nandikumiawan@unj.ac.id, achmadhidayaht@gmail.com
Abstract
Norma dan nilai serta tradisi yang berjalan didalam masyarakat menjadi
bagian penting dari suatu identitas kebudayaan. Salah satu unsur tradisi dalam
suatu kebudayaan adalah kepercayaan berupa agama dan symbol didalamnya.
Salah satu masyarakat adat yang masih kental dengan kebudayaanya adalah
masyarakat sedulur sikep Samin bisa dikatakan sebagai bentuk komunitas yang
masih berkembang di Jawa, khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Salah
satunya adalah masyarakat Samin yang masih berkembang sampai sekarang di
Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi manajemen masyarakat Samin dalam
melestarikan budaya agrarisnya dan bagaimana budaya agrarisnya dari sudut
pandang ekosentrisme. Penelitian ini manggunakan metode kualitatif dengan
pengumpulan data melalui dokumentasi, observari perilaku, dan wawancara
wawancara mendalam dan FGD (forum discussion group) dengan beberapa
tokoh
Samin. Hasil penelitian menunjukkan Samin Sambongrejo tercermin pada
baiknya kualitas ekologis kehidupan mereka. Pertanian yang dijalankan secara
zero waste fanning, dan pola pertanian dengan konsep alami merupakan
implementasi dari ajaran leluhur yang dikelola secara modern dan kekinian.. Hal
ini diperkuat oleh budaya pertanian dengan melestarikan nilai 'seneng mangan
doyan mangan sing dumunung the'e dhewe' yang astinya masyarakat suku
Samin lebih senang untuk memakan hasil dari burni di sekitar lingkungan mereka
sendiri mengalokasikan has il pertaniannya untuk dikonsumsi mandiri.
2. Literature Review
Masyarakat Samin sangat berhati-hati di dalam bertindak dalam
hubungannya dengan alam. Segala tindakan selalu mempertimbangkan prinsip•
prinsip konservasi dalam pengelolaan sumber daya alam supaya tetap
dipertahankan keseimbangan ekologisnya. Berdasarkan (Cryer dan Kopnina
2018), (Parson,2018), (Humaida,2020) ekosentrisme merupakan kunci penting
dalam menjaga keberlanjutan ekologis (ecology suistanability).
Masyarakat Samin memiliki etika dan norma yang menjadi landasan
kehidupan sehari-hari, kemudian dijadikan suatu tatanan tersirat untuk
diimplementasikan pada kegiatan pertanian. Dalam kaitan ini, (Surmeli.&
Mehpare, 201 3) menuturkan etika lingkungan menjadi lebih pen ting karena
masalah lingkungan menjadi lebih serius. Masalah lingkungan diyakini dapat
diatasi dengan penerapan etika lingkungan sehingga masyarakat yang bertani
dengan kearifan lokal mampu mengelola sumber daya pertanian yang
berkelanjutan sekaligus menjaga keseimbangan ekologis,
Arkanuddin (2001) menyatakan bahwa nilai-nilai dan pengetahuan lokal
tertanam dalam cara hidup masyarakat sebagai sarana untuk bertahan hidup.
Kearifan lokal berperan sebagai ruang interaksi yang telah didesain sedemikian
rupa yang melibatkan pola antara manusia dengan manusia, serta manusia dengan
alam. Menurut (Pandapotan & Silalahi, 20 19) pola tersebut kemudian terbentuk
menjadi nilai-nilai yang akan dijadikan sebagai acuan masyarakat itu sendiri.
dalam beberapa budaya lainnya di Indonesia pemeliharaan alam yang berdasarkan
etika lingkungan yang khas tersebut mencerrninkan hubungan ekologis yang
seimbang.
Penelitian (Sukmawan, 2012) pada Suku Tengger menyimpulkan bahwa
kearifan lokal membentuk hubungan simbiosis yang harmonis dalam
keanekaragaman dan kompleksitas ekologis. Menurut (Nurkamila, 2018) dalam
penelitiannya di Kampung Naga menyebutkan keseimbangan lingkungan yang
terbentuk karena diterapkannya etika lingkungan selalu berbuah manis bagi
manusia.
Berdasarkan (Asep Suryana, 2005), (Budiarti,2008), (Aeng Muhidin
2011), dan (Budiaman, 2013, 2014, 2018, dan 2018) lebih memaparkan kearifan
lokal yang ada di masyarakat adat Baduy secara umum melalui kajian
transformasi sosial budaya, aspek hak anak dalam pendidikan dan kesehatan, serta
pepatah-petatah dalam berbagai bidang kehidupan, tidak spesifik pada
implementasi masing-masing pepatah pada setiap aspek kehidupan. Sementara
artikel ini lebih memfokuskan pada implementasinya spesifik pada pertanian.
3. Methodology
Pendekatan penelitian untuk mendapatkan model konstruksi kearifan lokal
pertanian suku Samin melalui pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yang didukung oleh berbagai metode pengumpulan dan
analisis data (Moleong, 2009). Melalui pendekatan ini, peneliti mengumpulkan
data melalui dokumentasi, observari perilaku, dan wawancara dengan para
informan (Creswell, 2019). Observasi partisipatif kemudian digunakan peneliti
untuk memahami konteks situasi, makna sikap dan perilaku serta persepsi
masyarakat Samin terhadap prinsip ekosentrisme dalam pertanian. Metode lain
adalah wawancara mendalam dan FGD (forum discussion group)
untuk
menghasilkan kualitatif informasi dengan rnernberikan pertanyaan terbuka semi•
terstruktur
4. Result and
Discussion
4.1 Makna Pertanian bagi Masyarakat
Samin.
Pertanian rnerupakan surnber penghidupan dan bagian yang penting dalarn
aktivitas keseharian Masyarakat Samin. Pertanian rnerupakan salah satu
kepercayaan diawal terbentuknya ajaran Sarnin bahwa rnereka hanya boleh hidup
dari pertanian. Pertanian selain sebagai mata pencaharian utarna narnun juga
rnerupakan media dalarn rnengajarkan adat istiadat dari generasi ke generasi.
Walaupun generasi rnudanya sebagian juga bekerja pada bidang lain narnun
pertanian tetap pekerjaan utarna setiap keluarga. Dalarn istilah jawa petani Sarnin
dikenal dengan petani utun (Hariadi, 2016). Mereka bercocok tanam diatas tanah
yang diwariskan para leluhur. Sawah tidak boleh dijual kepada orang lain
sehingga selalu rnenjadi rnilik keluarga untuk diteruskan pengelolaanya.
Bagi rnasyarakat adat Sarnin tanah warisan adat bukan hanya rnerupakan
sirnbol untuk rnernpertahankan kehidupannya dari generasi ke generasi akan tetapi
juga hubungan yang bersifat religius karena rnereka rneyakini bahwa roh nenek
rnoyang rnereka rnasih berada dalarn tanah ulayatnya tersebut bersama-sama
rnenjaga tanah ulayat tersebut (Pradina dkk 2016). Bagi Masyarakat Samin bertani
adalah bagian dari upaya untuk rnenjaga tradisi dan budaya ajaran Samin.
Menurut pemirnpin adat pekerjaan rnasyarakat sedulur sikep adalah petani,
dan juga betemak. Ajaran Sarnin rnengharuskan kehidupan yang selaras antara
rnanusia dan alarn. Hal tersebut diirnplernentasikan dalarn aktivitas pertanian.
Manusia itu harus peduli, peduli pada alam dan peduli pada manusia di
sekelilingnya" artinya sernua kornponen kehidupan dirnuka burni ini adalah satu
bagian utuh yang saling memiliki ketergantungan rnaka rnanusia yang memiliki
aka I budi harus dapat rnenjadi penyeirnbang keselarasan tersebut (Pramugi, 2021).
Ajaran Samin dalarn rnemiliki lima tujuan, lima larangan dan tiga pedoman yang
rnenjadi prinsip kehidupan dalam kepercayaan sehari-hari.
◊
Pangucep
Pertikel
Kelakuan
Dalam menggapai tujuan hidup dan menhindari larangan hidup pedoman hidup
ajaran Samin adalah adanya kesesuaiaan antara tutur kata (pangucep), pikiran
(pertikel) dan tindakan (kelakuan). Nilai penting pedoman tersebut menjadikan
kejujuran adalah suatu ajaran mutlak bagi masyarakat Samin.
Komunitas masyarakat Samin mempertahankan budaya pertanian dengan
melestarikan nilai 'seneng mangan doyan mangan sing dumunung the'e
dhewe' yang astinya masyarakat suku Samin lebih senang untuk memakan hasil
dari bumi di sekitar lingkungan mereka sendiri. (Pramugi, 2021)
menjelaskan bahwa
penanaman nilai sikap kedisiplinan kepada anak untuk mencintai pertanian sudah
dilakukan sejak dini.
5. Conclusion
Kearifal lokal berwawasan ekosentrisme pada aktivitas pertanian
masyarakat Samin Sambongrejo tercermin pada baiknya kualitas ekologis
kehidupan mereka. Pertanian yang dijalankan secara zero waste farming, dan
pola pertanian dengan konsep alami merupakan implementasi dari ajaran leluhur
yang dikelola secara modem dan kekinian. Masyarakat Samin berhasil
menjalankan konsep pertanian yang sesuai dengan prinsip prinsip etika
lingkungan . Kearifan lokal berbasis ajaran leluhur pada pertanian terbukti mampu
mempertahankan kelestarian lingkungan dalam berbagai dimensi kehidupan.
Masyakarat Samin dapat dikatakan memiliki pola pikir yang progresif dan
berwawasan jauh kedepan sehinga melalui pertanian mereka telah mencapai
kemandirian ekonomi dan sosial.
6. References
Artikel Samin No dapus
ORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
II core.ac.uk
Internet Source
E berkalahayati.org
Internet Source
journal.unj.ac. id
Internet Source
II media.neliti.com
Internet Source
E ojs.stkippgri-lubuklinggau.ac.id
Internet Source
prosiding.upgris.ac.id
Internet Source
■ www.scribd.com
Internet Source
E hermaninbismillah.blogspot.com
Internet Source
E bppsdmk.kemkes.go.id
Internet Source
E Submitted to Universitas Terbuka
Student Paper 1%
II Submitted to IAIN Kudus
Student Paper 1%
EE doaj.org
Internet Source 1%
IE www.nusakini.com
Internet Source 1%
■ e-journals.unmul.ac.id
Internet Source <1 %
IE docplayer.info
Internet Source <1 %
a puslit.dpr.go.id
Internet Source <1 %
Ea repository.unisba.ac.id
Internet Source <1 %
/0 Instructor
PAGE 1
PAGE 2
PAGE 3
PAGE 4
PAGE 5
PAGE 6
PAGE 7
PAGE 8