Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERHUTANAN SOSIAL

“Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Perhutan sosial”

Disusun Oleh

KELOMPOK 1

Dini L13121313 Nicole M.R.Rampeng L13121215


Aldiana Kristina Liaran L13121228 Moh Fachril L13121224
Velicia Mpaelo L13121245 Carles Ramba Padang L13121137
Rasmi. A L13121026 Agung L13121295
Susilawati B. Kadae L13121022 Muh Iksan L13120063
Anggie Ayu Lestari L13121012 Renol R.D. Tumanan L13121131
Putri Syabanah Wati L13121001

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah Mata Kuliah Perhutanan Sosial.


Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para

mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis

pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa.

Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan,

maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan

semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan Makalah ini

terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

Palu, 31 Oktober 2023

Kelompok 1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan fungsi dari 5 skema perhutanan sosial....................
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................
3.2 Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kehutanan Indonesia dengan model perhutanan sosial didasarkan pada

pendekatan pemberdayaan partisipatif untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memanfaatkan potensi yang ada di sekitar hutan. Sebagai sarana utama peningkatan

kesejahteraan sosial, kelestarian lingkungan, dan keanekaragaman budaya dalam bentuk

Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan, Hutan Rakyat, Hutan Adat, dan Kemitraan Kehutanan,

perhutanan sosial mengacu pada sistem hutan lestari yang dilaksanakan di dalam kawasan.

kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilakukan oleh masyarakat setempat

(KLHK, 2018). Penerapan ekowisata sebagai salah satu program sosialisasi skema hutan desa

yang diawasi oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Akebalanda wilayah kerja

Ternate-Tidore akan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Pemanfaatan hutan desa

oleh masyarakat tidak hanya sekedar menjual hasil panen dari hutan tersebut secara diam-

diam; Sebaliknya, memanfaatkan potensi lahan sebagai lokasi wisata dengan menyediakan

berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh para tamu atau pendatang. Oleh karena itu,

penelitian ini akan mencakup 310 topik terkait pengembangan masyarakat dengan

menggunakan ekowisata sebagai salah satu cara utama untuk mendukung pengembangan

masyarakat dalam program perumahan sosial di Hutan Desa (HD) di Kelurahan

Moya, Kota Ternate.

Di Indonesia, perhutanan sosial telah berkembang cukup lama dengan beragam fitur

dan potensi sosial (Awang, 2000). Diskusi yang mendalam mengenai implikasi finansial dari

rencana pemberian keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal dari pengelolaan hutan

terjadi selama pelaksanaannya, selain tantangan teknis dalam proses legalisasi yang relatif

berlarut-larut (Benner, Lertzman, & Pinkerton, 2014).

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari kelima skema terkait perhutanan sosial?


2. Bagaimana fungsi dari masing-masing skema tersebut dalam konteks perhutanan
sosial?
3. Apa tujuan yang ingin dicapai melalui implementasi masing-masing skema?

1.3 Tujuan

Tujuan makalah ini adalah untuk menganalisis dan menguraikan lima skema terkait
perhutanan sosial, termasuk pengertian, fungsi, dan tujuan masing-masing skema,.

BAB II
5 SKEMA PERHUTANAN SOSIAL

2.1 Hutan desa


Hutan Desa dapat didefinisikan sebagai kawasan hutan negara yang dikelola desa, dan

belum dibebani izin/hak, serta dimanfaatkan untuk mensejahterakan desa. (Burhan, Z. 2019).

Fungsi Hutan Desa antara lain:


1. Fungsi Ekologis, untuk menyangga kehidupan seperti penghasil udara bersih,

mencegah erosi, menjaga siklus makanan, dan lain-lain.

2. Fungsi Sosial, menjadi sumber penghidupan, menciptakan lapangan pekerjaan,

membuka peluang bagi masyarakat sekitar hutan untuk berusaha.

3. Fungsi Ekonomi, menjadi sumber yang dapat menghasilkan barang dan jasa seperti

kayu dan ekoturisme. (Adinda, S. R., Umar, S., & Maiwa, A)

2.2 Hutan kemasyarakatan

Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara yang dikelola terutama untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui pengembangan kapasitas dan akses.

Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kapasitas dan kemandirian masyarakat untuk

memperoleh manfaat yang adil dan optimal dari sumber daya hutan. Salah satu inisiatif

pemerintah yang mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengelola kawasan adalah

HKm.

Hutan Kemasyarakatan (HKm) mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. memperkuat kapasitas dan kemandirian masyarakat untuk memastikan manfaat yang

adil dan maksimal dari sumber daya hutan

2. Menjaga kelestarian sumber daya alam sekaligus memperkuat kelembagaan.

3. meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus melestarikan keanekaragaman

hayati dan kelestarian ekosistem hutan.

4. Menjangkau masyarakat untuk memperluas pengetahuan dan pemah amannya,

khususnya yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup. Penelitian


menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat tentang cara menjaga kelestarian

sumber berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat

terhadap kelestarian sumber daya hutan.

2.3 Hutan tanaman rakyat

Hutan tananam rakyat yaitu hutan tanaman pada hutan produksi yang dilakukan

kelompok masyarakat dengan tujuan meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi

melalui penerapan sistem silvikultur sehingga menjamin kelestarian sumber daya hutan.

(Rahayu, E. M., & Triwanto, J. 2021).

Fungsi Hutan Tanaman Rakyat antara lain:

1. Memberikan peluang untuk masyarakat sekitar hutan untuk meningkatkan

pendapatan.

2. Meningkatkan peluang kerja dan akses pedesaan.

3. Meningkatkan produksi kayu dan hasil non kayu.

4. Sebagai penyeimbang lingkungan, serta pendidikan lingkungan.

5. Memproduktifkan lahan yang tidur,buruh dan modal, dan lain-lain

2.4 Hutan Adat

Menurut UU No. 41 Tahun 1999 dapat disimpulkan bahwa Hutan Adat adalah hutan

negara dimana hutan adat merupakan hutan yang tidak dibebani pada hak.

Adapun fungsi pokok dari hutan adat sebagaimana diatur pasal 62 ayat (1) antara lain

sebagai fungsi konservasi, lindung, dan/atau produksi.

2.5 Kemitraan Kehutanan


kemitraan kehutanan adalah skema perhutanan sosial untuk menyelesaikan konflik di

kawasan hutan serta menyediakan akses bagi masyarakat untuk mengelola hutan yang telah

diberi izin. (Weni, Febryano, Kaskoyo & Banuwa, I. S. 2020).

Fungsi dari kemitraan kehutanan

1. untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengelolaan hutan

berkelanjutan.

2. Meningkatkan ekonomi masyrakat setempat sehingga lebih sejahtera.

3. Memperbaiki kondisi lingkungan.

4. Pengambilan keputusan tentang penggunaan sumber daya hutan dapat melibatkan

masyarakat langsung.

5. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan hutan.


DAFTAR PUSTAKA

Adinda, S. R., Umar, S., & Maiwa, A. PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP


PENGELOLAAN HUTAN DESA MIRE KECAMATAN
ULUBONGKA KABUPATEN TOJO UNA-UNA. Jurnal Warta
Rimba, 9(1), 9-16.
Rahayu, E. M., & Triwanto, J. (2021). Penyuluhan perhutanan sosial di Kelompok Tani
Hutan Kota Malang. Budimas: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 3(2), 548-558.
Burhan, Z. (2019). EFEKTIVITAS BANTUAN PEMBANGUNAN INTERNASIONAL
DALAM PROGRAM SULAWESI AGROFORESTRY & FORESTRY
PROJECT TERHADAP PEMBERDAYAAN HUTAN DESA
CAMPAGA. WANUA: Jurnal Hubungan Internasional, 4(2), 116-126.
Weni, G. A. M., Febryano, I. G., Kaskoyo, H., & Banuwa, I. S. (2020). Kemitraan kehutanan
sebagai resolusi konflik tenurial di lahan konsesi PT Restorasi
Ekosistem. Jurnal Belantara, 3(1), 59-68.

Anda mungkin juga menyukai