Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGARUH PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR TERHADAP KERUSAKAN


HUTAN DI INDONESIA

Dosen pengampuh : Thamrin Taher, M.Pd.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. Sabilla Putri Iriani
2. Maharani H Kalamu
3. Fitriyanti Manaf
4. Wijayanti Suardi

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah atas segala bimbingan, petunjuk, nikmat,
rahmat dan hidayahnya yang tiada ternilai. Semoga keselamatan senantiasa tercurah kepada
nabi Muhammad SAW yang di utus Allah SWT untuk membawa Dinul Islam bagi seluruh
ummat manusia di setiap penjuru dunia. Untuk mengeluarkan mereka dari kesesatan, kepada
petunjuk dan menuntun mereka dari kegelapan menuju cahaya. Allah SWT memilih ummat
manusia untuk menjadi umat terbaik yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia dengan
ajaran yang diwahyukan kepada nabinya, berupa kitab suci, yang tiada keraguan baginya,
menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia.

Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada bapak Thamrin Taher, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Teknik Penulisan Karya Tulis
Ilmiah yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Adapun judul dari makalah ini adalah
Pengaruh Penebangan Hutan Secara Liar Terhadap Kerusakan Hutan Di Indonesia. Kami
juga mengucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini. kami juga menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belum sempurna, oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang akan
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa ada
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Ternate, 9 April 2023


Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................


DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................
a.Latar belakang masalah...................................................................................
b.Rumusan...........................................................................................................
c.Tujuan................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
a.Hutan..................................................................................................................
b.Penebangan liar.................................................................................................
c.Kerusakan hutan...............................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................
a.kesimpulan ........................................................................................................
b.saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hutan Indonesia adalah salah satu tempat paling beragam di dunia. Hutan


Indonesia memiliki ribuan jenis tumbuhan dan hewan yang banyak di antaranya hidup di
Indonesia. Padahal, eksploitasi hutan yang terus menerus sejak awal tahun 1970-
an telah memberikan gambaran suram bagi masa depan dunia kehutanan Indonesia .
Sisi negatifnya termasuk tingginya laju deforestasi yang menimbulkan kekhawatiran tentang
kurangnya kelestarian hutan, yang ditekankan oleh pembalakan liar. Kawasan hutan adalah
wilayah-wilayah tertentu ditetapkan pemerintah sebagai kawasan hutan tetap. Selanjutnya
kawasan hutan adalah wilayah yang sudah berhutan atau yang tidak berhutan kemudian di
tetapkan penguasaannya baik negara. Kawasan - kawasan hutan, seluruhnya merupakan
wilayah-wilayah yang dalam land use planning telah/akan ditetapkan penggunaannya di
bidang kehutanan yang di dasarkan pada kebutuhan serta kepentingan masyarakat Indonesia.

Namun, fakta menunjukkan bahwa kawasan tersebut kini terancam keberadaan dan
kelestariannya akibat aktivitas penebangan liar. Dalam perkembangannya, kebutuhan
manusia tidak lagi sekedar kebutuhan hidup, melainkan hanya pemenuhan kebutuhan hidup
seperti makanan, minuman dan kesehatan. Kebutuhan hari ini sangat dipengaruhi oleh
kebutuhan yang sederhana, misalnya kebutuhan sandang, papan dan pendidikan. Mereka
tidak lagi makan untuk memenuhi kebutuhan mereka, tetapi mengikuti preferensi budaya
mereka. Sementara itu, jumlah uang dan jumlah penduduk terus bertambah, serta sistem
kebutuhan yang terus berubah dan meningkat, kualitas hidup manusia secara umum semakin
menurun. Itulah sebabnya seseorang diminta untuk mampu mengendalikan dirinya,
mengendalikan cara hidupnya, mengendalikan konsumsinya hingga batas yang tidak terbatas
dan tuntas.

Penebangan liar merupakan bencana bagi dunia kehutanan Indonesia yang berdampak
signifikan terhadap lingkungan, politik, ekonomi dan budaya Indonesia. Penipisan sumber
daya alam didefinisikan sebagai penggunaan sumber daya alam yang berkurang atau
berkurang atau berkurang sama sekali. Dampak negatif dari rusaknya kualitas lingkungan
akibat pencemaran atau kerusakan sumber daya alam merupakan ancaman atau dampak
negatif bagi kesehatan atau dunia. Menurunnya nilai estetika, kerugian ekonomi (economic
value) dan ketergantungan pada proses alam (natural process). Untuk kepentingan kawasan
hutan diperlukan areal yang luas dengan sebaran dan letak yang tepat, agar hutan dapat
bekerja secara efisien dan lestari dengan menyelenggarakan sistem pengelolaan pohon.
Banyaknya penebangan liar telah mengakibatkan deforestasi dan berkurangnya regenerasi
hutan. Salah satu dampak terbesarnya adalah orang-orang yang tinggal di sana akan
kehilangan tempat tinggal. Praktik dan praktik pengelolaan dan pemanfaatan hutan di satu
sisi akan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat (publik). Namun jika pengelolaan
dan pemanfaatan hutan dilakukan dengan cara yang merusak maka akan menimbulkan
kerugian bagi masyarakat. Kerugian tersebut salah satunya bersumber dari ketiadaan sistem
hukum yang menjadi landasan nirkekerasan terhadap hutan.

B. Rumusan Masalah

1. jelaskan definisi penebangan hutan secara liar


2. Jelaskan bagaimana cara mengatasi penebangan hutan secara liar
3. Jelaskan dampak apa saja yang terjadi Akibat penebangan hutan secara liar

C. Tujuan Penulisan
1.Dapat mengetahui jenis-jenis hutan
2.Dapat mengetahui penyebab terjadinya penebangan hutan secara liar
3.Dapat mengetahui dampak negatif apa saja yang terjadi akibat penebangan hutan secara liar
BAB II
PEMBAHASAN
A.Hutan

1. Definisi hutan
Ungkapan dan definisi hutan yang berbeda termasuk yang berikut:

 Hutan adalah ekosistem hidup dengan sumber daya alam yang didominasi oleh
pepohonan dan ekosistem alam.
 Hutan adalah hamparan yang penuh dengan pepohonan, pada umumnya sebagai
komunitas kehidupan dan lingkungannya atau lingkungannya.

Negara Indonesia memandang hutan dari dua segi, yaitu status dan fungsinya, sebagai
berikut:

 Hutan berdasarkan peringkat

Sebelumnya, hanya ada dua jenis hutan yang diakui di Indonesia, yaitu hutan negara dan
hutan hak. Hutan negara adalah hutan yang statusnya dimiliki oleh negara dan hutan adalah
hutan yang statusnya dimiliki oleh alam atau hukum.

 Pasar berdasarkan identitas

Hutan memiliki fungsi penting bagi kehidupan. Keberadaan dan kelestarian hutan harus
dimiliki oleh semua negara. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan perencanaan yang baik
untuk mengelolanya.

Berikut adalah deskripsi hutan dari fungsinya :

1. hutan lindung
Hutan lindung adalah hutan yang dilindungi keberadaannya untuk mempertahankan
fungsinya sebagai penunjang sistem kehidupan. Melindungi wilayah dari bahaya banjir,
kekeringan, erosi tanah dan bencana lingkungan lainnya. Misalnya, untuk melindungi fungsi
badan air, kawasan ditetapkan sebagai hutan lindung. Secara teknis, situasinya bisa di
kawasan hutan produksi atau di tempat lain. Sepanjang keberadaannya dianggap penting
untuk menjaga keseimbangan ekologi, maka kawasan tersebut dapat ditetapkan sebagai hutan
lindung.

2. hutan konservasi

Hutan konservasi adalah hutan yang didirikan dengan tujuan melindungi keanekaragaman
hayati di lingkungannya. Hutan konservasi dibagi menjadi dua kategori, yaitu kawasan
konservasi alam dan cagar alam. Kedua definisi hutan ini berperan melindungi berbagai
spesies hewan, tumbuhan dan lingkungannya. Hanya di kawasan konservasi alam yang
diikuti dengan pemanfaatan sumber daya tersebut secara berkelanjutan.

3. hutan produksi

Hutan produktif adalah hutan yang dapat dimanfaatkan untuk produksi, baik kayu maupun
non kayu. Ada berbagai jenis hutan industri seperti HPH, HTI dan jenis lainnya.

4. hutan kota

Hutan negara adalah hutan di dalam tanah yang tidak termasuk dalam yurisdiksi tanah
tersebut. Hutan negara adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang tidak berdiri sendiri.

5. Hutan pribadi

Hutan hak adalah hutan yang berada di atas tanah hak milik. Hutan yang terletak pada tanah
yang memiliki hak milik sering disebut sebagai hutan rakyat. Oleh karena itu, hutan rakyat
adalah hutan yang tumbuh atau tumbuh di atas tanah milik masyarakat.

2.Jenis-jenis hutan di indonesia

Indonesia memiliki anugerah yang unik baik dari segi flora maupun fauna. Hutan Indonesia
menempati peringkat ketiga hutan terluas di dunia. Hasil pemantauan hutan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2020 menunjukkan luas hutan di Indonesia
adalah 95,6 hektar dari seluruh daratan Indonesia dengan luas 187 juta hektar Berikut
pembahasan tipe hutan 9 dapat kita temukan di Indonesia yaitu :
1. Hutan Bakau

Jenis hutan yang pertama adalah hutan mangrove. Hutan mangrove sering diasosiasikan
dengan hutan mangrove, meskipun kedua hutan tersebut memiliki perbedaan. Mangrove atau
pohon dengan nama latin Rhizophora sp. merupakan salah satu spesies yang menyusun zona
mangrove. Mangrove merupakan spesies terbesar dalam kumpulan ekosistem mangrove.
Tumbuhan ini banyak dijumpai di pesisir pantai yang cenderung lebih dekat dengan air atau
laut dibandingkan daratan. Oleh karena itu mangrove memiliki jenis akar yaitu egrang
sebagai jenis adaptasi mangrove dan habitatnya biasanya disebabkan oleh hujan dan air di
laut, sehingga terjadi perubahan perendaman dalam air dan – lakukan. Mangrove di Indonesia
tersebar di sepanjang pantai timur Sumatera, pantai barat dan selatan Kalimantan, pantai Jawa
dan pantai barat daya Papua. Beberapa habitat tempat mangrove tumbuh dan berkembang,
antara lain Dataran Tinggi Sunda dan Dataran Tinggi Sahul. Kondisi air yang sejuk di
Dataran Tinggi Sunda memberikan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan mangrove. Di
wilayah Papua diperkirakan hutan mangrove akan tumbuh sekitar 1,3 juta hektar yang
merupakan sepertiga dari luas mangrove di seluruh Indonesia.

2.Hutan Mangrove

Mangrove adalah komunitas tropis dan subtropis seperti pohon atau tanaman yang tumbuh di
lahan basah. Ciri-ciri umum hutan mangrove tidak sama, tetapi semua pohon dan tumbuh-
tumbuhan yang berada di kawasan yang sama dipengaruhi oleh lautan dan membentuk suatu
komunitas, sehingga dikatakan sebagai hutan mangrove. Jika tumbuhan di hutan pantai
didominasi oleh mangrove (Rhizophora sp.), maka jenis hutan tersebut disebut hutan
mangrove seperti yang telah dibahas sebelumnya. Tumbuhan di hutan bakau dicirikan oleh
tumbuhan dengan akar pernapasan yang bekerja dengan baik untuk mencegah dan mengatasi
erosi pantai. Penyebaran hutan mangrove di Indonesia berada di antara bagian barat dan timur
pulau Sumatera dan luas hutan mangrove mencapai 417.000 ha. Sebagian besar titik di Pulau
Jawa memiliki luas 34.400 ha. Menyusuri pesisir pulau Kalimantan seluas 165.000 ha.
Sepanjang pantai Pulau Sulawesi memiliki luas 53.000 ha. Di bagian barat pulau Papua
dengan luas 2.943.000 ha. Di Bali dan Nusa Tenggara, luasan mangrove di kedua kawasan
tersebut adalah 3.700 ha.
3.Hutan Lumut

Lumut adalah tanaman kecil yang tidak memiliki akar dan daun yang tepat, tetapi mampu
melakukan fotosintesis. Tumbuhan ini biasanya hidup di daerah tersebut dan mampu tumbuh
di lingkungan yang berbeda dan hidup dalam berbagai bentuk seperti batu, tanah, pohon
bahkan menunggang kuda dan lain-lain. Lumut menyukai air yang hangat dan rendah. Seperti
namanya, hutan jenis ini didominasi oleh lumut. Ciri utama hutan lumut adalah terletak di
daerah yang banyak hujannya, sehingga kelembapannya tinggi dan tertutup embun. Tipe
hutan banyak ditemukan di wilayah Indonesia. Salah satunya di Gunung Lumut di
Kalimantan Timur dicirikan oleh lumut yang tumbuh di akar pohon, batang dan bebatuan.
Hutan di Gunung Singgalang dicirikan oleh nyamuk yang tumbuh dan menempel di pohon-
pohon tinggi dan akar dahan. Dan yang terakhir hutan lumut di Gunung Argopuro Jawa
Timur, atau lebih tepatnya di suaka margasatwa Dataran Tinggi Yang.
4.Hutan Rawa

Hutan rawa adalah hutan dengan rerumputan yang tumbuh dan berkembang di daerah yang
tergenang air atau terkadang di hutan yang akan dipenuhi air tawar. Hutan jenis ini biasanya
berada di dekat sungai yang akan tergenang air pada musim hujan, keadaan ini menyebabkan
hutan lebat. Komposisi hutan rawa ini vertikal dengan banyak stratifikasi, termasuk strata
sederhana seperti palem dan sagu. Ciri utama hutan rawa jenis ini selain selalu tergenang air
adalah hutan gambutnya yang lebat. Sehingga lapisan gambut membentuk tanah dengan
unsur lemah atau seperti lumpur. Tanaman yang tumbuh antara lain pakis, jamur atau lumut,
eceng gondok, rerumputan, semanggi, dan tanaman air lainnya. Memegang akar pohon atau
tumbuhan di hutan berlumpur tidak sekuat akar pohon di tanah keras. Beberapa jenis hutan
rawa antara lain: Hutan rawa gambut atau hutan dengan campuran tanah organik besar yang
dihasilkan dari pembusukan hewan dan tumbuhan. Rawa air tawar adalah rawa berumput
dengan tanah mineral. Rawa yang tidak berhutan atau berawa di mana hanya tanaman kecil
yang tumbuh, seperti pohon dan rumput laut. Penyebaran hutan rawa di Indonesia berada di
dataran rendah yang terdapat sungai-sungai besar seperti Sumatera, Kalimantan dan Papua.
Ketiga kawasan ini mengandung 95% hutan rawa Indonesia.

5.Hutan Sabana

Jenis hutan yang kelima adalah hutan savana. Hutan sabana merupakan kawasan hutan
dengan padang rumput yang dikelilingi pepohonan atau perdu seperti palem dan akasia.
Sabana merupakan lingkungan yang terdapat di pegunungan atau dataran dan persebaran
tumbuhan tidak sesuai dengan jumlah rerumputan yang ada di hutan savana. Hutan sabana
terdapat di daerah tropis dan subtropis. Jenis hutan ini sangat cocok untuk daerah dengan
curah hujan rendah. Berbagai bagian hutan savana terlihat dari hewan yang hidup adalah
hewan yang dapat hidup di tempat kering seperti badak, burung unta, macan tutul, singa,
impala, kuda nil, jerapah, rusa, gajah, zebra, unta, rubah, bison, babun, dan banyak lainnya.
Sebaran hutan savana di Indonesia yang terdapat di hutan savana Kepulauan Komodo, Nusa
Tenggara Timur memiliki karakteristik yang unik. Hewan liar itu adalah Komodo. Selain itu,
hutan savana Sumba Timur yang juga berada di sebelah timur Nusa Tenggara merupakan
kawasan padang rumput terluas di timur Indonesia. Lalu ada hutan savana Tanjung Ringgit di
Lombok, Nusa Tenggara Barat dan keindahannya berupa hamparan rerumputan dan
tumbuhan serta pemandangan sungai. Juga di wilayah Nusa Tenggara Barat yaitu Gunung
Rinjani, savana Sembalun yang ada di jalan. Lebih jauh di wilayah timur, terdapat hutan
savana Baluran, Jawa Timur dengan banyak tanaman seperti padang rumput, dan keberadaan
hewan seperti antelop, macan tutul, dan bison yang hidup di area tubuh bebas. . Sabana
gunung Bromo di Jawa Timur, sabana Cidaon di Taman Nasional Ujung Kulon dan terakhir
sabana gunung Merbabu di Taman Nasional Gunung Merbabu.

6.Hutan Stepa

Jenis hutan keenam yang dapat ditemukan di Indonesia adalah hutan stepa. Hutan stepa
mirip dengan hutan sabana. Namun, kondisi stepa dan hutan sabana yang berbeda terdiri
dari vegetasi. Jenis hutan stepa didominasi oleh rerumputan dan tidak ada pohon atau
pohon tinggi di lanskap. Tanaman tidak dapat tumbuh di daerah stepa karena curah hujan
yang tidak mencukupi. Hutan stepa dapat ditemukan di iklim tropis dan subtropis. Ciri
utama hutan stepa adalah suhu berkisar antara 19 hingga 30 derajat Celcius di musim
panas dan 12 hingga 20 derajat Celcius di musim dingin, curah hujan reguler hanya 250
hingga 500 mm/tahun, kelembapan rendah, dan kapasitas rumput berkembang. . banyak
tempat. Hutan stepa ditemukan di Indonesia bagian timur seperti pulau Timor dan Nusa
Tenggara karena iklimnya yang kering dan curah hujan yang baik.
7.Hutan Musim

Hutan musim adalah hutan yang dipengaruhi oleh perubahan musim. Pepohonan yang
tumbuh di hutan jenis ini akan berbeda dengan pergantian musim dan biasanya hanya satu
jenis pohon. Jadi vegetasi hutan pada musimnya tidak berbeda atau sama. Jarak antar
pohon lebar dan tinggi pohon mencapai 12-13 meter. Selama musim hujan, tanaman
hutan musim baru akan tumbuh dengan baik di tanda hijau dan tumbuh. Meski di musim
panas, buku itu akan jatuh sebagai bentuk perubahan pribadi. Jenis dan spesies hutan
modern seringkali dinamai pohon atau jenis pohon yang tumbuh di sana. Beberapa contoh
hutan modern yang dinamai jenis tumbuhan adalah jati, sengon, ketapang, anggrek, sagu,
lilin, cendana, kayu putih, dan masih banyak lagi lainnya. Hutan modern di Indonesia
tersebar di banyak wilayah pulau Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Nusa Tenggara
Barat.

8.Hutan Hujan Tropis

Jenis hutan yang kedua adalah hutan hujan tropis. Hutan hujan adalah jenis hutan dengan
kelembaban tinggi karena curah hujan tahunan lebih dari 2000 mm/tahun. Hutan hujan
banyak terdapat di daerah yang suhu udara rata-ratanya 20 sampai 30 derajat Celcius.
Jenis hutan ini memiliki vegetasi yang beragam karena sinar matahari penuh, meskipun
sinar matahari tidak dapat menembus hutan karena banyaknya pepohonan. Keistimewaan
kawasan hutan tropis adalah kawasan di luar khatulistiwa. Fakta menarik tentang hutan
hujan adalah bahwa sebagian besar kehidupan hutan ditemukan di pepohonan daripada di
lantai hutan. Adanya kanopi atau pohon besar yang menyediakan pohon-pohon kecil di
bawahnya adalah tempat hewan menghabiskan waktu di siang hari dan perubahan yang
mereka buat, dan dengan suara mereka berkomunikasi 'karena daun besar yang membuat
hewan sulit bergerak. distribusi panas. Hutan di Indonesia banyak terdapat di pulau –
pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Hutan gugur adalah jenis hutan terakhir dalam pembahasan ini. Hutan gugur didominasi
oleh rerumputan atau pohon gugur. Hutan gugur telah mendistribusikan curah hujan
antara 750 dan 1000 mm/tahun. Suhu rata-rata 2 hingga 18 derajat celcius di hutan jenis
ini. Daun lebar, mahkota besar, hijau di musim panas dan gugur di musim dingin
digunakan. Jenis tanaman yang tumbuh tidak berbeda, meski tanah dianggap sebagai
sumber makanan akibat pembusukan daun di musim dingin. Di Indonesia, hutan gugur
jenis ini memiliki nama lain, tropical monsoon forest atau hutan mason. Jenis pohon yang
hidup di hutan tropis adalah pohon trophophyte atau pohon yang dapat berubah seiring
waktu seperti jati, damar, rotan, cemara, pinus, palem, paku-pakuan, bambu, dan kayu
putih.
B. Penebangan liar

1. Definisi penebangan liar

Illegal logging atau istilah bahasa inggrisnya mengacu pada penebangan liar,
pengangkutan dan penjualan kayu atau tanpa ijin dari penguasa setempat (Hartoyo, 2011:
2). Menurut UU Kehutanan 41/1999, penebangan liar adalah perbuatan melawan hukum
seseorang/kelompok orang atau badan hukum di dalam hutan dan memperdagangkan di
dalam hutan. menebang atau memungut hasil hutan (HHK) di dalam hutan tanpa izin,
menerima atau membeli HHK yang dipungut secara tidak sah, dan mengangkut atau
menerima HHK tanpa izin.

2. Penyebab terjadinya penebangan hutan secara liar.

Deforestasi atau penebangan seringkali merupakan hasil dari aktivitas manusia yang
sembrono. Kegiatan tersebut tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga makhluk
hidup lainnya. Hutan memiliki peran penting bagi makhluk hidup, salah satunya sebagai
habitat hewan dan sumber oksigen. Deforestasi dan perusakan hutan secara permanen
merupakan salah satu tindakan yang mengarah pada deforestasi. Deforestasi umum terjadi
di daerah tropis, termasuk hutan Kalimantan, Papua dan Sumatera. Berikut adalah
beberapa penyebab deforestasi.

a. Perluasan Lahan Pertanian

Di Amerika Selatan, pertanian dan peternakan, yang membutuhkan lahan dalam


jumlah besar, menyebabkan deforestasi besar-besaran. Sebagian besar tanah telah
keluar dari daerah tersebut dalam beberapa dekade terakhir karena pembangunan
yang luas dan peternakan serta perluasan tanaman. Tanah di daerah ini tidak
cocok untuk pertanian dan peternakan karena tidak subur.

b. Pembangunan Pemukiman.

Pembangunan kota baru sering dilakukan dengan membuka lahan hutan. Zona
migrasi diatur agar para migran dapat membangun lingkungan baru mereka.
Selain menyediakan akomodasi dan fasilitas, fasilitas transportasi juga disediakan
untuk para pemudik. Jalan dibuat untuk menghubungkan kawasan konversi
dengan kawasan luar untuk memudahkan kegiatan. Di Indonesia sendiri, hibah
tanah peralihan siap menampung jutaan orang dari Jawa dan daerah lain yang
tinggal di sana.

c. Penambangan Terbuka

Mineral harus dikeluarkan dari bumi agar bermanfaat bagi manusia, misalnya batu
bara ditambang untuk bahan bakar di pelabuhan. tanah yang paling kaya batu bara
sebagian besar masih berhutan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batubara,
metode ini adalah open pit atau tambang permukaan. Adanya sistem
penambangan terbuka membuat lahan hutan ini semakin tertindas.

d. Penggunaan Bahan Bakar Kayu

Pohon hutan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pertambahan jumlah


penduduk memberikan tekanan terhadap luasan lahan hutan, sehingga penebangan
pohon semakin meluas, membuat energi hutan bergerak lebih lambat dari
degradasi hutan dan meningkatkan kebutuhan masyarakat.

e. Pembalakan
Deforestasi juga disebabkan oleh penebangan yang tidak terkendali.
Kegiatan penebangan telah mengubah lahan hutan menjadi degradasi yang cepat
dan fungsi perlindungan serta tutupan tanahnya telah hilang. Akibatnya, hujan dan
angin akan mudah merusak tanah yang tertutup dan banyak pohon tumbang.
3. Dampak dari penebangan hutan secara liar
Ada 3 dampak negatif dan positif dari penebangan hutan.
a. Dampak Positif dari penebangan hutan.
1. Deforestasi sebagai mata pencaharian

Salah satu manfaat menebang pohon adalah menghasilkan pendapatan bagi petani yang
menebang pohon untuk membuat arang dan menjualnya sebagai bahan bakar. Juga, pohon-
pohon di hutan digunakan sebagai konstruksi dan bahan bangunan. Penggunaan lain dari
penebangan adalah konversi hutan menjadi lahan subur atau lahan pertanian bagi petani
untuk bercocok tanam.

2. Memungkinkan terjadinya ekspansi

Keuntungan penebangan adalah konversi hutan menjadi jalan raya untuk mengangkut barang
dan barang ke tempat lain dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Selain itu, perusahaan dapat
menggunakannya untuk berbagai jenis bisnis seperti infrastruktur, konstruksi, dan taman.

3. Dapat menjadi sumber bahan baku

Penggundulan hutan mengakibatkan tersedianya pohon-pohon yang dapat dijadikan kayu dan
digunakan untuk konstruksi. Selain itu, bagian lain dari pohon memiliki banyak kegunaan
seperti getah yang digunakan untuk menjadi kertas, tusuk gigi, tisu dan makanan, dan lain-
lain.
b. Dampak Negatif dari penebangan hutan
1. Menghancurkan habitat hewan liar dan burung

Salah satu kerugian yang ditimbulkan oleh deforestasi adalah rusaknya habitat alami hewan
dan burung yang hidup di hutan. Jika penebangan pohon dilakukan secara terus menerus,
hewan liar dan burung yang menggunakan pohon sebagai habitat dapat merasa terancam.
Akibatnya, mereka bermigrasi ke tempat lain untuk mencari rumah dan terkadang mereka
mati karena predator.

2. Memengaruhi siklus air

Pohon mengekstrak air dari tanah dan melepaskannya ke atmosfer. Hal Ini menambah
kelembaban di udara dan juga menjebak presipitasi. Tanpa pohon untuk mengalirkan air,
tanah akan mengering dan dapat menyebabkan kekeringan terutama saat musim kemarau.

3. Dapat meningkatkan gas rumah kaca

Semakin banyak pohon yang ditebang, maka sumber oksigen di udara akan semakin sedikit.
Proses fotosintesis memungkinkan penyaringan karbon dioksida karena membantu
menghilangkan gas ini dari udara. Ketika hal ini terjadi, emisi karbon di udara tidak akan
berkurang tetapi malah meningkat.

4. Upaya penanggulangan hutan.


a. Melakukan Penyuluhan Kepada Masyarakt

Sangat penting untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Penyuluhan yang membahas
tentang bahayanya penebangan liar harus dilakukan lebih gencar. Apabila kesadaran di
masyarakat sudah tumbuh, maka penebangan liar ini bisa dihindari. Pencegahan ini harus
dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Peran perangkat desa atau pemerintah setempat juga sangat diperlukan. Imbauan-imbauan
untuk tidak melakukan penebangan liar harus terus dilancarkan untuk mencegah terjadinya
penebangan liar.

b. Melakukan Reboisasi atau Penanaman Kembali


Setelah dilakukan penyuluhan tentang bahayanya penebangan liar,
masyarakat harus diberikan pemahaman untuk melakukan perbaikan hutan.
Masyarakat ataupun institusi yang telah melakukan penebangan liar harus
bertanggung jawab terhadap kerusakan hutan yang telah dilakukan.
Untuk melakukan perbaikan bisa dilakukan dengan tindakan seperti
reboisasi atau penanaman kembali di wilayah hutan rakyat, tidak membuang
sampah sembarangan, memanfaatkan sumber daya alam selain kayu, dan
lainnya.
a. Perketat Pengawasan dan Pengendalian
Peran aktif masyarakat juga diperlukan untuk mengatasi penebangan
liar ini. Masyarakat diharapkan berperan dalam pengawasan dan pengendalian
bersama dengan pemerintah setempat. Semua pihak harus berperan aktif
dalam hal ini. Karena jika hanya dilakukan oleh satu pihak, tidak menutup
kemungkinan penebangan liar akan terjadi lagi.
b. Mempertegas Peraturan Perundang-undangan
Untuk mencegah terjadinya penebangan liar diperlukan undang-
undang yang tegas. Undang-undang tersebut harus bisa mengatur pembatasan
jumlah penebangan hutan, perencanaan penebangan hutan, dan kewajiban
melakukan penanaman kembali.
c. Memberikan Sanksi Kepada Pelaku
Menindak tegas pelaku penebangan liar perlu dilakukan untuk
memberikan efek jera. Sanksi yang diberikan bisa berupa peringatan,
ancaman, dan hukuman kurungan penjara. Dengan begitu, penebangan liar
akan lebih mudah untuk diberantas.

C.Kerusakan hutan

1. Definisi kerusakan hutan

Pengertian dan definisi dari kerusakan hutan adalah berkurangnya luasan areal
hutan karena kerusakan ekosistem hutan yang sering disebut degradasi hutan ditambah
juga penggundulan dan alih fungsi lahan hutan atau istilahnya deforestasi. Studi CIFOR
(International Forestry Research) menelaah tentang penyebab perubahan tutupan hutan
yang terdiri dari perladangan berpindah, perambahan hutan, transmigrasi, pertambangan,
perkebunan, hutan tanaman, pembalakan dan industri perkayuan. Selain itu kegiatan
ilegal logging yang dilakukan oleh kelompok profesional atau penyelundup yang
didukung secara ilegal oleh oknum-oknum. Pembukaan areal hutan untuk dijadikan
perkebunan kelapa sawit dituding sebagai salah satu penyebab kerusakan hutan.

Hutan yang didalamnya terdapat beraneka ragam jenis pohon diubah menjadi
tanaman monokultur, menyebabkan hilangnya biodiversitas dan keseimbangan ekologisdi
areal tersebut. Beberapa jenis satwa yang menjadikan hutan tersebut sebagai habitatnya
akan berpindah mencari tempat hidup yang lebih sesuai. Pembukaan lahan untuk
perkebunan kelapa sawit pada areal hutan tropis merupakan salah satu pemicu terjadinya
kebakaran hutan dan berdampak negatif terhadap emisi gas rumah kaca.

2. Penyebab terjadinya kerusakan hutan

Beberapa bentuk terjadinya kerusakan hutan dipicu oleh berbagai kegiatan seperti :

a. Ilegal logging, yaitu penebangan yang terjadi di suatu kawasan hutan yang dilakukan
secara liar sehingga menurunkan atau mengubah fungsi awal hutan. Meskipun telah
ada larangan keras dari Pemerintah untuk melakukannya, akan tetapi sebagian besar
kalangan masyarakat masih melakukan kegiatan tersebut.
b. Kebakaran hutan, kebanyakan dari peristiwa kebakaran hutan terjadi karena faktor
kesengajaan. Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab sengaja membakar hutan
untuk dijadikan lahan perkebunan, pemukiman, peternakan, dan yang lainnya.
c. Perambahan hutan. Para petani yang bercocok tanam tahunan dapat menjadi sebuah
ancaman
bagi kelestarian hutan. Mereka bisa dapat memanfaatkan hutan sebagai lahan baru
untuk bercocok tanam. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang semakin pesat juga
dapat berkontribusi terhadap terjadinya perambahan hutan. Hal ini disebabkan
kebutuhan lahan untuk kelangsungan hidup mereka juga semakin meningkat. Dan
hutan menjadi salah satu object yang bisa mereka gunakan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.Serangan hama dan penyakit jumlah populasi hama yang meledak
juga bisa menjadi salah satu bentuk kerusakan hutan. Hama-hama tersebut dapat
menyerang dan menimbulkan kerusakan pada populasi pohon yang hidup di suatu
kawasan hutan.

3. Dampak dari kerusakan hutan

Deforestasi atau dampak akibat kerusakan hutan dapat menimbulkan berbagai


bencana seperti di bawah ini :
a. Perubahan iklim
Oksigen (O2) merupakan gas yang melimpah di atmosfer, dimana hutan merupakan
produsen terbesar yang menghasilkan gas tersebut. Selain itu, hutan juga membantu
menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global.
Itulah sebabnya mengapa ada istilah yang mengatakan bahwa hutan adalah paru-paru
bumi. Pada saat suatu hutan mengalami kerusakan, maka hal tersebut bisa berakibat
terjadinya peningkatan suhu bumi serta perubahan iklim yang ekstrem Dengan adanya
deforestasi, jumlah karbondioksida (CO2) yang dilepaskan ke udara akan semakin
besar. Kita tahu bahwa karbondioksida merupakan gas rumah kaca yang paling
umum. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika serikat menyatakan bahwa
CO2 menyumbang sekitar 82% gas rumah kaca di negara tersebut.Menurut seorang
Profesor ilmu lingkungan di Lasell Collage Newton, Massachusets menyatakan
bahwa deforestasi tidak hanya mempengaruhi jumlah karbondioksida yang
merupakan gas rumah kaca, akan tetapi deforestasi juga berdampak pada pertukaran
uap air dan karbondioksida yang terjadi antara atmosfer dan permukaan tanah yang
berkaitan dengan terjadinya perubahan iklim, dimana perubahan konsentrasi yang ada
di lapisan atmosfer akan memiliki efek langsung terhadap iklim di Indonesia ataupun
di dunia.
a.
b. Kehilangan berbagai jenis spdunia deforestasi juga berdampak pada hilangnya habitat
berbagai jenis spesies yang tinggal di dalam hutan. Menurut National Geographic,
sekitar 70% tanaman dan hewan hidup dihutan. Deforestasi mengakibatkan mereka
tidak bisa bertahan hidup disana. Dengan hilangnya habitat-habitat tersebut, maka hal
tersebut akan menyebabkan terjadinya kepunahan spesies. Hal ini bisa berdampak di
berbagai bidang, seperti di bidang pendidikan dimana akan musnahnya berbagai
spesies yang dapat menjadi object suatu penelitian. Selain itu, dibidang kesehatan
deforestasi bisa berakibat hilangnya berbagai jenis obat yang bisanya bersumber dari
berbagai jenis spesies hutan.
c. Terganggunya siklus air kita tahu bahwa pohon memiliki peranan yang penting
dalam siklus air, yaitu menyerap curah hujan serta menghasilkan uap air yang
nantinya akan dilepaskan ke atmosfer. Dengan kata lain, semakin sedikit jumlah
pohon yang ada di bumi, maka itu berarti kandungan air di udara yang nantinya akan
dikembalikan ke tanah dalam bentuk hujan juga sedikit. Nantinya, hal tersebut dapat
menyebabkan tanah menjadi kering sehingga sulit bagi tanaman untuk hidup. Selain
itu, pohon juga berperan dalam mengurangi tingkat polusi air, yaitu dengan
menghentikan pencemaran. Dengan semakin berkurangnya jumlah pohon-pohon yang
ada di hutan akibat kegiatan deforestasi, maka hutan tidak bisa lagi menjalankan
fungsinya dalam menjaga tata letak air.
d. Mengakibatkan Banjir dan erosi tanah Word Wildlife Fund (WWF) mengungkapkan
bahwa sejak tahun 1960, lebih dari sepertiga bagian lahan subur di bumi telah musnah
akibat kegiatan deforestasi. Kita tahu bahwa pohon memegang peranan penting untuk
menghalau berbagai bencana seperti terjadinya banjir dan tanah longsor.Dengan
tiadanya pohon, maka pada saat musim hujan tanah tidak bisa menyerap dengan baik
tumpahan air hujan dan mengakibatkan besarnya laju aliran air di permukaan, yang
pada akhirnya akan terjadi banjir bandang. Selain itu, air hujan dapat mengangkut
partikel-partikel tanah sehingga menimbulkan erosi tanah atau tanah longsor.
e. Mengakibatkan kekeringan dengan hilangnya daya serap tanah, hal tersebut akan
berimbas pada musim kemarau, dimana dalam tanah tidak ada lagi cadangan air yang
seharusnya bisa digunakan pada saat musim kemarau. Hal ini disebabkan karena
pohon yang bertindak sebagai tempat penyimpan cadangan air tanah tidak ada lagi
sehingga Ini akan berdampak pada terjadinya kekeringan yang berkepanjangan.
f. Rusaknya ekosistem darat dan laut Hutan menjadi habitat bagi berbagai jenis spesies
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Itu berarti bahwa hutan merupakan salah satu sumber
daya alam hayati yang ada di bumi ini. Kegiatan deforestasi hutan dapat
mengakibatkan kerusakan bahkan kepunahan bagi kekayaan alam tersebut itu sendiri
maupun kekayaan alam lainnya yang ada di tempat lain seperti di laut. Kerusakan
hutan yang terjadi akan membawa akibat terjadinya banjir maupun erosi yang dapat
mengangkut partikel-partikel tanah menuju ke laut yang nantinya akan mengalami
proses sedimentasi atau pengendapan di sana. Hal tersebut tentu saja bisa merusak
ekosistem yang ada di laut, seperti ikan serta terumbu karang.
g. Menyebabkan Abrasi pantai Eksploitasi hutan secara liar tidak hanya dilakukan oleh
pihak-pihak tak bertanggung jawab di kawasan hutan yang ada di darat saja. Kegiatan
tersebut juga bisa dilakukan terhadap hutan-hutan Mangrove yang berfungsi untuk
melindungi pantai dari terjangan gelombang dan badai yang berada di pesisir pantai.
Jika hal tersebut terus dibiarkan, akan berakibat terjadinya abrasi pantai .
h. Kerugian ekonomi
Hutan merupakan salah satu sumber kekayaan alam, sebagian masyarakat
menggantungkan hidup mereka dari hasil hutan. Jika hutan rusak, maka sumber
penghasilan mereka pun juga akan menghilang. Kerusakan hutan bisa menyebabkan
tanah menjadi tandus, sehingga akan sulit dipergunakan untuk bercocok tanam.Selain
itu, kerusakan hutan bisa memicu terjadinya berbagai macam bencana yang pada
akhirnya akan menimbulkan kerugian, baik itu kerugian material maupun non
material. Banyak orang yang kehilangan lahan, tempat tinggal, maupun anggota
keluarga akibat bencana seperti banjir dan tanah longsor.
i. Mempengaruhi kualitas hidup terjadinya erosi tanah sebagai akibat kerusakan hutan
dapat mengangkut partikel-partikel tanah yang mengandung zat-zat berbahaya seperti
pupuk organik memasuki danau, sungai, maupun sumber air lainnya. Ini akan
berakibat penurunan kualitas air yang berada di daerah tersebut. Dengan kualitas air
yang buruk akan berdampak pada tingkat kesehatan yang buruk pula.
4. Upaya penanggulangan kerusakan hutan

Upaya-upaya yang bisa dilakukan antara lain adalah dengan melakukan reboisasi atau
penanaman kembali hutan-hutan yang gundul. Dengan Meskipun reboisasi tidak akan
benar-benar bisa memperbaiki kerusakan dan kepunahan ekosistem di hutan, akan tetapi
kegiatan
tersebut dapat memfasilitasi hal-hal berikut ini :

a. Mengembalikan fungsi dari ekosistem hutan seperti menyimpan karbon, sebagai


sumber cadangan air tanah, serta sebagai tempat hidup bagi berbagai jenis satwa.
b. Mengurangi jumlah karbondioksida yang ada di udara, sehingga udara menjadi lebih
bersih dan sehat.
c. Membangun kembali habitat satwa liar.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas adalah
kerusakan hutan adalah berkurangnya luasan areal hutan karena kerusakan
ekosistem hutan yang sering disebut degradasi hutan ditambah juga
penggundulan dan alih fungsi lahan hutan atau istilahnya deforestasi.
Penyebab terjadinya kerusakan hutan Beberapa bentuk terjadinya kerusakan
hutan dipicu oleh berbagai kegiatan seperti, Ilegal logging, yaitu penebangan
yang terjadi di suatu kawasan hutan yang dilakukan secara liar sehingga
menurunkan atau mengubah fungsi awal hutan. Dan hutan menjadi salah satu
object yang bisa mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Serangan hama dan penyakit Jumlah populasi hama yang meledak juga bisa
menjadi salah satu bentuk kerusakan hutan.
Dampak dari kerusakan hutan Deforestasi atau dampak akibat
kerusakan hutan dapat menimbulkan berbagai bencana seperti Perubahan
iklim Oksigen (O2) merupakan gas yang melimpah di atmosfer, dimana hutan
merupakan produsen terbesar yang menghasilkan gas tersebut. Kerusakan
hutan bisa menyebabkan tanah menjadi tandus, sehingga akan sulit
dipergunakan untuk bercocok tanam. Selain itu, kerusakan hutan bisa memicu
terjadinya berbagai macam bencana yang pada akhirnya akan menimbulkan
kerugian, baik itu kerugian material maupun non material. Dengan Meskipun
reboisasi tidak akan benar-benar bisa memperbaiki kerusakan dan kepunahan
ekosistem di hutan, akan tetapi kegiatan tersebut dapat memfasilitasi hal-hal
berikut ini seperti Mengembalikan fungsi dari ekosistem hutan seperti
menyimpan karbon, sebagai sumber cadangan air tanah, serta sebagai tempat
hidup bagi berbagai jenis satwa.
B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
1

1
DAFTAR PUSTAKA

Alam Setia Zain, Jakarta 2000, Hukum lingkungan ( konservasi hutan ), hlm.2
Indriyanto, Op Cit, hlm.6, 8-11
Suriansyah Murhaini, 2012, Hukum Kehutanan , hlm.11
https://jurnal.unpad.ac.id/akuatika/article/view/539
https://rimbaindonesia.id/artikel-utama/kerusakan-hutan-indonesia/
https://pusatkrisis.kemkes.go.id/faktor-penyebab-kerusakan-hutan
https://pusatkrisis.kemkes.go.id/dampak-buruk-akibat-kerusakan-hutan-bagi-kehidupan
https://lindungihutan.com/blog/9-dampak-kerusakan-hutan-bagi-manusia/
https://manajemen.uma.ac.id/2021/11/dampak-penebangan-hutan-secara-liar-terhadap-
lingkungan/
http://bank-data.bpiw.pu.go.id/dictionary/words?q=illegal%20logging%20(penebangan
%20liar)&id=681
https://www.merdeka.com/jabar/5-dampak-penebangan-liar-bagi-lingkungan-bisa-sebabkan-
kepunahan-kln.html

Anda mungkin juga menyukai