Anda di halaman 1dari 8

Nama : Randy Wijaya

NIM : 05031281924099
Mata Kuliah : Sistem Jaminan Halal
Kelas : THP Indralaya 2019

No. Kriteria SJH Keterangan


- CV Pasific Harvest merupakan perusahaan manufacturing di
bidang makanan, yang
Halal Policy (Kebijakan menyadari bahwa sebagian besar penduduk Indonesia adalah
1. Halal) beragama Islam, maka untuk itu sangat penting memproduksi
makanan yang halal, berkelas dan
berkualitas menurut syariat islam.
- CV. Pasific Harvest tidak akan menggunakan bahan yang
haram atau tidak jelas kehalalannya serta tidak akan
memproduksi makanan yang haram menurut syariat
Islam.
- CV. Pasific Harvest akan senantiasa mengikuti ketentuan –
ketentuan yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan ( BPOM )
dalam memproduksi makanan yang halal, berkelas dan
berkualitas.
- Sistem jaminan halal ini merupakan panduan bagi seluruh
jajaran manajemen maupun karyawan CV. Pasific Harvest
guna memastikan bahwa semua yang terlibat dalam proses
produksi memahami dan memegang teguh prinsip kehalalan
produk.
Sudah sesuai, karena CV Pacific Harvest telah menjelaskan
bahwa sistem jaminan halal merupakan panduan bagi seluruh
jajaran manajemen maupun karyawan CV. Pacific Harvest.
Panduan ini berguna untuk memastikan apapun yang terlibat
pada proses produksi sudah menerapkan prinsip kehalalan
suatu produk.

a. Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan halal


b. Kebijakan halal harus didiseminasikan/disebarkan
kepada manajemen, tim manajemen halal, karyawan
dan pemasok.
c. Bukti diseminasi kebijakan halal harus dipelihara 
harus tersedia saat audit

Sudah sesuai, Karena tim manajemen halal yang memiliki


jabatan sebagai coordinator adalah pegawai tetap perusahaan
2. Halal Management Team
tersebut. Selain itu, bukti tim manajemen halal sudah
(Tim Manajemen Halal)
kompeten telah tertulis dan dilampirkan sesuai tugas dan
wewenangnya.
a. Manajemen puncak harus menetapkan tim manajemen
halal dengan disertai bukti tertulis
b. Tim manajemen halal harus merupakan karyawan
tetap perusahaan dan diutamakan seorang muslim
c. Tanggung jawab tim manajemen halal harus diuraikan
dengan jelas
d. Tim manajemen halal harus kompeten dalam
menerapkan persyaratan sertifikasi halal HAS 23000
sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya
masing-masing
d. Manajemen puncak harus menyediakan sumber daya
yang diperlukan oleh tim manajemen halal

Belum sesuai atau ada kelemahan, koordianat audit Halal


Training and Education
Internal adalah LPPOM MUI dengan tema pelatihan SJH.
3. (Pelatihan dan Edukasi)
Dimana pada kriteria SJH sendiri LPPOM MUI adalah
penyelenggara pelatihan eksternal.
a. Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis
pelaksanaan pelatihan untuk semua personel yang
terlibat dalam aktifitas kritis, termasuk karyawan baru
b. Pelatihan eksternal harus diikuti oleh salah satu tim
manajemen halal setidaknya sekali dalam dua tahun
c. Pelatihan internal harus dilaksanakan setidaknya
setahun sekali
d. Trainer internal harus telah lulus pelatihan HAS
23000 (eksternal/ internal)
e. Hasil pelatihan internal harus dievaluasi untuk
memastikan kompetensi peserta pelatihan
f. Bukti pelaksanaan pelatihan (eksternal/internal) harus
dipelihara

Sudah sesuai, Bahan yang digunakan telah memenuhi kriteria


4. Material (Bahan) dan sertifikat halalnya.
FATWA MUI UNTUK BEBERAPA BAHAN
1. Khamr
a. Segala sesuatu yang memabukkan dikategorikan sebagai
khamr.
b. Minuman yang mengandung minimal 1 % ethanol,
dikategorikan sebagai
khamr.
c. Minuman yang dikategorikan khamr adalah najis.
d. Minuman yang diproduksi dari proses fermentasi yang
mengandung kurang
dari 1 % ethanol, tidak dikategorikan khamr tetapi haram
untuk dikonsumsi.

2. Ethanol
a. Ethanol yang diproduksi dari industri bukan khamr
hukumnya tidak najis atau
suci.
b. Penggunaan ethanol yang berasal dari industri non khamr di
dalam produksi
pangan diperbolehkan, selama tidak terdeteksi pada produk
akhir.
c. Penggunaan ethanol yang berasal dari industri khamr tidak
diperbolehkan.

3. Hasil Samping Industri Khamr


a. Fusel oil yang berasal dari hasil samping industri khamr
adalah haram dan
najis.
b. Komponen bahan yang diperoleh dari industri khamr
melalui pemisahan
secara fisik adalah haram ( contoh iso amil alcohol ), tetapi
apabila
direaksikan untuk menghasilkan bahan baru, bahan baru
tersebut adalah halal.

4. Flavor yang Menyerupai Produk Haram


Flavor yang menggunakan nama dan mempunyai profil
sensori produk
haram, contohnya flavor rum, flavor babi, dll, tidak bisa
disertifikasi halal serta
tidak boleh dikonsumsi walaupun ingredient yang digunakan
adalah halal.

5. Produk Mikrobial
Produk microbial adalah halal selama ingredient medianya (
mulai dari media
penyegaran hingga media produksi ) tidak haram dan najis.

6. Penggunaaan Alat Bersama


a. Bagi industri yang memproduksi produk halal dan non halal
maka untuk
menghindari terjadinya kontaminasi silang, pemisahan fasilitas
produksi
harus dilakukan mulai dari tempat penyimpanan bahan,
formulasi, proses
produksi dan penyimpanan produk jadi.
b. Suatu peralatan tidak boleh digunakan bergantian antara
produk babi dan
non babi meskipun sudah melalui proses pencucian.
Sudah sesuai, karena CV Pacific Harvest telah mempunyai
produk dengan status approved ingredients yang ditulis
5. Product (Produk)
lengkap baik spesifikasi dan cara aplikasinya dan tertera
nomor sertifikat halalnya.
 Tidak menggunakan nama minuman beralkohol
Contoh: rootbeer, es krim rasa rhum raisin, bir 0% alkohol
 Tidak menggunakan nama babi dan anjing serta
turunannya
Contoh: babi panggang, beef bacon dan hot dog
 Tidak menggunakan nama setan
Contoh: rawon setan, es pocong, mi ayam kuntilanak
 Tidak mengarah pada hal yang menimbulkan
kekufuran/kebatilan
Contoh: coklat valentine, biskuit natal, mie Gong Xi Fa Cai
 Tidak menggunakan kata yang berkonotasi erotis,
vulgar atau porno
 Tidak boleh memiliki kecenderungan bau atau rasa
yang mengarah kepada produk haram
 Tidak menggunakan bentuk babi atau anjing
 Tidak menggunakan bentuk produk, bentuk kemasan
atau label yang menggambarkan sifat erotis, vulgar
atau porno

Production Facilities Sudah sesuai, Karena produk yang ada di CV Pacific Harvest
6. (Fasilitas Produksi) telah disertifikasi semua.
Semua fasilitas yang kontak langsung dengan bahan atau
produk HARUS BEBAS NAJIS
Semua fasilitas yang kontak langsung dengan bahan atau
produk harus bersifat bebas babi (pork free):

1. Halal Dedicated Facility


2. Sharing Facility

Written procedure for Sudah sesuai, Karena telah memiliki SOP tertulis :
7. critical activities 1. PURCHASING
(Prosedur tertulis untuk 2. Bahan-bahan yang di beli untuk proses produksi harus
aktivitas kritis) memenuhi persyaratan halal
sesuai dengan hukum dan syariat islam.
3. Status kehalalan produk yang bersifat barang olahan dapat
dibuktikan dengan
adanya sertifikat halal dari MUI atau instansi lain yang sudah
diakui oleh MUI.
4. Setelah criteria halal sudah terpenuhi maka bagian
purchasing membuat PO
(Purchasing Order ) ke supplier untuk barang tersebut.
5. Setiap barang yang datang harus di cek oleh bagian QC
untuk memastikan bahwa
barang yang diterima sesuai dengan spek sertifikat halal.
6. Jika bahan tersebut sesuai dengan spek maka bahan tersebut
dapat dinyatakan
Release untuk proses ( oleh bagian QA/QC ) dan untuk
selanjutnya bahan tersebut masuk dalam daftar approved
ingredient.
7. Jika bahan yang datang ternyata tidak sesuai dengan spek
maka bagian purchasing
harus memberitahu kepada supplier untuk menentukan tindak
lanjut.
8. Untuk bahan yang sudak masuk dalam daftar approved
ingredient jika suatu saat
ditemukan sertifikat halalnya sudah tidak berlaku maka bagian
purchasing harus
meminta surat jaminan kepada supplier bahwa sertifikat halal
untuk produk yang
bersangkutan sedang dalam proses perpanjangan.

1. QA / R & D
1. Hanya bahan-bahan yang sudah jelas status kehalalannya
yang dapat digunakan dalam formulasi maupun
pengembangan produk.
2. Setiap melakukan perubahan formulasi harus
mencantumkan / mendokumentasikan perubahan tersebut dan
mencatat denga jelas perubahan apa yang dilakukan. Jika
perubahan tersebut menyangkut penambahan bahan maka
bahan yang ditambahkan haru mempunyai status approved
ingredient dan ditulis lengkap spesifikasi produk, cara aplikasi
dan no. serfifikat halalnya.
3. Setiap melakukan penggantian bahan harus mencatat
dengan jelas alasan penggantian, bahan yang digantikan dan
bahan yang menggantikannya. Bahan yang menggantikan
harus mempunyai status approved ingredient dan ditulis
lengkap spesifikasi produk, cara aplikasi dan no. sertifikat
halalnya.
4. Dalam pengembangan produk baru semua bahan yang
digunakan harus mempunyai status approved ingredient dan
ditulis lengkap spesifikasi produk, cara aplikasi dan no.
sertifikat halalnya.

2. QC
1. Melakukan control terhadap proses yang ada sehingga dapat
menjamin terciptanya
produk yang halal.
2. Memastikan peralatan proses yang digunakan tidak
digunakan untuk bahan haram atau najis.
3. Memastikan sanitasi karyawan berjalan sesuai standard
sehingga tidak ada kontaminasi silang terhadap barang haram
dan najis.
4. Pengecekan terhadap bahan-bahan yang masuk, meliputi :
tanggal penerimaan, supplier, jenis bahan, jumlah yang
diterima, jumlah yang ditolak dan alasan penolakan, evaluasi,
serta keberadaan dokumen halal.
5. Kontrol penyimpangan bahan baku, bahan pembantu, dan
produk jadi dilakukan dengan pemeriksaan terhadap kondisi
gudang bahwa tidak terdapat bahan-bahan haram dan najis di
gudang penyimpanan sehingga tidak dikhawatirkan terjadi
kontaminasi silang.
6. Memastikan bahwa alat transportasi yang digunakan untuk
mengangkut bahan baku, bahan setengah jadi, maupun bahan
jadi tidak digunakan untuk mengangkut bahan haram atau
najis.
7. Jika alat transportasi yang digunakan ternyata digunakan
untuk mengangkut bahan haram dan najis maka harus dapat
memastikan bahwa prosedur pembersihan dan sanitasinya
sesuai dengan syariat islam sehingga tidak mengkontaminasi
produk.

3. PRODUKSI ( PRODUCTION )
1. Lakukan pencatatan jika ada tahap proses atau bahan baku
yang tidak sesuai dengan prosedur dan formulasi standard.
2. Cuci peralatan produksi dengan air mengalir sehingga dapat
mencegah kontaminasi silang.
3. Baham haram dan najis dipastikan tidak berada di ruang
proses.
4. Alat proses yang digunakan tidak digunakan untuk
menangani bahan haram dan najis.

5. GUDANG
1. Pengecekan kesesuaian barang datang dengan dokumen
yang menyertainya. Pengecekan meliputi tanggal penerimaan,
supplier, jenis bahan, jumlah yang diterima, jumlah yang
ditolak dan alasan penolakannya, evaluasi, serta keberadaan
dokumen halal.
2. Pisahkan bahan yang tidak sesuai dengan dokumen halal
yang menyertainya dan beri tanda yang jelas sesuai keputusan
QA/QC.
3. Bersihkan gudang penyimpanan dari bahan haram dan najis.

6. TRANSPORTASI
1. Pastikan kendaraan yang digunakan untuk mengangkut
bahan baku, bahan pembantu, maupun bahan jadi tidak
digunakan untuk mengangkut bahan haram dan najis.
2. Jika kendaraan terpaksa digunakan untuk mengangkut
bahan haram dan najis, pastikan prosedur pembersihan /
sanitasinya sesuai dengan syariat islam.
3. Jika menggunakan kendaraan dari luar/menyewa harus
dapat dipastikan kendaraan bebas dari bahan haram dan najis

Sudah sesuai, Karena kemampuan telusur pada CV. Paciific


8. Traceability (kemampuan Harvest mudah diakses dimana sistemnya terintegrasi dari
telusur) pembelian sampai distribusi produknya.
Handling of non halal Belum sesuai atau ada kelemahan, yaitu belum adanya
conformance products prosedur penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria.
9. (penanganan produk
yang tidak memenuhi
kriteria)
Sudah sesuai, Karena tim audit CV Pacific Harvest telah
Audit Internal (Internal
10. melaksanakan audit internal selama 6 bulan sekali. Audit Halal
Audit)
Internal dilaksanakan setiap 6 bulan sekali atau pada saat
terjadi perubahan-perubahan yang mungkin mempengaruhi
status kehalalan produk seperti : perubahan manajemen,
kebijakan, formulasi, bahan, proses, maupun keluhan dari
konsumen.
Management Review Sudah sesuai, Karena 1 tahun sekali tim CV Pacific Harvest
11. (Kaji ulang manajemen) akan mengkaji ulang secara menyeluruh manajemen SJH.
Kaji ulang manajemen dilakukan dengan melibatkan seluruh
bagian yang terkait dengan SJH termasuk manajemen puncak.
Kaji ulang manajemen atas SJH secara
menyeluruh dilakukan setahun sekali. Kaji ulang dilakukan
bila:
1. Perubahan sistem manajemen perusahaan yang
menpengaruhi peran SJH secara
sebagian atau menyeluruh, misalnya perubahan peranan
auditor halal internal.
2. Ketidaksesuaian yang sering ditemukan dalam pelaksanaan
SJH. Hasil pertemuan kaji ulang dicatat dan dilaporkan.
HAS Manual (Manual Belum sesuai, karena manual SJH yang ada belum mengacu
12. HAS) pada HAS 23000.

Anda mungkin juga menyukai