Anda di halaman 1dari 16

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,

BERKEHIDUPAN, DAN BERNEGARA

MAKALAH

Untuk memenuhi Tugas matakuliah


Pancasila
Yang dibina oleh Ibu Siti Karomah, S.Pd., M.Pd.

Oleh :
Libria Putri Citra Hapsari (2255201038)
Ryan Aka Ramdhan (2255201033)
Achamd AlviYudanuari (2255201034)
Malmedira Fisyara (2255201024)
Resha Yuana Putri Endrianto (2255201014)
Ananda Rizki Amelia (2255201007)
Sri Handayani (2155201067)
Ega June Jhoice Thay Putra (2255201008)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU EKSAKTA
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
September 2022
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-
Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah mata kuliah Pancasila dengan
judul "Pancasila Sebagai Paradigma Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berkehidupan, dan
Bernegara" tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami sadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun agar pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik. Akhirnya, kami berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para pemabaca.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk
mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Blitar, September 2022

Penyus

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
1. PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
2. PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Bagaimana macam-macam persoalan di bidang social, poltik, dan IPTEK......3
2.1.1 Bidang Politik....................................................................................................3
2.1.2 Bidang Sosial....................................................................................................3
2.1.3 Bidang IPTEK...................................................................................................5
2.2Bagaimana cara pengaplikasian paradigma Pancasila dalam kehidupan..........5
2.2.1 Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang politik................................5
2.2.2 Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang sosial budaya.....................6
2.2.3 Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang IPTEK...............................6
2.2.4 Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang ekonomi............................7
2.3 Bagaimana cara mengatasi persoalan-persoalan di bidang social, politik, dan
pengembangan IPTEK untuk proyeksi Indonesia baru............................................8
2.3.1 Bidang Politik....................................................................................................8
2.3.2 Bidang Sosial....................................................................................................8
2.3.3 Bidang IPTEK...................................................................................................9
2.4 Bagaimana cara memposisikan diri sebagai warga negara yang baik...............9
3. PENUTUP...................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................11
3.2 Saran.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12

iii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Republik Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu
dikaitkan dengan sejarah Indonesia sebelum persidangan dan setelah perumusan Pancasila
sebagai dasar negara. Hal ini terkait dengan perjuangan kerajaan untuk mempertahankan
ekspansi negara Indonesia. Tentang kerajaan-kerajaan seperti Kerajaan Kutai, Kerajaan
Sriwijaya, Kerajaan Majapahit, dan Kebangkitan Indonesia serta Masa Renaisans. Pancasila dan
dasar negara-bangsa Indonesia telah berjalan jauh hingga hari ini. Selama ini banyak peristiwa
dan peristiwa yang mengiringi perjalanan Pancasila. Semua orang di Indonesia. Berawal dari
peristiwa pertama di mana Pancasila menuai banyak perselisihan internal dari pencetusnya di era
reformasi dan globalisasi, Pancasila masih hangat diperdebatkan oleh banyak kalangan, terutama
politisi dan mahasiswa.
Paradigma Istilah "paradigma" awalnya berasal dari dunia ilmu pengetahuan, khususnya
dalam kaitannya dengan filsafat ilmu. Secara terminologis, orang yang mengembangkan istilah
dalam dunia ilmiah, Thomas S. Khun, dalam bukunya yang berjudul The Structure of Scientific
Revolutions, paradigma juga merupakan asumsi dasar, asumsi teoritis umum (sumber nilai).
Hukum, metode, dan sumber tuntutan menuntut penerapan dalam ilmu pengetahuan begitu kuat
untuk menentukan sifat, watak, dan watak ilmu itu sendiri. Paradigma sendiri juga merupakan
asumsi fundamental dan asumsi nilai (sources of value), dan karenanya sumber hukum, metode,
dan aplikasi dalam sains yang menentukan sifat-sifat, dan karakter sains itu sendiri.
Makna paradigma terkait dengan asal usul beberapa bahasa. Paradigma dalam bahasa
Inggris berarti keadaan lingkungan. Di sisi lain, menurut paradigma Yunani, atau "para", berarti
sebelah, soba, dikenal. Kemudian, menurut kamus psikologi, paradigma diartikan sebagai suatu
model atau pola yang menggambarkan semua kemungkinan fungsi dari apa yang disajikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana macam-macam persoalan di bidang social, politik dan IPTEK.
2. Bagaimana cara pengaplikasian paradigma Pancasila dalam kehidupan.
3. Bagaimana cara mengatasi persoalan-persoalan di bidang social, politik, dan
pengembangan IPTEK untuk proyeksi Indonesia baru.
4. Bagaimana cara memposisikan diri sebagai warga negara yang baik.

1
2

1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi berbagai macam persoalan bidang sosial politik dan IPTEKS.
2. Mengidentifikasi pengaplikasian paradigma pancasila dalam berbagai kehidupan.
3. Mengevalusi persoalan persoalan bidang sosial politik untuk memproyeksi indonesia baru.
4. Mengidentifikasi cara memposisikan diri sebagai warga negara yang baik.
1. PEMBAHASAN
2.1 Bagaimana macam-macam persoalan di bidang social, poltik, dan IPTEK.

2.1.1 Bidang Politik

Korupsi kolusi nepotisme merupakan hal yang tidak asing di telinga kita. 3 hal tersebut
memang sudah melekat dengan nama pemerintah Indonesia Korupsi yang sering dikenal
berkaitan dengan uang. Tapi yang sesungguhnya korupsi merupakan semua penyalahgunaan
kekuasaan untuk kepentingan pribadi yang merugikan pihak lain.
Selain korupsi, nepotisme bukan hal yang baru lagi. istilah Kolusi dan Nepotisme
baru muncul pada dekade terakhir ini. Namun demikian ketiga istilah itu sangat erat
berkaitan dan mengandung makna inti yang sama, sebab esensi kolusi dan nepotisme
merujuk juga pada korupsi, baik dalam arti ekonomi maupun politik.
Nepotisme saat ini juga sangat mudah kita jumpai. Hampir semua yang
mempunyai saudara yang bekerja dipemerintahan. Maka mereka akan mudah juga untuk
masuk kedalam pemerintah walaupun secara pendidikan dan pengalaman bukan termasuk
orang yang kompeten dalam bidangnya.
Dan yang terakhir Kolusi adalah: “Perjanjian antar perusahaan untuk bekerja
sama, guna menghindari persaingan yang saling merusak. Cara untuk mencapai kerja
sama itu sejak perjanjian yang sifatnya informal higga yang rahasia atau sembunyi-
sembunyi, mulai dari penggabungan informasi umpamanya, hingga pengaturan resmi
dalam suatu organisasi kartel, dimana sanksi dikenakan bagi yang melanggar.
Ketiga hal ini jika dikaitkan dengan Pancasila merupakan hal yang tidak sejalan.
Keadilan sosial yang seharusnya merata tapi tidak bisa direalisasikan karena banyaknya
penyalahgunaan yang ada. Tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh
kegiatan sudah tidak dapat di elak lagi, harapakan akan terwujudnya negara yang clean,
responsif, dan kehidupan pemerintah yang bertanggung jawab.

2.1.2 Bidang Sosial.

Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan sosial yang sangat kompleks dan harus
segera mendapat penanganan yang tepat agar dapat segera teratasi. Indonesia sebagai negara

3
4

berkembang dan memiliki jumlah penduduk yang besar tentu tidak dapat terhindar dari masalah
tersebut. Ini dibuktikan dengan jumlah penduduk miskin yang besar, mayoritas tinggal di daerah
pedesaan yang sulit untuk diakses bahkan di kota besar seperti Jakarta pun juga sangat banyak
ditemukan masyarakat miskin. Kemiskinan dapat diartikan dimana seseorang sangat sulit untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dikarenakan berbagai penyebab salah satunya adalah
rendahnya tingkat pendapatan yang diperoleh. Banyak permasalahan di bidang sosial yang
muncul akibat dilanda kemiskinan, seperti pencurian, persmpokan, dan pemerasan, serta
kejahatan lainnya.

Masalah kemiskinan adalah persoalan klasik yang tetap sulit dicarikan solusinya,
karena banyaknya dan beragamnya faktor yang ikut menyumburkan kemiskinan.
Pengentasan kemiskinan memang dirasakan sulit karena banyaknya dan beragamnya
faktor yang ikut menyuburkan kemiskinan. Salah satu kesulitan utama dalam
mengentaskan kemiskinan adalah indikator atau kriteria yang layak digunakan untuk
menentukan garis kemiskinan, sehingga seseorang dikategorikan miskin atau tidak
miskin.

Masalah pengangguran merupakan polemik bagi suatu negara. Salah satu


faktor yang terkait dengan pengangguran adalah alumni tingkat pendidikan tertentu
seperti dari Sekolah menengah maupun perguruan tinggi yang tidak terserap dalam
pasar tenaga kerja. Lulusan sekolah menengah atas dihadapkan pada persaingan yang
tidak berimbang dengan lulusan sekolah menengah kejuruan dari segi keterampilan dan
mentalitas kerja. Ketersediaan lapangan kerja untuk menyerap lulusan SMA masih
sangat sedikit jika dibandingkan dengan lulusan sekolah menengah kejuruan.
Pengangguran memberikan problematika tersendiri bagi negara.
Pengangguran dapat mempengaruhi daya beli masyarakat. Karena tidak adanya
pendapatan yang diterima, pengeluaran untuk membiayai kehidupan sehari-hari
pun menjadi terganggu. Makin tinggi jenjang pendidikan si penganggur, akan
semakin berbahaya bagi negara. Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat
berharap banyak dengan mengenyam pendidikan tinggi, yakni untuk mendapatkan
pekerjaan yang didambakan dan kemudian meningkatkan taraf hidup mereka. Selain
5

itu, kesempatan kerja yang terbatas telah membuat kompetisi semakin ketat antar
pencari kerja dan seringkali mereka melamar dan menerima pekerjaan apa saja
meskipun tidak sesuaidengan kualifikasi pendidikannya.

2.1.3 Bidang IPTEK.

Paradigma Pancasila dalam berbagai perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah


pesat. Sejalan dengan kemajuan zaman, semakin banyak penemuan dan penelitian
dilakukan. Tidak menutup kemungkinan adanya kelemahan didalamnya. Dengan
berpedoman pada nilai-nilai Pancasila, apa yang diperoleh dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan akan sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan dalam bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
Masalah ekonomi pendidikan, IPTEK, sosial budaya ditinjau dari paradigma
Pancasila. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Pancasila memuat
konsep, ideologi, falsafah dan dasar negara. Perkembangan iptek harus sesuai dengan
norma yang terkandung dalam Pancasila, contoh nyata dari pelanggaran norma Pancasila
adalah kloning manusia.
Kasus kloning manusia ini melanggar norma Pancasila pada sila pertama yaitu
ketuhanan yang Maha Esa. Maka dari itu perkembangan IPTEK perlu ditelusuri secara
filsafat ilmu melalui pendekatan aksımologı yartu mencari manfaat dari perkembangan
IPTEK itu sendiri.

2.2 Bagaimana cara pengaplikasian paradigma Pancasila dalam kehidupan.


2.2.1 Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang politik.
Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang politik dapat dilakukan dengan
meletakan nilai-nilai yang terkadung dalam Pancasila. Sumber nilai-nilai politik harus
berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya pada sila keempat yaitu kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, permusyawaratan, perwakilan, yang
menyatakan bahwa semua praktik politik harus berkembang sesuai dengan asas
kerakyatan. Hal ini dikarenakan Indonesia menganut system politik demokrasi yang
artinya kekuasaanya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, sehingga masyarakat
6

Indonesia harus mampu menempatkan kekuasaan tertingginya sebagai warga negara


Indonesia dan menempatkan diri mereka sebahai subjek politik bukan sebagai objek
politik.

2.2.2 Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang sosial budaya.


Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang sosial budaya dapat dilakukan
dengan mendasarkan pembangunan sosial budaya berdasarkan nilai-nilai yang telah ada
dalam masyarakat, yaitu nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang terkandung di dalam
Pancasila. Dalam konteks pembangunan sosial budaya, Pancasila merupakan sumber
normatif yang ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia yang
menjadikan warga negara sebagai masyarakat yang beradab dan berbudaya.
Pada era globalisasi, nilai-nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat sudah
mulai luntur oleh budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Sebagian besar
penduduk Indonesia sudah mulai terpengaruh oleh budaya asing yang masuk tersebut,
baik budaya yang bersifat positif maupun budaya yang bersifat negative. Masuknya
berbagai budaya-budaya asing ini membuat masyarakat Indonesia mulai meninggalkan
nilai-nilai budaya luhur bangsa Indonesia yang telah berkembang selama ini di dalam
masyarakat dan lebih memilih budaya-budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Oleh karena itu aspek sosial budaya harus lebih
dikembangkan berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai ketuhanan, dan nilai
keberadaban.

2.2.3 Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang IPTEK.


Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang IPTEK yaitu Pancasila
memberikan dasar-dasar nilai bagi pengembangan IPTEK sebagai hasil kebudayaan
manusia yaitu harus didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan
beradab. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) itu sendiri adalah hasil dari upaya
manusia yang meliputi aspek akal, rasa, dan kehendak dalam meningkatkan
7

kesejahteraan dan martabat manusia. Terdapat beberapa makna dalam pancasila dalam
pembangunan IPTEK yaitu:
a) Sila ketuhanan yang maha esa memberikaan arti bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, diuji, dan diciptakan,
tetapi juga tentang tujuan dan konsekuensinya, apakah itu merugikan manusia
dan alam.
b) Sila kemanusiaan yang adil dan beradap memberikan landasan moral bahwa
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus beradab, dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merugikan tidak akan
mencapai tujuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sebenarnya, yaitu
kesejahteraan.
c) Sila persatuan indonesia memberikan arti bahwa pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi harus menumbuhkan rasa nasionalisme, dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dapat mewujudkan
persatuan.
d) Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, merupakan dasar bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demokratis, maksudnya setiap orang dapat
dengan bebas mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lalu para
pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi harus bersikap terbuka, artinya
terbuka untuk dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan teori
lainnya.
e) Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, memberikan arti bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus menjaga keseimbangan
keadilan dalam kehidupan manusia.

2.2.4 Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang ekonomi.


Pengaplikasian paradigma Pancasila dalam bidang ekonomi dapat dilakukan
dengan sistem ekonomi harus mendasarkan pada moralitas ketuhanan, dan
kemanusiaan. Hal itu bertujuan untuk mensejahterakan rakyat secara keseluruhan.
Pembangunan ekonomi harus mampu menghindari monopoli dan persaingan bebas.
8

Monopoli dan persaingan bebas hanya akan memberikan keuntungan yang besar bagi
yang kuat secara ekonomi. Disisi lain, adanya sistem persaingan bebas dalam
perekonomian hanya akan merugikan pemilik usaha kecil. Oleh karena itu, demi
kesejahteraan masyarakat, perekonomian harus berbasis kemanusiaan dan menghindari
persaingan bebas, monopoli, dan ekonomi lain yang membuat rakyat menderita dan
menimbulkan penindasan atas manusia satu dengan lainnya.

2.3 Bagaimana cara mengatasi persoalan-persoalan di bidang social, politik, dan


pengembangan IPTEK untuk proyeksi Indonesia baru.

2.3.1 Bidang Politik

1. Memutus serta merampingkan (streamlining) jaringan proses birokrasi yang bernuansa


primordial di kalangan penentu kebijakan, baik itu yang berada di lembaga eksekutif,
legislatif maupun yudikatif, sehingga tata kerja dan penempatan pejabat pada jabatan
atau posisi-posisi tertentu benar-benar dapat dilaksanakan secara akuntabel dan
profesional serta dilaksanakan dengan pertimbangan profesionalisme dan integritas
moral yang tinggi;
2. Menerapkan sanksi pidana yang maksimal secara tegas, adil dan konsekuen tanpa ada
diskriminasi bagi para pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme dalam arti bahwa prinsip-
prinsip negara hukum benar-benar harus diterapkan secara tegas dan konsekuen,
terutama prinsip equality before the law;
3. Para penentu kebijakan, baik di bidang pemerintahan maupun di bidang penegakan
hukum harus memiliki kesamaan visi, profesionalisme, komitmen, tanggungjawab dan
integritas moral yang tinggi dalam menyelesaikan kasus-kasus korupsi

2.3.2 Bidang Sosial

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:


1. Bagian uMKM pada Dinas Koperasi, Perdagangan, Industri dan uMKM, melakukan
Pelatihan Kewirausahaan kepada generasi muda lulusan minimal SMu sebanyak kurang
lebih 300 orang setiap tahun.
9

2. Bagian Industri pada Dinas Koperasi, Perdagangan, Industri dan uMKM, melakukan
Pelatihan Kemampuan Produksi sesuai pilihan (minat) para calon Pengusaha (usaha
Bordir, usaha Makanan olahan, usaha alas kaki dan usaha Industri Meubel.
3. Bagian Koperasi pada Dinas Koperasi, Perdagangan, Industri dan uMKM memfasilitasi
akses kepada Bank (BNI dan BRI) untuk memperoleh Kredit usaha.
4. Bagian Perdagangan pada Dinas Kopearsi, Perdagangan, Industri dan uMKM
memfasilitasi dalam pemasaran hasil usaha.

2.3.3 Bidang IPTEK

1. Menyampaikan pendapat Abdul Qadim Zallum dalam bukunya, Hukmu As Syar'i Fi al-
intinsaakh, Naqlu al-a'dhaai, al-ijhaadh, Athfaalu al-anaabiib, ajhazatu, al-Ins'aasy, ath-
thabiyah, al-Hayah wa al-maut, bahwa syariat mengharamkan kloning terhadap manusia.
2. Memberikan pengertian dan penjelasan bahwa alam semesta telah didesain sedemikian
rupa sehingga terdapat hukum yang sangat rapi untuk mengendalikan dan menjalankan
alam semesta ini. Adanya peraturan dan hukum alam ini tentu saja mengharuskan
adanya Sang Pengatur dan Pencipta. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami
ciptakan segala sesuatu menurut ukuran" (Q.S. Al-Qamar: 49) dan dalam ayat lain,
"...dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuranukurannya
dengan serapi-rapinya" (Q.S. Al-Furqaan: 2).
2.4 Bagaimana cara memposisikan diri sebagai warga negara yang baik.
Warga negara merupakan bagian terpenting dalam sebuah negara. Sehingga sikap dan
cara berfikir warga negara akan mempengaruhi terhadap negara untuk kedepannya. Sebagai
warga negara Indonesia yang berideologi pancasila maka penerapan pancasila dalam
kehidupan sehari hari merupaka hal yang sangat penting untuk memposisikan diri menjadi
warga negara yang baik. Berikut merupakan sikap atau perilaku yang sesuai dengan nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari hari.

1. Religius: Perilaku untuk taat dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut,
toleransi serta membiasakan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur: Perilaku ini didasarkan kepada sebuah upaya untuk menjadikan dirinya
sebagai orang yang akan selalu di percaya dalam perkataan, tindakan, maupun
10

3. perbuatan.
4. Toleransi: Perilaku mengharçal adanya perbedaan suku etnis, agama, ras, dan juga
mengenai perbedaan sikap dan pendapat dengan orang lain
5. Disiplin: Perilaku yang menunjukkan sikap taat, tertib dan patuh pada ketentuan dan
peraturan yang ada
6. Kerja keras: Perilaku yang menunjukkan usaha yang sunguh-sungguh untuk
mengatasi berbagai hambatan serta berusaha menyelesaikannya dengan sebaik
baiknya.
7. Kreatif: Sebuah pikiran dan tindakan untuk menghasilkan hasil yang baru dari hasil
yang telah dimiliki.
8. Mandiri: Perilaku yang menunjukkan tidak bergantung kepada orang lain dalam
9. menyelesaikan sesuatu
10. Demokrasi Sebuah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang meninjau sama
antara hak dan kewajibannya dengan yang lain.
11. Rasa ingin tahu: Perilaku yang selalu berusaha untuk mencar sesuatu lebih dalam
dan lebih luas lagi dari hal yang ia linat, dengar, dan pelajari. 10. Semangat
kebangsaan: Perlaku yang menunjukkan cara berpikir dan bertindak dimana
mengutamakan kepentingan bangsa diatas kepentingan individu maupun
11

2. PENUTUP
2.1 Kesimpulan.
2.1.1 Banyak terjadi pemasalahan dalam berbagai kehidupan masyarakat Indonesia.
Contohnya dalam bidang social banyak masalah yang diakibatkan oleh kemiskinan
dan pengangguran, dalam bidang politik adanya kkn yang sangat merugikan negara,
dan di bidang IPTEK ada masalah cloning manusia.
2.1.2 Pengaplikasian paradigm Pancasila dalam berbagai bidang dapat dilakukan dengan
menananmkan nilai-nilai Pancasila dalan berbagai bidang tersebut. Contohnya nilai-
nilai sila ke 4 dalam bidang politik, nilai-nilai sila ke 1 dan ke 2 dalam bidang sosial
budaya, nila-nilai kelima sila dalam Pancasila dalam bidang IPTEK, dan nilai-nilai
sila ke 1, 2, dan 5 dalam bidang ekonomi.
2.1.3 Dengan banyaknya persoalan atau permasalahan yang telah dibahas diatas itu semua
memiliki cara untuk mengatasi atau menanggulanginya, hanya saja bagaimana
sikapkita agar persoalan atau permasalahan diatas yang sudah dijelaskanbisa diatasi
sampai tuntas.
2.1.4 Untuk menjadi warga negara yang baik dapat dilakukan dengan pengaplikasian
pancasila dalam kehidupan sehari hari seperti perilaku religious, jujur, toleran,
disiplin, kreatif, mandiri dan demokrasi.

2.2 Saran.
Sebagai bangsa Indonesia yang telah memiliki pancasila sebagai ideologi  Negara
hendaknya kita selalu melestarikan kebudayaan atau tradisi bangsa Indonesia untuk kita
wariskan kepada anak cucu kita. Menjadikan Pancasila sebagai orientasi ilmu
12

pengetahuan dan pendidikan selain dari agama adalah hal yang bermanfaat sebagai
wujud nasionalisme kita dan ibadah kita dalam mengatasi persoalan-persoalan yang
ditimbulkan sosial politik dan kemajuan IPTEK saat ini.
Selain itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi,
maka kami berharap bahwa pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-
peraturan yang tegas atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh
pengguna teknologi.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Calam dan Sobirin, ”Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara” , dimuat dalam Jurnal SAINTIKOM, Vol. 4/No. 1/ Januari
2008
Al-Falah, “Pengentasan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Ekonomi Umat Menurut Perspektif
Islam Muhammad Istan”, dimuat dalam Jurnal of Islamic Economics 2 (1), 81-99, 2017
Aman1, “Kloning Manusia dan Masalah Sosial-Etik”, dimuat dalam Jurnal DIMENSIA, Volume
1, No. 1, Maret 2007
Cahyo Hatta Murtyoso, “Mengatasi Kemiskinan dan Pengangguran Dengan Memanfaatkan
Potensi Produk Ungglan”, dimuat dalam Jurnal Manajemen Pembangunan, Vol. 5, No 1/
Juni 2018 : 1-16
Evi Maylitha, Dinie Anggraeni Dewi, “Memposisikan Kembali Nilai Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Kehidupan Bermasyarakat”, dimuat dalam Jurnal Pendidikan
Tambusai 5 (1), 885-889, 2021
Ismansyah dan Purwantoro Agung Sulistyo, “Permasalahan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di
Daerah serta Strategi Penanggulangannya”, dimuat dalam Jurnal DEMOKRASI, Vol. IX,
No. 1, Th. 2010
Syamsul Alam, “Tingkat Pendidikan dan Pengangguran di Indonesia (Telaah Serapan Tenaga
Kerja SMA/SMK dan Sarjana)”, dimuat dalam Jurnal Ilmiah Bonggaya 1,

13

Anda mungkin juga menyukai