Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENERAPAN PANCASILA DALAM TUGAS SEORANG BIDAN

DOSEN PEMBIMBING
Drs. Mohammad Hasyim,MM

DISUSUN OLEH :
Ranasti Dentyasari (19.11.2.009.1)

STIKES GANESHA HUSADA KEDIRI


PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AKADEMIK2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penerapan Pancasila Dalam Tugas Seorang Bidan” sehingga makalah ini selesai tepat
pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak penyusun harap untuk kesempurnaan
lebih lanjutnya dari penyusunan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan


masyarakat pada umumnya, dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebgai bahan
untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat serta pembaca.

Kediri, 5 April 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii

BAB I...........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................2

1.3 Tujuan................................................................................................................................2

BAB II.........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..........................................................................................................................3

2.1 Pengertian Pancasila...........................................................................................................3

2.1.1 Pengertian Pancasila secara etimologis...........................................................................3

2.1.2 Pengertian Pancasila secara Historis...............................................................................4

2.1.3 Pengertian Pancasila secara Terminologis.......................................................................5

2.2 Pelayanan Masyarakat........................................................................................................5

2.4 Peran Penting Mahasiswa Kebidanan Dalam Ilmu Negara Dan Hubungannya Dengan
Praktek Kebidanan...................................................................................................................6

2.5 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Melaksanakan Tugas Kebidanan..........................8

BAB III......................................................................................................................................11

PENUTUP.................................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan......................................................................................................................11

3.2 Saran................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini telah banyak sekali terjadi perubahan - perubahan yang cukup pesat dan
luas di seluruh dunia sebagai akibat adanya kemajuan daya nalar/pikir manusia.
Perubahan Sosial dan Budaya akan menghasilkan perubahan tata nilai, tetapi karena tata
nilai baru belum melembaga sementara tata nilai lama mulai ditinggalkan, maka dapat
menimbulkan berbagai gejolak, ketidakpastian, rasa cemas dan kegelisahan.

Bangsa Indonesia harus makin memantapkan kesetiaannya kepada Pancasila,


dengan cara menghayati mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan Ekonomi,
Sosial Budaya. Kehidupan manusia tanpa mengenal Ketuhanan Yang Maha Esa pada
sila yang pertama dapat mengakibatkan mereka kehilangan nilai-nilai etik, moral dan
spritual. Tanpa Kemanusiaan yang adil dan beradab, kemajuan bidang ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi justru akan memerosokkan nilai-nilai kemanusiaan ke dalam
tempat yang rendah.

Tanpa nilai Persatuan dan Kesatuan, bangsa indonesiaakan mengalami


perpecahan dari dalam, misalnya permusuhan antar suku bangsa, antar agama atau ras.
Tanpa nilai - nilai Kedaulatan rakyat, dapat disaksikan tumbuhnya kekuatan kekuatan
pemerintahan yang sewenang - wenang yang akhirnya terjadi pertentangan antara
pemerintah dan rakyat. Tanpa nilai - nilai Keadilan sosial, dapat disaksikan kesenjangan
sosial dalam masyarakat,akan terjadi kecemburuan sosial antara sikaya dan si miskin.
Lebih lanjut hal ini dapat menimbulkan keresahan dan perpecahan yang selanjutnya
dapat membahayakan kelestarian hidup bangsa dan negara.

sebab itu, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila mutlak harus
dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia, agar kita dapat terhindar dari akibat
- akibat buruk yang dibawa oleh zaman tersebut.

1
1.2. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan pancasila ?

2) Apa yang dimaksud pelayanan kesehatan ?

3) Apa itu peran penting mahasiswa kebidanan dalam ilmu negara dan
hubungannya dengan praktek kebidanan?

4) Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila dalam melaksanakan tugas


kebidanan?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian pancasila

2) Untuk mengetahui apa itu pelayanan kesehatan

3) Untuk mengetahui apa itu peran penting mahasiswa kebidanan dalam ilmu
negara dan hubungannya dengan praktek kebidanan

4) Untuk mengentahui penerapan nilai-nilai pancasila dalam melaksanakn tugaas


kebidanan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) undang-undang dasar 1945

Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memliki


pengertian pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara,
sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara, sabagai
kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam
terminologi yang harus didesktipsikan secara objektif. Selain itu, pancasila secara
kedudukan dan fungsinya juga harus dipahami secara kronologis.

untuk memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya


maupun peristilahannya maka pengertian Pancasila tersebut meliputi lingkup pengertian
sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian Pancasila secara etimologis


Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa
kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut
Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua
macam arti secara leksikal yaitu:

3
“panca” artinya “lima”

“syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”

“syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau
yang senonoh”.

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa


diartikan “susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara
etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla”
dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara
harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf
Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.

2.1.2 Pengertian Pancasila secara Historis


Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada
sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara
Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang
pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.

Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara
lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk
memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas
saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan
namanya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,


kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang
Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan
lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila.

Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan
istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah
“Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah
disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama

4
dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima
oleh peserta sidang secara bulat.

2.1.3 Pengertian Pancasila secara Terminologis


Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara
Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana
lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus
1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal dengan
UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan
pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas
4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.

Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah


yang secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang
disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.

2.2 Pelayanan Masyarakat


Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan
layanan kesehatan kepada masyarakat.

Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah


sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan
preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran
masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan
Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan

5
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga,
kelompok, atau masyarakat.

Definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai
dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan
kesehatan yang ditemukan banyak macamnya. Karena semuanya ini ditentukan oleh:

1. Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara


bersama-sama dalam suatu organisasi.
2. Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan
atau kombinasi dari padanya.

2.4 Peran Penting Mahasiswa Kebidanan Dalam Ilmu Negara Dan Hubungannya
Dengan Praktek Kebidanan
Mahasiswa kebidanan menjadi subjek pokok dalam negara sedangkan Ilmu
negara atau kenegaraan menjadi acuan utama untuk mahasiswa kebidanan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara:

a) Kode Etik Kebidanan Dalam Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat.

Fungsi etika dan moralitas dalam kebidanan

1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya bidan dan klien


2. Menjaga kita melakukan tindakan yang merugikan / membahayan orang lain
3. Menjaga privacy setiap individu
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan profesinya.
5. Dengan etika mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa
alasannya
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis
suatu masalah
7. Menghasilkan tindakan yang benar
8. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku manusia antara baik, buruk, benar
atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya.
10. Berhubungan dengan pengaturanhal-hal yang bersifat abstrak
11. Menfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13. Mengatur tata cara pergaulan baik didalam tata tertib masyarakat maupun tata-
cara di dalam organisasi.

6
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang
biasa.

Falsafah kebidanan Dalam menjalankan perannya bidan memiliki keyakinan yang


dijadikan panduan dalam memberikan asuhan. Kayakinan tersebut meliputi :

1. Keyakinan tentang kehamilan dan persalinan


2. Keyakinan tentang perempuan
3. Keyakinan fungsi profesi dan manfaatnya
4. Keyakinan tentang pemberdayaan perempuan dan membuat keputusan
5. Keyakinan tentang tujuan asuhan
6. Keyakinan tentang kolaborasi dan kemitraan
7. Sebagai profesi bidan mempunyai pandangan hidup pancasila
8. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan
kebudayaan.
9. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat
10. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga
11. Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah / daerah membentuk
masyarakat kumpulan dan masyarakat Indonesia terhimpun didalam satu
kesatuan bangsa Indonesia.

a. Ketulusan dalam praktek kebidanan

Bidan adalah profesi yang mulia dan tidak ringan namun dengan
profesionalisme,ketulusan dan pengabdian seorang bidan dapat mempermudah Bidan
dalam menjalankan tugas profesinya.profesi Bidan seharusnya mendapatkan
penghargaan dan perhatian untuk meningkatkan prospek kerja Bidan,dan stigma
negative tentang Bidan hendaknya dihapus,tidak adil bagi profesi dan pengabdian bidan
selama ini jika kematian dikaitkan dengan banyaknya Bidan.

Tingginya AKI(angka kematian ibu) dan AKB(angka kematian bayi )bukan


sepenuhnya kesalahan Bidan,Bidan yang telah menjalankan tugas sesuai standar profesi
serta sesuai kewenanganya namun tetap teerjadi kematian mungkin saja pengaruh
komplikasi pada Bayi ataupun Ibu.Perlu dilakukan penelitian lebih mendalam tentang
penyebab utama kematian itu terjadi sehingga perlu dilakukan program-program serta
inovasi baru untuk menanggulangi AKI dan AKB agar dicegah.

Tingginya angka kematian ini seharusnya menjadi pr bagi semua pihak bukan
saja Bidan tetapi nakes serta berbagai pihak. Langkah yang efektif yang dapat
dilakukan bidan untuk penurunan angka kematian diantaranyadeteksi dini kelainan
ataupun masalah yang dialami oleh ibu dan bayi melalui ANC, deteksi dini komplikasi
kala 1,kala II,kala III serta kala IV adalah manajemen yang efektif untuk mencegah
serta antisipasi terjadinya komplikasi yang berpotensi mengarah kepatologi hingga

7
kematian Bidan masa depan yang modern yang diharapkan dapat memberikan inovasi
baru untuk menurunkan angka kematian,karena seiring perkembangan zaman maka
semakin berkembang dan kritisnya pemikiran orang,dengan berkembangnya pikiran
manusia ,diharapkan akan lahir Bidan-Bidan yang cerdas serta inovativ dalam
menangani masalah-masalah ibu dan anak.

Ketika Bidan menjadi sorotan public serta angka kematian Ibu dan Bayi yang
menunjukan angka yang sangat drastis mendorong saya untuk menjadi seorang Bidan
masa depan yang dapat menjadi ”kunci penurunan AKI dan AKB” di Indonesia yang
mampu bekerja secara professional serta dapat menurunkan angka kematian Ibu dan
anak.Cita-cita tertinggi saya adalah Indonesia yang sehat serta pada tahun 2014 AKI
dan AKB di Idonesia menurun menjai 0 per 100.000 kelahiran hidup.Saya tidak ingin
terkenal namun saya ingin berguna dan dapat menyelamatkan nyawa manusia.

Banyak hal yang ingin sala lakukan ketika nanti saya menjadi Bidan di
Indonesia,saya Ingin terjun langsung kemasyarakat,mengabdi kepada masyarakat
terutama untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan Ibu dan anak,agar Indonesia
dapat menjadi rangking terakhir AKI dan AKB di Dunia dan menjadi peringkat pertama
dalam kategori kesehtan Ibu dan Anak dan Stigma negative Bidan dapat diubah
menjadi”Bidan Peri penyelamat nyawa manusia”.

2.5 Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dalam Melaksanakan Tugas Kebidanan


Bentuk pengamalan dari sila-sila Pancasila dalam memberikan pelayanan kebidanan
kepada pasien, sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


a. Manusia indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa,sesuai dengan Agama dan kepercayaan masing-masing berdasarkan
kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk Agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda sehingga terbina kerukunan hidup
antar Agama.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya masing-masing.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaaan kepada orang lain.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


a. Mengakui persamaan derajat,persamaan hak dan persamaan kewajiban
azasi antara manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan yang Maha Esa.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

8
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama bangsa
lain.

3. Persatuan Indonesia
a. Menempatkan kesatuan,persatuan,kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara diatas kepentingan pribadi atau golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai bangsa bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia ber-Bhinneka Tunggal Ika.
g. Memelihara ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian,
keadilan.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawarakatan/Perwakilan.
a. Warga masyarakat mempunyai kedudukan,hak dan kewajiban yang sama
dengan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksa kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan untuk
kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat dilandasi semangat kekeluargaan.
e. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil putusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan oleh akal sehat yang dilandasi oleh hati nurani.
g. Putusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
kepada Tuhan yang Maha Esa,menjunjung tinggi harkat martabat
manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan dengan mengutamakan
persatuan demi kepentingan bersama.

9
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
a. Mengembangkan sikap dan perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
f. Bersifat boros.
g. Tidak bergaya hidup mewah.
h. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Menghargai hasil karya orang lain.
k. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata,adilan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan merupakan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat Indonesia, maka
rakyat Indonesia menjadikan pengamalan pancasila sebagai perjuangan utama dalam
kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya
harus dimulai oleh setiap warga negara Indonesia dan setiap penyelenggara negara yang
secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan pancasila oleh setiap lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik dipusat maupun didaerah.

Dalam menjalankan profesi sebagai bidan, memberikan pelayanan yang terbaik


untuk pasien merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata hanya karena uang.
Ketulusan melayani tanpa membeda- bedakan satu sama lain merupakan salah satu
implementasi dari sila yang terkandung dalam pancasila.

3.2 Saran
Pancasila merupakan pandangan hidup negara kita Republik Indonesia, maka
kita harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari pancasila tersebut dengan
setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Dalam praktek kebidanan, diharapkan
bidan lebih pengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila untuk melakukan
pelayanan kebidanan kepada pasien.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/doc/109970465/Peranan-Pancasila-
Dalam-Kelancaran-Tugas-Tenaga-
Kebidanan&ved=2ahUKEwiZxNT__c7oAhWH7nMBHZk6AUQQFjAAegQIBRAC&
usg=AOvVaw061kbcFqxKnGU2WzAg5_qn&cshid=1586010667889

http://robyyatulhasanah.blogspot.com/2016/05/penerapan-pancasila-dalam-tugas-
seorang.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai