Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Reka Karsa © Jurusan Teknik Arsitektur Itenas | No. | Vol.

Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Agustus 2016]

RUSUNAMI ARJUNA ECO-HOUSING DENGAN


PENDEKATAN ZERO WASTE CONCEPT
MUHAMMAD RIDHWAN ABDULLAH

Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan


Institut Teknologi Nasional

muhammadridhwan25@gmail.com

ABSTRAK
Hunian tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menyangkut
kelayakan dan taraf kesejahteraan hidup masyarakat. Hunian tempat tinggal tidak hanya
berfungsi sebagai tempat untuk tinggal, tetapi lebih dari itu rumah/ hunian juga mempunyai
fungsi strategis dalam persesuaian budaya dan peningkatan kualitas generasi mendatang.
Jumlah penduduk Kota Bandung berdasarkan proyeksi diperkirakan akan mencapai 4,1 juta
jiwa pada tahun 2031 telah melampaui daya dukung Kota Bandung yang sekitar 3 juta jiwa.
Selain itu, persebaran penduduk eksisting 2,3 juta jiwa juga belum tersebar secara merata,
Pertambahan penduduk yang semakin tinggi tidak dapat diimbangi dengan ketersediaan lahan
untuk perumahan dan permukiman masyarakat, sehingga kebijakan mengenai pembangunan
rusunami diharapkan akan berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Rusunami Arjuna eco-housing Dengan pendekatan Zero waste concept ini menekankan dalam
mengedukasi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya dalam upaya
mendukung keberlanjutan ekonomi, daya dukung lingkungan dan daya dukung sosial yang
berada didalamnya. mencakup dalam proses untuk memaksimalkan recycling, meminimalkan
limbah, mengefektifkan konsumsi dan memastikan suatu produk yang terbuang dapat
digunakan kembali atau minimal dapat didaur ulang sehingga dapat direduksi secara mudah
dan cepat oleh alam.

Kata kunci: Rusunami, Eco-housing, Zero waste concept

ABSTRACT
The residence is one of the basic human needs concerning the feasibility and level of well-
being of living community. Residence is not only serve as a place to live, but more than
that the House/residence also has a strategic function in the rapprochement of cultures
and improving the quality of future generations. The population of the city of Bandung based
on projections is expected to reach 4.1 million inhabitants by the year 2031 has exceeded the
power support of Bandung that around 3 million people. In addition, the existing population
sprawl 2.3 million people also has not been spread evenly, the increasingly high population
could not be offset by the availability of land for housing and neighborhood community, so
that the policy on the development of rusunami expected to be a positive impact for the welfare
of society. Rusunami Arjuna eco-housing with the approach of the Zero waste
concept is emphasized in educating the public to care about the surrounding environment in
an effort to support the economic sustainability, environmental support and
power the power of social support that is inside. include in the process to maximize recycling,
minimizing waste, streamline and ensure the consumption of a product that is wasted can be
used again or at least recyclable so that it can be easily and quickly reduced by nature.

Keywords: Vertical Housing, Eco-housing, Zero waste concept

Jurnal Reka Karsa - 1


Abdullah

1. PENDAHULUAN

Dengan semakin meningkatnya pertambahan penduduk, maka kebutuhan akan ketersediaan


tanah dan rumah menjadi semakin tinggi, pembangunan rumah susun vertikal adalah suatu
cara untuk memecahkan masalah dari kebutuhan akan pemukiman dan perumahan pada
lokasi yang padat, terutama pada daerah perkotaan yang jumlah penduduknya selalu
meningkat, sedangkan lahan yang tersedia kian lama kian terbatas sehingga pengembangan
hunian secara horisontal pada saat ini sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan, maka dari
itu dibutuhkan solusi dari masalah tersebut, yaitu dengan pengembangan hunian secara
vertical.
Rusunami (rumah susun sederhana milik) merupakan rumah susun sederhana yang
memberikan hak milik kepada penghuninya sehingga diharapkan penghuni rumah susun
sederhana tidak selamanya menyewa rumah. Rusunami adalah rumah bagi masyarakat
berpenghasilan menengah ke bawah yang disusun ke atas (vertikal) agar dapat menghemat
lahan. Mayarakat berpenghasilan menengah ke bawah yaitu masyarakat yang mempunyai
pendapatan di atas Rp.2.500.000,- sampai dengan Rp. 4.500.000,- per bulan, atau yang di
tetapkan oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat. [1]
Konsep Eco-housing pada pembangunan rumah susun ini bertujuan untuk menggabungkan
aspek sosial yang berbeda dari tiap penghuni agar menjadi satu lingkungan sosial yang utuh,
kenyamanan penghuni dengan adanya industri kreatif bagi penghuni, baik untuk ibu rumah
tangga atau remaja, berupa organisasi kreatifitas seni seperti barang bekas yang akan diolah
menjadi barang pajangan seni atau barang dipakai ulang kembali yang akan dijual ke publik
atau masyarakat lain di area komunal rusunami atau dipamerkan di tempat lain, sehingga ibu
- ibu rumah tangga mempunyai penghasilan dari penjualan produk kreatifitasnya.
Lokasi proyek Rumah susun ini berada di Kawasan Arjuna berada di bagian barat Kota
Bandung dan termasuk dalam wilayah pengembangan Bojonagara, Kelurahan Arjuna dan
Kelurahan Husein Sastranegara, Kecamatan Cicendo seluas 315.315m2 (31.5 Ha) Kawasan ini
berdeketan dengan Bandara Husein Sastranegara, Stasiun Kereta Api Ciroyom, Terminal
Angkutan Umum Ciroyom dan Pasar Tradisional Ciroyom. Kepemilikan tanah pada kawasan ini
terdiri dari 60% tanah milik pemerintah daerah dengan sistem sewa tanah dalam jangka waktu
tertentu sesuai aturan yang berlaku dan pemanfaatan tanah hak guna bangunan (HGB) oleh
swasta atau perorangan, sedangkan 40% tanah milik perorangan dengan sertifikat hak milik.
Konsep dari perancangan Rumah susun ini menerapkan pendekatan Ekologi Arsitektur yang
berfungsi sebagai sarana edukasi untuk mewujudkan fasilitas fisik berwawasan lingkungan,
sehingga mewujudkan keselarasan antara fasilitas fisik dengan Lingkungan sekitar, dengan
cara menyediakan kolam resapan resapan air dan fasilitas bangunan pengolah limbah rumah
tangga. Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk upaya mendukung keberlanjutan ekonomi,
daya dukung lingkungan dan daya dukung sosial yang berada di dalamnya.

2. METODOLOGI PERANCANGAN

2.1 ZERO WASTE CONCEPT


Tema yang diangkat pada rancangan ini adalah pendekatan zero waste concept yang
merupakan konsep gerakan yang mempunyai suatu tujuan secara etis, ekonomis, efisien dan
visioner dalam meningkatkan keberlanjutan lingkungan. Setiap bahan terbuang dirancang
menjadi bahan bagi proses lain yang bermanfaat, termasuk dalam mengarahkan perilaku
manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu zero waste concept ini dapat diartikan
sebagai upaya untuk merancang siklus suatu sumber daya mencakup dalam proses untuk
memaksimalkan recycling, meminimalir limbah, dan mengefektifkan konsumsi atau minimal
dapat didaur ulang sehingga dampak pembuangannya dapat direduksi oleh alam.
Zero waste concept adalah modifikasi penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan untuk
mendefinisikan ulang limbah dalam kehidupan manusia. Dengan pemahaman bahwa limbah

Jurnal Reka Karsa - 2


Rusunami Arjuna Eco-housing Dengan Pendekatan Zero Waste Concept

adalah produk samping logis dari budaya dan system ekonomi manusia, selama ini diatasi
hanya dengan pengelolaan linear. Zero waste concept adalah pengkerucutan dari ekologi
arsitektur yang di dalamnya terdapat poin-poin penting mengenai Peningkatan Ekologi Lahan,
Manajemen dan Konservasi Air, Strategi Kesejahteraan Masyarakat, dan Manajemen
lingkungan bangunan.
Zero waste concept ini menekankan penyelarasan bangunan dengan alam. Dimana alam
menyediakan air, cahaya, dan udara, semua itu didapat dengan gratis, sehingga alangkah
baiknya semua itu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk bangunan. Pemanfaatan ini
dimaksudkan agar keseimbangan lingkungan tetap terjaga dan memberikan dampak positif
bagi pengguna bangunan dan makhluk hidup di sekitarnya di tengah terpaan pemanasan
global, Zero waste concept diharapkan mampu memaksimalkan segala kebaikan yang
diberikan oleh alam. Beberapa aspek yang ada di alam berkontribusi penting dalam terciptanya
konsep ini, seperti pemanfaatan air diharapkan mampu berperan sebagai media penampung
hujan sementara. Air ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi, misalnya untuk
mencuci dan menyirami tanaman, Selanjutnya, pemanfaatan cahaya matahari yang
dioptimalkan. Kemudian, pemanfaatan udara. Suhu Bumi yang semakin panas mengharuskan
bangunan butuh sistem pendingin udara. Salah satu cara paling instan adalah air
conditioning (AC). Kondisi ini justru menimbulkan dampak negatif pada lapisan ozon Bumi.
Untuk itu pemanfaatan dari zero waste concept yaitu melakukan pendekatan desain dengan
memanfaatkan aliran udara semaksimal mungkin agar ruangan rumah tidak panas. Sistem
penghawaan alami diaplikasikan dengan memperbanyak bukaan pada dinding luar. Dengan
ditereapkannya pendekatan zero waste concept ini diharapkan dapat menjadi contoh referensi
yang baik dalam merespon kegiatan masyarakat dan dapat memberikan pengalaman ruang
yang positif bagi penghuninya dengan cara menekankan dalam proses mengedukasi
masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan sekitar, demi terwujudnya keberlanjutan
ekonomi, daya dukung lingkungan dan daya dukung sosial. [2]

2.2 ANALISIS LOKASI PERANCANGAN


Proyek Rumah Susun Hak Milik di Kota Bandung ini bersifat Semi fiktif yang dimiliki oleh
Pemerintah. Lokasi proyek berada di Jl. Arjuna, Kel. Arjuna, Kec. Cicendo, Bandung, yang
memiliki luas lahan 9.345m2, dengan KLB 1.1, KDB 23%, GSB untuk Jl. Arjuna 5m, GSS Sungai
Citepus 3m, dan memiliki Batas Site Utara: Jalan Arjuna, Selatan: Sungai Citepus, Timur:
perdagangan dan jasa, dan di sebelah Barat: Permukiman Masyarakat. (lihat gambar 01)

PEMUKIMAN
PEMUKIMAN

PERDAGANGAN
DAN JASA

SITE
PEMUKIMAN

RUANG
HUJAU

PERDAGANGAN DAN JASA PEMUKIMAN


PERDAGANGAN DAN JASA

Gambar 01. Site Perencanaan

Tapak seluas 9345m2 untuk proyek Rumah susun ini berlokasi di Kawasan Jalan Arjuna di
sebelah barat Kota Bandung dan termasuk dalam wilayah pengembangan Bojonagara,
Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo. Berdekatan dengan Bandara Husein Sastranegara,

Jurnal Reka Karsa - 3


Abdullah

Stasiun Kereta Api Ciroyom, Terminal Angkutan Umum Ciroyom, dan Pasar Tradisional
Ciroyom.
Lahan ini menurut RDTRK tahun 2007 adalah industri non-polutan, perumahan, perdagangan,
jasa dan perkantoran. Untuk kegiatan perdagangan unit lingkungan arjuna direncanakan di
sepanjang Jalan Kesatriaan. Kepemilikan tanah pada kawasan ini terdiri dari 60% tanah milik
pemerintah daerah dengan sistem sewa tanah dalam jangka waktu tertentu sesuai aturan
yang berlaku dan pemanfaatan tanah hak guna bangunan (HGB) oleh swasta atau perorangan,
sedangkan 40% tanah milik perorangan dengan sertifikat hak milik. [3]

2.3 KONSEP PERANCANGAN


Konsep perancangan pada bangunan Rumah susun sederhana hak milik Arjuna eco-housing
dengan pendekatan zero waste concept adalah sebuah model desain fisik hunian/ tempat
tinggal vertikal yang menekankan pada gerakan yang mempunyai suatu tujuan secara etis,
ekonomis, efisien dan visioner dalam meningkatkan keberlanjutan lingkungan, dimana setiap
bahan terbuang dirancang menjadi bahan baru yang dapat bermanfaat bagi proses yang
lainnya Seperti, 1. Pengolahan limbah storm water dan gray water yang dimanfaatkan kembali
untuk keperluan sanitasi pada landscape dan sebagai penampung air untuk menjaga
kestabilan air tanah pada musim kemarau, sedangkan pada pengolahan limbah black water
dilakukan penyaringan dengan menggunakan Bio-septictank agar limbah yang dikeluarkan
dapat dengan mudah di uraikan oleh alam; 2. Pengolahan limbah sampah rumah tangga
dengan memanfaatkan kegiatan masyarakat dalam proses mengedukasi dimana limbah
sampah organik dan anorganik dipisahkan dan dibuat kembali menjadi bahan yang baru.
Bangunan ini menyediakan 195 unit yang terdiri 165 unit type 18m2, 30 unit type 36m2. Desain
rumah susun yang vertikal tidak menghilangkan kebiasaan penghuni seperti anak–anak yang
bermain di luar rumah dan kegiatan ibu–ibu yang sering bersosialisasi pada ruang terbuka
hijau, serta terdapat bangunan pengolahan limbah sampah rumah tangga yang terdiri dari
ruang penyaringan limbah dan ruang pengolahan limbah organic menjadi pupuk kompos serta
ruangan pengolahan limabah anorganik menjadi kerajinan tangan yang dikerjakan oleh
masyarakat Rusunami Arjuna Eco-housing ini.

3. HASIL PERANCANGAN

3.1 ZONASI PADA TAPAK


Zonasi pada tapak ini terbagi menjadi beberapa zoning di antaranya adalah publik, private,
dan service dimana area-area tersebut digunakan untuk penunjang terpenuhi nya kepentingan
rumah susun, diantaranya: area publik digunakan sebagai lobby, main entrance, retail UKM
kecil dan juga ruang serba guna rusunami; area private 1 digunakan untuk ruang terbuka
Hardscape berupa Lapangan olah raga yang berfungsi juga sebagai titik evakuasi apabila
terjadi bencana dan bangunan Pusat kesehatan masyarakat pada rusunami; area private 2
digunakan sebagai tempat ibadah muslim berupa mesjid untuk masyarakat rusunami dan
bangunan pendidikan anak usia dini; area private 3 digunakan sebagai ruang terbuka hijau
yang menghadap Sungai Citepus dan kolam penampungan konservasi air hujan; area private
digunakan sebagai unit hunian rusunami yang membutuhkan privasi tinggi; area servis 1
digunakan sebagai core bangunan, tangga darurat, shaft, transportasi vertikal berupa lift dan
tangga serta ruang kontrol elektrikal; area servis 2 digunakan sebagai tempat pembuangan
sementara (TPS) rusunami, bangunan pengolahan limbah organik dan anorganik serta parkir
luar (lihat gambar 02).

Jurnal Reka Karsa - 4


Rusunami Arjuna Eco-housing Dengan Pendekatan Zero Waste Concept

C
servis

publik

private

B
publik private

A
private
publik

private

A: Area Private (oranye) B: Area Publik (biru) C: Area Servis (ungu)

Gambar 02. Rancangan zonasi Fungsi Pada


Tapak Rusunami Arjuna Eco-housing

3.2 AKSESIBILITAS DAN SIRKULASI


Pertimbangan aksesbilitas dan sirkulasi menuju site yang dilakukan dengan penempatan main
gate in dan main gate out pada Jalan Arjuna dikarenakan Jalan Arjuna merupakan jalan utama
yang memiliki intensitas kepadatan kendaran yang tinggi, selain itu hal tersebut dilakukan
dalam upaya mempermudah masyarakat sekitar untuk mengetahui di mana letak pintu masuk
ke rusunami. Jalur pedestrian yang terdapat pada site perencanaan ini diciptakan secara
terintegrasi satu sama lain, di mana jalur pedestrian diciptakan mengitari massa bangunan
utama serta area hijau muka bangunan Jalan Arjuna dan area hijau muka bangunan Sungai
Citepus yang saling terkoneksi satu sama lain. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan interaksi
sosial difokuskan terjadi pada lantai dasar (lihat gambar 03).

sirkulasi kendaraan sirkulasi servis

Gambar 03. Rancangan aksesbilitas dan


Sirkulasi Rusunami Arjuna Eco-housing

3.3 ORIENTASI DAN TATA LETAK MASSA


Orientasi massa bangunan difokuskan pada pencahayaan dan penghawaan alami, maka dari
itu massa bangunan lebih diarahakan ke utara dan selatan dengan tujuan untuk meminimalisir

Jurnal Reka Karsa - 5


Abdullah

penerimaan radiasi sinar matahari dari arah barat yang memang tidak terlalu baik untuk
kenyamanan thermal dalam unit hunian. Bukaan dimaksimalkan pada arah timur di mana
matahari terbit dirancang tetap masuk ke dalam bangunan dengan desain koridor terbuka
hingga ke bagian barat yang hanya dibatasi oleh railing pagar dan juga ditujukan untuk terjadi
cross ventilation pada bangunan yang dirancang (lihat gambar 04).

TIMUR

BARAT

Gambar 04. Rancangan Orientasi Rusunami Arjuna Eco-housing

3.4 RUANG LUAR DAN LANDSCAPE


Ruang luar didesain dengan muka utama bangunan yang menghadap ke arah muka sungai
dengan luasan yang cukup besar serta cukup private apabila dibandingkan dengan ruang luar
pada bagian depan Jalan Arjuna, hal ini bertujuan dalam upaya menciptakan masyarakat yang
sadar dan peduli terhadap kelestarian lingkungan dimana mereka tinggal, hal pertama yang
perancang lakukan adalah dengan memfasilitasi masyarakat untuk berinteraksi pada ruang
luar yang menghadap muka sungai dengan kelengkapan street furniture seperti bangku
taman, lampu taman, playground, dan mini harvesting yang dapat mendukung kegiatan
interaksi antara manusia dan alam sekitarnya. Hal tersebut sejalan dengan gagasan konsep
arsitektur bangunan yang menerapkan zero waste concept yang merupakan hasil dari tema
besar ekologi arsitektur yang berupaya untuk menciptakan kesadaran terhadap lingkungan
pada wawasan perancangan bangunan. Perancangan ruang luar pada Rusunami Arjuna ini
didesain lebih besar beserta dengan kelengkapan street furniture, hal tersebut merupakan
upaya dalam memfasilitasi masyarakat untuk saling berinteraksi sosial pada ruang luar (lihat
gambar 05).

Gambar 05. Rancangan ruang Luar Rusunami Arjuna Eco-housing

Jurnal Reka Karsa - 6


Rusunami Arjuna Eco-housing Dengan Pendekatan Zero Waste Concept

3.5 GUBAHAN MASSA


Gubahan massa berbentuk dasar huruf L dirancang untuk menyikapi arah gerak matahari.
Area lebar untuk bukaan dominan pada arah utara dan selatan bertujuan untuk
memaksimalkan cahaya alami yang bersumber dari sinar matahari. Selain sebagai upaya
memaksimalkan pencahayaan matahari, hal tersebut ditujukan untuk memperoleh
kenyamanan thermal pada setiap hunian rumah susun sederhana hak milik ini (lihat gambar
06).

Gambar 06. Rancangan transformasi gubahan massa

Gubahan massa berbentuk dasar huruf L dengan penggunaan struktur bangunan yang
menggunakan dilatasi. Untuk menyikapi arah gerak matahari, maka area lebar bukaan
dominan pada orientasi arah utara dan selatan yang bertujuan untuk memaksimalkan cahaya
alami sinar matahari masuk ke dalam setiap hunian. Selain sebagai upaya memaksimalkan
pencahayaan matahari, rancangan gubahan massa tersebut ditujukan untuk memperoleh
kenyamanan thermal pada setiap hunian rumah susun sederhana hak milik ini.
Stream line dirancang dinamis dengan
membentuk sudut-sudut bangunan
tepat berada di titik yang sama
keseluruhannya, sebagai upaya
merespon terhadap muka jalan utama
sebagai fasad utama bangunan
rusunami ini, yang menjadikannya
sebagai keunikan dari bangunan ini
tanpa mengurangi dari penghormatan
kepada jalan utama.

Gambar 07. Rancangan penyikapan massa bangunan terhadap jalan utama


Walaupun bentuk massa mengarah ke arah utara dan selatan, tetapi fasad bangunan tetap
dirancang untuk merespon terhadap muka jalan utama yaitu Jalan Arjuna yang dirancang
dengan menggunakan titik sumbu pada setiap sudut bangunan yang membentuk sebuah
stream line dengan desain yang dinamis tidak datar atau lurus seperti biasanya, hal itu menjadi
suatu ciri khas dan keistimewaan dari perancangan bangunan ini (lihat gambar 07).

3.6 KONSEP FASAD BANGUNAN


Konsep fasad bangunan dititikberatkan pada unsur transparan, garis dan bidang. Unsur
transparan adalah bukaan jendela kaca yang berada pada permukaan dinding luar bangunan.
Unsur bidang diwakili oleh permukaan dinding yang bersifat masif, sedangkan unsur garis
diimplementasikan oleh pemilihan warna finishing cat exterior berwarna putih pada fasad
bangunan.

Jurnal Reka Karsa - 7


Abdullah

Dalam upaya mempertegas desain fasad bangunan agar tidak terlihat datar, maka dilakukan
aditif dan subtraktif pada bidang fasad bangunan yang dimana pada bagian yang mengalami
pengurangan digunakan sebagai area balkon dan menjemur pakaian. Permainan warna hangat
pada exterior yang terdiri dari warna coolgray, chipboard dan white menciptakan dinamika
warna yang pada akhirnya menjadi karakteristik dari bangunan ini (lihat gambar 08).

Gambar 08. Rancangan fasad Bangunan


Rusunami Arjuna Eco-housing

Pengulangan elemen transparan berupa bukaan jendela kaca yang bertujuan untuk
memudahkan sinar matahari masuk yang berfungsi sebagai pencahayaan alami. Pada bagian
kaca dibuat ventilasi udara yang berfungsi sebagai sirkulasi udara, dan berfungsi untuk
menghindari panas berlebih di dalam suatu ruangan. Bagian akhir dari koridor bangunan
didesain terbuka bertujuan sebagai cross ventilation pada bangunan itu sendiri dan dalam
upaya implementasi dari gagasan green desain. Material pada kusen dan pintu dan jendela
menggunakan material alumunium, karena material ini dapat didaur ulang dan mudah serta
cepat dalam pengerjaannya. Penggunaan material penutup atap menggunakan material plat
beton (lihat gambar 08).

3.7 KONSEP ZERO WASTE


A. Storm and Grey Water
Air hujan merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi makhluk hidup. Air hujan
sangat bermanfaat untuk mengisi sumber air. Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) terdiri
atas sistem. Penampungan Air Hujan (PAH) dan sistem pengolahan air hujan. PAH dilengkapi
dengan talang air, saringan pasir, bak penampung dan Sumur Resapan (Sures). Sumur
resapan dapat digunakan untuk melestarikan air tanah dan mengurangi resiko genangan air
hujan atau banjir yang dilakukan dengan membuat sumur yang menampung dan meresapkan
curahan air hujan. Prinsip dasar PAH adalah mengalirkan air hujan yang jatuh di permukaan
atap melalui talang air untuk ditampung ke dalam kolam penampung. Kemudian limpasan air
yang keluar dari tangki penampung yang telah penuh disalurkan ke dalam kolam resapan.
Adapun fungsi dan manfaat sistem pemanfaatan air hujan ini adalah: 1.Menghemat
pengunaan air tanah; 2.Menampung beberapa meter kubik air pada saat hujan; 3.Mengurangi
run off & beban sungai saat hujan lebat; 4.Menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah;
5.Mempertahankan tinggi muka air tanah; 6.Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah;
7.Memperbaiki kualitas air tanah dangkal; 8.Mengurangi laju erosi dan sedimentasi;
9.Mereduksi dimensi jaringan drainase; 10.Stok air pada musim kemarau (lihat gambar 09
dan gambar 10).

Jurnal Reka Karsa - 8


Rusunami Arjuna Eco-housing Dengan Pendekatan Zero Waste Concept

Gambar 09. Rancangan skema distribusi pemanfaatan olahan air hujan dan grey
water yang dihasilkan selama oprasional bangunan

Jurnal Reka Karsa - 9


Abdullah

Gambar 10. Rancangan kolam penampung dan resapan air

B. Black Water
Penggunaan bio-septictank yang terbuat dari bahan fiber yang sangat kuat dan tahan lama,
anti pecah dan korosi, tidak seperti septic tank beton, Pemasangan bio-septictank sangat
mudah, hemat waktu dan cepat bisa difungsikan, tidak menunggu kering seperti beton dan
yang paling penting adalah hemat biaya karena pemasangannya cepet sehingga memangkas
biaya tukang (lihat gambar 11).

1. Limbah Domestik
2. Media Khusus
Pengembang Biak Bakteri
Pengurai
3. Media Biofilter
4. Media Biofilter

Gambar 11. Skema penyaringan pada bio-septictank [2]

C. Limbah Sampah Rumah Tangga


Sampah rumah tangga pada Rusunami Arjuna Eco-Housing disaring menjadi 2 katagori, yaitu organik
dan anorganik. Pada sampah organik seperti daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting
yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, dan sisa makanan akan mengalami proses
dekomposisi, yaitu terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara akan terurai
menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah
kompos. Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik
sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan
humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Setelah proses tersebut, maka sampah
organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah yang digunakan pada
tanaman di dalam tapak rusunami ini.
Sampah anorganik merupakan salah satu jenis limbah atau sampah yang berasal dari bahan-
bahan non-organik, yang dibuat dan diproses menggunakan teknologi tertentu. Limbah
anorganik merupakan jenis limbah yang tidak dapat diuraikan oleh tanah. Adapun Jenis - jenis
sampah anorganik adalah Botol plastik, Kasur dan springbed, Tas plastik, Semua bahan yang
terbuat dari plastik, Kaleng minuman, Botol kaca, Kertas-kertas Dan semua jenis barang serta

Jurnal Reka Karsa - 10


Rusunami Arjuna Eco-housing Dengan Pendekatan Zero Waste Concept

limbah yang sulit terurai oleh tanah. Sampah anorganik dapat dimanfaatkan sebagai: 1.
Sebagai bahan dasar kerajinan tangan; 2.Untuk bahan dasar pembuatan daur ulang;
3.Digunakan kembali (reusable); 4.Dilebur untuk kemudian dibuat menjadi barang lain.

4. SIMPULAN

Rusunami Arjuna Eco-housing Dengan Pendekatan Zero waste concept ini menekankan dalam
penyelarasan bangunan dengan alam. Alam menyediakan air, cahaya, dan udara, serta semua
itu didapat dengan gratis sehingga dalam desain hal tersebut dapat dimanfaatkan sebaik
mungkin untuk bangunan. Pemanfaatan ini dimaksudkan agar keseimbangan lingkungan tetap
terjaga dan memberikan dampak positif bagi pengguna bangunan dan makhluk hidup di
sekitarnya, di tengah terpaan pemanasan global yang sedang terjadi. Beberapa aspek yang
ada di alam yang dapat mendukung tercapainya konsep ini, berupa pemanfaatan air hujan
yang ditampung sementara, kemudian dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi sanitasi
pada landscape. Selanjutnya, pemanfaatan cahaya matahari yang dioptimalkan dan
pemanfaatkan aliran udara semaksimal mungkin agar ruangan hunian tempat tinggal tidak
terasa panas dengan memperbanyak bukaan pada dinding luar.
Maka dapat disimpulkan bahawa Rusunami Arjuna Eco-housing ini dirancang dalam
menekankan pada proses mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan
sekitarnya serta dalam upaya mendukung keberlanjutan ekonomi, daya dukung lingkungan
dan daya dukung sosial bagi penghuni yang berada di dalamnya, mencakup dalam proses
untuk memaksimalkan recycling, meminimalkan limbah, mengefektifkan konsumsi dan
memastikan suatu produk dapat digunakan kembali, atau minimal dapat didaur ulang sehingga
dapat direduksi secara mudah dan cepat oleh alam.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 14 /Permen/M/2007 tentang


Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa.
[2] Machda, Fahmi. Konsep manajamen limbah padat kota berbasis system informasi
dengan visi nol sampah. (https://fahmimachda.files.wordpress.com/2008/07/riset.pdf)
diakses pada tanggal 26 mei 2016 pukul 13.04 WIB
[3] Ditjen Ciptakarya Dinas PU. 2007. Petunjuk Perencanaan Kawasan Perumahan Kota

Jurnal Reka Karsa - 11

Anda mungkin juga menyukai