pose of this branch of learning. These ngenai kediktatoran dan absol utisme,
facts pertain to the .essential nature sebagai berikut CW. Friedmann 1959:
of statehood, the forms in which sta- 7).
tes have existed and do exist, the "Modern dictatorship resembles
extent of state authority, and the ins" older forms of absolutism in its hos-
trumentalities and procedures through tility to any forms of separation of
which that authority is exercised; powers, and in the concentration of
furthermore, they certain to the re- as many functions of government in
lationships among individuals within as few hands as possible. It is disti-
the state, between individuals and nguished from older forms of absolu-
the state, and between state and tism by the sophistication and refi-
state." nement of the legislature, adminis-
•
Luasnya ruang lingkup ilmu politik, trative and judicial techniques, deve-
baik menurut Logemann maupun tra- loped in intermediate centuries."
disi di Amerika Serikat, me ngakib at- Dalam hubungannya dengan hukum
kan bahwa ilmu tersebut mempunyai dikatakannya, bahwa
kaitan yang erat dengan ilmu-ilmu "A system of government that
sosial lainnya, seperti misalnya, antro- controls, directly or through faithful
pologi, psikologi, sosiologi, ilmu admi- henchmen, the machinery and all
nistrasi, ilmu ekonomi, dan juga levels of executive power subject
(ilmu) hukum. Dalam hubungannya to no judicial supervision, and that,
dengan (ilmu) hukum Jacobsen dan through a combination of political
Lipman menyatakan, sebagai berikut appointments, insecurity of tenure
(G.A. Jabocsen dan M.H. Lipman and direct instructions, also controls
1960: 4,5): the administration of jutice, has an
apparently unlimited power to ma-
" ...... To Maintain a full under-
ke what ever laws the ruling junta
standing of the facts of political life,
deems necessary."
the political scientist has to combine
the legal with the extralegal view- Dalam situasi demikian, maka pe-
points. A comprahansion of the na- merintahan diktatoris mempunyai ke-
ture of law (and of statutes enacted kuasaan mutlak terhadap segala bi-
by legislature) is indispensable to dang kehidupan. Kekuasaannya juga
the political theorist. He should, how- mencakup kekuatan membentuk pola
ever, be cautioned against overempha- sikap tindak warga masyarakat untuk
sizing the "juristic" approach-as ma- mematuhi hukum yang dibentuknya.
ny authorities do when they regard Pemerintahan Nazi di Jerman selama
the state purely as a "legal person" 12 tahun merupakan salah satu bukti
and the political society merely as kenyataan demikian. Derajat warga
a collection of legal rights and obli- masyarakat diatur menurut selera pe-
gations." merintah Nazi dan dengan mUdahnya
dijatuhkan sanksi-sanksi tanpa melalui
B. Sistem politik dan hukum proses peradilan. Kesetiaan · mutlak
Secara panjang lebar Friedmann terhadap negara dan pemerintah me-
pernah memberikan penjelasan me- rupakan hal yang tidak mungkin dapat
Juni 1988
•
Juni 1988
234 Hukum dan Pembangunan
nya merupakan suatu bentuk modern dap organ-organ hukum dan di lain
dari legitimitas. Akan tetapi kedua pihak adalah mereka yang mencoba
gejala itu tidak selalu berproses ber- merebut kekuasaan dengan jalan men-
samaan. Pemegang kekuasaan yang cari dukungan terhadap kewibawaan-
legal mungkin kehilangan kepercayaan nya dari masyarakat. Artinya, terjadi
suatu proses perebutan terhadap sesu-
dari masyarakat, perundang-undangan
atu yang langka dalam masyarakat,
yang semula dianggap mengikat, mung-
hal mana menimbulkan polarisasi. Sam-
kin kekuatan mengikatnya hilang kare-
pai sejauh itu, hukum masih dapat
na tidak dipercayai lagi oleh mereka
berfungsi seb agai saluran penyelamat;
yang kepentingannya diatur oleh per-
akan tetapi apabila konfliks yang ter-
undang-undangan itu. Dengan demiki-
jadi semakin tajam, maka fungsi itu
an legalitasnya masih tetap ada, akan
pada akhirnya tidak mung kin diper- •
tetapi legitimasnya hilang.
tahankan lagi.
Apabila hal itu terjadi, maka akan
Dalam keadaan demikian organ-or-
timbul perlawanan yang terorganisasi
gan hukum menjadi terjepit keduduk-
terhadap sistem yang ada. Selama
an dan peranannya. Disatu pihak
masih ada pengakuan dan perlindung-
hukum dicela oleh pihak yang me-
an terhadap hak-hak warga masyarakat
lawan, dan di lain pihak pemegang ke-
dianggap diatur oleh hukum, maka
kuasaan mempergunakan hukum
perlawanan karena adanya ketidak-
untuk tetap mempertahankan kekuasa-
adilan juga akan tertuju pada hukum
annya. Peradilan bersifat politis, dan
yang ada. Perlawanan yang terorgani-
sasi itu mencoba mencari dukungan di banyak terjadi proses deregulasi (da-
kalangan orang banyak. Pada awalnya lam arti meniadakan peraturan).
akan terjadi kesulitan-kesulitan, oleh Sesuai dengan yang dijelaskan pada
karena perlawanan terjadi terhadap bagian B di muka , maka pada situasi-
hukum yang berlaku. Lazimnya warga situasi tertentu, peranan politik lebih
masyarakat karena adat-istiadat atau besar daripada hukum. Yang jelas ada-
kebiasaan mentaati hukum, ataupun lah, bahwa apabila terjadi kepincang-
mungkin karena rasa takutnya kepada an-kepincangan struktural yang kemu-
penguasa. Dengan demikian golongan dian menjalar menjadi kekerasan,
yang melawan berusaha untuk men- maka hukum di satu pihak menjadi
dapatkan kepercayaan dari masyarakat sasaran pihak yang menentang sistem,
dengan cara tidak mengiktiti legalitas dan di lain pihak hukum menjadi
penguasa atau menonjolkan kelemah- saran a belaka bagi pemegang kekuasa-
an-kelamahannya. Oleh karena itu, an.
maka dicoba untuk memudarkan ke-
E. IImu politik dan kekuasaan keha-
wibawaan, sehingga penguasa hanyalah
kiman
merupakan golongan yang memegang
kekuasaan belaka. Pengaruh sosiologi dan sosiologi
Apabila keadaan demikian terjadi, hukum (terutama aliran realisme hu-
maka dua kekuatan akan saling ber- kum) di Amerika Serikat terhadap
hadapan. Di satu pihak adalah peme- ilmu politik, mcnyebabkan timhulnya
gang kekuasaan yang berkuasa terha- suatu cabang ilmu politik yang disebut
Juni 1988
236 Hukum dan Pembangunan
"judicial politics" (Heinz Eulau 1960 : Make'; dalam buku itu Schubert
197). Setelah Perang Dunia kedua menggabungkan pola studi lama dan
cabang ilmu politik yang semula mem- baru mengenai hukum publik dan
pelajari hukum publik berubah men- pengadilan. Buku "Judicial Decision
jadi ilmu politik yang mempelajari Making" terbit dalam tahun 1963
lembaga-lembaga kekuasaan kehakim- dan ditulis oleh Schubert dengan
an dan pola sikap tindaknya. kawan-kawannya, yakni Ulmer, Nagel,
Pada pertengahan tahun lima puluh- Spaeth, Tanenhaus, Kort, Jacob dan
an terbit dua buah buku yang menan- Vines. Dalam buku itu dijelaskan,
dai berkembangnya cabang yang baru bahwa berbagai metode yang lazim
dari ilmu politik itu. Buku pertama dipergunakan oleh ilmu-ilmu sosial
berjudul "The Roosevelt Court : A dapat diterapkan untuk mempelajari
Study of Judicial Politics and Values" pengadilan sebagai suatu lembaga po-
(1948) dan yang kedua berjudul litik. Untuk keperluan studi tersebut
"Civil Liberties and the Vinson Court' diterapkan metode-metode grafis, wa-
(1954), kedua-duanya hasil karya C, wancara, analisis faktor, maupun anali-
Herman Pritchett. Pandangan Pritchett sis isi. "The Judicial Mind' (1965)
berkisar pada hal-hal sebagai berikut: merupakan buku yang berisikan hasil
studi yang dilakukan oleh Schubert
1. Pengadilan merupakan suatu kelom-
terhadap delapan belas Hakim Agung
pok pengambil keputusan yang pola Amerika Serikat yang berfungsi antara
sikap tindaknya dalam pemilihan dan tahun 1946 sampai dengan tahun 1963
opini akan dapat dijelaskan melalui Yang dipelajari adalah hubungan anta-
sikap-sikap para hakim terhadap ber- ra pola sikap tindak yudisial dengan
bagai masalah haluan politik di bidang kasus-kasus hukum yang relevan, un-
publik. 2. melalui analisis kuantita- tuk menemukan faktor-faktor yang
tif terhadap berbagai kasus, akan dapat menyebabkan pengadilan merupakan
diketahui adanya kesepakatan antara suatu lembaga yang konsisten sifatnya.
beberapa hakim tertentu mengenai Menurut Eulau, setelah Schubert me-
masalah-masalah tertentu. nerbitkan suatu kumpulan karya tulis
yang berjudul "Judicial Behavior: A
Gagasan-gagasan Pritchett tersebut Reader in Theory and Research",
kemudian dikembangkan oleh suatu rnaka (Heinz Eulau 1960 : 198).
,
kelompok ahli ilmu politik di bawah , . . . .What had now become the
pimpinan Glendon Schubert. Dalam "judicial behavior movement' erected
bukunya yang berjudul "Quantitative its own monument. The volume's
Analysis of Political Behavior' (1959), chapter headings showed the range of
Schubert mengembangkan pandangan the movement's concerns- "Cultural
Pritchett dengan memperkenalkan Antrhopology and Judicial Systems";
model .nodel teoretis dan teknik skalo- "Political Sociology and Judicial Attri-
gram. Pada tahun 1960 Schubert butes"; "Social Psychology and Judi-
menerbitkan buku berjudul ' Consti- cial Attitudes' ; or ' Mathematical Pre-
tutional Politics : The Political Beha- diction of Judicial Behavior' ."
vior of Supreme Court Justices and Yang agak berbeda pendekatannya
the Constitutional Politics That They akan tetapi tujuannya sarna yakni
Po/itik dan Hukum 237
~~~~ld
1
L ki H A Grammar of Politicals, London: George, Allen and Unwin, Ltd., 1957.
as,
Logemann, J'H
. . A' ., "Over de Theorie van een Stellig Staatsrecht, Jakarta: PT. Ptmerbit dan
Percetakan "Saksama", 1954. .
Schuyt, C.J.M. Tussen Macht dan Moraal, Over de PI~ats va:~ het Recht in Versorgungsstaat
en Democrate, Alphen aan den Rijn: Samsom UItgeven), 1983.
•
Juni 1988