Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PERHUTANAN SOSIAL

”Disusun Sebagai Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Mata Kuliah


Perhutanan Ssosial”

Oleh:

KELOMPOK IV

ABD RAZAK AMALUDIN L 131 21 327

MEYS GRACELA MATOORI L 131 21 070

ATIKAH MAHARANI L 131 21 299

PIKEL SELMAN LAGE L 131 21 147

TRIA LITHA WULANDARI L 131 21 210

MOH RIL PADLI L 131 21 214

ZAINUDIN TOKE L 131 21 045

FAKULTAS KEHUTANAN
JURUSAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023

i
DAFTAR ISI

SAMPUL..............................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan Dan Kegunaan..............................................................................3

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Nilai Ekonomi.........................................................................................5
2.2 Nilai Sosial..............................................................................................5
2.3 Nilai Lingkungan.....................................................................................5

III. METODE PRAKTIKUM


3.1 Waktu Dan Tempat...................................................................................7

3.2 Nama Pewawancara dan Narasumber......................................................7


3.3 Langkah-Langkah Praktikum...................................................................7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil..........................................................................................................8

4.2 Pembahasan..............................................................................................8

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan............................................................................................10
5.2 Saran.......................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan adalah sumberdaya alam yang dapat diperbahaui artinya hutan

tergolong sumberdaya alam yang selalu berkembang atau tidak pernah habis

(renewable resources). Hutan merupakan ekosistem yang bersifat stabil yaitu

terjadinya keseimbangan antara komponen produsen (tumbuhan hijau), konsumen

(hewan) dan dekomposer atau pengurai. Sebagai sumberdaya alam yang dapat

diperbaharui yang berarti hutan memiliki potensi untuk menyediakan sumberdaya

alam yang tidak terbatas serta memberikan daya dukung lingkungan yang

memadai, maka pengelolaa dan pemanfaatan hutan perlu dilakukan secara

optimal. Kebijakan pembangunan hutan yang bersifat sentralistik (terpusat dan

dikelola oleh negara) dianggap oleh beberapa pihak kurang efektif dalam menjaga

kawasan hutan dan hanya mengeksploitasi hasil hutan tanpa memperhatikan

faktor sosial yang diakibatkan dari kegiatan tersebut. Dengan sistem yang

sentralistik tersebut, masyarakat setempat kurang dilibatkan dalam pengelolaan

hutan yang sesungguhnya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan mereka.

Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan dalam pengelolaan hutan

perlu memperhatikan keberlanjutan ekosistem hutan dan kepedulian terhadap

masyarakat di sekitar hutan. Salah satu pendekatan pengelolaan hutan yang

mengusung konsep itu adalah Perhutanan Sosial yang diatur dalam Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 83 tahun 2016, Peraturan


2

Kementerian Kehutanan Nomor 88 tahun 2014 tentang Hutan Hutan

Kemasyarakatan, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35 tahun 2012 tentang

pengelolaan hutan adat yang serahkan kepada masyarakat hutan adat dan hutan

adat bukan merupakan hutan negara, melainkan tanah adat yang harus

dilestarikan, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 39

tahun 2017 tentang Perhutanan Sosial di Wilayah Kerja Perum Perhutani.

Menurut data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada periode tahun

2015-2019 mengalokasikan 12,7 juta hektare untuk Perhutanan Sosial.

Terbentuknya program perhutanan sosial ini dilatar belakangi oleh dua rencana

besar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia,

yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dan membentuk model

pelestarian hutan yang efektif. Akses legal mengelola kawasan hutan ini,

diharapkan menjadi kesempatan yang mampu memberikan bentuk nyata dari

kehadiran negara dalam melindungi segenap bangsa Indonesia, dan memberi

kesejahteraan bagi masyarkat daerah di sekitar hutan. Dengan adanya perhutanan

sosial, ini saatnya hutan untuk rakyat. Salah satu wilayah yang mendapatkan

program Perhutanan Sosial adalah bertempat di Desa Rogo, Kecamatan Dolo

Selatan. Pada tahun 2014, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

menyerahkan surat keputusan izin pemanfaatan hutan kepada masyarakat Desa

Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah Seluas ± 35 Ha untuk

Surat keputusan tersebut memberikan status hukum izin pemanfaatan hutan

kepada masyarakat selama 10 tahun. Sistem pengelolaan perhutanan sosial yang

dilakukan oleh masyarakat Desa Rogo perlu memiliki perencanaan dan


3

pengorganisasian yang tepat. Selanjutrnya perlu diadakan evaluasi terhadap

pelaksanaan program perhutanan sosial agar dapat mengetahui apakah kegiatan

tersebut telah terlaksana sesuai dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai.

Serta apakah ada sesuatu hal yang menjadi kendala atau permasalahan dalam

pengelolaan program tersebut. Evaluasi program merupakan suatu proses yang

secara eksplisit mengacu pada pencapaian tujuan sedangkan secara implisit

evaluasi harus membandingkan apa yang telah dicapai dari program dengan apa

yang seharusnya dicapai berdasarkan standar yang telah ditetapkan (Muryadi,

2017). Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-

informasi yang berguna bagi pihak pengambil keputusan untuk menentukan

kebijakan yang akan diambil. Berkaitan dengan seberapa penting kegiatan

pengelolaan perhutanan sosial maka dilakukan penelitian ilmiah untuk

mengevaluasi pengelolaan perhutanan sosial di Desa Rogo, Kecamatan Dolo

Selatan. Berdasarkan beberapa alasan diatas, kemudian dirumuskan penelitian

dengan judul “IDENTIFIKASI PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL

EKONOMI DAN LINGKUNGAN DI DESA ROGO KECAMATAN DOLO

SELATAN”

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu agar kita dapat mengetahui

kelompok perhutanan sosialnya, kelembagaan perhutanan sosialnya, penghasilan

yang di kembangkan, sejarah pengolahan hutan terbentuk, apa yang menjadi

masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan pada pengolahan hutan dan mengetahui
4

apa yang terjadi sebelum adanya perhutanan sosial dan setelah adanya perhutanan

sosial. Adapun kegunaan dari praktikum ini yaitu kita dapat mengetahui

permasalahan perhutanan sosial yang terjadi dalam isu ekonomi, lingkungan

maupun sosial.
5

II. TINJUAN PUSTAKA

2.1 Nilai Ekonomi

Nilai ekonomi didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum

seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan

jasa lainnya. Secara formal, konsep ini disebut keinginan membayar

(willingness to pay) seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh

sumberdaya alam dan lingkungan. Valuasi ekonomi atau penilaian ekonomi

adalah suatu upaya/kegiatan untuk memberikan nilai kuantitatif terhadap barang

dan jasa yang dihasilkan oleh suatu sumberdaya alam dan lingkungan

(Samsudin, 2012)

2.2 Nilai sosial

Secara sederhana, nilai sosial dapat diartikan sebagai sesuatu yang baik,

diinginkan, diharapkan, dan dianggap penting oleh masyarakat. Hal-hal tersebut

menjadi acuan warga masyarakat dalam bertindak. Jadi, nilai sosial

mengarahkan tindakan manusia. Wujud nilai dalam kehidupan itu merupakan

sesuatu yang berharga sebab dapat membedakan yang benar dan yang salah,

yang indah dan yang tidak indah, dan yang baik dan yang buruk. Wujud nilai

dalam masyarakat berupa penghargaan, hukuman, pujian, dan sebagainya. Nilai

sosial adalah nilai yang diakui bersama sebagai hasil konsensus, erat kaitannya

dengan pandangan terhadap harapan kesejahteraan bersama dalam hidup


6

bermasyarakat (Taneko, 1993)

2.3 Nilai lingkungan

Nilai Lingkungan dapat diartikan kandungan yang terdapat

dalamlingkungan yang mempunyai nilai positif, berharga yang berkarakter dan

mendukung terciptanya perwujudan nilai-nilai lingkungan dalam menunjang

kehidupan Manusia terhadap Sang Pencipta.

Nilai-nilai tata lingkungan penulis terjemahkan sebagai sesuatu yang

berharga yang terdapat dalam masyarakat sebagai bentuk penataan lingkungan

guna mewujudkan kelestarian lingkungan. Nilai-nilai tata lingkungan yang ada

di kampung Cikondang merupakan (upaya) pelestarian lingkungan, yaitu

proses, upaya, cara dan perbuatan manusia dalam mengolah SDA yang

menjamin pemanfaatannya secara bijaksana untuk mewujudkan kelestarian

lingkungan. Pelestarian lingkungan adalah Kelestarian lingkungan merupakan

wujud lingkungan yang lestari; tidak berubah, tetap ada

selama-lamanya/kesinambungan, tidak rusak, mengurangi resiko/dampak,

menjaga keseimbangan, menjaga mutu lingkungan, tetap memberikan daya

dukung kepada kehidupan manusia. (Garna, 2008)


7

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu pelaksanaan praktikum perhutanan sosial yaitu pada rabu,

22 November 2023 pada pukul 15:00. Bertempatkan di desa rogo kecamatan dolo

selatan Kab.Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.

3.2 Nama Pewawancara dan Narasumber

Adapun nama pewawancara dari kami adalah Abd Razak Amaludin, Pikel

Selman Lage, meys grasella matoori, Muh Ril Padli. Tria Litha

Wulandari,Zainudin Toke, Atikah Maharani.

Adapun nama Narasumber dari yang kita wawancarai adalah Bapak Jamil

Tinggal di Desa Rogo Kab Dolo Selatan.

3.3 Langkah-Langkah Praktikum

Adapun langkah-langkah praktik yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan survey kelokasi dengan mewawancara, memperhatikan isu

atau permasalahan yang sedang terjadi.

2. Mencatat semua permasalahan yang ada dilokasi

3. Memilah dan membagi setiap isu permasalahan


8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1 Isu Permasalahan


Kups Rotan
Masalah Ekonomi Masalah Sosial Masalah Lingkungan
- - Kurangnya tenaga -banjir
kerja - kekeringan
Kups Pisang
Masalah Ekononi Masalah Sosial Masalah Lingkungan
- - Kurang tenaga Kerja - kekeringan
- Banjir

3.2 Pembahasan
Identifikasi masalah yang kami lakukan bertempat di Desa Rogo Kec.

Dolo Selatan . Isu yang kami dapat di Desa Rogo Kec. Dolo Selatan sebanyak 3

isu dalam 1 kups.

Adapun isi dari masalah-masalah tersebut yaitu:

Kups Rotan

Masalah lingkungan: -Banjir

-Kekeringan

Masalah ekonomi : -

Masalah Sosial : -Kurang nya tenaga kerja

Kups Pisang

Masalah Lingkungan : - Kekeringan


9

- Banjir

Masalah ekonomi :-

Masalah Sosial : - Kekurangan Tenaga Kerja


10

V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Jadi berdasarkan hasil survei dilapangan kami mendapatkan 3 isu

permasalan yang terjadi di Desa Rogo Kec. Dolo Selatan . permasalahan yang kami

dapatkan yaitu 3 isu yang sangat penting dan segera ditangani yaitu seperti

kurangnya tenaga kerja, banjir, kekeringan. Jadi mari jangan lingkungan sekitar

kita.

5.2 Saran

Kami mengharapkan kita sebagai mahasiswa ataupun pengunjung dan

pengelola setempat lainnya agar selalu mengutamakan sumber daya manusia yang

ada di Desa Rogo Kec. Dolo Selatan agar tidak berkurangnya tenaga kerja dalam

bentuk Perhutanan Sosial yang dapat membantu masyarakat setempat dalam segi

ekonomi, sosial, dan lingkungan sehingga menciptakan Perhutanan Sosial Yang

lebih baik kedepannya.


DAFTAR PUSTAKA

Muryadi, 2017 : Dengan Judul “IDENTIFIKASI PROGRAM PERHUTANAN


SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN DI DESA ROGO KECAMATAN
DOLO SELATAN”
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai