Anda di halaman 1dari 24

KONSEPTUALISASI TEMA-TEMA DALAM KAJIAN ILMU POLITIK

LAPORAN TUGAS RUTIN I


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Rutin Mata Kuliah Kapita
Selekta Politik Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Dosen Pengampu: Drs. Halking, M. Si.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

Agung Pratama Ramadani (3192411011)

Sabarati Br Barus (3192411018)

Indra Agung Gunawan Sianipar (3193311008)

Helena Simangunsong (3192411005)

Nur Lengkap Pandiangan (3193311014)

Nabilah Filza Toiba (3193111012)

Putri Rahma Adila (3193111005)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Swt., yang
telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Rutin I ini
bisa terselesaikan dengan baik. Laporan Tugas Rutin I ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Politik yang berjudul
Konseptualisasi Tema-Tema Dalam Kajian Ilmu Politik. Kami banyak menemui
kendala dalam menyelesaikannya, terutama dalam kekompakan dan kerjasama
antartim dalam kelompok. Walaupun banyak menemui kendala itu dalam
mengerjakan tugas ini, berkat pertolongan dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikannya.

Namun kami menyadari bahwa dalam Laporan Tugas Rutin I ini masih
banyak kekurangan, untuk itu kami mohon maaf atas kekurangan-kekurangan
yang terdapat dalam Laporan ini. Masukan dan kritikan atas kekurangan Laporan
ini sangat kami harapkan dari pembaca. Selain itu, supaya tim penyusun dapat
membuat laporan Tugas Rutin I ini menjadi lebih baik dan menarik.

Medan, 15 September 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Makalah ........................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
1. Pemerintahan Desa (Ilmu Pemerintahan)..................................................... 3
2. Etika Pemerintahan (Ilmu Pemerintahan) .................................................... 3
3. Komunikasi Pemerintah (Ilmu Pemerintahan) ............................................. 4
4. Interaksi Antar Negara (Ilmu Hubungan Internasional) .............................. 5
5. Komunikasi Internasional (Ilmu Hubungan Internasional).......................... 6
6. Kebijakan Publik (Ilmu Administrasi Negara) ............................................ 7
7. Perilaku Organisasi (Ilmu Administrasi Negara) ......................................... 8
8. Proses Politik (Ilmu National Politik) .......................................................... 9
9. Perubahan Politik (Ilmu National Politik).................................................. 10
10. Tertib Sosial dan Perubahan Sosial (Ilmu Sosial Politik) ......................... 13
BAB III ................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
B. Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu Politik yaitu ilmu yang mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan
lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan antara
negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain. Menurut Miriam
Budiardjo (2005 : 9), Ilmu Politik akan berkait dengan pembahasan : (1) Negara,
(2) Kekuasaan, (3) Pengambilan Keputusan, (4) Kebijakan Publik, (5) Distribusi /
pembagian dan alokasi. Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa
phenomena. Dalam menyusun generalisasi, teori selalu memakai konsep-konsep,
dan konsep-konsep tersebut lahir dalam pikiran (mind) manusia. Oleh karena itu
bersifat abstrak, sekalipun fakta-fakta dapat dipakai sebagai batu loncatan.
(Budiardjo, 1991 :30). Teori Politik yaitu suatu penjelajahan dari konstribusi-
konstribusi utama pada pemikiran politik mulai dari teoritis-teoritis Yunani Klasik
ke kontemporer. Sekiranya kita mendapat gambaran bahwa teori berperan penting
dalam mengkaji suatu fenomena politik yang terjadi. Keabsahan atau relevan
tidaknya suatu teori dapat kita kaji di lapangan. Dan tidak hanya itu, teori politik
dalam operasinya menyangkut Tujuan dari kegiatan politik (Masyarakat
/lembaga), cara-cara mencapai tujuan itu, kemungkinan - kemungkinan dan
kebutuhan - kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi politik yang tertentu, dan
Kewajiban – kewajiban yang diakibatkan oleh tujuan politik itu.
Dalam sistrem politik, keberadaan trias politica sepertinya sudah menjadi
bumbu yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu dibawah ini kita akan
membahas pemikiran tentang trias politica dari dua ilmuan politik terkenal.
Menurut John Locke, agar negara dapat melaksanakan fungsinya dengan baik,
perlu dibagi kekuasaannya menjadi 3 bagian. Pertama Legislatif yang membuat
peraturan dan undang-undang. Kedua Eksekutif, yaitu kekuasaan melaksanakan
Undang-Undang dan juga mengadili. Ketiga Federatif yaitu segala tindakan untuk
menjaga keamanan negara termasuk menjalin aliansi (ikatan) dengan negara lain.
Sedangkan Trias Politica Menurut Montesquieu adalah : Pertama Legeslatif yaitu

1
kekuasaan membuat peraturan dan Undang-Undang. Kedua Eksekutif yaitu
kekuasaan melaksanakan Undang-Undang sekaligus Politik LN dan keamanan
negara. Ketiga Yudikatif yaitu kekuasaan mengadili atas pelanggaran Undang-
Undang. Ini yang sudah diterapkan sejak lama di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Pemerintahan Desa?
2. Apa yang dimaksud dengan Etika Pemerintahan?
3. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Pemerintahan?
4. Apa yang dimaksud dengan Interaksi Antarnegara?
5. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Internasional?
6. Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Publik?
7. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Organisasi?
8. Apa yang dimaksud dengan Proses Politik?
9. Apa yang dimaksud dengan Perubahan Politik?
10. Apa yang dimaksud dengan Tertib Sosial dan Perubahan Sosial?

C. Tujuan Makalah
Adapun Tujuan makalah yaitu :
1. Menjelaskan tentang Pemerintahan Desa.
2. Menjelaskan tentang Etika Pemerintahan.
3. Menjelaskan tentang Komunikasi Pemerintahan.
4. Menjelaskan tentang Interaksi Antarnegara.
5. Menjelaskan tentang Komunikasi Internasional.
6. Menjelaskan tentang Kebijakan Publik.
7. Menjelaskan tentang Perilaku Organisasi.
8. Menjelaskan tentang Proses Politik.
9. Menjelaskan tentang Perubahan Politik.
10. Menjelaskan tentang Tertib Sosial dan Perubahan Sosial.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pemerintahan Desa (Ilmu Pemerintahan)


Dra. Sumber Saparin sebagaimana dikutip oleh (sulandra: 2018)
menyatakan bahwa: “Pemerintah Desa ialah merupakan simbol formal daripada
kesatuan masyarakat desa. Pemerintah desa diselengarakan di bawah pimpinan
seorang kepala desa beserta para pembantunya (Perangkat Desa), mewakili
masyarakat desa guna hubungan ke luar maupun ke dalam masyarakat yang
bersangkutan” (I Made Sulandra, 2018).
Pemerintahan desa menurut sugiman dalam tulisannya ialah yang
bertanggung jawab dalam pembangunan melalui pertumbuhan konomi masyarakat
desa, yaitu melalui pemberdayaan masyarakat desa (sugiman, 2018).
Sedangkan menurut Zulman Barniat dalam tulisannya menyatakan bahwa
Penyelenggaraan pemerintahan desa tidak dapat dipisahkan dari beberapa variabel
pengaruh, antara lain: derajat dan kualitas demokrasi, kapasitas (kelembagaan,
sumber daya dan organisasi) pemerintahan (Pusat, daerah dan desa), tarik ulur
kewenangan otonomi daerah antara pusat-daerah, kesadaran kritis para aktor
demokrasi (birokrasi, parlemen, civil society, pers, dan lain-lain), perspektif
keterbukaan pemerintahan dan relasi antara state, market serta civil society
(negara, pasar dan masyarakat sipil) (barniat, 2019).
Dari beberapa pengertian diatas kelompok kami menyimpulkan bahwa
pemerintahan desa merupakan pemerintahan desa merupakan bagian dari
pemerintahan nasional yang pada pelaksanaanya ditujukan pada kelompok kecil
masyarakat desa yang diselenggarakan atas usaha-usaha dari masyarakat desa dan
pemerintah desa yang berintegrasi untuk memajukan desa.

2. Etika Pemerintahan (Ilmu Pemerintahan)


Sumaryadi (2010) sebagaimana dikutip oleh ismail (2017) menyatakan
bahwa etika pemerintahan mengacu pada kode etik profesional khusus bagi
mereka yang bekerja dan untuk pemerintahan. Etika pemerintahan melibatkan
aturan dan pedoman tentang panduan bersikap dan berperilaku untuk sejumlah
kelompok yang berbeda dalam lembaga pemerintahan, termasuk para pemimpin
terpilih (seperti presiden dan kabinet menteri), DPR (seperti anggota parlemen),
staf politik dan pelayan public (Ismail, 2017).
Pengertian etika pemerintahan menurut Nurdin (2017:11) sebagaimana
dikutip oleh endah:2018 bahwa etika pemerintahan merupakan ajaran untuk
berperilaku baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan
dengan hakikat manusia (endah, 2018).
Etika pemerintah menurut Lontoh (2018:5) merupakan sikap yang harus
mempunyai adjusment dan unlimited/penyesuaian segala sesuatu yang tidak ada
batasnya dengan terhadap power dan authority/otoritas kekusaan yang dimiliki.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Etika pemerintahan merupakan etika
terapan yang berperan dalam urusan pengaturan tata kelola pemerintah. Etika
pemerintahan merupakan bagian dari yurisprudensi praktis (practical
jurisprudence) atau filosofi hukum (philosophy of law) yang mengatur urusan
pemerintah dalam hubungannya dengan orang-orang yang mengatur dan
mengelola lembaga pemerintahan.

3. Komunikasi Pemerintah (Ilmu Pemerintahan)


Komunikasi pemerintahan merupakan komunikasi antar manusia (human
communication) yang terjadi dalam konteks organisasi pemerintahan. Karena itu
komunikasi pemerintahan tidak lepas dari kontek komunikasi organisasi dan ia
juga merupakan bagian dari komunikasi organisasi. Garnet (1989: 546)
mengatakan bahwa Komunikasi internal pemerintah perlu mendapat perhatian,
karena sebagian besar public administrator dan staf spesialis menghabiskan
sebagian besar waktu mereka untuk menulis atau berbicara dengan internal public,
bawahan, atasan, dan pejabat di lembaga lain atau bahkan di tempat lain
pemerintah. Berkomunikasi dengan publik eksternal pemerintah patut mendapat
perhatian karena sarana yang pemerintah menginformasikan dan membujuk

4
warganya dan belajar tentang pendapat dan kebutuhan banyak publiknya (silalahi,
2004).
Robbins, S. P. dan Coulter berpendapat bahwa komunikasi Pemerintah
pusat-daerah diantaranya juga meliputi aspek koordinasi, komunikasi, dan
pendelegasian wewenang. Dalam fungsi pengorganisasian untuk menentukan apa
yang perlu dilakukan, bagaimana cara melakukan dan siapa yang harus
melakukannya (Dunan, 2020).
Sedangkan Hasan:2005 menyatakan Komunikasi pemerintah yakni proses
penyampaian sebuah ide, strategi dan gagasan pemerintah pada kelompok
masyarakat dengan maksud agar suatu tujuan negara dapat tercapai (Icha Annisa
Aprilia, 2022). Dalam satu kondisi pemerintah dapat dikategorikan sebagai
komunikatornya, dan yang menjadi komunikan adalah masyarakat. Namun, hal
tersebut bisa berbalik, masyarakat dapat menjadi komunikator ketika
menyampaikan gagasan pada pemerintah dan di sini pemerintah berperan sebagai
komunikan untuk menganalisis apa yang diharapkan oleh masyarakat tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemerintah adalah proses
interaksi antara warga negara dengan pemerintah mengenai kebijakan, ide,
strategi, solusi dan penyampaian masalah dalam suatu negara demi tercapainya
kemajuan negara tersebut.

4. Interaksi Antar Negara (Ilmu Hubungan Internasional)


Interaksi antar negara adalah hubungan/kontak antara negara satu dengan
yang lainnya. Interaksi antar negara dilakukan tidak semata-mata untuk menjalin
hubungan baik antara negara di kawasan. Hal ini berkaitan dengan kepentingan
nasional negara tersebut sehingga dalam menjalankan interaksinya negara
dilandasi oleh kepentingan nasionalnya. Dalam mencapai kepentingan tersebut,
negara akan mempertahankan statusnya sebagai negara yang berdaulat serta
merdeka untuk menentukan nasibnya sendiri yang mempunyai hak dan kewajiban,
sebagaimana halnya dengan negara-negara lainnya di dunia ini, Hidayat (dalam
Astika, 2020 : 24).
Interaksi antar negara dilakukan tidak semata-mata untuk menjalin
hubungan baik antara negara di kawasan. Hal ini berkaitan dengan kepentingan
nasional negara tersebut sehingga dalam menjalankan interaksinya negara
dilandasi oleh kepentingan nasionalnya. Setiap negara berinteraksi dengan negara
lain dalam rangka memperbesar kekuatan politiknya dengan cara meningkatkan
kapabilitas nasionalnya dan memperkecil kekuatan politik negara lain, Saeri (2012
: 18).
Kepentingan nasional setiap negara adalah berbeda dan dapat berubah
sesuai dengan masa. Ditegaskan pula oleh Martha Finnemore dan Jutta Weldes
bahwa keadaan dan peran yang berbeda dalam sistem internasional sehingga
kepentingan nasional tiap negara pun berbeda-beda.Negara mengambil peran aktif
sebagai aktor dalam pengambilan keputusan serta mewakili masyarakatnya untuk
melakukan interaksi dengan dunia internasional, Avivi & Muhnizar (2020 : 54).
Menurut pendapat kelompok kami Interaksi Antarnegara adalah hubungan
yang terjadi antar dua negara atau lebih dimana hal tersebut bertujuan untuk
kepentingan tertentu dan berdampak positif. Misalkan dampak positif dalam
bidang politik yaitu dapat meningkatnya hubungan diplomatik antarnegara,
kerjasama yang dilakukan antarnegara jadi lebih cepat dan mudah, meningkatnya
ketahanan politik, transparasi, akuntabilitas dan profesional dalam
penyelenggaraan negara.

5. Komunikasi Internasional (Ilmu Hubungan Internasional)


Abbas berpendapat bahwa komunikasi internasional adalah komunikasi
yang dilakukan seorang komunikator yang mewakili suatu Negara untuk
menyampaikan pesan berkaitan dengan kepentingan negaranya kepada komunikan
yang mewakili Negara lain dengan tujuan guna memperoleh dukungan yang lebih
luas, Abbas (dalam Sariwaty 2020 : 32)
Dalam komunikasi internasional terdapat unsur-unsur kepentingan antar
negara secara timbal balik, sehingga terdapat kecenderungan untuk saling
menumbuhkan pengertian dan saling meyakinkan, serta tidak mustahil untuk
saling mempengaruhi. Malik (2017 : 114) menyatakan bahwa komunikasi

6
internasional sebagai sebuah cara membawa bangsa dan negara berdaulat, untuk
membantu organisasi-organisasi internasional dalam melaksanakan pelayanannya
kepada komunitas dunia lainnya.
Pengertian Komunikasi Internasional menurut Trenggono (2004 : 97),
komunikasi internasional adalah spesialisasi ilmu komunikasi yang dapat
dikelompokkan ke dalam dua kategori. Pertama, fenomena yang menjadi
pembahasan dominan sarjana komunikasi, yaitu media internasional. Kedua,
fenomena yang meliputi komunikasi politik internasional, hubungan internasional,
dan hubungan antarbudaya.
Menurut Armando (dalam Sariwaty 2020 : 32-32) ditinjau dari sisi aktor
yang melakukan kegiatan komunikasi internasional bisa diklasifikasikan kedalam
dua jenis, yaitu: Official Transaction, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh
pemerintah suatu Negara dengan pemerintah Negara lain dan atau organisasi
internasional dan Unofficial Transaction dikenal juga dengan istilah interaksi
transnasional, yaitu kegiatan komunikasi yang melibatkan antar individu warga
negara, kelompok dan organisasi dari negara yang berbeda atau pihak non-
pemerintah.
Menurut pendapat kelompok kami Komunikasi Internasional adalah
komunikasi dari berbagai negara yang diwakilkan oleh seseorang untuk
menyampaikan usulan atau saran yang berkaitan dengan kepentingan negaranya
kepada komunikan yang mewakili negara lain. Dimana tujuannya untuk
melengkapi antara kebutuhan negara satu dengan negara yang lain.

6. Kebijakan Publik (Ilmu Administrasi Negara)


Kebijakan dapat didefinisikan sebagai serangkaian rencana program,
aktivitas, aksi, keputusan, sikap, untuk bertindak maupun tidak bertindak yang
dilakukan oleh para pihak (aktor-aktor), sebagai tahapan untuk penyelesaian
masalah yang dihadapi. Selanjutnya, Thoha (2012) memberikan penafisiran
tentang kebijakan publik sebagai hasil rumusan dari suatu pemerintahan. Dalam
pandangan ini, kebijakan publik lebih dipahami sebagai apa yang dikerjakan oleh
pemerintah dibandingkan daripada proses hasil yang dibuat. Berdasarkan
pendapat tersebut, kebijakan publik dapat didefinsikan sebagai serangkaian
kegiatan yang sadar, terarah, dan terukur yang dilakukan oleh pemerintah yang
melibatkan para pihak yang berkepentingan dalam bidang-bidang tertentu yang
mengarah pada tujuan tertentu. Sehingga untuk efektivitas kebijakan publik
diperlukan kegiatan sosialisasi, pelaksanaan dan pengawasan kebijakan.
Pelaksanaan kebijakan publik dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya: aspek kewenangan, sumberdaya, komunikasi, dan disposisi.
Dimensi-dimensi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan
kebijakan publik diantaranya: konsistensi, transparansi, akuntabilitas, keadilan,
efektivitas, dan efisiensi. Sementara itu evaluasi pelaksanaan kebijakan perlu
dilakukan secara komperhensif, yang meliputi: evaluasi ex-ante, on-going, dan ex-
post. Dalam melakukan inovasi dan terobosan dalam peningkatan pelayanan
kepada publik, dapat dilakukan diskresi pelaksanaan kebijakan publik sepanjang
tidak bertentangan dengan norma dan peraturan yang berlaku.
Menurut pendapat kelompok kami Pelaksanaan kebijakan merupakan
kegiatan lanjutan dari proses perumusan dan penetapan kebijakan. Sehingga
pelaksanaan kebijakan dapat dimaknai sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan,
baik oleh individu maupun kelompok pemerintah, yang diorientasikan pada
pencapaian tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.

7. Perilaku Organisasi (Ilmu Administrasi Negara)


Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan
bereaksi dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang
dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi informasi, dilindungi dan dikembangkan.
Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah bagaimana orang berperilaku di
dalam suatu organisasi. Grenberg dan Baron berpendapat bahwa organisasi adalah
sistem sosial yang terstruktur terdiri dari kelompok dan individu bekerja sama
untuk mencapai beberapa sasaran yang disepakati.

Perilaku organisasi Menurut Grenberg dan Baron (2003:5) merupakan


bidang yang bersifat multi disiplin yang membahas perilaku organisasi sebagai
proses individu kelompok dan organisasional. Pengetahuan ini dipergunakan

8
ilmuan yang tertarik memahami perilaku manusia dan praktisi yang tertarik dalam
meningkatkan efektivitas organisasional dan kesejahteraan individu. Dengan dasar
ini mereka mengemukakan adanya tiga tingkatan analisis yang dipergunakan
dalam perilaku organisasi, yaitu proses individual, kelompok dan organisasional.
Menekankan sebagai hasil adalah individual outcomes yang berupa job
performance, kinerja dan organizational Commitment, komitmen organisasional.
Disamping itu, pendapat lain cenderung membagi perilaku organisasi dalam tiga
tingkatan, yaitu perilaku individu, perilaku kelompok dan perilaku klasifikasi.

Menuurut pendapat kelompok kami Perilaku manusia adalah sebagai suatu


fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Individu
membawa ke dalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi,
pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini semua merupakan
karakteristik yang dipunya individu, dan karakteristik ini akan dibawa olehnya
manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni organisasi atau
lainnya.

8. Proses Politik (Ilmu National Politik)


Teori proses politik (the Political Process Theory) lebih banyak
memfokuskan kepada faktor-faktor yang memungkinkan warga negara biasa
membentuk suatu gerakan sosial mereka sendiri yang bertentangan dengan
masyarakat yang dominan. Dengan demikian, proses politik erat kaitannya dengan
upaya perubahan sosial. Proses politik (political process) adalah mengacu kepada
suatu keadaan dimana ketika orang berusaha memperoleh akses pada kekuasaan
politik dan menggunakannya untuk kepentingan mereka atau kelompok mereka
sendiri. Proses politik dapat dimaknai sebagai perjuangan memperoleh akses atau
jalur politik demi mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Selain itu, proses politik
sarat dengan kepentingan sehingga berimplikasi terhadap struktur masyarakat
yang saling beroposisi. Harus disadari bahwa kesepakatan sosial dan kendali
sosial tidak pernah lengkap, konflik antara individu dengan kelompok, serta antara
kelompok dengan kelompok adalah sesuatu yang selalu menyatu dalam kehidupan
manusia sehari-hari.
Proses politik adalah pola-pola politik yang dibuat oleh manusia dalam
mengatur hubungan antara satu sama lain. Dalam interaksi antara satu sama lain,
proses politik diwadahi dalam suatu sistem politik. Proses dalam setiap sistem
dapat dijelaskan sebagai input dan output. Input itu sendiri merupakan tuntutan
serta aspirasi masyarakat dan juga dukungan dari masyarakat. Input ini kemudian
diolah menjadi output, kebijaksanaan, dan keputusan-keputusan, yang akan
dipengaruhi oleh lingkungan sosial.

Gabriel A. Almond mengatakan bahwa proses politik dimulai dengan


masuknya tuntutan yang diartikulasikan dan diagregasikan oleh parpol, sehingga
kepentingan-kepentingan khusus itu menjadi suatu usulan kebijakan yang lebih
umum, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam proses pembuatan kebijakan yang
dilakukan oleh badan legislatif dan eksekutif. Dengan demikian, proses politik
erat kaitannya dengan aktivitas infrastruktur politik seperti kelompok penekan dan
partai politik maupun suprastruktur politik seperti eksekutif dan legislatif.

Menurut Abercrombie, Hill, dan Turner, studi tentang proses politik


berfokus pada aktivitas-aktivitas partai dan kelompok-kelompok kepentingan,
organisasi-organisasi internal, sifat pembuatan keputusan politik, serta peran dan
latar belakang para politisi. Fokus dari teori Political Process Teory adalah lebih
banyak kepada koneksi politik (political connection) dari pada kepada
sumberdaya material (material resources). Dengan demikian, bangunan struktur
politik akan berimplikasi terhadap proses politik sehingga suatu sistem politik
dalam berjalan dengan baik.

Menurut kelompok kami proses politik merupakan suatu tuntutan yang


diciptakan oleh masyarakat demi mewujudkan suatu kebijakan dan keputusan-
keputusan yang berpengaruh didalam masyarakat itu sendiri.

9. Perubahan Politik (Ilmu National Politik)


Perubahan politik dapat ditimbulkan oleh konflik kepentingan dan gagasan
atau nilai-nilai baru (Surbakti, 1992: 246). Tom Bottomore (1992: 82)
menjelaskan secara rinci tentang perubahan sosial dan politik. Menurut Tom

10
Bottomore, perubahan yang cukup berarti dapat timbul dari diperkenalkannya
suatu teknologi baru, perdagangan atau perang; kudeta istana, perubahan dinasti,
tampilnya ke puncak kekuasaan raja yang kompeten atau yang tidak, ataupun
karena munculnya seorang pemimpin politik yang talentanya begitu hebat,
gerakan-gerakan budaya dan intelektual, pasang surutnya kelompok-kelompoik
sosial tertentu, termasuk para elit yang menunjukkan kepentingan sosial yang
berbeda. Salah satu bentuk utama konflik adalah perang. Kelahiran negara-negara
baru banyak yang diakibatkan karena peperangan, baik perang negara terjajah
terhadap kolonial maupun perang saudara.

Peperangan di dalam negara bangsa nation-state juga akan mengakibatkan


perubahan sosial dan politik. Tom Bottomore mencatat bahwa perang punya
pengaruh terhadap perubahan politik dan perkembangan masyarakat. Perang
sebagai sarana perluasan masyarakat manusia dan perang merupakan faktor utama
dalam pembentukan negara itu sendiri (1992:87). Selanjutnya Tom Bottomore
mengatakan bahwa perang itu merupakan sarana kebijakan dan bentuk
penjelmaannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial dan budaya (ibid).
Perubahan politik dibedakan menjadi tiga, yaitu perubahan sistem, perubahan di
dalam sistem, dan perubahan karena dampak berbagai kebijakan umum (Surbakti,
1992: 243). Lebih lanjut Surbakti menjelaskan: Perubahan sistem ialah perubahan
yang terjadi pada ketiga elemen sekaligus. Perubahan ini bersifat radikal
(perubahan dengan akar-akarnya) karena tidak saja struktur dan strategi kebijakan
yang berubah, tetapi juga sistem yang lain yang justru mempengaruhi ketiga objek
revolusi, yaitu kegiatan kolektif warga masyarakat yang sedikit banyak bersifat
kekerasan untuk mengganti sistem politik yang ada dengan sistem baru yang
dianggap lebih baik.

Perubahan di dalam sistem menjadi garis politik kaum reformis. Pada tipe
ini sistem nilai, struktur kekuasaan dan strategi menangani proses kebijakan pada
dasarnya tidak mengalami perubahan yang berarti meskipun pemimpin
pemerintahan dan isi kebijakan umum mengalami perubahan. Perubahan yang
diperjuangkan di dalam kerangka sistem politik yang ada.Tipe perubahan ketiga
berkaitan dengan dampak berbagai kebijakan pemerintah terhadap lingkungan
masyarakat dan lingkungan fisik. Dahrendorf membedakan perubahan sosial dan
politik menjadi perubahan secara tiba-tiba (sudden) dan perubahan secara radikal
(Surbakti, 1992: 245). Ia menilai bahwa perubahan elit politik atau pemimpin
pemerintahan merupakan kondisi bagi perubahan sistem nilai, struktur kekuasaan ,
dan strategi menangani kebijakan umum. Perubahan secara tiba-tiba atau
revolusioner (yang biasanya ditimbulkan dengan konflik yang bersifat kekerasan)
belum tentu menghasilkan perubahan struktural secara radikal, tetapi perubahan
yang ditimbulkan oleh konflik yang sangat intens cenderung bersifat radikal.
Menurut Dahredorf, makin intens konflik kelas, makin radikal perubahan yang
ditimbulkan, dan semakin bersifat kekerasan suatu konflik kelas maka semakin
tiba- tiba perubahan yang terjadi.

Perubahan adalah suatu keharusan karena perubahan merupakan esensi


dari kemajuan yaitu harus berpindah posisi semangkin kedepan dari posisi
semulanya. Perubahan harus dikelola dengan baik dalam manajemen perubahan
(change manajement) dan manajemen harapan serta kemajuan dalam keharmonian
seringkali menjadi jebakan bagi kita untuk “malas” mempertahankan dinamika
perubahan dalam kehidupan, sedangkan politik adalah bermacam-macam kegiatan
dalam sistem politik atau negara yang menyangkut proses dalam
menentukan tujuan-tujuan perubahan. Perubahan politik Indonesia sejak 1998
dicirikan menguatnya fenomena oligarkhi dimana pemerintahan semakin
dikendalikan hanya oleh kalangan elit politik yang terbatas, yaitu mereka yang
menguasai basis kekuatan capital.

Indonesia telah mengalami perubahan politik yang dramatis, yaitu dengan


diperkenalkannya institusi dan mekanisme kelembagaan demokrasi, seperti:
perombakan sistem pemerintahan yang sentralistik menuju sistem pemerintahan
yang terdesentralisasi, sistem pemilu dan kepartaian yang lebih kompetitif,
penguatan peran dan fungsi parlemen, kebebasan bagi media massa, serta ruang
publik yang lebih terbuka dalam menyuarakan aspirasi dan kepentingan
masyarakat. Dalam struktur politik yang didominasi kekuatan modal, partai

12
politik dan parlemen kini menjadi arena pertarungan bagi kekuatan-kekuatan
sosial. Partai politik dan parlemen merupakan sarana untuk meraih dan
mempertahankan kekuasaan, serta instrumen yang strategis untuk meningkatkan
kekuatan ekonomi, yaitu melalui pemenangan tender atas proyek-proyek yang
dibiayai oleh anggaran negara. Persaingan politik juga telah memicu meluasnya
praktek-praktek penggunaan kekuatan uang (money politics), dan karena itu biaya
politik-pun menjadi demikian mahal.

Jadi menurut kelompok kami perubahan politik adalah suatu keharusan


yang merupakan esensi untuk menjadikan perubahan politik agar menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Perubahan politik yaitu bagaimana kita harus mengubah
kebijakan yang seharusnya kebijakan yang dahulu harus diganti agar untuk
menjadi lebih baik sehingga suatu bangsa dapat menjadi lebaik dan lepas dari
kepurukan yang selama ini kita tahu bahwa system perubahan di Indonesia ini
sangat tidak karuan dan tidak tahu bagaimana sekarang politiknya sangat-sangat
buruk.

10. Tertib Sosial dan Perubahan Sosial (Ilmu Sosial Politik)


Perubahan social menurut Umaimah Wahid yaitu adanya perubahan pada
struktur sosial dari suatu masyarakat dimana pola hubungan sosial yang lama
digantikan oleh pola hubungan sosial yang baru di dalam suatu masyarakat
(Wahid, 2015).

Perubahan social menurut Agus Budijarto yaitu adanya komunitas atau


perkumpulan di tengah-tengah masyarakat mengalami pergerakan yang
berdampak kepada perubahan dikarenakan adanya perkembangan atau perubahan
dari yang semula ke arah yang lebih baru (Budijarto, 2018).

Pengertian perubahan sosial menurut William F. Ogburn adalah perubahan


yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang
menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material
terhadap unsur-unsur immaterial (Sulistyo, 2015).
Dari tiga pengertian di atas maka kelompok kami menyimpulkan bahwa
perubahan social adalah perubahan atau perpindahan elemen-elemen social dalam
masyarakat yang dapat berupa pengaruh dari masyarakat itu sendiri.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Secara umum ilmu politik ialah ilmu yang
mengkaji tentang hubungan kekuasaan, baik sesama warga Negara, antar warga
Negara dan Negara, maupun hubungan sesama Negara. Yang menjadi pusat
kajiannya adalah upaya untuk memperoleh kekuasaan, usaha mempertahankan
kekuasaan, penggunaan kekuasaan tersebut dan juga bagaimana menghambat
penggunaan kekuasaan.

Adapun konseptualisasi tema-tema dalam kajian ilmu politik yakni:

1. Pemerintahan Desa (Ilmu Pemerintahan)


Pemerintahan desa merupakan bagian dari pemerintahan nasional yang pada
pelaksanaanya ditujukan pada kelompok kecil masyarakat desa yang
diselenggarakan atas usaha-usaha dari masyarakat desa dan pemerintah desa
yang berintegrasi untuk memajukan desa.
2. Etika Pemerintahan (Ilmu Pemerintahan)
Etika pemerintahan merupakan etika terapan yang berperan dalam urusan
pengaturan tata kelola pemerintah. Etika pemerintahan merupakan bagian dari
yurisprudensi praktis (practical jurisprudence) atau filosofi hukum
(philosophy of law) yang mengatur urusan pemerintah dalam hubungannya
dengan orang-orang yang mengatur dan mengelola lembaga pemerintahan.
3. Komunikasi Pemerintah (Ilmu Pemerintahan)
komunikasi pemerintah adalah proses interaksi antara warga negara dengan
pemerintah mengenai kebijakan, ide, strategi, solusi dan penyampaian masalah
dalam suatu negara demi tercapainya kemajuan negara tersebut.
4. Interaksi Antar Negara (Ilmu Hubungan Internasional)
Interaksi Antar negara adalah hubungan yang terjadi antar dua negara atau
lebih dimana hal tersebut bertujuan untuk kepentingan tertentu dan berdampak
positif.
5. Komunikasi Internasional (Ilmu Hubungan Internasional)
Komunikasi Internasional adalah komunikasi dari berbagai negara yang
diwakilkan oleh seseorang untuk menyampaikan usulan atau saran yang
berkaitan dengan kepentingan negaranya kepada komunikan yang mewakili
negara lain.
6. Kebijakan Publik (Ilmu Administrasi Negara)
kebijakan publik dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: aspek
kewenangan, sumberdaya, komunikasi, dan disposisi. Pelaksanaan kebijakan
merupakan kegiatan lanjutan dari proses perumusan dan penetapan kebijakan.
Sehingga pelaksanaan kebijakan dapat dimaknai sebagai tindakan-tindakan
yang dilakukan, baik oleh individu maupun kelompok pemerintah, yang
diorientasikan pada pencapaian tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam
keputusan kebijakan.
7. Perilaku Organisasi (Ilmu Administrasi Negara)
Perilaku organisasi berkaitan dengan bagaimana orang bertindak dan bereaksi
dalam semua jenis organisasi. Dalam kehidupan organisasi, orang
dipekerjakan, dididik dan dilatih, diberi informasi, dilindungi dan
dikembangkan. Dengan kata lain, maka perilaku organisasi adalah bagaimana
orang berperilaku di dalam suatu organisasi.
8. Proses Politik (Ilmu National Politik)
Proses politik dapat dimaknai sebagai perjuangan memperoleh akses atau jalur
politik demi mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Proses politik adalah pola-
pola politik yang dibuat oleh manusia dalam mengatur hubungan antara satu
sama lain. Dalam interaksi antara satu sama lain, proses politik diwadahi
dalam suatu sistem politik.
9. Perubahan Politik (Ilmu National Politik)
Perubahan politik adalah suatu keharusan yang merupakan esensi untuk
menjadikan perubahan politik agar menjadi lebih baik dari

16
sebelumnya.perubahan politik yaitu bagaimana kita harus mengubah
kebijakan yang seharusnya kibijakan yang dahulu harus diganti agar untuk
menjadi lebih baik sehingga suatu bangsa dapat menjadi lebaik dan lepas dari
kepurukan yang selama ini kita tahu bahwa system perubahan di Indonesia ini
sangat tidak karuan dan tidak tahu bagaimana sekarang politiknya sangat-
sangat buruk.
10. Tertib Sosial dan Perubahan Sosial (Ilmu Sosiologi Politik)
Perubahan sosial menunjukkan adanya perubahan pada struktur sosial dari
suatu masyarakat dimana pola hubungan sosial yang lama digantikan oleh
pola hubungan sosial yang baru di dalam suatu masyarakat.

B. Saran
Sebaiknya setiap fenomena ataupun gejala actual politik yang ada di
Indonesia dapat dikaji dengan sebaik-baiknya sehingga akan ditemukan solusi
terbaik untuk menjawab setiap fenomena. Kita sebagai calon pendidik harus
mengerti dan memahami tentang Kajian Ilmu Politik, yang dimana kita sebagai
penerus bangsa bisa lebih aktif dalam memajukan dan mensejahterakan suluruh
rakyat Indonesia agar setiap orang dapat mempunyai wawasan dan pengetahuan
yang luas dalam mengetahui bagaimana jalannya implementasi terhadap kajian
ilmu politik. Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat bermafaat bagi
kita semua, serta dapat memberikan informasi tentang pentingnya kajian Ilmu
Politik sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :

Anggara, S. (2015). 11. Buku Sistem Politik Indonesia.pdf. In Sistem Politik


Indonesia (pp. 22–24).

Ismail. (2017). Etika Pemerintahan Norma, Konsep Dan Praktek Etika


Pemerintahan Bagi Penyelenggara Pelayan Pemerintah. Yogyakarta: Lintang
Rasi Aksara Books.

Kantaprawira, R. (2004). Sistem Politik Indonesia. In Bandung: Sinar Baru


Algesindo (Issue 1).

Mustari Nuryanti. (2015). Pemahaman Kebijakan Publik Formulasi,


Implementasi dan Evaluasi Kebijakan Publik. Yogyakarta. PT Leutika
Nouvalitera.

Sari Cut Maya Aprita. (2018). Perubahan Sistem Politik Pasca Reformasi 1998,
Keadilan Sosial,dan Deficit DEmokrasi Hingga Kini.

Tahir Arifin. (2014). Perilaku Organisasi. Yogyakarta. Deepublish.

Wahdiniawati, Annisa Siti. (2021). Perilaku Organisasi. Jakarta Selatan. Galiono


Digdaya Kawthar

Jurnal :

Astika. 2020. “Pengaruh Interaksi Antar Negara Asean dalam Pengambilan


Kebijakan Di Era Teknologi Informasi”. Jurnal Diplomasi Pertahanan. Volume
6, No. 2.

Avivi dan Muhnizar. 2020. “ Kepentingan Indonesia dalam Kerja Sama Bilateral
dengan Jepang Studi Kasus: Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement
(IJEPA)”. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Volume 3, No. 1.

Barniat, Z. (2019). Otonomi Desa: Konsepsi Teoritis Dan Legal. Jurnal Analisis
Sosial Politik, 20-33.

18
Budijarto, A. (2018). Pengaruh Perubahan Sosial Terhadap Nilai-Nilai Yang
Terkandung Dalam Pancasila. Jurnal Kajian Lemhannas R.

Dunan, A. (2020). Komunikasi Pemerintah Di Era Digital: Hubungan Masyarakat


Dan Demokrasi. Jurnal Pekommas, 73-82.

Endah, K. (2018). Etika Pemerintahan Dalam Pelayanan Publik. Jurnal Fisip-


Universitas Galuh, 141-151.

I Made Sulandra, I. N. (2018). Emampuan Aparat Desa Dalam Pelaksanaan Tugas


Administrasi Pemerintah Desa. Locus Majalah Ilmiah Fisip, 28-38.

Icha Annisa Aprilia, A. S. (2022). Peran Komunikasi Pemerintah Untuk


Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Communication,
70-85.

Ismanto, I. (2017). Perubahan Politik dan Rent Seeking Activities [Changes in


Political and Rent-Seeking Activities]. Verity: International Relations Journal,
9(17), 53.

Lontoh.G, Kasenda.V, Kairupan.J. 2018. Etika Pemerintahan Dalam


Pelayanan Publik (Studi Di Kantor Uptd Samsat Tondano Kabupaten Minahasa).
Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan. Manado: FISIPOL Universitas Sam Ratulangi

Malik. 2017. “Pendekatan Komunikasi Internasional”. Jurnal Common. Volume


1, No. 2.

Nomor, U.-U., Nomor, U., Khusus, P., & Kunci, K. (2019). Quota Hare. 3(2), 94–
107.

Purnamasari Hanny. 2016. Perilaku Organisasi Dalam Pelayanan Administrasi


Kependudukan. Jurnal Politikom Indonesia. Vol.1 No.1.

Ramdhani Ali Muhannad, Ramdhani Abdullah. 2017. Konsep Umum


Pelaksanaan Kebijakan Publik. Jurnal Publik. Vol. 11. No. 01.
Saeri . 2012. “Teori Hubungan Internasional Sebuah Pendekatan Paradigmatik”.
Jurnal Transnasional. Volume 3, No. 2

Sariwaty, Yulia. 2020. “Komunikasi Internasional Amerika Serikat - Indonesia


Dalam Kerjasama Pertahanan Keamanan Pemerintahan Presiden Djoko Widodo’.
Jurnal Signal. Volume 8, No. 1.

Silalahi, U. (2004). Komunikasi Pemerintahan: Mengirim Dan Menerima


Informasi Tugas Dan Informasi Publik. Jurnal Administrasi Publik.

Sugiman. (2018). Pemerintahan Desa. Binamulia Hukum, 82-95.

Sulistyo, H. (2015). Stabilitas Dan Tertib Sosial. Jurnal Keamanan Nasional.

Trenggono, Nanang. 2004. “Konstruksi Komunikasi Internasional”. Jurnal


Mediator. Volume 5, No. 1.

Tjokro Imelda Chynthia. 2019. Perilaku Organisasi Dalam Pelayanan Publik.


Jurnal Ekonomi , Social & Humaniora. Vol. 01. No. 01.

Wahid, U. (2015). Perubahan Politik Dan Sosial Budaya Masyarakat Gampong


Aceh Di Era Internet–New Medi. Jurnal Communicate, 12-24

Yudi Kurnia. (2017). Proses politik dalam wacana pemekaran provinsi madura.
Artikel, 53(9), 1689–1699.

20

Anda mungkin juga menyukai