miftahulvionasari@gmail.com
Selain ikut serta dalam memberikan informasi, masyarakat juga dituntut untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya suatu proyek baik dari pemerintah maupun dari
pihak swasta yang berpengaruh terhadap pelestarian lingkungan. Seperti halnya penelitian
yang dilakukan oleh Hanida et al (2018), melihat bahwa pola pengawasan dari masyarakat
setempat merupakan hal yang diharuskan untuk melestarikan lingkungan. Karena yang
mengetahui secara langsung dampak dari adanya sebuah proyek terhadap lingkungan sekitar
adalah masyarakat di daerah itu sendiri. dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa pasca
direvisinya Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah daerah menjadi UU no 23
tahun 2014 tentang pemerintah daerah telah membawa dampak terhadap hubungan
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah daerah dan antar pemerintah daerah. Salah satunya
yaitu mengenai kewenangan perizinan pertambangan yang semula dipegang oleh
Kabupaten/Kota, namun pada saat ini kewenangan tersebut sudah beralih kepada
pemerintahan provinsi. Sehingga menyebabkan perubahan pola keterlibatan masyarakat adat
dan pemerintah kabupaten dalam menjaga kelestarian lingkungan dalam kegiatan
pertambangan. Karena kewenangan yang sudah berada di tangan pemerintah provinsi
menyebabkan kurangnya kontrol pemprov terhadap aktivitas pertambangan dalam rangka
menjaga kelestarian lingkungan. Maka dari itu untuk menyelesaikan persoalan ini diperlukan
keterlibatan dan partisipasi dari seluruh masyarakat adat, pemerintah Nagari dan pemerintah
Kabupaten untuk melakukan pengawasan dan menjaga kelestarian lingkungan dalam
kegiatan pertambangan.
Selain peran serta masyarakat, faktor lain yang tidak kalah penting jika kita berbicara
persoalan kelestarian lingkungan yaitu kearifan lokal. Sebagaimana yang disebutkan Marfai
yang dikutip oleh Taufiq (2014) mengatakan bahwa “kearifan lokal atau wisdom dapat
dipahami sebagai suatu pemahaman kolektif, pengetahuan dan kebijaksanaan yang
mempengaruhi suatu keputusan penyelesaian atau penanggulangan suatu masalah
kehidupan’. Pemahaman, pengetahuan dan kebijaksanaan yang dimiliki dan dilakukan oleh
manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan adalah bentuk dari kearifan lokal. Kearifan
lokal ini menggambarkan bagaimana manusia bersikap terhadap lingkungan untuk menjaga
dan melestarikan lingkungan dari berbagai macam ancaman dan gangguan. Hasil penelitian
Taufiq (2014) menunjukkan, nilai-nilai kearifan lokal yang berkembang di dalam kehidupan
masyarakat Kampung Sukadaya dapat menjadikan lingkungan alam Sukadaya tetap lestari.
Nilai-nilai kearifan lokal ini meliputi nilai adaptasi lingkungan, nilai tanggung jawab, nilai
kesadaran lingkungan dan nilai kerja sama. Masyarakat Kampung Sukadaya juga dengan
sadar dan penuh rasa tangung jawab menjunjung tinggi kearifan lokal tersebut sebagai hal
yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, sehingga bentuk kearifan lokal ini merupakan salah
satu upaya dalam pemeliharaan lingkungan di Kampung Sukadaya.
Suhartini (2009) juga mengatakan bahwa melalui kearifan lokal masyarakat mampu
bertahan menghadapi krisis yang menimpanya. Maka dari itu kearifan lokal penting untuk
dikaji dan dilestarikan dalam suatu masyarakat guna menjaga keseimbangan dengan
lingkungannya dan sekaligus dapat melestarikan lingkungannya.
Hanida, R., Syamsurizaldi, S., Rozi, F., & Irawan, B. (2019). Keterlibatan Masyarakat Adat
dan Pemerintah Kabupaten dalam Melestarikan Lingkungan Pasca Pengalihan
Kewenangan Pengurusan Izin Pertambangan. Jurnal Administrasi Dan Kebijakan
Publik, 3(3), 274-291.
Juniarti, Selly Rismi., AM, Iskandar., Yani, Ahmad. (2016). Kearifan Lokal Masyarakat
dalam Menjaga Kelestarian Hutan Adat Tawang Panyai di Desa Tapang Semadak
Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten Sekadau. Jurnal Hutan Lestari, 4(3), 387-393.
Sabardi, Lalu. (2014). Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Yustisi, 3(1), 67-79.
Suhartini.2009. Kajian Kearifan Lokal masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam dan
lingkungan. Prosiding seminar nasional penenlitian, pendidikan dan pnerapan MIPA
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 mei 2009.