DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Swt., yang
telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Rutin I ini
bisa terselesaikan dengan baik. Laporan Tugas Rutin I ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Politik yang berjudul
Konseptualisasi Tema-Tema Dalam Kajian Ilmu Politik. Kami banyak menemui
kendala dalam menyelesaikannya, terutama dalam kekompakan dan kerjasama
antartim dalam kelompok. Walaupun banyak menemui kendala itu dalam
mengerjakan tugas ini, berkat pertolongan dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikannya.
Namun kami menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Rutin I ini masih
banyak kekurangan, untuk itu kami mohon maaf atas kekurangan-kekurangan
yang terdapat dalam Laporan ini. Masukan dan kritikan atas kekurangan Laporan
ini sangat kami harapkan dari pembaca. Selain itu, supaya tim penyusun dapat
membuat laporan Tugas Rutin I ini menjadi lebih baik dan menarik.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kekuasaan membuat peraturan dan Undang-Undang. Kedua Eksekutif yaitu
kekuasaan melaksanakan Undang-Undang sekaligus Politik LN dan keamanan
negara. Ketiga Yudikatif yaitu kekuasaan mengadili atas pelanggaran Undang-
Undang. Ini yang sudah diterapkan sejak lama di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Pemerintahan Desa?
2. Apa yang dimaksud dengan Etika Pemerintahan?
3. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Pemerintahan?
4. Apa yang dimaksud dengan Interaksi Antarnegara?
5. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Internasional?
6. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Publik?
7. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Organisasi?
8. Apa yang dimaksud dengan Proses Politik?
9. Apa yang dimaksud dengan Perubahan Politik?
10. Apa yang dimaksud dengan Tertib Sosial dan Perubahan Sosial?
C. Tujuan Makalah
Adapun Tujuan makalah yaitu :
1. Menjelaskan tentang Pemerintahan Desa.
2. Menjelaskan tentang Etika Pemerintahan.
3. Menjelaskan tentang Komunikasi Pemerintahan.
4. Menjelaskan tentang Interaksi Antarnegara.
5. Menjelaskan tentang Komunikasi Internasional.
6. Menjelaskan tentang Kebijakan Publik.
7. Menjelaskan tentang Perilaku Organisasi.
8. Menjelaskan tentang Proses Politik.
9. Menjelaskan tentang Perubahan Politik.
10. Menjelaskan tentang Tertib Sosial dan Perubahan Sosial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
warganya dan belajar tentang pendapat dan kebutuhan banyak publiknya (silalahi,
2004).
Robbins, S. P. dan Coulter berpendapat bahwa komunikasi Pemerintah
pusat-daerah diantaranya juga meliputi aspek koordinasi, komunikasi, dan
pendelegasian wewenang. Dalam fungsi pengorganisasian untuk menentukan apa
yang perlu dilakukan, bagaimana cara melakukan dan siapa yang harus
melakukannya (Dunan, 2020).
Sedangkan Hasan:2005 menyatakan Komunikasi pemerintah yakni proses
penyampaian sebuah ide, strategi dan gagasan pemerintah pada kelompok
masyarakat dengan maksud agar suatu tujuan negara dapat tercapai (Icha Annisa
Aprilia, 2022). Dalam satu kondisi pemerintah dapat dikategorikan sebagai
komunikatornya, dan yang menjadi komunikan adalah masyarakat. Namun, hal
tersebut bisa berbalik, masyarakat dapat menjadi komunikator ketika
menyampaikan gagasan pada pemerintah dan di sini pemerintah berperan sebagai
komunikan untuk menganalisis apa yang diharapkan oleh masyarakat tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemerintah adalah proses
interaksi antara warga negara dengan pemerintah mengenai kebijakan, ide,
strategi, solusi dan penyampaian masalah dalam suatu negara demi tercapainya
kemajuan negara tersebut.
6
internasional sebagai sebuah cara membawa bangsa dan negara berdaulat, untuk
membantu organisasi-organisasi internasional dalam melaksanakan pelayanannya
kepada komunitas dunia lainnya.
Pengertian Komunikasi Internasional menurut Trenggono (2004 : 97),
komunikasi internasional adalah spesialisasi ilmu komunikasi yang dapat
dikelompokkan ke dalam dua kategori. Pertama, fenomena yang menjadi
pembahasan dominan sarjana komunikasi, yaitu media internasional. Kedua,
fenomena yang meliputi komunikasi politik internasional, hubungan internasional,
dan hubungan antarbudaya.
Menurut Armando (dalam Sariwaty 2020 : 32-32) ditinjau dari sisi aktor
yang melakukan kegiatan komunikasi internasional bisa diklasifikasikan kedalam
dua jenis, yaitu: Official Transaction, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh
pemerintah suatu Negara dengan pemerintah Negara lain dan atau organisasi
internasional dan Unofficial Transaction dikenal juga dengan istilah interaksi
transnasional, yaitu kegiatan komunikasi yang melibatkan antar individu warga
negara, kelompok dan organisasi dari negara yang berbeda atau pihak non-
pemerintah.
Menurut pendapat kelompok kami Komunikasi Internasional adalah
komunikasi dari berbagai negara yang diwakilkan oleh seseorang untuk
menyampaikan usulan atau saran yang berkaitan dengan kepentingan negaranya
kepada komunikan yang mewakili negara lain. Dimana tujuannya untuk
melengkapi antara kebutuhan negara satu dengan negara yang lain.
8
ilmuan yang tertarik memahami perilaku manusia dan praktisi yang tertarik dalam
meningkatkan efektivitas organisasional dan kesejahteraan individu. Dengan dasar
ini mereka mengemukakan adanya tiga tingkatan analisis yang dipergunakan
dalam perilaku organisasi, yaitu proses individual, kelompok dan organisasional.
Menekankan sebagai hasil adalah individual outcomes yang berupa job
performance, kinerja dan organizational Commitment, komitmen organisasional.
Disamping itu, pendapat lain cenderung membagi perilaku organisasi dalam tiga
tingkatan, yaitu perilaku individu, perilaku kelompok dan perilaku klasifikasi.
10
Bottomore, perubahan yang cukup berarti dapat timbul dari diperkenalkannya
suatu teknologi baru, perdagangan atau perang; kudeta istana, perubahan dinasti,
tampilnya ke puncak kekuasaan raja yang kompeten atau yang tidak, ataupun
karena munculnya seorang pemimpin politik yang talentanya begitu hebat,
gerakan-gerakan budaya dan intelektual, pasang surutnya kelompok-kelompoik
sosial tertentu, termasuk para elit yang menunjukkan kepentingan sosial yang
berbeda. Salah satu bentuk utama konflik adalah perang. Kelahiran negara-negara
baru banyak yang diakibatkan karena peperangan, baik perang negara terjajah
terhadap kolonial maupun perang saudara.
Perubahan di dalam sistem menjadi garis politik kaum reformis. Pada tipe
ini sistem nilai, struktur kekuasaan dan strategi menangani proses kebijakan pada
dasarnya tidak mengalami perubahan yang berarti meskipun pemimpin
pemerintahan dan isi kebijakan umum mengalami perubahan. Perubahan yang
diperjuangkan di dalam kerangka sistem politik yang ada.Tipe perubahan ketiga
berkaitan dengan dampak berbagai kebijakan pemerintah terhadap lingkungan
masyarakat dan lingkungan fisik. Dahrendorf membedakan perubahan sosial dan
politik menjadi perubahan secara tiba-tiba (sudden) dan perubahan secara radikal
(Surbakti, 1992: 245). Ia menilai bahwa perubahan elit politik atau pemimpin
pemerintahan merupakan kondisi bagi perubahan sistem nilai, struktur kekuasaan ,
dan strategi menangani kebijakan umum. Perubahan secara tiba-tiba atau
revolusioner (yang biasanya ditimbulkan dengan konflik yang bersifat kekerasan)
belum tentu menghasilkan perubahan struktural secara radikal, tetapi perubahan
yang ditimbulkan oleh konflik yang sangat intens cenderung bersifat radikal.
Menurut Dahredorf, makin intens konflik kelas, makin radikal perubahan yang
ditimbulkan, dan semakin bersifat kekerasan suatu konflik kelas maka semakin
tiba- tiba perubahan yang terjadi.
12
politik dan parlemen kini menjadi arena pertarungan bagi kekuatan-kekuatan
sosial. Partai politik dan parlemen merupakan sarana untuk meraih dan
mempertahankan kekuasaan, serta instrumen yang strategis untuk meningkatkan
kekuatan ekonomi, yaitu melalui pemenangan tender atas proyek-proyek yang
dibiayai oleh anggaran negara. Persaingan politik juga telah memicu meluasnya
praktek-praktek penggunaan kekuatan uang (money politics), dan karena itu biaya
politik-pun menjadi demikian mahal.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Secara umum ilmu politik ialah ilmu yang
mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama warga Negara, antar warga
Negara dan Negara, maupun hubungan sesama Negara. Yang menjadi pusat
kajiannya adalah upaya untuk memperoleh kekuasaan, usaha mempertahankan
kekuasaan, penggunaan kekuasaan tersebut dan juga bagaimana menghambat
penggunaan kekuasaan.
16
sebelumnya.perubahan politik yaitu bagaimana kita harus mengubah
kebijakan yang seharusnya kibijakan yang dahulu harus diganti agar untuk
menjadi lebih baik sehingga suatu bangsa dapat menjadi lebaik dan lepas dari
kepurukan yang selama ini kita tahu bahwa system perubahan di Indonesia ini
sangat tidak karuan dan tidak tahu bagaimana sekarang politiknya sangat-
sangat buruk.
10. Tertib Sosial dan Perubahan Sosial (Ilmu Sosiologi Politik)
Perubahan sosial menunjukkan adanya perubahan pada struktur sosial dari
suatu masyarakat dimana pola hubungan sosial yang lama digantikan oleh
pola hubungan sosial yang baru di dalam suatu masyarakat.
B. Saran
Sebaiknya setiap fenomena ataupun gejala actual politik yang ada di
Indonesia dapat dikaji dengan sebaik-baiknya sehingga akan ditemukan solusi
terbaik untuk menjawab setiap fenomena. Kita sebagai calon pendidik harus
mengerti dan memahami tentang Kajian Ilmu Politik, yang dimana kita sebagai
penerus bangsa bisa lebih aktif dalam memajukan dan mensejahterakan suluruh
rakyat Indonesia agar setiap orang dapat mempunyai wawasan dan pengetahuan
yang luas dalam mengetahui bagaimana jalannya implementasi terhadap kajian
ilmu politik. Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat bermafaat bagi
kita semua, serta dapat memberikan informasi tentang pentingnya kajian Ilmu
Politik sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Sari Cut Maya Aprita. (2018). Perubahan Sistem Politik Pasca Reformasi 1998,
Keadilan Sosial,dan Deficit DEmokrasi Hingga Kini.
Jurnal :
Avivi dan Muhnizar. 2020. “ Kepentingan Indonesia dalam Kerja Sama Bilateral
dengan Jepang Studi Kasus: Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement
(IJEPA)”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Volume 3, No. 1.
Barniat, Z. (2019). Otonomi Desa: Konsepsi Teoritis Dan Legal. Jurnal Analisis
Sosial Politik, 20-33.
18
Budijarto, A. (2018). Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Nilai-Nilai Yang
Terkandung Dalam Pancasila. Jurnal Kajian Lemhannas R.
Nomor, U.-U., Nomor, U., Khusus, P., & Kunci, K. (2019). Quota Hare. 3(2), 94–
107.
Yudi Kurnia. (2017). Proses politik dalam wacana pemekaran provinsi madura.
Artikel, 53(9), 1689–1699.
20