
didesain terbuka bertujuan sebagai cross ventilation pada bangunan itu sendiri dan dalam
upaya implementasi dari gagasan green desain. Material pada kusen dan pintu dan jendela
menggunakan material alumunium, karena material ini dapat didaur ulang dan mudah serta
cepat dalam pengerjaannya. Penggunaan material penutup atap menggunakan material plat
beton (lihat gambar 08).
Gambar 09. Rancangan skema distribusi pemanfaatan olahan air hujan dan grey
water yang dihasilkan selama oprasional bangunan
B. Black Water
Penggunaan bio-septictank yang terbuat dari bahan fiber yang sangat kuat dan tahan lama,
anti pecah dan korosi, tidak seperti septic tank beton, Pemasangan bio-septictank sangat
mudah, hemat waktu dan cepat bisa difungsikan, tidak menunggu kering seperti beton dan
yang paling penting adalah hemat biaya karena pemasangannya cepet sehingga memangkas
biaya tukang (lihat gambar 11).
1. Limbah Domestik
2. Media Khusus
Pengembang Biak Bakteri
Pengurai
3. Media Biofilter
4. Media Biofilter
limbah yang sulit terurai oleh tanah. Sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai: 1.
Sebagai bahan dasar kerajinan tangan; 2.Untuk bahan dasar pembuatan daur ulang;
3.Digunakan kembali (reusable); 4.Dilebur untuk kemudian dibuat menjadi barang lain.
4. SIMPULAN
Rusunami Arjuna Eco-housing Dengan Pendekatan Zero waste concept ini menekankan dalam
penyelarasan bangunan dengan alam. Alam menyediakan air, cahaya, dan udara, serta semua
itu didapat dengan gratis sehingga dalam desain hal tersebut dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin untuk bangunan. Pemanfaatan ini dimaksudkan agar keseimbangan lingkungan tetap
terjaga dan memberikan dampak positif bagi pengguna bangunan dan makhluk hidup di
sekitarnya, di tengah terpaan pemanasan global yang sedang terjadi. Beberapa aspek yang
ada di alam yang dapat mendukung tercapainya konsep ini, berupa pemanfaatan air hujan
yang ditampung sementara, kemudian dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi sanitasi
pada landscape. Selanjutnya, pemanfaatan cahaya matahari yang dioptimalkan dan
pemanfaatkan aliran udara semaksimal mungkin agar ruangan hunian tempat tinggal tidak
terasa panas dengan memperbanyak bukaan pada dinding luar.
Maka dapat disimpulkan bahawa Rusunami Arjuna Eco-housing ini dirancang dalam
menekankan pada proses mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan
sekitarnya serta dalam upaya mendukung keberlanjutan ekonomi, daya dukung lingkungan
dan daya dukung sosial bagi penghuni yang berada di dalamnya, mencakup dalam proses
untuk memaksimalkan recycling, meminimalkan limbah, mengefektifkan konsumsi dan
memastikan suatu produk dapat digunakan kembali, atau minimal dapat didaur ulang sehingga
dapat direduksi secara mudah dan cepat oleh alam.
DAFTAR PUSTAKA