Anda di halaman 1dari 35

PROPOSAL PENELITIAN

PERAN BUMDES BERSAMA BANGKIT MANDIRI DALAM PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT DI KECAMATAN NITA KABUPATEN SIKKA

CAECILIA ELCHYTA DUA SARENG


(2211020012)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU ADMINISTRASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala ucapan syukur pneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus Dan Bunda Maria yang
selama ini sudah memberikan peneliti kesehatan, kekuatan ilmu yang dipeljari selama ini
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan proposal penelitian dengan judul “Peran
Bumdes Bersama Bangkit Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Nita
Kabupaten Sikka”.

Proposal penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister Ilmu
Administrasi pada program studi Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Nusa Cendana Kupang. Selama proses penyelesaian proposal penelitian ini peneliti
mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, hanya ucapan terimakasih dan
doalah yang dapat peneliti sampaikan kiranya Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang mmberikati
semua pihak yang telah membantu peneliti selama mengerjakan proposal penelitian ini.

Pada kesempatan ini, peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:

1. Prof.Dr.drh. Maxs U.E Sanam, M.Sc selaku Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang.
2. Dr. Melkisedek N.B.C selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Nusa Cendana Kupang.
3. Dr. Ajis Salim Djaha, M.Si selaku ketua Program studi Magister Ilmu Adminitrasi
sekaligus dosen penasihat akademik.
4. Dr. Pius Bumi Kellen, MM selaku pembimbing 1 yang telah dengan sabar memberikan
bimbingan, mengarahkan, menuntun dan sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan
proposal penelitian ini.
5. Dr. I Putu Yoga B. Pradana, M.Si selaku pembimbing II yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan, mengarahkan, menuntun dan sangat membantu peneliti dalam
menyelesaikan proposal penelitian ini.
Akhir kata, peneliti menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan, sehingga segala
kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan penulisan. Semoga
hasil dari penelitian ini bisa bermanfaat bagi pembaca, penelitian berikutnya dan perkembangan
ilmu pengetahuan.
Kupang, 05 Agustus 2023

Peneliti
DAFTAR ISI

Halaman judul...........................................................................................................................

Kata Pengantar .........................................................................................................................

Daftar Isi ....................................................................................................................................

Daftar Tabel...............................................................................................................................

Daftar Gambar ..........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................

1.1. Latar belakang .................................................................................................................


1.2. Rumusan masalah ...........................................................................................................
1.3. Tujuan penelitian ............................................................................................................
1.4. Manfaat penelitian ..........................................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................................

2.1 Kajian Teoritis .................................................................................................................


2.2 Kajian Empirik ................................................................................................................
2.3 Kerangka Berpikir ..........................................................................................................

BAB III METODOLOGI PEELITIAN ................................................................................

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................................


3.2 Lokasi Penelitian .............................................................................................................
3.3 Fokus Penelitian ..............................................................................................................
3.4 Sumber Data Dan Informan Penelitian .......................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................
3.6 Teknik Analisis Data .......................................................................................................
3.7 Validasi Dan Reabilitasi Data........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................


DAFTAR TABEL

Table 1.1 Nama Unit Usaha BUMDes Bangkit Mandiri .........................................................

Table 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................................................

Table 3.1 Informan Penelitian....................................................................................................


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 kerangka Berpikir ...................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan Nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
dalam wadah Negara kesatuan republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan
berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentran, tertib dan
dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Pembangunan Nasional sebagai pengamalan pancasila yang mencakup seluruh aspek
kehidupan bangsa diselenggarakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat
adalah pelaku utama pembangunan dan Pemerintah berkewajiban mengarahkan,
membimbing, melindungi, serta menumbuhkan suasana yang menunjang. Kegiatan
masyarakat dan kegiatan pemerintah saling menunjang, saling mengisi, dan saling
melengkapi dalam suatu kesatuan langkah menuju tercapainya Pembangunan Nasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut telah dilaksanakan pembangunan di segala bidang dengan
titik berat diletakkan pada bidang ekonomi seiring dengan kualitas sumber daya manusia
tetap bertumpu pada aspek pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas.
Indonesia merupakan Negara yang 80% penduduknya bermukim dan hidup di wilayah
pedesaan sehingga pemerintah perlu untuk meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan
potensi sumber daya alam serta sumber daya manusia. Pembangunan desa yaitu
pembangunan yang mempunyai peranan strategis dalam rangka pembangunan nasional dan
daerah, karena desa beserta masyarakatnya merupakan landasan atau basis dari kekuatan
ekonomi, politik, sosial-budaya dan pertahanan keamanan. Seluruhnya merupakan
pembangunan yang langsung menyentuh kehidupan dan kepentingan rakyat. Dalam
pelaksanaan pembangunan desa, desa harus melakukan prinsip transparansi, serta pelibatan
masyarakat baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun dalam pengawasan dan
pemantauan.
Sebagai satuan politik terkecil pemerintahan, desa memiliki posisi strategis sebagai
pilar pembangunan nasional. Desa memiliki banyak potensi tidak hanya dari segi jumlah
penduduk, tetapi juga ketersediaan sumber daya alam yang melimpah. Jika kedua potensi
ini dikelola dengan maksimal maka akan memberikan kesejahteraan bagi penduduk desa.
Akan tetapi, disadari bahwa selama ini pembangunan pada tingkat desa masih memiliki
banyak kelemahan. Kelemahan pembangunan pada tingkat desa antara lain disebabkan
tidak hanya karena persoalan sumber daya manusia yang kurang berkualitas tetapi juga
disebabkan karena persoalan keuangan. Dalam UU No.6 Tahun 2014, ditegaskan bahwa
landasan pemikiran pengaturan pemerintahan desa adalah keanekaragaman, partisipasi,
otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses yang membantu masyarakat untuk
memimpin dalam memperbaiki kegiatan sosial, situasi, dan keadaan. Pemberdayaan
masyarakat biasanya terjadi ketika masyarakat yang berpatisipasi. Karena partisipasi
masyarakat merupakan salah satu faktor dalam berhasilnya suatu pemberdayaan. Pada
umumnya pemberdayaan masyarakat adalah siklus kegiatan yang membuat masyarakatnya
bisa berdaya. (Hamid & Murtini dalam Hamid dkk, 2013:53) kata kunci pemberdayaan
pada dasarnya adalah: dalam proses pembangunan, masyarakat akan memimpin dan
memperbaiki keadaan. Dengan kata lain, keberhasilan suatu program atau kegiatan
pemberdayaan masyarakat ditentukan tidak pada pihak yang diberdayakan, tetapi pada
partisipasi aktif dari pihak yang diberdayakan untuk mengubah situasi dan kondisi menjadi
lebih baik lagi (Maryani & Nainggolan dalam Hamid dkk, 2019:8).
Pandangan tentang pemberdayaan masyarakat yang disebarluaskan sebagai topik inti
pembangunan mempertimbangkan fakta bahwa masih ada ketimpangan yang belum
terselesaikan, khususnya di daerah pedesaan, terpencil, dan tertinggal. Pemberdayaan pada
dasarnya bersifat berpusat pada komunitas dan sekaligus dikenal sebagai konsep
pembangunan yang berpusat pada manusia. Dengan demikian munculah fenomena
lembaga tradisional dalam masyarakat di desa, salah satunya Badan Usaha Milik Desa yang
merupakan badan usaha yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa yang berbunyi memberikan
keleluasaan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Dengan
pemahaman bahwa desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakatnya sesuai dengan kondisi dan sosial budaya setempat yang dimana
memberikan posisi desa yang strategis sehingga memerlukan perhatian terhadap
penyelenggara otonomi daerah, karena dengan adanya otonomi desa yang kuat akan
memberikan perwujudan otonomi daerah. Bumdes Bersama Bangkit Mandiri Sejahtera
yang merupakan Badan Usaha Milik desa yang terdiri dari 8 Desa di Kecamatan Nita yang
sudah berdiri sejak 21 Juli 2017. Yang dimana memiliki peran meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui penyerapan tenga kerja, menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat,
memberikan kemudahan akses usaha dan meningkatkan pendapatan asli desa yang dimana
dengan adanya bumdes sendiri memberikan penguatan ekonomi di pedesaan terutama di 8
desa yang melakukan kerja sama menciptakan Bumdes Bangkit Mandiri Sejahtera. Untuk
mencapai hasil yang baik, maka perlu memperhatikan potensi yang dimiliki, kebutuhan
pasar yang dimana memerlukan perencanaan yang matang dalam prosesnya. Karena
dominasi pada sektor pertanian yang memiliki hasil pertanian yang beragam maka perlu
juga memperhatikan perkembangannya sehingga meminimalisir rendahnya kemungkinan
srplus yang rendah pada kegiatan ekonomi desa yang disebabkan oleh kemungkinan tidak
berkembangnya sektor ekonomi di pedesaan. Dalam UU No 30 Tahun 2004 Junto UU
Nomor 23 Tahun 2014 tentang desa pasal 213 ayat (1) yang berbunyi Desa dapat
mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa. Yang
dimana pendirian Bumdes mestinya didasarkan pada kebutuhan dan potensi yang dimiliki
oleh desa, sebagai upaya yang dilakukan untuk memberikan kesejahteraan kepada
masyarakat, yang juga perlu menerapkan prinsip dalam implementasinya yaitu prinsip
partisipatif, kooperatif, transparansi, akuntable dan dalam pengelolaannya harus dilakukan
dengan bertanggungjawab, mandiri, dan professional.
Pendirian Bumdes juga didasarkan dengan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang desa yang berbunyi “kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentinga masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang
diakui dan dihormati oleh masyarakat pada pasal 78 tentang Bumdes yang berbunyi “usaha
yang dikelola oleh pemerintah desa, yang dapat didirikan sesuai dengan kebutuhan dan
potensi desa yang pembentukkannya berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Pendirian BUMDes juga dilandaskan pada UU No 32 Tahun 2004 , UU No 23 tentang
Pemerintah Daerah, UU No 6 Tahun 2014 tentang desa pasal 213 ayat (1) yang berbunyi
“desa dapat mendirikan badan usaha milik dsa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa”.
Dalam Permendagri Nomor 39 tahun 2010 pasal 1 angka 4 tentang Badan Usaha Milik
Desa yang berbunyi, “Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDes, adalah
usaha yang dibentuk atau dididrikan oleh pemerintah desa yang kepemilikkan modal dan
pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat”. Dalam hal memberikan
kesejahteraan kepada masyarakat pemerintah perlu mengembangkan potensi yang ada,
sehingga dari potensi ini dapat memberikan keuntungan bagi masyarakatnya. Pemerintah
juga diharapkan menciptakan iklim usaha yang dapat mendrong perkembangan
perekonomian yang sehat, yang dimana memberikan kesejahteraan bagi para anggotanya
juga bagi masyarakatnya juga dapat berkontribusi dalam membangun sistem perekonomian
nasional. Dalam proses yang berlangsung tentunya pemerintah juga menghadapi suatu
kondisi yang dimana terdapat persaingan antar sesame pelaku ekonomi, contohnya dalam
hal ini salah satu pengelola BUMDes sempat mengatakan bahwa pada salah satu program
yang dijalankan yaitu pada Unit Usaha KSP dan perkreditan cukup mengalami persaingan
karena disekitar kecamatan Nita terdapat beberapa Koperasi Simpan Pinjam misalnya Obor
Mas, Pintu Air, Hube Huter yang dimana ini menciptakan persaingan. Dengan hal ini
menciptakan sedikit sistem kelembagaan ekonomi di pedesaan tidak berjalan efektif yang
mungkin bisa mematikan semangat kemandirian yang dilakukan.
Untuk memaksimalkan roda prekonomian di desa, melalui kelembagaan ekonomi yang
dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa guna menggerak roda perekonomian. Lembaga
ekonomi ini harus didasarkan pada keinginan masyarakat desa yang diimplementasikan
dengan melihat potensi yang ada di desa yang apabila dikelola akan memberikan
pemasukan serta menimbulkan permintaan pasar. Lembaga ini pula harus dikuasai oleh
pemerintah desa atau modal yang diperoleh dari lembaga ini harus berasal dari pemerintah
desa, sehingga dapat dikelola dan dikontrol secara bersama sehingga terhindar dari
penyalahgunaan dengan tujuan utamanya untuk meningkatkan standar hidup ekonomi
masyarakat di desa. Bentuk kelembagaan ini yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Badan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021
tentang Badan Usaha Milik Desa berbunyi “Badan hukum yang didirikan oleh desa
dan/atau bersama desa-desa guna mengelola usaha, memanfaatkan asset, mengembangkan
investasi dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau menyediakan jenis
usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Kegiatan usahanya
dibidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola secara mandiri oleh BUMDes.
Juga pada Peraturan Menteri Desa, PDTT No 3 Tahun 2021 tentang pendaftaran, pendataan
dan pemeringkatan, pembinaan dan pengembangan, dan pengadaan barang dan/atau jasa
badan usaha milik desa, badan usaha milik desa bersama berbunyi “Badan hukum yang
didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa guna mengelola usaha, memanfaatkan
asset, mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa pelayanan, dan/atau
menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.
Kegiatan usahanya dibidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola secara
mandiri oleh BUMDes. BUMDes bersama merupakan pilar perekonomian diwilayah desa-
desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial . selain berperan sebagai
lembaga sosial yang berpihak pada kepentingan masyarakat melalui kontrsibusinya dalam
penyediaan layanan sosial, juga sebagai lembaga komersial yang bertujuan mencari
keuntungan melalui penawaran sumber daya lokal maupun non lokal ke pasar.
BUMDes Bersama bangkit Mandiri Sejahtera merupakan lembaga usaha yang
didirikan berdasarkan kesepakatan desa-desa di wilayah kecamatan Nita, yang dituangkan
dalam peraturan bersama para kepala desa se kecamatan Nita. BUMDes Bersama Bangkit
Mandiri ini dideklarasikan pada tanggal 21 Juli 2017 yang dituangkan dalam keputusan
bersama kepala desa Nomor 01 Tahun 2017. Desa-desa yang dimaksud adalah Desa
Wuliwuti, Desa Nita, Desa Takaplager, Desa Tebuk, Desa Tilang, Desa Lusitada, Desa
Bloro, Desa Mahebora, Desa Riit, Desa Ladogahar, Desa Nitakloang Dan Desa
Nirankliung dengan penyertaan modal yang disepakati melaui musyawarah dari setiap desa
dengan nominal tunai yang diberikan sebesar Rp50.000.000,00.
BUMDes Bersama Bangkit Mandiri ini dikukuhkan berdasarkan peraturan para kepala
desa yang dimana melihat potensi yang dimiliki desa-desa tersebut. Kecamatan Nita sendiri
memiliki 12 desa yang memiliki potensi ekonomi yang besar sehingga diciptakannya
BUMDes Bersama Bangkit Mandiri dengan rincian potensinya yaitu pada desa merupakan
basis modal sosial adalah yang memupuk tradisi sosial, kerjasama, swadaya dan gotong
royong melampaui batas-batas suku, agama dan antar golongan, pada dsa menjadi
penggerak ekonomi lokal adalah yang mampu menjalankan fungsi proteksi dan distribusi
pelayanan dasar kepada masyarakat, pada sumber daya alam adalah wilayah Nita
merupakan unggulan sektor Pertanian dan/atau perkebunan dengan berbagai jenis
komoditas holticultura, sayuran dan buah-buahan, pada pariwisata adalah terdapat berbagai
objek wisata budaya sanggar, wisata rohani maupun wisata alam dan pada aerah
penyokong wilayah perkotaan adalah berkembangnya pelaku usaha pada sektor
perdagangan, koperasi dan UKM wilayah penghasil sayuran dan buah segar.
Pembentukan BUMDes bersama ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
tahun 2015 tentang pendirian BUMDes bersama oleh beberapa desa dengan tujuan untuk
memberikan pelayanan usaha antar desa. Beberapa usaha yang dijalankan oleh BUMDes
Bangkit Mandiri Sejahtera yaitu:
Table 1.1 Nama Unit Usaha BUMDes Bangkit Mandiri
Nama Unit Usaha Produk/Kegiatan Yang Dilaksanakan Atau
Dihasilkan

Unit usaha KSP dan Perkreditan 1. Pelayanan pinjaman kelompok


2. Kredit uaha mandiri kusuma

Unit Pelayanan Jasa 1. Penjualan pulsa listrik, telkomsel, setoran


pinjaman, transfer, tarik tunai, pembayaran cicilan
kredit, tiket pesawat, dll.
2. Penjualan hasil holtikultura dan para petani dan
kelompok binaan

Pondoq Pa’tani 1. Penjualan berbagai macam benih holticultura, obat-


obatan dan pupuk organik
2. Penjualan hasil holtikultura dari para petani dan
kelompok binaan

Galeri Saroeng 1. Penjualan kebutuhan bahan penolong berupa


bennag tenun, napthol, garam diazo dan zat
pewarna lainnya
2. Penjualan produk atau hasil tenunan dari kelompok
dan juga pemanfaat yang mengakses dana pada
BUMDes Bersama Bangkit Mandiri

Penjualan Bahan Bangunan Bahan bangunan berupa semen, besi beton, seng atap
dan paku.

Sumber:profilBUMDesBersamaBangkitMandiri
Pertama Unit Usaha KSP dan Perkreditan, dengan didirikannya unit usaha ini bisa
memberikan kemudahan bagi masyarakat karena difasilitasi penulisan proposal pengajuan
pinjaman baik kelompok maupun kusuma, diverifikasi calon peminjam dengan
mengutamakan usaha yang dijalankan, melakukan pembinaan dan pendampingan usaha
kelompok-kelompok pemanfaat dana gulir UEP/SPP maupun kusuma dan bersama tim
penanganan kredit macet melakukan kegiatan penanganan kredit macet terhadap pinjaman
yang sudah menunggak. Unit usaha ini masih kurang berjalan dengan baik karena masih
kurangnya kesadaranmasyarakat sebagai pemilik dana gulir UEP/SPP yang menunggak
serta ketidaksisiplinan dalam mengelola rencana usaha dan lebih banyak dana dihabiskan
untuk konsumsi juga masih ada beberapa desa yang sbagian wilayahnya sulit dijangkau
karena medan yang sulit sehingga kegiatan penanganan kredit macet tidak dapat
dilaksanakan secara maksimal. Juga masih kurangnya penyertaan modal untuk mengelola
bebrapa unit usaha termasuk perguliran atau perkreditan.
Kedua Unit Perdagangan dan Jasa, dengan didirikannya unit usaha ini bisa
memberikan kemudahan bagi masyarakat yaitu pada pemasaran sarana produksi pertanian
dan bahan-bahan kebutuhan tenun ikat lebih mudah karena sudah dilakukan kerja sama
dengan pihak di wilayah kecamatan Nita maupun Diluar Kecamatan Nita, misalnya pada
pemasaran hasil-hasil holti (tomat,Lombok,dll) sudah dipasarakan sampai ke Larantuka,
Lewoleba dan diluar wilayah Kabupaten Sikka juga mlayani pengantaran langsung
ketempat konsumen, pada pemasaran tenun ikat dipasarkan di beberapa pasar yang ada
diwilayah Kabupaten Sikka (Pasar Nita, Pasar Alok, Pasar Wairkoja, Pasar Talibura, Pasar
Lekebai, dll), juga berkerja sama dengan wilayah diluar kecamatan Nita
(Lela,Koting,Nelle,Mego dan Magepanda) yang mengalokasikan pengadaan saprodi dan
bahan tenun ikat untuk diberikan ke kelompok-kelompok yang ada di desa, pada pelayanan
jasa dan pembangunan seperti pulsa listrik dll bisa langsung dibelanjakan di BUMDes
Bangkit Mandiri Kecamatan Nita dan pengantaran langsung ke tempat konsumen. Proses
administrasi perdagangan dibuat secara baik dalam bentuk pembukuan (manual) maupun
diaplikasikan dalam bentuk laporan keuangan unit perdagangan, juga melakukan
pencatatan dan pengawasan secara rutin terhadap stok barang. Masih terdapat kendala
seperti produksi hasil-hasil holti dari petani masih kurang sedangkan permintaan pasar
terus bertambah dan dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, ketersediaan pupuk bagi
petani holti belum mencukupi, ketersediaan gudang penyimpanan yang belum memadai,
masih kurangnya modal juga ditahun 2020 belum ada penyertaan modal dari desa dan
proses peijinan unit usaha perdagangan yang belum selesai.
BUMDes sendiri memiliki fungsi yaitu untuk mensejahterakan perkeonomian desa.
Dengan demikian diharapakn dengan didirikannya BUMDes Bersama Bangkit Mandiri
memberikan pengaruh yang baik bagi perekonomian desa terpenting bagi masyarakat.
Oleh sebab itu, peneliti ingin meneliti mengenai “Peran Bumdes Bersama Bangkit
Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Nita Kabupaten Sikka”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarakan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana Peran BUMDes Bersama Bangkit Mandiri Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Di Kecamatan Nita Kabupaten Sikka?
1.2.2 Bagaimana peran serta masyarakat dalam pengelolaan usaha BUMDes Bersama
Bangkit Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Nita Kabupaten
Sikka?

1.3 Tujuan Penelitian


Bersadarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.2.3 Untuk mengetahui Bagaimana Peran BUMDes Bersama Bangkit Mandiri Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Nita Kabupaten Sikka.
1.2.4 Untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan usaha BUMDes
Bersama Bangkit Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Nita
Kabupaten Sikka.

1.4 Manfaat Peneltian


1.4.1 Penelitian ini diharapkan bisa memberikan perbaikan terhadap kualitas desa untuk
mengalami peningkatan dan manfaat bagi pendapatan masyarakat sekaligus
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh masyarakat di Kecamatan Nita
Kabupaten Sikka;
1.4.2 Program Pascasarjana jurusan Ilmu Administrasi, untuk mengembangkan penelitia n
lebih lanjut mengenai masalah BUMDes yang bisa memberdayakan masyarakat
desa;
1.4.3 Peneliti, menambah wawasan tentang bagaimana BUMDes itu bisa meningkatkan
pendapatan atau perekonomian masyarakat desa dengan mengaplikasikan teori-teori
yang diperoleh tentang BUMDes kelapangan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis


2.1.1 Peran
Romi Saputra (2017), peran merupakan perangkat harapan-harapan yang
dikenakan pada indiviu atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai dengan yang diharapkan masyarkat.
Setiap orang memiliki macam-macam pernan yang berasal dari pola-pola pergaulan
hidupnya. Hal ini sekaligus berate bahwa peranan menentukan apa yang
diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh
masyarakat atau lingkungannya kepadanya.
Soekanto dalam Romi Saputra (2017), peranan (role) merupakan aspek dinamis
kedudukan (status), apabila seseorang melaksankan hak dan kewajibannya sesuai
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.

2.1.2 Pemberdayaan Masyarakat


Romi Saputra (2017), pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah konsep
pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini
mencerminkan paradigm bagu pembangunan, yakni yang bersifat “people-centered,
participatory, empowering, and sustainable”. Gagasan pmbangunan yang
mengutamakan pemberdayaan masyarakat perlu untuk dipahami sebagai suatu
proses transformasi dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya, dan politik
masyarakat. Perubahan strukrut yang sangat diharapkan adalah proses yang
berlangsung secara alamiah yaitu yang menghasilkan dan harus dapat dinikmati
bersama. Pemberdayaan merupakan upaya yang harus diikuti dengan tetap
memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh setiap masyarakat. Dalam rangka
itu pula diperlukan langkah-langkah yang lebih positif selain dari menciptakan iklim
dan suasana. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata dan menyangkut
penyediaan berbagai masukan serta akses kepada berbagai peluang yang nantinya
dapat membuat masyarakat menjadi semakin berdaya.
Hamid & Murtini dalam Nur Hamid, dkk (2023), kata kunci pemberdayaan
pada dasarnya adalah: dalam proses pembangunan, masyarakat akan memimpin dan
memperbaiki keadaan. Dengan kata lain, keberhasilan suatu program atau kegiatan
pemberdayaan masyarakat ditentukan tidak pada pihak yang diberdayakan tetapi
pada partisipasi aktif dari pihak yang diberdayakan untuk mengubah situasi dan
kondisi menajdi lebih baik lagi, (Maryani & Nainggolan dalam Nur Hamid,
dkk:2023).

2.1.3 Desa
Menurut Peraturan Menteri Desa, PDTT No. 3 Tahun 2021 Desa adalah Desa
dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut Desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakrsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui
dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa dalam pasal 2 menyatakan
desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul desa dan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan desa harus memenuhi
syarat:
1. Jumlah penduduk;
2. Luas wilayah;
3. Bagian wilayah kerja;
4. Perangkat;
5. Sarana dan prasarana pemerintahan.
Pembentukan desa dapat berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa
yang bersanding, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau
pembentukan desa diluar desa yang telah ada. Pemekaran dari satu desa menjadi dua
desa dapat dilakukan setelah mencapau paling sedikit lima tahun penyelenggaraan
pemerintahan desa. Desa yang kondisi masyarkat dan wilayahnya tidak lagi
memenuhi persyaratan dapat dihapus atau digabung. Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan desa mencakup:
1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;
2. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan
pengaturannya kepada desa;
3. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota; dan
4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserhkan
kepada desa.

2.1.4 Badan Usaha Milik Desa


Dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 diamanatkan bahwa dalam meningkatkan
pendapatan masyarakat dan desa, pemerintah desa dapat mendirikan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes). Dalam Peraturan Menteri Desa, PDTT No. 3 Tahun 2021,
Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDesa adalah badan hukum
yang didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa guna mengelola usaha,
memanfaatkan aset, mengembangkan investasi dan produktivitas, menyediakan jasa
pelayanan, dan/atau menyediakan jenis usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat desa. Usaha BUMDes adalah kegiatan di bidang ekonomi
dan/atau pelayanan umum yang dikelola secara mandiri oleh BUMDes. Unit usaha
BUMDes adalah badan usaha milik desa yang melaksanakan kegiatan bidang
ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola secara mandiri oleh BUMDes.
BUMDes dimaksud untuk meningkatkan kemandirian desa serta penguatan
perekonomian desa juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Modal usaha BUMDes Bersama berasal dari desa dan masyarakat, juga bantuan
dana dari pemerintah yang berasadal dari alokasi dana desa yang dianggarkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang dimana sebagai sumber pendapatan
desa. BUMDes didirikan berdasarkan Undang-undang dan merupakan program
pemerintah berbasis ekonomi yang bertujuan membantu desa dalam meningkatkan
pendapatan desa serta memberikan pelayanan kepada masyarakat desa berupa
pelayanan barang maupun jasa yang berasal dari program yang dijalankan dengan
melihat potensi-potensi yang ada di desa. Dengan demikian BUMDes dikelola oleh
sekelompok orang yang dutunjuk dan dipercaya oleh pemerintah desa untuk
mengurus dan mengantur serta menggali potensi yang ada di desa serta memajukan
prekonomian desa dengan terstruktur dan termanajemen. Berdasarkan PP Nomor 11
Tahun 2021 pasal 45 aset BUMDes/BUMDes Bersama bersumber dari:
1. Penyertaan modal;
2. Bantuan bersama tidak termasuk hibah;
3. Hasil usaha;
4. Pinjaman dan/atau;
5. Sumber lain yang sah.
Pendirian BUMDes juga dilandaskan pada UU No 32 Tahun 2004 , UU No 23
tentang Pemerintah Daerah, UU No 6 Tahun 2014 tentang desa pasal 213 ayat (1)
yang berbunyi “desa dapat mendirikan badan usaha milik dsa sesuai dengan
kebutuhan dan potensi desa”. Dalam Permendagri Nomor 39 tahun 2010 pasal 1
angka 4 tentang Badan Usaha Milik Desa yang berbunyi, “Badan Usaha Milik Desa
yang selanjutnya disebut BUMDes, adalah usaha yang dibentuk atau dididrikan oleh
pemerintah desa yang kepemilikkan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh
pemerintah desa dan masyarakat”. Dalam hal memberikan kesejahteraan kepada
masyarakat pemerintah perlu mengembangkan potensi yang ada, sehingga dari
potensi ini dapat memberikan keuntungan bagi masyarakatnya.
Berdirinya BUMDes karena sudah diamanatkan bahwa dakam meningkatkan
pendapatan masyarakat desa, pemerintah desa mendirikan BUMDes. Oleh sebab itu
BUMDes harus memiliki perbedaan dari lembaga ekonomi pada umumnya.
BUMDes berpihak kepada pemenuhan kebutuhan (produktif dan konsumtif)
masyarakat melalui pelayanan distribusi penyediaan barang dan jasa, dengan
pengadaan kebutuhan masayarakat yang tidak memberratkan dalam hal ini
memberikan harga yang murah, mudah didapat dan menguntungkan. Terdapat 2 ciri
utama yang membedakan BUMDes dengan lembaga komersial pada umumnya
yaitu:
1. Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelolah bersam. Mosal bersumber dari
desa sebesar 51% dan dari masyarakat 49% melalui penyertaan modal.
Operasionalnya menggunakakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya lokal
bidang usaha yang dijalankan berdasarkan pada potensi dan informasi pasar.
Keuntungan yang diperoleh ditunjukan untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota (penyertaan modal) dan masyarakat melalui kebijakan dsa. Difasilitasi
oleh Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa.
2. Operasionalisasi dikontrol bersama oleh BPD, pemerintah desa dan anggota.
BUMDes sebagai salah satu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas
inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan usaha
modal BUMDes harus bersumber dari masyarakat. Meskipun demikian tidak
menutup kemungkinan BUMDes dapat mengajukan pinjaman modal kepada
pihak luar, seperti dari pemerintah desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak
ketiga. Ini sesuai dengan pertauran perundang-undangan (UU No 6 Tahun 2014
tentang Desa). Penjelasan ini sangat penting untuk memperiapkan pendirian
BUMDes, karena implikasinya akan bersentuhan dengan pengaturannya dalam
Peraturan Daerah (Perda) maupun Peraturan Desa (Perdes).

2.1.5 Tujuan Pendirian BUMDes


Terdapat 4 tujuan pendirian BUMDes adalah:
1. Meningkatkan perekonomian desa;
2. Meningkatkan pendapatan asli desa;
3. Meningkatkan pengelolaan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat;
4. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pedesaan.

Menurut PP RI No. 11 Tahun 2021 tujuan pembentukan BUMDes/BUMDes


Bersama adalah:

1. Melakukan kegiatan usaha ekonomi melalui pengelolaan usaha, serta


pengembngan investasi dan produktivitas perekonomian, dan potensi desa;
2. Melakukan kegiatan pelayanan umum melalui penyediaan barang dan/atau jasa
serta pemenuhan kebutuhan umum masyarakat desa, dan mengelola lumbung
pangan desa;
3. Memperoleh keuntungan atau laba bersih bagi peningkatan pendapatan asli desa
serta mengembangakan sebesar-besarnya manfaat atas sumber daya ekonomi
masyarakat desa;
4. Pemanfaatan asset esa guna menciptakan nilai tambah atas asset desa;dan
5. Mengembangkan ekosistem ekonomi digital di Desa.
Pendirian dan pengelolaan BUMDes adalah perwujudan dari pengelolaan
ekonomi produksif desa yang dilakukan secara Kooperatif, Partisipatif, Emansipatif,
Transparansi, Akuntabel Dan Sustaniabel. Oleh karena itu diperlukan upaya yang
serius untuk menjadikan pengelolaan BUMDes agar berjalan secara mandiri, efektif,
efisien dan professional. Guna mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara
mmenuhi kebutuhan (Produktif dn Konsumtif) masyarakat melalui pelayanan barang
dan jasa yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat. BUMDes ini dituntut
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menetapkan harga yang
murah sehingga mampu dijangkau oleh masyarakat. Dalam undang-undang
dinyatakan bahwa BUMDes dapat didirikan yakni dengan melihat potensi dan
kebutuhan desa. Maksud dari potensi dan kebutuhan desa adalah:
1. Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan pokok;
2. Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi warga masyarakat
yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi. Contoh jenis usaha
pelayanan ekonomi desa: listrik desa, usaha jasa keuangan, jasa angkuatan darat
dan air, dan sebagainya;
3. Penyaluran Sembilan bahan pokok ekonomi desa;
4. Perdagangan hasil pertanian meliputi tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
perikanan, dan agrobisnis; industri dan kerajinan rakyat;
5. Keterlibatan pemerintah desa sebagai penyertaan modal terbesar BUMDes.

Dengan keterlibatan pemerintah desa sebagai penyerta modal terbesar BUMDes


dan masyarakat diharapkan mampu memenuhi standar pelayanan minimal, yang
diwujudkan dalam perlindungan atas intervensi yang merugikan dari pihak ketiga,
baik dari dalam maupun luar desa. Dengan demikian pemerintah desa pun ikut
berperan dalam pembentukkan BUMDes sebagai badan ukum yang berpijak pada
tata aturan perundangan yang berlaku serta sesuai dengan kesepatakatan bersama
yang dibangun bersama masyarakat desa.

2.1.6 Pengelolaan BUMDes


BUMDes dibangun atas praksrsa masyarakat juga dengan melihat potensi dan
kebutuhan desa yang mendasarkan pada prinsip Kooperatif, Partisipatif,
Emansipatif, Transparansi, Akuntabel Dan Sustaniabel. Oleh karena itu diperlukan
upaya yang serius untuk menjadikan pengelolaan BUMDes agar berjalan secara
mandiri, efektif, efisien dan professional. BUMDes merupakan pilar kegiatan
ekonomi di desa yang berfungsi ebagai lembaga sosial dan komersial. BUMDes
sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingn masyarakat melalui
kontribusinya dalam penydiaan pelayanan sosial, juga sebagai badan komersial
bertujuan mencari keuntungan memlalui penawaran sumber daya lokal (barang dan
jasa) ke pasar. Di dalam menjalankan program BUMDes perlu menerapkan prinsip
efisien dan evektivitas.
BUMDes sebagai suatu badan hukum yang dibentuk berdasarkan undang-
undang yang berlaku juga melalui kesepakatan bersama antara pemerintah desa dan
masyarakat. Terbentuknya BUMDes ini harus didasarkan dengan melihat kebutuhan
dan potensi yang ada di desa. Peraturan yang mengatur tentang BUMDes pun ada
yang bisa menjadi acuan sebuah desa menjalankan program BUMDes. Pendirian
BUMDes dilandaskan pada UU No 32 Tahun 2004 , UU No 23 tentang Pemerintah
Daerah, UU No 6 Tahun 2014 tentang desa pasal 213 ayat (1) yang berbunyi “desa
dapat mendirikan badan usaha milik dsa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa”.
Dalam Permendagri Nomor 39 tahun 2010 pasal 1 angka 4 tentang Badan Usaha
Milik Desa yang berbunyi, “Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut
BUMDes, adalah usaha yang dibentuk atau dididrikan oleh pemerintah desa yang
kepemilikkan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan
masyarakat”. Dalam hal memberikan kesejahteraan kepada masyarakat pemerintah
perlu mengembangkan potensi yang ada, sehingga dari potensi ini dapat memberikan
keuntungan bagi masyarakatnya.
Tugas dan peran pemerintah dalam program BUMDes adalah melakukan
sosialisasi dan menyadarkan masyarkat di desa tentang bagaimana pentingnya
BUMDes yang memiliki manfaat untuk mensejahtrtakan masyarakat. Juga dari
sosialisasi dan penyadaran yang diberikan pemerintah desa diharapkan adanya
umpan balik dari masyarakat seperti masyarakat termotivasi untuk membangun
kehidupannya sendiri. Pemerintah selain memberikan sosialisasi juga memfasilitasi
masyarakat dalam bentuk pelatihan dan pendidikan untuk memperlancar program
BUMDes. Yang selanjutnya dalam pengoperasionalnya dikembalikan sepenuhnya
kepada masyarakat desa. Dengan demikian tujuan dari pemerintah memberikan
sosialisasi juga memfasilitasi ini bertujuan untuk mempersiapkan masyaraktnya
terlebih dahulu agar mereka dapat menerima gagasan baru tentang lembaga ekonomi
ini (BUMDes) yang bisa berfungsi sebagai sosial maupun ekonomi. Dengan ini
diharapkan keberadaan BUMDes mampu membawa perubahan pada kehidupan
perekonomian desa.

2.1.7 Prinsip-prinsip Pengelolaan BUMDes


Terdapat 6 prinsip pengelolaan BUMDes yaitu:
1. Kooperatif
Semua komponen-komponen yang terlibat dalam BUMDes harus mampu
berkontribusi dan melakukan kejasama yang baik untuk keberlangsngan usaha dan
pengembangannya. BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di dsa yang
berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial. BUMDes sebagai lembaga sosial
berpihak kepada kepentingn masyarakat melalui kontribusinya dalam penydiaan
pelayanan sosial, juga sebagai badan komersial bertujuan mencari keuntungan
memlalui penawaran sumber daya lokal (barang dan jasa) ke pasar. Di dalam
menjalankan program BUMDes perlu menerapkan prinsip efisien dan evektivitas.
Dengan demikian dalam pengelolaannya membutuhkan kerjasama yang sinergis
antara pengurus, masyarakat, pemerintah desa. Sebagai badan usaha yang berjalan
untuk kesejahteraan masyarakat maka prinsip Kooperatif harus selalu ditekankan.
BUMDes sebagai badan hukum yang dibentuk berdasarkan undang-undang yang
berlaku dan harus sesuai dengan kesepakatan bersama yang dibangun didalam
masyarakat.
2. Partisipatif
Semua komponen-komponen yang terlibat dalam BUMDes harus bersedia
dengan sukarela atau dengan diminta sekalipun harus memberikan dukungan dan
kontibusinya untuk mendorong pengembangan kemajuan usaha BUMDes.
Sangat diharapkan partisipasi yang baik dan aktif dari masyarakat dalam proses
pengelolaan BUMDes dan juga peran serta pemerintah dalam proses
pengembangan BUMDes seperti melakukan sosialisasi, menfasilitasi masyarakat
tentang arti penting program BUMDes dalam mensejahterakan masyarakat.
Karena dengan sosialisasi dan fasilitas dari pemerintah mampu memberikan
perubahan bagi masyarakat, memotivasi dan juga masyarakat disadarkan untuk
membangun kehidupan mereka sendiri menuju lebih baik.
3. Emansipatif
Semua komponen-komponen yang terlibat dalam BUMDes harus
diperlakukan dengan setara atau sama tanpa memandang ras, golongan, suku dan
agama. Operasionalisasi BUMDes diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat
desa tanpa memandang status dari masyarakatnya. Dengan ini, masyarakat desa
perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar dalam proses menjalankan program
BUMDes mereka sudah memahami bahwa dengan didirikan lembaga ekonomi
ini (BUMDes) memiliki dua fungsi yaitu sebagai lembaga sosial dan komersial.
Salah satu caranya yaitu dengan melakukan sosialisasi, pelatihan dan pendidikan
pemerintah kepada masyarakat untuk meningkatkan standar hidup masyarakat
desanya.
4. Transparan
Semua komponen-komponen yang terlibat dalam BUMDes harus
transaparan dalam pengelolaannya mengingat BUMDes merupakan lembaga
ekonomi yang dijalankan di pedesaan yang dimana nilai-nilai yang wajib
dikembangkan yaitu kejujuran dan keterbukaan. Segala aktivitas yang
berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat secara umum harus diketahui
seluruh masyarakat dengan transparan dan terbuka. Kinerja dari BUMDes
diharapkan memberikan kontribusi yang signifikat terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan keberadaan BUMDes diharapkan member
perubahan perekonomian di desa. Peran pemerintah desa adalah membangun
hubungan dengan masyarakat untuk mewujudkan standar pelayanan minimal,
sebagai bagian dari upaya pengembangan komunitas desa yang lebih berdaya.
5. Akuntabel
Prinsip-prinsip yang mengajarkan mengenai transaparansi kinerja serta
pertanggungjawaban seseorang atas tugas maupun kewajibannya. Seluruh
kegiatan usaha yang dijalankan wajib dipertanggungjawabkan secara teknis
maupun administratif. Perlu adanya upaya untuk menjadikan pengelolaan
BUMDes berjalan secara efektif, efisien, professional, bertanggungjawab dan
mandiri. Dengan demikian mampu mencapai tujuan untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat melalui pelayanan distribusi barang dan jasa yang dikelola oleh
pemerintah desa dan masyarakat dengan memberikan harga yang terjangkau dan
murah yang menjadi standar pasar.
6. Substainabel
Seluruh kegiatan usaha yang dijalankan, harus bisa berkembangan dan
dilestarikan oleh masyarakat, dengan tujuan yang pasti yaitu memberdayakan
perekonomian masyarakat desa. Dengan masyarakat yang berdaya maka bisa
mengurangi angka kemiskinan yang ada, kehidupan masyarkat semakin
membaik.

2.2 Kajian Empirik


Table 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul/Nama/Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
1. Peranan Badan Usaha Metode penelitian yang Berdasarkan hasil penelitian
Milik Desa (Bumdes) digunakan adalah terkait peran badan usaha
Memberdayakan deskriptif kualitatif, milik desa (BUMDes) yang
Masyarakat/Nova peneliti mendapatkan memberdayakan masyarakat
Rambe, Indra Muda, beberapa data dari hasil di Desa Bangai Kecamatan
Armansyah observasi dan wawancara Torgamba, Kabupaten
Matondang/2021 yang dilakukan di sungai Labuhan Batu Selatan
bangai. disimpulkan bahwa BUMDes
Bangai Jaya sudah berperan
dalam memberdayakan
perekonomian masyarakat
desa khususnya masyarakat
miskin, peran BUMDes
memberdayakan masyarakat
yaitu lewat usaha yang
menyediakan perlengkapan
alat pertanian yang
pembayarannya bisa dibayar
secara bertahap.

Peranan Bumdes Dalam Metode penelitian yang Hasil dari penelitian


Pembangunan Dan digunakan dalam menunjukkan bahwa
Pemberdayaan penelitian ini adalah partisipasi masyarakat dalam
Masyarakat Di Desa penelitian deskriptif kegiatan BUMDes masih
Pejambon Kecamatan kuantitatif. Pengumpulan sedikit. Terkait pola
Sumberrejo Kabupaten data dilakukan dengan pemanfaatan lebih banyak
Bojonegoro/Ratna Azis wawancara terstruktur pada pembangunan fisik desa
Prasetyo/2016 dengan kuisioner sedangkan kontribusi bagi
sebanyak 50 responden pemberdayaan masyarakat
di Desa Pejambon untuk masih belum maksimal karena
pengumpulan data primer sejumlah kendala terutama
dan data sekunder dari yaitu anggaran BUMDes.
Desa Pejambon.
3. Peranan Badan Usaha Metode penelitian yang Hasil penelitian ini
Milik Desa (BUMDes) digunakan adalah metode menunjukkan bahwa
Sebagai Implementasi deskriptif dengan BUMDes jalancagak memiliki
Ekonomi Kreatif Dalam pendekatan induktif. peran yang cukup besar dalam
Rangka Pemberdayaan meningkatkan perekonomian
Masyarakat Desa dan pembangunan desa
Jalancagak Kecamatan jalancagak, usaha-usaha yang
Jalancagak Kabupaten dilakukan oleh BUMDes,
Subang Provinsi Jawa tidak akan terlepas dari bidang
Barat/Romi keuangan dan factor utama
Saputra/2017 yang menghambat usaha
BUMDes dalam mencapai
tujuan adalah endahnya
kualitas SDM petugas. Dan
upaya mengatasi hambatan
adalah melalui program
pelatihan dan pembinanan
yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten
Subang Dan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat.

4. Peran Bumdes Dalam Metode penelitian yang Hasil penelitian ini


Pemberdayaan digunakan adalah menunjukkan bahwa peran
Masyarakat Di Desa deskriptif kualitatif bumdes surakarya dalam
Jatisura Kecamatan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat
Cikedung Kabupaten fnomenologis dengan adalah 1)pembangunana dan
Indramayu/Nur Hamid, teknik pengumpulan data pengembangan potensi dan
Nova Indriyanti,Agus melalui observasi, kapasitas ekonomi
Riyadi/2023 wawancara, dan masyarakat, 2)upaya aktif
dokumentasi. untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia dan
masyarakat, 3)mendukung
masyarakat dalam
mewujudkan dan
mngembangkan
perekonomian masyarakat
desa, 4)dan membantu para
masyarakat untuk
meningkatkan pendapatan.

5. Pemberdayaan Metode penelitian yang Hasil penelitian menunjukkan


Masyarakat Desa digunakan adalah metode bahwa memberikan
Melalui Bumdes Di Desa kualitatif. Pendekatan peningkatan desa melalui
Sungai Nibung/Siti pada penelitian ini adalah peningkatan perekonomian
Rahayu Dan Rary studi kasus, dimana serta mewujudkan
Febrina/2021 peneliti menyelidiki kesejahteraan masyarakat
secara cermat suatu dengan memberikan
program, peristiwa, pelayanan kepada masyarakat
aktivitas, proses atau serta mengembangkan
sekelompok individu. potensi-potensi desa,BUMDes
dapat merubah kebutuhan
masyarakat dan wajah
pembangunan desa baik
dalam bentuk prasarana
maupun non sarana dengan
berbagai aktivitas untuk
meningkatkan pendapatan
desa, kesejahteraan desa,
penambahan anggaran
BUMDes, adanya pembinaan
dari semua pihak dan terutama
dari antusias partisipasi
masyarakat sangat besar.

2.3 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir merupakan model konseptusl tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono,
2016). Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala
yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa
meyakinkan sesame ilmuwan, adalah alur-alur pikkiran yang logis dalam membangun
suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesa. Jadi
kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari
berbagai teori yang telah dideskripsikan. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan
secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Seperti dalam penelitian ini yang
dimana menjelaskan peranan BUMDes Bersama Bangkit Mandiri dalam pemberdayaan
masyarakat kecamatan Nita Kabupaten Nita.
Dibentuknya BUMDes Bersama Bangkit Mandiri untuk mencapai tujuan para
pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakatnya maka diperlukan kerjasama yang
baik serta aktif antara para pemerintah desa dan juga masyarakat yang akan diberdayakan
dalam pelaksanaan program BUMDes ini. Dengan pemberdayaan sendiri artinya semua
masyarakat harus aktif dalam program ini karena masyarakat disini memberikan peran
ganda yang dimana masyarakat sebagai subjek yang diberdayakan yaitu harus memiliki
tanggungjawab dengan berpartisipasi dan berkontribusi didalam pelaksanaan program
BUMDes sedangkan masyarakat sebagai objek yaitu masyarakat sendiri memiliki hak
untuk mendapatkan manfaat dari program BUMDes yang dijalankan dari hasil dan
kemajuan yang dicapai dari program BUMDes tersebut.
Kerangka berpikir yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Kepala Desa
Pembina
Koordinasi

Latar Belakang Dan Jenis usaha BUMDes: Pemberdayaan


Perencanaan 1. Unit usaha KSP dan Perkreditan Masyarakat
2. Unit Pelayanan Jasa
Pembentukan Bumdes
3. PondoQ Pa’Tani
4. Galeri Saroeng
5. Penjualan Bahan Bangunan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dipergunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif
kualitatif, dimana penenliti menggambarkan dan menerangkan data secara keseluruhan
dengan menggunakan kata-kata atau pernyatataan-pernyataan dari hasil wawancara yang
dilakukan kemudian menarik kesimpulan tentang Peran Bumdes Bersama Bangkit Mandiri
Dalam Pemberdayaan Masyarakat, Di Kecamatan Nita Kabupaten Sikka.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Bumdes Bersama Bangkit Mandiri Kecamatan Nita
Kabupaten Sikka.

3.3 Fokus Penelitian


Fokus dalam penelitian ini adalah Peran BUMDes Bersama Bangkit Mandiri dalam
Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Nita Kabupaten Sikka, yang dimana terdiri dari
Pembentukan BUMDes Bersama Bangkit Mandiri, Mekanisme BUMDes, bentuk usaha
dan pengembangannya, permodalan BUMDes, serta pemenuhan kebutuhan masyarakat dan
pembangunan desa.

3.4 Sumber Data Dan Informan Penelitian


3.4.1. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono: 2016:225). Sumber data primer didapatkan
melalui wawancara langsung dengan informan, obervasi atau pengamatan
langsung di lapangan. Data primer ini dapat berupa catatan, rekaman hasil
wawancara dengan informan yang diperoleh melaui wawancaradan hasil
pengamatan langsung di lapangan di BUMDes Kecamatan Nita Kabupaten
Sikka.
b. Data Sekunder
Sugiyono (2016:225) mengatakan bahwa data sekunder merupakan sumber
data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
melalui orang lain atau melalui dokumen. Sumber data sekuder digunakan untuk
mendukung informasi yang didapatkan dari sumber data primer yaitu buku-
buku, penelitian terdahulu, jurnal, skripsi, tesis, serta dokumen-dokumen yang
berkaitan dengan BUMDes Bersama Bangkit Mandiri, misalnya Profil
BUMDes Bersama Bangkit Mandiri.
3.4.2. Informan Penelitian
Sugiyono (2016:54) informan atau narasumber dalam penelitian merupakan
seseorang yang memiliki informasi maupun data yang banyak terkait masalah dan
objek yang sedang diteliti sehingga nantinya akan dimintai informasi mengenai
objek penelitian tersebut.
3.4.3. Teknik Penentuan Informan
Teknik penentuan informan menggunakan Puposive Sampling dan Snowball
Sampling. Puposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2016:300), sedangkan
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada
awalnya jumlah sedikit, lama-lama menjadi besar (Sugiyono, 2016:54).
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskritptif kualitatif yang memperoleh
data dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk
memperoleh data dalam penelitian ini, maka peneliti menentukan informan
penelitian untuk melengkapi data tersebut.
Peneliti menentukan informan berharap dapat memberikan kedalaman
informasi agar memperoleh data yang valid. Informan yang dibutuhkan dalam
penelitian ini sebanyak 13 orang yang terdiri dari:
Table 3.1
Informan Penelitian
No Jumlah Keterangan
1. 2 orang Kepala Desa
2. 1 orang Direktur
3. 1 orang Sekertaris
4. 1 orang Bendahara
5. 4 orang 1. Manager Keu dan Admin
2. Manager KSP dan Kredit
3. Manager KSU dan
perdagangan
4. Manager Personalia dan
Humas
6. 1 orang Ketua Pengawas
7. 3 orang Masyarakat BUMDes
Sumber:peneliti

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Wawancara adalah dialog langsung yang dilakukan oleh peneliti dengan informan atau
kegiatan tanya jawab langsung yang dilakukan peneliti dengan informan yang bertujuan
untuk memperoleh informasi terkait masalah penelitian yang dilakukan menggunakan
pedoman wawancara yang telah disusun.
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dimana peneliti turun langsung
kelapangan atau kelokasi penelitian yang dituju untuk melakukan pengamatan terhadap
kegiatan-kegiatan yang terjadi berkaitan langsung dengan penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan mengumpulkan dan mencermati dokumen-dokumen
seperti surat, catatan, laporan, dan foto yang berkaitan dengan penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif
yang dimana proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori,menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2016).
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis yang
dikemukakan Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2016), aktivitas dalam analisis
data kualitatif dlakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas analisis data yaitu data reduction (reduksi
data), data display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (penarikan
kesimpulan).
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berfikir yang memerlukan kecerdasan dan
keleluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Melalui reduksi data ini, maka
wawasan peneliti akan berkembnag, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki
nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan (Sugiyono, 2016).
b. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan
Huberman (1984) dalam Sugiyono (2016), yang paling sering digunakan untuk
meyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskrisi atau gambaran suatu
objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

3.7 Validasi Dan Reabilitasi Data


Untuk mengecek keakuratan data dan keabsahan data, maka peneliti menggunakan
teknik triagulasi yang dikemukakan oleh Wiersma (1986) dalam Sugiyono (2016),
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

Nova, Indra & Armansyah. (2020). Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Memberdayakan
Masyarakat The Role Of Village-Owned Enterprises To Empower The Community. Jurnal
Ilmu Pemerintahan, Administasi Punlik, Ilmu Komunikasi (JIPIKOM), 3(1) 2021:73-80

Ratna Azis Prasetyo. (2016). Peranan Bumdes Dalam Pembangunan Dan Pemberdayaan
Masyarakat Di Desa Pejambon Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Jurnal
Dialektika volume XI No.1 Maret 2016

Romi Saputra. (2017). Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sebagai Implementasi
Ekonomimkreatif Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Desa Jalancagak Kecamatan
Jalancagak Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Jurnal Manajemen Pemerintahan Vol
9 No.1 Maret 2017:15-31

Nur, nova & Agus. (2023). Peran Bumdes Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Jatisura
Kecamatan Cikedung Kabupaten Indramayu. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Indonesia EKALAYA Vol 2, No.1, Januari 2023 hal 1-240

Siti &Rury. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Bumdes Di Desa Sungai Nibung.
Jurna Trias Politika, Vol 5 No.1:49-61 April 2021 e-ISSN: 2597-7423 p-ISSN: 2579-
7431

Dasar Hukum/Undang-Undang

Undang-undang Nomor 6 tahun 2004 tentang desa

Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang desa

Permendagri Nomor 39 tahun 2010 pasal 1 angka 4

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2021 tentang BUMDes

Peraturan Menteri Desa, PDTT Nomor 3 tahun 2021 tentang BUMDes Bersama

Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2015

Website

https://jdih.kemenkeu.gi.id

https://pusbimtekpalira.com

Anda mungkin juga menyukai