Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTEK PEMETAAN SOSIAL DIKELURAHAN TANJUNG


SETEKO KECAMATAN INDARALAYA UTARA KABUPATEN
OGAN ILIR

Disusun Oleh:
Nafisakhatul Layliyah (07011181823036)
Kelas D

KREDENSIAL MIKRO MAHASISWA INDONESIA (KMMI)


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRWIWIJAYA
2021
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................1
LATAR BELAKANG............................................................................................................ 1
BAB II.........................................................................................................................3
METODE DAN TEKNIS PEMETAAN .................................................................................. 3
BAB III Gambaran Umum Lokasi .................................................................................5
A. Sejarah Lokasi ............................................................................................................ 5
B. Kondisi Geografi .......................................................................................................... 5
3. Kondisi Demografi ....................................................................................................... 6
BAB IV Hasil Pemetaan Sosial .....................................................................................8
1. Pemetaan Aktor (Stakeholder) ................................................................................... 8
2. Jaringan Hubungan Antar Aktor.................................................................................. 8
3. Deskripsi Posisi Sosial dan Peranan Sosial Aktor ........................................................ 9
4. Derajat Kekuatan Aktor............................................................................................. 12
5. Identifikasi Forum-Forum sebagai Sarana Masyarakat dalam membahas
kepentingan Publik ....................................................................................................... 12
6. Potensi Penghidupan Berkelanjutan ......................................................................... 12
7. Kebutuhan Masyarakat Dalam Mendukung Penghidupan Berkelanjutan ............... 14
8. Kerentanan (Vulbarability) dan Kelompok Rentan ................................................... 15
9. Permasalahan Sosial ................................................................................................. 15
BAB V Rekomendasi Program Pengembangan Masyarakat ........................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 19
BAB I
LATAR BELAKANG

Pemetaan sosial (Social Mapping) didefinisikan sebagai proses


penggambaran masyarakat yang sistematik dan melibatkan pengumpulan data
dan informasi mengenai masyarakat termasuk didalamnya profile dan masalah
yang ada pada masyarakat tersebut. Menurut Netting, Kettner dan McMurtry
(1993), pemetaan sosial disebut juga sebagai social profilling atau “pembuatan
profil suatu masyarakat”.

Pemetaan sosial juga dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan


dalam pengembangan masyarakat, yang menurut Twelvetrees (1991:1)
didefinisikan sebagai “the process of assisting ordinary people to improve their own
communities by undertaking collective actions”. Sebagai pendekatan, pemetaan
sosial sangat dipengaruhi oleh ilmu penelitian sosial dan geografi. Salah satu
bentuk atau hasil akhir pemetaan sosial biasanya berupa suatu peta wilayah yang
sudah diformat sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu image mengenai
pemusatan karakterisitik masyarakat atau masalah sosial, misalnya jumlah
penduduk miskin, rumah kumuh, ataupun yang lainnya dan biasanya ditandai
dengan warna tertentu sesuai dengan tingkat pemusatannya.

Prinsip utama bagi para praktisi pekerjaan sosial dalam melakukan


pemetaan sosial adalah bahwa ia dapat mengumpulkan informasi sebanyak
mungkin dalam suatu wilayah tertentu secara spesifik yang dapat digunakan
sebagai bahan membuat suatu keputusan terbaik dalam proses pertolongannya.
Mengacu pada Netting, Kettner dan McMurtry (1993:68) ada tiga alasan utama
mengapa para praktisi pekerjaan sosial memerlukan sebuah pendekatan
sistematik dalam melakukan pemetaan sosial:
1) Pandangan mengenai “manusia dalam lingkungannya” (the person-in-
environment) merupakan faktor penting dalam praktek pekerjaan sosial,
khususnya dalam praktek tingkat makro atau praktek pengembangan
masyarakat.
2) Pengembangan masyarakat memerlukan pemahaman mengenai sejarah
dan perkembangan suatu masyarakat serta analisis mengenai status
masyarakat saat ini.
3) Masyarakat secara konstan berubah. Individu-individu dan kelompok-
kelompok begerak kedalam perubahan kekuasaan, struktur ekonomi,
sumber pendanaan dan peranan penduduk.
Pemetaan sosial dapat disimpulkan sebagai pendekatan dalam
mengeatahui karakterisitik dari masyarakat di wilayah tertentu. Hal tersebut juga
berpengaruh terhadap kondisi wilayah tertentu yang juga berdiri perusahaan
tertentu yang juga ikut berpengaruh terhadap peran perusahaan untuk
mementingkan kehidupan berkelanjutan bagi masyarakat sekitarnya. Sesuai
dengan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 1 Tahun 2021
tentang Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan

1
Hidup (PROPER) menjadi instrumen yang wajib bagi perusahan. PROPER
menjadi instrumen yang digunakan pemerintah dalam melakukan pengawasan
terhadap perusahaan/pelaku usaha dalam menjalankan usahanya sesuai dengan
Undang-Undang yang berlaku untuk keberlanjutan kehidupan bagi lingkungan
selanjutnya. Sehingga peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor 1 Tahun 2021 tentang Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup juga sangat erat hubungannya dengan
masyarakat yang tinggal diskitar perusahaan. Hal tersebut dapat menjadi penilaian
dalam penilaian pemetaan sosial, bagaimana peran perusahaan dan program
ataupun kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk masyarakat sekitar dan
lingkungan perusahaan.

Dalam praktek pemetaan sosial ini penulis memilih Desa Tanjung Seteko
yang merupakan salah satu desa yang berada di wilayah pemerintah Kabupaten
Ogan Ilir. Desa Tanjung seteko memiliki jarak yang tidak jauh dari ibu kota
Sumatera Selatan yakni Kota Palembang, jaraknya sekitar 40 km yang dapat
ditempuh melalui dua jalur, yaitu jalur sungai Ogan dan jalur darat yang memakan
waktu sekitar 1,5 jam. Sedangkan jarak dari ibu kota Kabupaten Ogan Ilir sekitar
15 menit perjalanan. Sementara itu menurut Kepala Desa Tanjung Seteko
sulaiman mengatakan bahwa desa tersebut sudah lama sejak zaman penjajahan
Belanda dan Jepang, namun secara pasti tahunnya belum ada informasi yang
jelasa ataupun data dokumentai.

Adapun ruang lingkup pemetaan sosial ini meliputi :

1) Studi Pemetaan sosial untuk memahami kondisi lingkungan dan


sosiokultural.
2) Studi ini dibatasi pada lingkup analisis sosial setempat.
Sedangkan tujuan pemetaan sosial ini meliputi:
1) Menganalisis kondisi sosial masyarakat.
2) Menganalisis peran berbagai stakeholder, terhadap proses-proses sosial
yang meliputi partisipasi, kerjasama, konflik dan kemandirian.

2
BAB II
METODE DAN TEKNIS PEMETAAN

Dalam praktek pemetaan sosial ini penulis menggunakan metode


penelitian kualitatif deskriptif. Haris Herdiansyah berpendapat bahwa pendekatan
kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu
fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses
interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang
diteliti. Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif yaitu suatu penelitian yang bermaksud memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah serta
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Dengan kata lain penelitian
deskriptif, peneliti hendak menggambarkan suatu gejala (fenomena) atau sifat
tertentu, tidak untuk mencari atau menerangkan keterkaitan antar variabel. Penulis
menggambarkan peristiwa maupun kejadian yang ada di lapangan tanpa
mengubahnya menjadi agka atau simbol

Pada praktek pemetaan sosial ini menggunakan teknik pengumpulan data


melalui wawancara dan observasi. Wawancara adalah cara menghimpun bahan
keterangan yang dilakukan dengan tanya jawab secara lisan secara sepihak
berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditetapkan. Anas
Sudijono (1996: 82) ada beberapa kelebihan pengumpulan data melalui
wawancara, diantaranya pewawancara dapat melakukan kontak langsung dengan
peserta yang akan dinilai, data diperoleh secara mendalam, yang diinterview bisa
mengungkapkan isi hatinya secara lebih luas, pertanyaan yang tidak jelas bisa
diulang dan diarahkan yang lebih bermakna.

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui


sesuatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan
atau prilaku objek sasaran. Menurut Nana Sudjana observasi adalah pengamatan
dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik
observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-
fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya tidak hanya
terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi metode observasi diartikan sebagai
pengamatan, pencatatan dnga sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.8
Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana penelitian
atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan
selama penelitian. Dari pengertian di atas metode observasi dapat dimaksudkan
suatu cara pengambilan data melalui pengamatan langsung terhadap situasi atau
peristiwa yang ada dilapangan.

Dalam praktek pemetaan sosial ini orang yang menjadi informan yakni:

3
1) Sulaiman (50 Tahun), sebagai Kepala Desa ;
2) Kurniawan (28 Tahun), sebagai Sekretaris Desa;
3) Katirin (53 Tahun), sebagai Ketua Kelompok Tani Sayuran
Alasan penulis memiilih informan tersebut karena melihat dari perannya di
Desa Tanjung Seteko. Dan informan yang dipilih merupakan stakeholder desa
ttersebut dan memahami betul tentang kondisi lingkungan masyarakat sekitar.

4
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Sejarah Lokasi
Menurut keterangan yang diperoleh dari kepala desa tanjung seteko
bahwa desa tersebut sudah lama adanya, sejak zaman penjajahan belanda dan
jepang, namun secara pasti tahunnya belum dipastikan karena belum ada
informasi yang jelas atau dokumentasi desa, sedangkan untuk mengetahui asal
usul desa ini hanya berupa kisah-kisah atau cerita cerita lisan yang disampaikan
dari mulut-kemulut dan generasi kegenerasi berikutnya. Adapun latar belakang
penduduk yang mendiami desa tanjung seteko berasal dari keturunan warga desa
sakatiga yang berpindah menggarap tanah persawahan dan perkebunan.
Mengenai desa tanjung seteko, yaitu diambil dari tempat dan area desa
tersebut. Kata tanjung seteko adalah asal dari tempat desa ini, yaitu hutan yang
begitu luas dari keramaian masyarakat desa lainnya yaitu dengan istilah
menanjung, maka dikatakan tanjung, sedangkan seteko merupakan asal dari
daerah penuh dengan hutan belantara atau hutan lebat, pada hutan lebat inilah
inilah banyak terdapat akar “kelele” yaitu akar yang besar-besar pada hutan
tersebut, sebelum hutan itu dibuka menjadi desa, maka dengan itulah dinamakan
desa tanjung seteko.
Sedangkan menurut informasi yang menjadi sebab dinamakan tanjung
seteko yaitu desa itu sendiri berbentuk siku dan tempatnya jauh menunjang, maka
dinamakan desa tanjung seteko. Desa ini asalnya merupakan suatu tempat yang
merupakan hutan lebat tang didomisili hanya beberapa manusia saja sebagai
penduduk pertama kali berdiri. Namun sekarang seiring perkembangan zaman
dan jumlah penduduknya semakin banyak, hal inilah menurut keterangan yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan zaini abdullah pemuka agama di tanjung
seteko, bahkan sebanyak penduduk lain yang berpindah kedesa tanjung seteko.
Dengan demikian hutan lebat yang ditemui didesa tanjung seteko ini secara
berangsur-angsur digarap dijadikan ladang atau kebun,sawah dan sebagainya
yang dijadikan tempat mata pencaharian desa tersebut.
B. Kondisi Geografi
Desa tanjung seteko merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah
kabupaten ogan ilir provinsi sumatera selatan, dengan luas wilayahnya 38,20 km2.
Secara administratif Desa Tanjung Seteko berada dalam wilayah kecamatan
indralaya dan mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah timur berbatasan dengan desa sakatiga
2. Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan timbangan dan
palamraya
3. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan indralaya
mulia,kelurahan indralaya raya, dan kelurahan indralaya indah
4. Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan indralaya

5
Desa ini mempunyai jarak yang tidak jauh dari kota sumatera selatan yaitu:
palembang, jarak tersebut bisa melalui dua jalur yakni yang pertama jalur sungai
melalui arus sungai ogan dengan memakan waktu sekitar 2 jam dan yang kedua
ditempuh dengan jalan darat dengan memakan waktu sekitar 1,5 jam, sedangkan
jarak dari desa ke ibu kota kabupaten sekitar 15 menit perjalanan.
Secara geografi kondisi aksesibilitas di Desa Tanjung Seteko cukup baik,
karena desa Tanjung Seteko sendiri berdekatan dengan jalur lintas timur
sumatera, sedangkan kondisi jalan di desa sendiri masih terdapat ketimpangan
terhadap pembangunan jalannya. Kondisi jalan di wilayah Desa Tanjung Seteko
belum secara keseluruhan kondisi jalannya layak, masih ada beberapa dusun
yang akses jalannya masih berupa kerikil dan tanah dan belum sama sekali
dibangun jalan seperti cor ataupun aspal seperi di dusun VII dan Dusun VI. Akses
trasportasi desa tanjung seteko terdapat jalan aspal sebagai jalan penghubung
anatara desa,kecamatan dan kabupaten. Adapun akses terasportasi yang masih
digunakan adalah angkutan pedesaan seperti angkutan umum ataupun sepeda
motor milik pribadi.
3. Kondisi Demografi
Desa tanjung seteko kecamatan indralaya kabupaten ogan ilir memiliki luas
38,20 km2 serta memiliki tujuh dusun dan enam belas RT, meliputi dusun 1, dusun
ll, dusun lll, dusun lV, dusun V, dusun VI, dan dusunVII. Jumlah penduduk desa
tanjung seteko mencapai 4.132 jiwa, dengan rincian 2060 laki-laki dan 2072
perempuan, dengan jumlah KK (Kepala Keluarga) sebanyak 778 KK. Untuk lebih
jelasnya mengenai kepadatan penduduk desa tanjung seteko berikut ini tabel
kepadatan penduduk berdasarkan kepala keluarga dan jenis kelamin
Data Jumlah Kepala Keluarga Dan Jenis Kelamin

Desa tanjung seteko Jenis kelamin Jumlah kepala


(dusun 1-dusun VII)
4.132 jiwa Laki-laki perempuan 778 KK
2060 jiwa 2072 jiwa

Sedangkan untuk kondisi pendidikan di Desa Tanjung Seteko tercatat ada


1 unit PAUD beringin indah dan 3 bangunan bangunan sekolah dasar
(SD/ibtida,iyah): 1. SD 16 tanjung seteko 2. SD percontohan indralaya3. MI
PIAT(madrasah ibtidai,yah perguruan islam al-mubir tanjung seteko), 1 bangunan
SMP yaitu SMPN. 1 Indaralaya, SMA. 1 indralaya dan terdapat pondok pesantren
al ittifaqiyah. Dan berikut komposisi penduduk menurut tingkat pendidikannya:
Data Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah Presentase


1 Tidak sekolah 1145 30%
2 SD/MI/Sederajat 2395 35%
3 SMP/MTs/Sederajat 680 14%
4 SMA/MA/sederajat 796 18%
5 Perguruan tinggi 116 3%
Jumlah 4.132 100%

6
Mata pencaharian penduduk desa tanjung seteko sifatnya beraneka
ragam, namun yang paling nominal adalah sebagai petani. Berikut data jumlah
warga serta mata pencahariannya:
Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariannya

No Pekerjaan Jumlah
1. PNS 107
2. TNI/POLRI 5
3. Pedagang 114
4. Nelayan 9
5. Petani 1017
6. Buruh 178
7. Tukang 9
8. Bidan desa 1
9. Dosen 1
10 Guru 26
11 Industri 9
12 Karyawan BUMN,honorer, swasta 97
13 Konsultan 1
14 Mekanik 1
15 Pelajar/ mahasiwa 240
16 Pensiun 9
17 Perawat 2
18 Peternek 6
19 Sopir 11
20 Wiraswasta 429
21 Tidak/belum bekerja 1.098
22 IRT 762
JUMLAH 4.132

Dari tabel tersebut mayoritas penduduk desa tanjung seteko mata


pencahariannya bertani dengan jumlah 1017 jiwa, diantara mereka petani upahan
artinya ia hanya menggarap tanah orang dan ada juga petani yang menggarap
tanah miliknya sendiri.

7
BAB IV
HASIL PEMETAAN SOSIAL

1. Pemetaan Aktor (Stakeholder)


N Nama Jenis Um Pendidik Pekerjaan Jabatan Kategori
o Kelami ur an Aktor
n
1 Fauzi L 39 S1 Petani Tokoh Individu
Romzi masyarak
at
2 Kiyai L 40 SMA Penceram Imam Individu
abdullah ah masjid
dusun III
3 Santo L 22 S1 Guru Ketua Individu
hidayat karang
taruna
4 Winarti P 34 S1 guru ngaji, Sekretari Individu
mahasisw s karang
a taruna
5 Rubbin P 32 S1 Pengacara Ketua Individu
DPC PDI
Perjuang
an Ogan
Ilir
6 Sudirma L 47 SMA Pedagang Ketua Kelompo
n kelompok k
pedagang
7 Katirin P 53 SMA Petani Ketua Kelompo
kelompok k
tani
8 Maruiah P 35 SMA Ibu rumah Ketua Kelompo
tangga kelompok k
arisaan
9 Martini P 45 SMP Ibu rumah Ketua Kelompo
tangga kelompok k
seni
marhaba
n
1 Rahman L 20 SMA Mahasisw Kelompo
0 a k
1 Sulaima L 50 S1 Aparat Kepala Organisa
1 n desa desa si
1 Kurniaw L 28 S1 Aparat Sekretari Organisa
2 an desa s desa si

2. Jaringan Hubungan Antar Aktor

8
Dari tabel aktor-aktor yang ada semuanya saling berhubungan satu sama
lain untuk pembangunan dan kemajuan Desa Tanjung Seteko. Dan digambarkan
sebagai berikut:

Sulaiman (50)
Kepala Desa

Fauzi Romzi (39) Martini (45)


Tokoh Masyarakat Tokoh Seni

Kiyai Abdullah (40) Rahman (20)


Tokoh agama Remaja Masjid

Santo Hidayat (22) Maruiah (35)


Tokoh Pemuda Kelompok Arisan

Winarti (34) Katirin (53)


Tokoh Perempuan Kelompok Tani

Rubbin (32) Sudirman (47)


Kurniawan (28)
Tokoh Politik Sekretaris Desa Tokoh Pedagang

3. Deskripsi Posisi Sosial dan Peranan Sosial Aktor

N aktor Kepentingan Kekuatan Posisi Peranan Sosial


o Aktor Aktor Sosial
1 Sulaiman Memiliki Memiliki Kepala Melaksanakan
kepentingan legitimasi Desa berbagai
dalam jabatan implementasi
menjalankan tata sebagai kebijakan
kelola lurah dan pembangunan
pemerintahan modal dan aktif ikut
kelurahan, baik keuangan serta dalam
terkait dari Dana malayani
administrasi Desa. masyarakat.
pemerintah,
pembangunan
dan
pemberdayaan
masyarakat.
Memastikan
semua kegiatan
dan program
kelurahan dapat

9
berjalan dengan
baik.
2 Kurniawa Memiliki Memiliki Sekretarai Membantu
n kepentingan legitimasi s Desa masyarakat
dalam jabatan untuk
menjalankan sebagai mendapatkan
layanan sekretaris layanan yang
terhadap desa. baik.
masyarakat dan
mengurus
administrasi
desa.
3 Fauzi Memiliki Menjadi Tokoh Mendorong
romzi kepentingan tokoh yang masyarak masyarakat
dalam menjadi at untuk mau
menggerakkan patokan memberikan
masyarakat masyarak saran ataupun
untuk at dalam masukan buat
memberikan melakukan pembangunan
saran maupun kegiatan dan
masukan untuk untuk pengembangan
pembangunan kepenting desa
dan an desa
pengembangan
desa.
4 Kiyai Memiliki Tokoh Imam Memberikan
abdullah kepentingan agama masjid pemahaman
untuk agama yang
menyebarkan lebih dalam
ajaran ilmu-ilmu kepada
agama islam. masyarakat
5 Santo Memiliki Tokoh Ketua Membuat
hidayat kepentingan pemuda karang kegiatan-
untuk desa taruna kegiatan positif
memberdayakan yang diadakan
pemuda para pemuda
desa. desa.
6 Winarti Memiliki Tokoh Sekretaris Menyelenggarak
kepentingan perempua karang an forum-forum
untuk n desa taruna perempuan
memberdayakan untuk
pemudi desa mengembangka
terutama n keterampilan
golongan perempuan.
perempuan
7 Rubbin Memiliki Tokoh Ketua Memastikan
kepentingan politik DPC PDI setiap kegiatan
dalam desa Perjuanga politik yang
menjalankan n Ogan Ilir diadakan di desa
kepentingan seperti pemilihan
politik desa. kades dll
berjalan lancar

10
dan
menghasilkan
pemimpin-
pemimpin yang
berkompeten.
8 Sudirma Memiliki Kelompok Tokoh Memastikan para
n kepentingan pedagang pedagang pedagang yang
untuk desa ada didesa bisa
memberikan terus
pembinaan untuk berkembang dan
mengembangka membantu
n usaha dagang dalam
milik mencarikan
masyarakat. bantuan modal
jika kekurangan
modal.
9 Katirin Memiliki Kelompok Ketua Memastikan para
kepentingan petani Kelompok petani desa bisa
untuk tani mengembangka
mengembangka n dan
n potensi meningkatkan
pertanian dan hasil pertanian
mensejahteraka mereka sehingga
n petani desa dapat
meningkatkan
kesejahteraan
mereka.
10 Maruiah Memiliki Kelompok Tokoh Memastikan rasa
kepentingan arisan Kelompok kekeluargan dan
untuk arisan gotong royong
menggerakkan sesama ibu-ibu
rasa desa berjalan
kekeluargaan harmonis dan
dan gotong saling beriringan.
royong sesam
ibu-ibu desa.
11 Rahman Memiliki Kelompok Tokoh Memberdayakan
kepentingkan remaja remaja remaja-remaja
untuk masjid masjid masjid aktif dan
mengembangka menyelenggarak
n masjid dan an kegiatan-
menyelenggarak kegiatan yang
an kegiatan- berpusat
kegiatan hari dimasjid.
besar islam.
12 Martini Memiliki Kelompok Kelompok Meningkatkan
kepentingan penggerah seni kelestarian seni
untuk seni. marhaban agar
mengembangka tetap terus
n keterampilan diadakan setiap
seni marhaban di ada kegiatan
desa keagamaan.

11
4. Derajat Kekuatan Aktor
Kekuatan aktor yang menjadi fokus dalam pemetaan sosial ini adalah
Kepala Desa dan Sekretaris Desa Tanjung Seteko dalam menjalankan
administrasi dan pelayanan desa. Hal tersebut didasari karena pemerintah Desa
Tanjung Seteko tidak memiliki kantor desa, sehingga dalam melakukan pelayanan
masyarakat mereka menumpang di tempat pengiriman air ke Universitas
Sriwijaya. Kepala Desa menjadi aktor yang paling kuat dalam menjalankan
tanggung jawabnya untuk melayani masyarakat, sehingga tidak jarang juga kepala
desa sering berkeliling desa untuk memberikaan layanan kepada masyarakat, baik
itu bertemu di pinggir jalan ataupun mendatangi rumah masyarakat yang memang
sedang membutuhkan pelayanan. Hal tersebut dilakukan karena Desa Tanjung
Seteko memiliki wilayah yang cukup luas dan jarak antar dusun cukup berjauhan
sehingga cukup mempersulit masyarakat untuk mendapatkan pelayanan. Setelah
kepala desa ada sekretaris desa yang menjadi aktor paling kuat kedua, karena
setiap layanan yang diterima oleh kepala desa langsung dilimpahkan ke sekretaris
desa untuk ditindak lanjuti. Sekretaris desa juga memiliki peran dalam membantu
masyarakat untuk mendapatkan layanan yang baik dan cepat.

5. Identifikasi Forum-Forum sebagai Sarana Masyarakat dalam membahas


kepentingan Publik

No Nama forum Keanggotaan Frekuensi Pertemuan Aktivitas


dan Jadwal
1 Musyawarah Seluruh 1x pertahun (Fleksibel) - musyawarah
Desa Kepala tingkat desa.
(MUSDES) Dusun dan - Mengajukan
ketua RT/RW permasalahan
se kelurahan yang ada di dusun
Desa masing-masing.
Tanjung - Menyampaikan
Seteko serta kritik dan saran
organisasi untuk
yang ada di pembangunan
Desa desa kedepan.
Tanjung - Menyampaikan
Seteko. masalah dari setiap
dusun masing-
masing.
- Pengambilan
keputusan untuk
kepentingan
masyarakat dari
semua kritik, saran
dan masalah yang
disampaikan.

6. Potensi Penghidupan Berkelanjutan

• Human Capital

12
Kondisi pendidikan di Desa Tanjung Seteko tergantung kelompok
usianya. Menurut keterangan dari Kurniawan skretaris desa Tanjung
Seteko dalam mengakses pendidikan masyarakat desa tanjung seteko
harus keluar desa untuk mendapatkan pendidikan tingkat menengah
hingga perguruan tinggi. Di Desa Tanjung Seteko hanya berdiri TK dan SD.
Sedangkan untuk pelatihan keterampilan itu hanya ada pelatihan
seni marhaban dan juga klub sepakbola remaja. Disisi lain untuk
meningkatkan keterampilan di bidang usaha pemerintah desa maupun
organisasi yang ada belum memberikan kegiatan untuk meningkatkan
keterampilan masyarakat desa. Padahal desa tanjung seteko juga memiliki
potensi usaha rumah tangga yang bisa dikembangkan untuk lebih baik lagi
seperti pertanian, kemplang, menjahit, kerajinan tenun dan pengolahan
abon
• Financial Capital
Untuk lembaga keuangan di Desa Tanjung Seteko belum ada
lembaga keuangan yang mendirikan di wilayah tersebut. Meskipun
demikian akses masyarakat untuk mendapatkan layanan dari lembaga
keuangan cukup mudah. Pasalnya lembaga keuangan seperti Bank
Perkreditan Rakyat dan koperasi itu mengirimkan pegawai mereka untuk
mendatangi masyarakat dan membantu masyarakat yang membutuhkan
dana untuk pemenuhan kebutuhannya.
Di Desa Tanjung Seteko juga banyak berdiri warung-warung kecil
yang berjualan beranke kebutuhan. Untuk pendapatan masyarakatnya
menurut penuturan dari Sekretaris Desa rata-rata pendapatan setiap
keluarga itu + 2.000.000,-. Masyarakat Desa Tanjung Seteko yang bekerja
sebagai petani juga menabung untuk kebutuhan yang akan datang dengan
menyisihkan sedikit hasil panen mereka yang berlangsung 3 bulan sekali
dengan jumlah 1.500.000,- setpa kali panen. Disamping itu masyarakat
juga memiliki aset berupa rumah beserta tanah dengan hak milik sendiri,
kendaraan pribadi seperti motor yang hampir dimiliki setiap rumah, dan
lahan pertanian.
• Physical Capital
Di Desa Tanjung Seteko ada beberapa fasilitas infrastuktur yang
dibangun, sebagai berikut:

Data Infrastruktur Desa Tanjung Seteko Kecamatan Indralaya


Kabupaten Ogan Ilir

No Infrastruktur volume Dibangun


1 Jalan:
• Jalan provinsi 3 km APBN
• Jalan kabupaten 2 km APBN
• Jalan lingkungan rabat 920 km
beton 1800 km
• Jalan lingkungan tanah
2 Sarana Sanitasi:
• Sumur gali 509 Unit Pribadi
• PDAM 4 unit Pemerintah
• MCK 10 unit Pemerintah

13
3 Sarana Dan Prasaran:
• Tempat belajar PAUD 1unit Pemerintah
• Gedung SD 3 unit Pemerintah
• Masjid 7 unit Pemerintah
• Musholla 12 unit Pemerintah
Sedangkan untuk kondisi pendidikan di Desa Tanjung Seteko
tercatat ada 1 unit PAUD beringin indah dan 3 bangunan bangunan
sekolah dasar (SD/ibtida,iyah): 1. SD 16 tanjung seteko 2. SD percontohan
indralaya3. MI PIAT(madrasah ibtidai,yah perguruan islam al-mubir tanjung
seteko), 1 bangunan SMP yaitu SMPN. 1 Indaralaya, SMA. 1 indralaya dan
terdapat pondok pesantren al ittifaqiyah.
Kondisi kesehatan masyarakat desa tanjung seteko mayoritas
terpenuhi, hal ini didukung oleh letak desa yang jauh dari puskesmas
kecamatan yang hanya berjarak 1,5 Km, lama waktu tempuh dengan
kendaraan motor adalah 5 menit, kemudian, dukungan oleh adanya
POSKESDES untuk menunjang stabilnya tingkat kesehatan bagi anak
balita, sehingga masyarakat tidak merasa kesulitan untuk mendapatkan
jaminan sehat bagi anak-anak balita mereka. Selain itu juga menunjang
kesehatan dan kebersihan lingkungan disetiap RT/RW terhadap 10 WC
umum.
Untuk kegiatan peribadatan sendiri di Desa Tanjung Seteko
terdapat tujuh masjid yang berdiri di setiap dusun dan beberapa musholla.
Untuk tempat peribadatan selain masjid tidak ada, hal tersebut dikarenakan
seluruh warga desa Tanjung Seteko beragama islam.
• Social Capital
Kegiatan sosial masyarakat didesa tanjung seteko pada prinsipnya
masih sangat kurang sekali. Hal ini sesuai dengan banyaknya kesibukan-
kesibukan mereka dengan pekerja masing-masing untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka sehari-hari dengan kesibukan masyarakat dalam
urusan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari mereka masing-masing,
maka kegiatan beroganisasi nampaknya kurang minat didalam
masyarakat. Begitu juga dengan kegiatan sosial bersifat rutin juga belum
ada sama sekali, tetapi kegiatan yang bersifat kontemporer sudah ada,
artinya kegiatan tersebut dilaksanakan apabila seperti gotong royong
membersihkan jalan, memperbaiki mesjid, membershkan lingkungan
rumah penduduk dll.
7. Kebutuhan Masyarakat Dalam Mendukung Penghidupan Berkelanjutan

No Potensi/Permasalahan Peluang Justifikasi


SDM Pengembangan/Mitigasi
Masalah
1 Minimnya kegiatan - Membuat kegiatan - Kesibukan
organisasi masyarakat masyarakat masyarakat
dilingkup desa yang terhadap
menarik minta pekerjaan
masyarakat. masing-masing.
- Mengembangkan - Kurang minatnya
organisasi yang masyarakat
terhadap kegiatan

14
sudah dibentuk oleh yang diadakaan
masyarakat. oleh organisasi
masyarakat.
2 Tidak ada pelatihan - Membuat kegiatan - Kurangnya
dan keterampilan bagi pelatihan untuk pengetahuan
industri rumah tangga mengembangkan dalam
dan pengaguran. industri rumah membentuk
tangga. kegiatan
- Membuat kegiatan pelatihan
pelatihan kerja mengembangkan
dalam industri rumah
meningkatkan tangga.
keterampilan bagi - Kurangnya
para pengangguran inovasi untuk
mengembangkan
industri rumah
tangga yang
sudah ada.
3 Kelompok tani dengan - Membuat kegiatan - Petani yang
peralatan sederhana pelatihan bagi para masih
petani untuk menggunakan
menggunakan alat metode dan alat-
modern pertanian alat tradisional
untuk dalam mengolah
mengembangkan lahan pertanian
hasil pertanian

8. Kerentanan (Vulbarability) dan Kelompok Rentan


Kelompok rentan menurut Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam
menikmati standar kehidupan yang layak. Kelompok rentan berhak
mendapatkan perlakuan khusus untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Berdasarkan hasil pemetaan sosial yang dilakukan terdapat beberapa
kelompok rentan yang ditemukan, sebagai berikut:
• Fakir miskin : 350 Rumah Tangga
• Keluarga Pra Sejahtera : 400 Rumah Tangga
• Anak Terlantar : 3 Orang
• Lanjut Usia :
- Laki-laki : 215 orang
- Perempuan : 325 orang

9. Permasalahan Sosial
a) Kemiskinan
Di lingkungan Desa Tanjung Seteko banyak ditemui kemiskinan
yang dinilai dari tempat tinggal, jumlah penghasilan dan juga tanggungan
di keluarga tersebut. Namun pemerintah desa telah mengupayakan
berbagai hal dengan cara mengajukan bantuan kepada pemerintah agar
dapat meringankan kebutuhan keluarga. Disisi lain keluarga miskin ini juga
memanfaatkan lahan yang kosong atau tidak terpakai untuk dibuka dan

15
dijadikan lahan pertanian bagi mereka untuk membantu memenuhi
kebutuhan keluarga mereka.
b) Pengangguran
Pengangguran di Desa Tanjung Seteko jumlahnya cukup banyak.
Biasanya disebabkan karena adanya remaja yang putus sekolah,
masyarakat yang kerja serabutan. Ada juga masyarakat yang jadi
pengangguran dikarenakan roda kehidupan yang terus berputar yang
dulunya memiliki pekerjaan dan penghasilan yang tetap tetapi sekarang
justru kebalikannya.
c) Anak jalanan
Di Desa Tanjung Seteko juga terdapat anak jalanan yang berasala
dari dusun VI yang berjumlah tiga orang. Rata-rata mereka berasal
keluarga yang memang kurang didikan dari orang tua dan juga
permasalahan keluarga. Kegiatan mereka seharihanya sekedar keliling-
keliling desa ataupun nongkrong dan tidak mengganggu ketertiban di
masyarakat. mereka juga lebih sering melakukan aktivitas dijalanan lintas
daripada di desa.
d) Minuman keras
Penggunaan minuman keras sendiri di Desa Tanjung Seteko dilatar
belakangi karena masyarakat stress ataupun masalah-masalah yang
sedang mereka hadapi sehingga melampiaskannya dengan minum-
minuman keras. Bisanya masyarakat melakukan kesempatan minum-
minuman keras ketia ada warga yang menggelar orgen tunggal pada waktu
malam hari. Biasanya masyarakat menggunakan minuman keras dengan
jenis anggur merah dan dioplos dengan minuman berenergi lainnya.
merkea mendapatkan minuman tersebut karena ada masyarakat yang
dengan sengaja membawanya untuk diminum bersama-sama. Meskipun
demikian respon masyarakat sekitar tidak memperdulikan hal tersebut
karena masyarakat beranggapan hal semacam minum minuman keras itu
kembali lagi ke individu masing-masing, yang penting tidak menggangu
ketertiban yang ada di masyarakat.
e) Prostitusi
Kegiatan prostitusi di Desa Tanjung Seteko melibatkan mahasiswa
desa tersebut. Prostitusi yang melibatkan mahasiswa ini memiliki
pelanggan dari kalangan bapak-bapak dengan ekonomi atas yang
memang menyukai wanita-wanita yang masih muda. Dan masyarakat
sekitar tidak terlalu memperdulikan adanya prostitusi yang dilakukan
mahasiswi tersebut, karena masyarakat menganggap mereka masih
mempunyai keluarga yang bisa membimbing dan mendidiknya untuk jadi
lebih baik lagi dan meluruskan bahwa apa yang mereka lakukan itu salah.
f) Perjudian
Kegiatan perjudian juga terjadi di Desa Tanjung Seteko, biasanya
dilakukan ketika ada masyarakat yang mengadakan hajatan dan dilakukan
pada malam hari yang sekaligus berjaga malam di tempat hajatan tersebut
dengan menggunakan kartu remi. Kegiatan tersebut juga tidak selalu
dilakukan di semua acara hajatan yang diadakan masyrakat. Hal tersebut
terjadi karena perjudian menjadi hal yang sudah tidak jadi kebiasaan
masyarakat saat adanya masyarakat mengadakan hajatan. Dan hal
tersebut juga tidak semua masyarakat yang berjaga malam di tempat

16
hajatan ikut melakukan perjudian juga, hanya beberapa saja yang
melakukannya. Dengan adanya kegiatan perjudian tersebut masyarakat
sekitar juga tidak terlalu memperdulikan hal tersebut.
g) Narkoba
Penggunaan narkoba di Desa Tanjung seteko sendiri mirip dengan
penggunaan minuman keras yang dilakukan setiap ada masyarakat yang
mengadakan orgen yang diadakan pada malam hari. Dan penggunanya
biasanya mendapatkan narkoba dari orang yang sengaja berjualan
narkoba di acara tersebut yang tidak tau darimana penjual tersebut
mendapatkan narkoba tersebut. Penggunanya juga biasanya mereka yang
sedang banyak masalah yang sedang dihadapai ataupun stres. Di Desa
Tanjung Seteko hanya segelintir masyarakat yang menjadi pengguna
narkoba karena tidak setiap hari ada kegiatan orgen yang diadakan pada
malam hari. Seperti halnya masalah sosial lain yang muncul, masyarakat
sekitar tidak terlalu memperdulikan masyarakat yang menggunakan
narkoba yang tersebar di Desa Tanjung Seteko.

17
BAB V
Rekomendasi Program Pengembangan Masyarakat

Rancangan program pengembangan masyarakat yang ditawarkan di Desa


Tanjung Seteko berdasarkan hasil pemetaan sosial yang telah dilakukan adalah:
1. Kegiatan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat Desa Tanjung
Seteko yang memiliki industri rumah tangga seperti kemplang, menjahit
dan tenun agar meningkatkan hasil industri rumah tangga dan
mengembangkannya.
2. Memberdayakan kelompok tani dengan memberikan pelatihan cara bertani
secara modern dan strategi dalam memasarkan hasil panen supaya
mendapatkan hasil yang maksimal.
3. Mengembangkan dan memberdayakan para masyarakat terutama
pemudanya untuk mengembangkan organisasi masyarakat yang sudah
ada seperti karang taruna, PKK, remaja masjid dll dan membuat program-
program berkelanjutan utnuk pembangunan Desa Tanjung Seteko.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2001. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat


dan Intervensi Komunitas, Pengantar dan pemikiran Praktis. Jakarta:
UI Press.
Moleong, J.Lexi. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Netting, F. Ellen, Peter M. Kettner dan Steven L. McMurtry (1993), Social
Work Macro Practice, New York: Longman.
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta :PT Raja Grafindo
Persada, 2013), hlm. 75. 2 Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian
Kualitatif, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm, 58. 39
Twelvetrees, A. (1991), Community Work, London: McMillan.

19

Anda mungkin juga menyukai