Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. Sabilla Putri Iriani
2. Maharani H Kalamu
3. Fitriyanti Manaf
4. Wijayanti Suardi
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas segala bimbingan, petunjuk, nikmat,
rahmat dan hidayahnya yang tiada ternilai. Semoga keselamatan senantiasa tercurah kepada
nabi Muhammad SAW yang di utus Allah SWT untuk membawa Dinul Islam bagi seluruh
ummat manusia di setiap penjuru dunia. Untuk mengeluarkan mereka dari kesesatan, kepada
petunjuk dan menuntun mereka dari kegelapan menuju cahaya. Allah SWT memilih ummat
manusia untuk menjadi umat terbaik yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia dengan
ajaran yang diwahyukan kepada nabinya, berupa kitab suci, yang tiada keraguan baginya,
menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia.
Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada bapak Thamrin Taher, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Teknik Penulisan Karya Tulis
Ilmiah yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Adapun judul dari makalah ini adalah
Pengaruh Penebangan Hutan Secara Liar Terhadap Kerusakan Hutan Di Indonesia. Kami
juga mengucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini. kami juga menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belum sempurna, oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang akan
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa ada
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
A. Latar belakang
Namun, fakta menunjukkan bahwa kawasan tersebut kini terancam keberadaan dan
kelestariannya akibat aktivitas penebangan liar. Dalam perkembangannya, kebutuhan
manusia tidak lagi sekedar kebutuhan hidup, melainkan hanya pemenuhan kebutuhan hidup
seperti makanan, minuman dan kesehatan. Kebutuhan hari ini sangat dipengaruhi oleh
kebutuhan yang sederhana, misalnya kebutuhan sandang, papan dan pendidikan. Mereka
tidak lagi makan untuk memenuhi kebutuhan mereka, tetapi mengikuti preferensi budaya
mereka. Sementara itu, jumlah uang dan jumlah penduduk terus bertambah, serta sistem
kebutuhan yang terus berubah dan meningkat, kualitas hidup manusia secara umum semakin
menurun. Itulah sebabnya seseorang diminta untuk mampu mengendalikan dirinya,
mengendalikan cara hidupnya, mengendalikan konsumsinya hingga batas yang tidak terbatas
dan tuntas.
Penebangan liar merupakan bencana bagi dunia kehutanan Indonesia yang berdampak
signifikan terhadap lingkungan, politik, ekonomi dan budaya Indonesia. Penipisan sumber
daya alam didefinisikan sebagai penggunaan sumber daya alam yang berkurang atau
berkurang atau berkurang sama sekali. Dampak negatif dari rusaknya kualitas lingkungan
akibat pencemaran atau kerusakan sumber daya alam merupakan ancaman atau dampak
negatif bagi kesehatan atau dunia. Menurunnya nilai estetika, kerugian ekonomi (economic
value) dan ketergantungan pada proses alam (natural process). Untuk kepentingan kawasan
hutan diperlukan areal yang luas dengan sebaran dan letak yang tepat, agar hutan dapat
bekerja secara efisien dan lestari dengan menyelenggarakan sistem pengelolaan pohon.
Banyaknya penebangan liar telah mengakibatkan deforestasi dan berkurangnya regenerasi
hutan. Salah satu dampak terbesarnya adalah orang-orang yang tinggal di sana akan
kehilangan tempat tinggal. Praktik dan praktik pengelolaan dan pemanfaatan hutan di satu
sisi akan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat (publik). Namun jika pengelolaan
dan pemanfaatan hutan dilakukan dengan cara yang merusak maka akan menimbulkan
kerugian bagi masyarakat. Kerugian tersebut salah satunya bersumber dari ketiadaan sistem
hukum yang menjadi landasan nirkekerasan terhadap hutan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1.Dapat mengetahui jenis-jenis hutan
2.Dapat mengetahui penyebab terjadinya penebangan hutan secara liar
3.Dapat mengetahui dampak negatif apa saja yang terjadi akibat penebangan hutan secara liar
BAB II
PEMBAHASAN
A.Hutan
1. Definisi hutan
Ungkapan dan definisi hutan yang berbeda termasuk yang berikut:
Hutan adalah ekosistem hidup dengan sumber daya alam yang didominasi oleh
pepohonan dan ekosistem alam.
Hutan adalah hamparan yang penuh dengan pepohonan, pada umumnya sebagai
komunitas kehidupan dan lingkungannya atau lingkungannya.
Negara Indonesia memandang hutan dari dua segi, yaitu status dan fungsinya, sebagai
berikut:
Sebelumnya, hanya ada dua jenis hutan yang diakui di Indonesia, yaitu hutan negara dan
hutan hak. Hutan negara adalah hutan yang statusnya dimiliki oleh negara dan hutan adalah
hutan yang statusnya dimiliki oleh alam atau hukum.
Hutan memiliki fungsi penting bagi kehidupan. Keberadaan dan kelestarian hutan harus
dimiliki oleh semua negara. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan perencanaan yang baik
untuk mengelolanya.
1. hutan lindung
Hutan lindung adalah hutan yang dilindungi keberadaannya untuk mempertahankan
fungsinya sebagai penunjang sistem kehidupan. Melindungi wilayah dari bahaya banjir,
kekeringan, erosi tanah dan bencana lingkungan lainnya. Misalnya, untuk melindungi fungsi
badan air, kawasan ditetapkan sebagai hutan lindung. Secara teknis, situasinya bisa di
kawasan hutan produksi atau di tempat lain. Sepanjang keberadaannya dianggap penting
untuk menjaga keseimbangan ekologi, maka kawasan tersebut dapat ditetapkan sebagai hutan
lindung.
2. hutan konservasi
Hutan konservasi adalah hutan yang didirikan dengan tujuan melindungi keanekaragaman
hayati di lingkungannya. Hutan konservasi dibagi menjadi dua kategori, yaitu kawasan
konservasi alam dan cagar alam. Kedua definisi hutan ini berperan melindungi berbagai
spesies hewan, tumbuhan dan lingkungannya. Hanya di kawasan konservasi alam yang
diikuti dengan pemanfaatan sumber daya tersebut secara berkelanjutan.
3. hutan produksi
Hutan produktif adalah hutan yang dapat dimanfaatkan untuk produksi, baik kayu maupun
non kayu. Ada berbagai jenis hutan industri seperti HPH, HTI dan jenis lainnya.
4. hutan kota
Hutan negara adalah hutan di dalam tanah yang tidak termasuk dalam yurisdiksi tanah
tersebut. Hutan negara adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang tidak berdiri sendiri.
5. Hutan pribadi
Hutan hak adalah hutan yang berada di atas tanah hak milik. Hutan yang terletak pada tanah
yang memiliki hak milik sering disebut sebagai hutan rakyat. Oleh karena itu, hutan rakyat
adalah hutan yang tumbuh atau tumbuh di atas tanah milik masyarakat.
Indonesia memiliki anugerah yang unik baik dari segi flora maupun fauna. Hutan Indonesia
menempati peringkat ketiga hutan terluas di dunia. Hasil pemantauan hutan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2020 menunjukkan luas hutan di Indonesia
adalah 95,6 hektar dari seluruh daratan Indonesia dengan luas 187 juta hektar Berikut
pembahasan tipe hutan 9 dapat kita temukan di Indonesia yaitu :
1. Hutan Bakau
Jenis hutan yang pertama adalah hutan mangrove. Hutan mangrove sering diasosiasikan
dengan hutan mangrove, meskipun kedua hutan tersebut memiliki perbedaan. Mangrove atau
pohon dengan nama latin Rhizophora sp. merupakan salah satu spesies yang menyusun zona
mangrove. Mangrove merupakan spesies terbesar dalam kumpulan ekosistem mangrove.
Tumbuhan ini banyak dijumpai di pesisir pantai yang cenderung lebih dekat dengan air atau
laut dibandingkan daratan. Oleh karena itu mangrove memiliki jenis akar yaitu egrang
sebagai jenis adaptasi mangrove dan habitatnya biasanya disebabkan oleh hujan dan air di
laut, sehingga terjadi perubahan perendaman dalam air dan – lakukan. Mangrove di Indonesia
tersebar di sepanjang pantai timur Sumatera, pantai barat dan selatan Kalimantan, pantai Jawa
dan pantai barat daya Papua. Beberapa habitat tempat mangrove tumbuh dan berkembang,
antara lain Dataran Tinggi Sunda dan Dataran Tinggi Sahul. Kondisi air yang sejuk di
Dataran Tinggi Sunda memberikan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan mangrove. Di
wilayah Papua diperkirakan hutan mangrove akan tumbuh sekitar 1,3 juta hektar yang
merupakan sepertiga dari luas mangrove di seluruh Indonesia.
2.Hutan Mangrove
Mangrove adalah komunitas tropis dan subtropis seperti pohon atau tanaman yang tumbuh di
lahan basah. Ciri-ciri umum hutan mangrove tidak sama, tetapi semua pohon dan tumbuh-
tumbuhan yang berada di kawasan yang sama dipengaruhi oleh lautan dan membentuk suatu
komunitas, sehingga dikatakan sebagai hutan mangrove. Jika tumbuhan di hutan pantai
didominasi oleh mangrove (Rhizophora sp.), maka jenis hutan tersebut disebut hutan
mangrove seperti yang telah dibahas sebelumnya. Tumbuhan di hutan bakau dicirikan oleh
tumbuhan dengan akar pernapasan yang bekerja dengan baik untuk mencegah dan mengatasi
erosi pantai. Penyebaran hutan mangrove di Indonesia berada di antara bagian barat dan timur
pulau Sumatera dan luas hutan mangrove mencapai 417.000 ha. Sebagian besar titik di Pulau
Jawa memiliki luas 34.400 ha. Menyusuri pesisir pulau Kalimantan seluas 165.000 ha.
Sepanjang pantai Pulau Sulawesi memiliki luas 53.000 ha. Di bagian barat pulau Papua
dengan luas 2.943.000 ha. Di Bali dan Nusa Tenggara, luasan mangrove di kedua kawasan
tersebut adalah 3.700 ha.
3.Hutan Lumut
Lumut adalah tanaman kecil yang tidak memiliki akar dan daun yang tepat, tetapi mampu
melakukan fotosintesis. Tumbuhan ini biasanya hidup di daerah tersebut dan mampu tumbuh
di lingkungan yang berbeda dan hidup dalam berbagai bentuk seperti batu, tanah, pohon
bahkan menunggang kuda dan lain-lain. Lumut menyukai air yang hangat dan rendah. Seperti
namanya, hutan jenis ini didominasi oleh lumut. Ciri utama hutan lumut adalah terletak di
daerah yang banyak hujannya, sehingga kelembapannya tinggi dan tertutup embun. Tipe
hutan banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Salah satunya di Gunung Lumut di
Kalimantan Timur dicirikan oleh lumut yang tumbuh di akar pohon, batang dan bebatuan.
Hutan di Gunung Singgalang dicirikan oleh nyamuk yang tumbuh dan menempel di pohon-
pohon tinggi dan akar dahan. Dan yang terakhir hutan lumut di Gunung Argopuro Jawa
Timur, atau lebih tepatnya di suaka margasatwa Dataran Tinggi Yang.
4.Hutan Rawa
Hutan rawa adalah hutan dengan rerumputan yang tumbuh dan berkembang di daerah yang
tergenang air atau terkadang di hutan yang akan dipenuhi air tawar. Hutan jenis ini biasanya
berada di dekat sungai yang akan tergenang air pada musim hujan, keadaan ini menyebabkan
hutan lebat. Komposisi hutan rawa ini vertikal dengan banyak stratifikasi, termasuk strata
sederhana seperti palem dan sagu. Ciri utama hutan rawa jenis ini selain selalu tergenang air
adalah hutan gambutnya yang lebat. Sehingga lapisan gambut membentuk tanah dengan
unsur lemah atau seperti lumpur. Tanaman yang tumbuh antara lain pakis, jamur atau lumut,
eceng gondok, rerumputan, semanggi, dan tanaman air lainnya. Memegang akar pohon atau
tumbuhan di hutan berlumpur tidak sekuat akar pohon di tanah keras. Beberapa jenis hutan
rawa antara lain: Hutan rawa gambut atau hutan dengan campuran tanah organik besar yang
dihasilkan dari pembusukan hewan dan tumbuhan. Rawa air tawar adalah rawa berumput
dengan tanah mineral. Rawa yang tidak berhutan atau berawa di mana hanya tanaman kecil
yang tumbuh, seperti pohon dan rumput laut. Penyebaran hutan rawa di Indonesia berada di
dataran rendah yang terdapat sungai-sungai besar seperti Sumatera, Kalimantan dan Papua.
Ketiga kawasan ini mengandung 95% hutan rawa Indonesia.
5.Hutan Sabana
Jenis hutan yang kelima adalah hutan savana. Hutan sabana merupakan kawasan hutan
dengan padang rumput yang dikelilingi pepohonan atau perdu seperti palem dan akasia.
Sabana merupakan lingkungan yang terdapat di pegunungan atau dataran dan persebaran
tumbuhan tidak sesuai dengan jumlah rerumputan yang ada di hutan savana. Hutan sabana
terdapat di daerah tropis dan subtropis. Jenis hutan ini sangat cocok untuk daerah dengan
curah hujan rendah. Berbagai bagian hutan savana terlihat dari hewan yang hidup adalah
hewan yang dapat hidup di tempat kering seperti badak, burung unta, macan tutul, singa,
impala, kuda nil, jerapah, rusa, gajah, zebra, unta, rubah, bison, babun, dan banyak lainnya.
Sebaran hutan savana di Indonesia yang terdapat di hutan savana Kepulauan Komodo, Nusa
Tenggara Timur memiliki karakteristik yang unik. Hewan liar itu adalah Komodo. Selain itu,
hutan savana Sumba Timur yang juga berada di sebelah timur Nusa Tenggara merupakan
kawasan padang rumput terluas di timur Indonesia. Lalu ada hutan savana Tanjung Ringgit di
Lombok, Nusa Tenggara Barat dan keindahannya berupa hamparan rerumputan dan
tumbuhan serta pemandangan sungai. Juga di wilayah Nusa Tenggara Barat yaitu Gunung
Rinjani, savana Sembalun yang ada di jalan. Lebih jauh di wilayah timur, terdapat hutan
savana Baluran, Jawa Timur dengan banyak tanaman seperti padang rumput, dan keberadaan
hewan seperti antelop, macan tutul, dan bison yang hidup di area tubuh bebas. . Sabana
gunung Bromo di Jawa Timur, sabana Cidaon di Taman Nasional Ujung Kulon dan terakhir
sabana gunung Merbabu di Taman Nasional Gunung Merbabu.
6.Hutan Stepa
Jenis hutan keenam yang dapat ditemukan di Indonesia adalah hutan stepa. Hutan stepa
mirip dengan hutan sabana. Namun, kondisi stepa dan hutan sabana yang berbeda terdiri
dari vegetasi. Jenis hutan stepa didominasi oleh rerumputan dan tidak ada pohon atau
pohon tinggi di lanskap. Tanaman tidak dapat tumbuh di daerah stepa karena curah hujan
yang tidak mencukupi. Hutan stepa dapat ditemukan di iklim tropis dan subtropis. Ciri
utama hutan stepa adalah suhu berkisar antara 19 hingga 30 derajat Celcius di musim
panas dan 12 hingga 20 derajat Celcius di musim dingin, curah hujan reguler hanya 250
hingga 500 mm/tahun, kelembapan rendah, dan kapasitas rumput berkembang. . banyak
tempat. Hutan stepa ditemukan di Indonesia bagian timur seperti pulau Timor dan Nusa
Tenggara karena iklimnya yang kering dan curah hujan yang baik.
7.Hutan Musim
Hutan musim adalah hutan yang dipengaruhi oleh perubahan musim. Pepohonan yang
tumbuh di hutan jenis ini akan berbeda dengan pergantian musim dan biasanya hanya satu
jenis pohon. Jadi vegetasi hutan pada musimnya tidak berbeda atau sama. Jarak antar
pohon lebar dan tinggi pohon mencapai 12-13 meter. Selama musim hujan, tanaman
hutan musim baru akan tumbuh dengan baik di tanda hijau dan tumbuh. Meski di musim
panas, buku itu akan jatuh sebagai bentuk perubahan pribadi. Jenis dan spesies hutan
modern seringkali dinamai pohon atau jenis pohon yang tumbuh di sana. Beberapa contoh
hutan modern yang dinamai jenis tumbuhan adalah jati, sengon, ketapang, anggrek, sagu,
lilin, cendana, kayu putih, dan masih banyak lagi lainnya. Hutan modern di Indonesia
tersebar di banyak wilayah pulau Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Nusa Tenggara
Barat.
Jenis hutan yang kedua adalah hutan hujan tropis. Hutan hujan adalah jenis hutan dengan
kelembaban tinggi karena curah hujan tahunan lebih dari 2000 mm/tahun. Hutan hujan
banyak terdapat di daerah yang suhu udara rata-ratanya 20 sampai 30 derajat Celcius.
Jenis hutan ini memiliki vegetasi yang beragam karena sinar matahari penuh, meskipun
sinar matahari tidak dapat menembus hutan karena banyaknya pepohonan. Keistimewaan
kawasan hutan tropis adalah kawasan di luar khatulistiwa. Fakta menarik tentang hutan
hujan adalah bahwa sebagian besar kehidupan hutan ditemukan di pepohonan daripada di
lantai hutan. Adanya kanopi atau pohon besar yang menyediakan pohon-pohon kecil di
bawahnya adalah tempat hewan menghabiskan waktu di siang hari dan perubahan yang
mereka buat, dan dengan suara mereka berkomunikasi 'karena daun besar yang membuat
hewan sulit bergerak. distribusi panas. Hutan di Indonesia banyak terdapat di pulau –
pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
Hutan gugur adalah jenis hutan terakhir dalam pembahasan ini. Hutan gugur didominasi
oleh rerumputan atau pohon gugur. Hutan gugur telah mendistribusikan curah hujan
antara 750 dan 1000 mm/tahun. Suhu rata-rata 2 hingga 18 derajat celcius di hutan jenis
ini. Daun lebar, mahkota besar, hijau di musim panas dan gugur di musim dingin
digunakan. Jenis tanaman yang tumbuh tidak berbeda, meski tanah dianggap sebagai
sumber makanan akibat pembusukan daun di musim dingin. Di Indonesia, hutan gugur
jenis ini memiliki nama lain, tropical monsoon forest atau hutan mason. Jenis pohon yang
hidup di hutan tropis adalah pohon trophophyte atau pohon yang dapat berubah seiring
waktu seperti jati, damar, rotan, cemara, pinus, palem, paku-pakuan, bambu, dan kayu
putih.
B. Penebangan liar
Illegal logging atau istilah bahasa inggrisnya mengacu pada penebangan liar,
pengangkutan dan penjualan kayu atau tanpa ijin dari penguasa setempat (Hartoyo, 2011:
2). Menurut UU Kehutanan 41/1999, penebangan liar adalah perbuatan melawan hukum
seseorang/kelompok orang atau badan hukum di dalam hutan dan memperdagangkan di
dalam hutan. menebang atau memungut hasil hutan (HHK) di dalam hutan tanpa izin,
menerima atau membeli HHK yang dipungut secara tidak sah, dan mengangkut atau
menerima HHK tanpa izin.
Deforestasi atau penebangan seringkali merupakan hasil dari aktivitas manusia yang
sembrono. Kegiatan tersebut tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga makhluk
hidup lainnya. Hutan memiliki peran penting bagi makhluk hidup, salah satunya sebagai
habitat hewan dan sumber oksigen. Deforestasi dan perusakan hutan secara permanen
merupakan salah satu tindakan yang mengarah pada deforestasi. Deforestasi umum terjadi
di daerah tropis, termasuk hutan Kalimantan, Papua dan Sumatera. Berikut adalah
beberapa penyebab deforestasi.
b. Pembangunan Pemukiman.
Pembangunan kota baru sering dilakukan dengan membuka lahan hutan. Zona
migrasi diatur agar para migran dapat membangun lingkungan baru mereka.
Selain menyediakan akomodasi dan fasilitas, fasilitas transportasi juga disediakan
untuk para pemudik. Jalan dibuat untuk menghubungkan kawasan konversi
dengan kawasan luar untuk memudahkan kegiatan. Di Indonesia sendiri, hibah
tanah peralihan siap menampung jutaan orang dari Jawa dan daerah lain yang
tinggal di sana.
c. Penambangan Terbuka
Mineral harus dikeluarkan dari bumi agar bermanfaat bagi manusia, misalnya batu
bara ditambang untuk bahan bakar di pelabuhan. tanah yang paling kaya batu bara
sebagian besar masih berhutan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batubara,
metode ini adalah open pit atau tambang permukaan. Adanya sistem
penambangan terbuka membuat lahan hutan ini semakin tertindas.
e. Pembalakan
Deforestasi juga disebabkan oleh penebangan yang tidak terkendali.
Kegiatan penebangan telah mengubah lahan hutan menjadi degradasi yang cepat
dan fungsi perlindungan serta tutupan tanahnya telah hilang. Akibatnya, hujan dan
angin akan mudah merusak tanah yang tertutup dan banyak pohon tumbang.
3. Dampak dari penebangan hutan secara liar
Ada 3 dampak negatif dan positif dari penebangan hutan.
a. Dampak Positif dari penebangan hutan.
1. Deforestasi sebagai mata pencaharian
Salah satu manfaat menebang pohon adalah menghasilkan pendapatan bagi petani yang
menebang pohon untuk membuat arang dan menjualnya sebagai bahan bakar. Juga, pohon-
pohon di hutan digunakan sebagai konstruksi dan bahan bangunan. Penggunaan lain dari
penebangan adalah konversi hutan menjadi lahan subur atau lahan pertanian bagi petani
untuk bercocok tanam.
Keuntungan penebangan adalah konversi hutan menjadi jalan raya untuk mengangkut barang
dan barang ke tempat lain dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain itu, perusahaan dapat
menggunakannya untuk berbagai jenis bisnis seperti infrastruktur, konstruksi, dan taman.
Penggundulan hutan mengakibatkan tersedianya pohon-pohon yang dapat dijadikan kayu dan
digunakan untuk konstruksi. Selain itu, bagian lain dari pohon memiliki banyak kegunaan
seperti getah yang digunakan untuk menjadi kertas, tusuk gigi, tisu dan makanan, dan lain-
lain.
b. Dampak Negatif dari penebangan hutan
1. Menghancurkan habitat hewan liar dan burung
Salah satu kerugian yang ditimbulkan oleh deforestasi adalah rusaknya habitat alami hewan
dan burung yang hidup di hutan. Jika penebangan pohon dilakukan secara terus menerus,
hewan liar dan burung yang menggunakan pohon sebagai habitat dapat merasa terancam.
Akibatnya, mereka bermigrasi ke tempat lain untuk mencari rumah dan terkadang mereka
mati karena predator.
Pohon mengekstrak air dari tanah dan melepaskannya ke atmosfer. Hal Ini menambah
kelembaban di udara dan juga menjebak presipitasi. Tanpa pohon untuk mengalirkan air,
tanah akan mengering dan dapat menyebabkan kekeringan terutama saat musim kemarau.
Semakin banyak pohon yang ditebang, maka sumber oksigen di udara akan semakin sedikit.
Proses fotosintesis memungkinkan penyaringan karbon dioksida karena membantu
menghilangkan gas ini dari udara. Ketika hal ini terjadi, emisi karbon di udara tidak akan
berkurang tetapi malah meningkat.
Sangat penting untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Penyuluhan yang membahas
tentang bahayanya penebangan liar harus dilakukan lebih gencar. Apabila kesadaran di
masyarakat sudah tumbuh, maka penebangan liar ini bisa dihindari. Pencegahan ini harus
dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Peran perangkat desa atau pemerintah setempat juga sangat diperlukan. Imbauan-imbauan
untuk tidak melakukan penebangan liar harus terus dilancarkan untuk mencegah terjadinya
penebangan liar.
C.Kerusakan hutan
Pengertian dan definisi dari kerusakan hutan adalah berkurangnya luasan areal
hutan karena kerusakan ekosistem hutan yang sering disebut degradasi hutan ditambah
juga penggundulan dan alih fungsi lahan hutan atau istilahnya deforestasi. Studi CIFOR
(International Forestry Research) menelaah tentang penyebab perubahan tutupan hutan
yang terdiri dari perladangan berpindah, perambahan hutan, transmigrasi, pertambangan,
perkebunan, hutan tanaman, pembalakan dan industri perkayuan. Selain itu kegiatan
ilegal logging yang dilakukan oleh kelompok profesional atau penyelundup yang
didukung secara ilegal oleh oknum-oknum. Pembukaan areal hutan untuk dijadikan
perkebunan kelapa sawit dituding sebagai salah satu penyebab kerusakan hutan.
Hutan yang didalamnya terdapat beraneka ragam jenis pohon diubah menjadi
tanaman monokultur, menyebabkan hilangnya biodiversitas dan keseimbangan ekologisdi
areal tersebut. Beberapa jenis satwa yang menjadikan hutan tersebut sebagai habitatnya
akan berpindah mencari tempat hidup yang lebih sesuai. Pembukaan lahan untuk
perkebunan kelapa sawit pada areal hutan tropis merupakan salah satu pemicu terjadinya
kebakaran hutan dan berdampak negatif terhadap emisi gas rumah kaca.
Beberapa bentuk terjadinya kerusakan hutan dipicu oleh berbagai kegiatan seperti :
a. Ilegal logging, yaitu penebangan yang terjadi di suatu kawasan hutan yang dilakukan
secara liar sehingga menurunkan atau mengubah fungsi awal hutan. Meskipun telah
ada larangan keras dari Pemerintah untuk melakukannya, akan tetapi sebagian besar
kalangan masyarakat masih melakukan kegiatan tersebut.
b. Kebakaran hutan, kebanyakan dari peristiwa kebakaran hutan terjadi karena faktor
kesengajaan. Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab sengaja membakar hutan
untuk dijadikan lahan perkebunan, pemukiman, peternakan, dan yang lainnya.
c. Perambahan hutan. Para petani yang bercocok tanam tahunan dapat menjadi sebuah
ancaman
bagi kelestarian hutan. Mereka bisa dapat memanfaatkan hutan sebagai lahan baru
untuk bercocok tanam. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang semakin pesat juga
dapat berkontribusi terhadap terjadinya perambahan hutan. Hal ini disebabkan
kebutuhan lahan untuk kelangsungan hidup mereka juga semakin meningkat. Dan
hutan menjadi salah satu object yang bisa mereka gunakan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.Serangan hama dan penyakit jumlah populasi hama yang meledak
juga bisa menjadi salah satu bentuk kerusakan hutan. Hama-hama tersebut dapat
menyerang dan menimbulkan kerusakan pada populasi pohon yang hidup di suatu
kawasan hutan.
Upaya-upaya yang bisa dilakukan antara lain adalah dengan melakukan reboisasi atau
penanaman kembali hutan-hutan yang gundul. Dengan Meskipun reboisasi tidak akan
benar-benar bisa memperbaiki kerusakan dan kepunahan ekosistem di hutan, akan tetapi
kegiatan
tersebut dapat memfasilitasi hal-hal berikut ini :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas adalah
kerusakan hutan adalah berkurangnya luasan areal hutan karena kerusakan
ekosistem hutan yang sering disebut degradasi hutan ditambah juga
penggundulan dan alih fungsi lahan hutan atau istilahnya deforestasi.
Penyebab terjadinya kerusakan hutan Beberapa bentuk terjadinya kerusakan
hutan dipicu oleh berbagai kegiatan seperti, Ilegal logging, yaitu penebangan
yang terjadi di suatu kawasan hutan yang dilakukan secara liar sehingga
menurunkan atau mengubah fungsi awal hutan. Dan hutan menjadi salah satu
object yang bisa mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Serangan hama dan penyakit Jumlah populasi hama yang meledak juga bisa
menjadi salah satu bentuk kerusakan hutan.
Dampak dari kerusakan hutan Deforestasi atau dampak akibat
kerusakan hutan dapat menimbulkan berbagai bencana seperti Perubahan
iklim Oksigen (O2) merupakan gas yang melimpah di atmosfer, dimana hutan
merupakan produsen terbesar yang menghasilkan gas tersebut. Kerusakan
hutan bisa menyebabkan tanah menjadi tandus, sehingga akan sulit
dipergunakan untuk bercocok tanam. Selain itu, kerusakan hutan bisa memicu
terjadinya berbagai macam bencana yang pada akhirnya akan menimbulkan
kerugian, baik itu kerugian material maupun non material. Dengan Meskipun
reboisasi tidak akan benar-benar bisa memperbaiki kerusakan dan kepunahan
ekosistem di hutan, akan tetapi kegiatan tersebut dapat memfasilitasi hal-hal
berikut ini seperti Mengembalikan fungsi dari ekosistem hutan seperti
menyimpan karbon, sebagai sumber cadangan air tanah, serta sebagai tempat
hidup bagi berbagai jenis satwa.
B. Saran
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
1
1
DAFTAR PUSTAKA
Alam Setia Zain, Jakarta 2000, Hukum lingkungan ( konservasi hutan ), hlm.2
Indriyanto, Op Cit, hlm.6, 8-11
Suriansyah Murhaini, 2012, Hukum Kehutanan , hlm.11
https://jurnal.unpad.ac.id/akuatika/article/view/539
https://rimbaindonesia.id/artikel-utama/kerusakan-hutan-indonesia/
https://pusatkrisis.kemkes.go.id/faktor-penyebab-kerusakan-hutan
https://pusatkrisis.kemkes.go.id/dampak-buruk-akibat-kerusakan-hutan-bagi-kehidupan
https://lindungihutan.com/blog/9-dampak-kerusakan-hutan-bagi-manusia/
https://manajemen.uma.ac.id/2021/11/dampak-penebangan-hutan-secara-liar-terhadap-
lingkungan/
http://bank-data.bpiw.pu.go.id/dictionary/words?q=illegal%20logging%20(penebangan
%20liar)&id=681
https://www.merdeka.com/jabar/5-dampak-penebangan-liar-bagi-lingkungan-bisa-sebabkan-
kepunahan-kln.html