Anda di halaman 1dari 2

1.

Jelaskan studi kasus dari penyimpangan penggunaan IPTEKS yang Anda ketahui
Jawab:
Pelanggaran Terkait Perbankan.
Polda Metro Jaya melalui Kasat Cyber Crime Ajun Komisaris Besar Winston Tommy Watuliu berhasil
meringkus dua pelaku kejahatan cyber crime kasus pembobolan kartu kredit secara online milik
perusahaan di luar negeri. Dua Hacker berhasil menerobos sistem perbankan perusahaan asing, seperti
Capital One USA, Cash Bank USA dan GT Morgan Bank USA kemudian membobol kartu kredit milik
perusahaan ternama tersebut. Setelah berhasil kedua pelaku tersebut menggunakan kartu kreditnya untuk
membeli tiket pesawat Air Asia lalu tiket tersebut dijual pelaku dengan harga yang sangat murah. Tidak
tanggung-tanggung untuk menarik pembeli mereka sengaja memasang iklan seperti di situs weeding.com
dan kaskus. Dan hebatnya lagi dari pengakuan kedua hacker tersebut mereka mempelajari teknik bobol
credit card ini secara otodidak. Tapi sepandai-pandai tupai melompat akhirnya jatuh juga, begitulah kisah
dua cracker tanah air kita, setelah berhasil membobol kartu kredit dari Ricop yaitu perusahaan yang
memproduksi anggur di san francisco mereka berhasil ditangkap oleh Polda Metro Jaya ditempat terpisah,
di Jakarta dan Malang. Dari tangan mereka berhasil diamankan barang buktiseperti laptop, dua
BalckBerry, modem, komputer, buku tabungan BCA dan daftar perusahaan yang akan menjadi target
pembobolan.
Sumber: https://binus.ac.id/character-building/2021/02/beberapa-kasus-penyalahgunaan-iptek-yang-
pernah-terjadi-di-indonesia/ 

2.  Jelaskan solusi yang diberikan untuk mencegah atau mengurangi dampak dari penyimpangannya.
Jawab:
Solusi yang dapat diberikan ialah peran aktif pemerintah dalam meng-edukasi
penggunaan teknologi yang baik dan benar serta sanksi-sanksi akibat penyalahgunaan teknologi
kepada masyarakat. Peran sekolah atau intansi pendidikan sangat penting dalam hal ini.
Pemerintah sebagai pembuat UU, telah membuat UU ITE sebagai sanksi kepada
pelanggar teknologi. Jika pemerintah sudah meciptakan UU ITE dimana pelaku pelanggaran
teknologi dihukum dengan hukuman yang berat, maka seharusnya menimbulkan efek jera bagi
pelakunya. Tetapi hal yang terjadi justru sebaliknya, yaitu semakin marak pelaku pelanggaran
teknologi dan ilmu pengetahuan. Hal ini disebabkan kurangnya kualitas dalam diri seseorang.
Perkembangan teknologi harus sejalan dengan meningkatnya mutu sumber daya manusia
dan keimanan seseorang. Orang yang membuat pelanggaran cenderung sedang berada jauh dari
jalan Tuhan dan tidak ada rasa takut kepada Tuhan. Jika kecerdasan diikuti peningktana iman dan
taqwa maka tidak akan ada pelanggaran ataupun penyimpangan. Dalam hal ini keluarga atau
peran aktif masyarakat juga diperlukan dalam pembentukan karakter dan keimaanan seseorang.
Saya lebih menyarankan peran keluarga sejak dini untuk mencegah tumbuhnya bibit kejahatan
dalam diri seseorang.

Anda mungkin juga menyukai