Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENERAPAN SILA PANCASILA dalam KEPERAWATAN

PENERAPAN SILA SILA PANCASILA DALAM KEPERAWATAN

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen :

Agung Supriyanto , M.Pd

Disusun oleh:

Khenna Melinda Aprilia.

2211009

Kelas A

S1 Keperawatan

RS DR. SOEPRAOEN KESDAM V/BRW


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah

berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Dalam penyusunan makalah ini saya sangat berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.

Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam penyusunan makalah ini , ditulis bedasarkan buku yang berkaitan


dengan Pancasila , serta informasi dari media masa yang berhubungan dengan
Pancasila.

Akhir kata , semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi pembaca.

Malang , 13 september 2022

Khenna Melinda Aprilia


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................2
1.3 Tujuan................................................................2
1.4 Manfaat ............................................................2

BAB II PEMBAHASAN MASALAH ............................3

2.1 Pengertian Pancasila..........................................3


2.2 Makna Nilai-Nilai yang terkandung ...................5
2.3 Pengamalan etika Pancasila dalam keperawatan....8
2.4 Contoh pengamalan Pancasila dalam keperawatan..11

BAB III PENUTUP....................................................22

KESIMPULAN..........................................................22

SARAN....................................................................24
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pancasila dilatarbelakangi oleh hasil dari sidang BPUPKI pertama


yang beragendakan menyusun dasar negara Indonesia. Seorang perawat
adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada semua masyarakat .Seorang perawat harus memilki etika karena yang
dihadapi oleh seorang perawat adalah manusia juga .
Pedoman dalam segala pelaksaan dan penyelenggarahan
pemerintahan negara indonesia adalah Pancasila . Pancasila memiliki arti yang
sangat penting bagi Indonesia. Pancasila yang merupakan dasar negara
Indonesia, menjadi dasar pedoman dalam segala hal .
Kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara
merupakan cerminan suatu negara Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa
Indonesia dalam penyelanggarakan bernegara . Semua tatanan baik
pemerintahan , masyarakat tidak boleh menyelewenang dari Pancasila. Karena
kosenkuensi dari hal itu bahwa penyelenggarakan bernegara tidak boleh
menyimpang dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai kesatuan , nilai
kerakyatan ,dan nilai keadilan.
Pedoman dalam segala pelaksaan dan penyelenggarahan
pemerintahan negara indonesia adalah Pancasila Oleh karena itu , dalam
perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh , maka
dua hal tersebut idak bisa dipisahkan .Selain dengan tujuan tersebut , maka
dapat dikemukakan bahwa nama baik rumah sakit antara lain di kemukakan
oleh pendapat pasien .
Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila mengandung banyak nilai moral dan
kebaikan. Oleh karena itulah Pancasila dijadikan sebagai sistem
etika. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-
ajaran dan pandangan-pandangan moral baik dalam kehidupan sehari-hari atau
dalam dunia keperawatan .

1.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila?
2. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
3. Apa saja penerapan pancasila dalam dunia keperawatan ?
1.3 Tujuan

1. Mengetahui Pengertian Pancasila.


2. Mengetahui arti Pancasila dengan jelas.
3. Mengetahui peranan pancasila dalam praktik keperawatan.
4. Mengetahui manfaat pancasila dalam kehidupan perawat.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu proses pembaca dalam


memahami nilai Pancasila , Butir-butir Pancasila dan pengamalan-
pengamalanya untuk kehidupan berbangsa dan bernegara
beserta manfaatnya dalam dunia keperawatan .

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Eksistensi Pancasila merupakan bagian penting bagi bangsa Indonesia. Hal ini
disebabkan karena Pancasila menjadi satu-satunya landasan paling utama bagi
bangsa Indonesia untuk menjalankan kehidupan bernegara.

Pengertian Pancasila adalah dasar negara serta falsafah bangsa dan negara
Republik Indonesia yang terdiri atas lima sila, yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha
Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan (5) Keadilan sosial bagi selurah rakyat
Indonesia.

satu kerajinan lambang Garuda Pancasila di bengkel rumahan, Jakarta, Kamis


(13/8/2020). Menko bidang Perekonomian Airlangga Hartanto memaparkan
anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam bentuk bantuan bagi
UMKM tercatat Rp32,5 triliun per 3 Agustus 2020. (merdeka.com/Imam
Buhori)

Secara etimologis, pengertian Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang


terdiri dari dua kata, Panca dan Sila. Pengertian Pancasila yaotu, Panca berarti
lima dan Sila berarti dasar. Sila juga diartikan sebagai aturan yang
melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa; kelakuan atau perbuatan
yang menurut adab (sopan santun); akhlak dan moral.

Menurut Prof. Darji Darmodiharjo, SH (dalam Kaderi), pengertian Pancasila


telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit pada abad XIV. Istilah Pancasila
terdapat pada buku Negarakertagama Karangan Empu Prapanca, dan buku
Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku Sutasoma ini pengertian
Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu sendi yang lima” (dari bahsa
Sansekerta) dia juga mempunyai arti pelaksanaan Kesusilaan yang lima.

3.
Istilah Pancasila kemudian diangkat lagi oleh Soekarno saat merumuskan dasar
negara Indonesia pasca kemerdekaan.

Secara terminologi pengertian Pancasila dapat diartikan sebagai lima prinsip


dasar negara. Pasca kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, keesokan harinya
PPKI mengadakan sidang sebagai sarana untuk melengkapi alat-alat
kelengkapan negara yang telah merdeka. Dalam sidang tersebut telah berhasil
mengesahkan UUD negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal
dengan nama UUD 1945.

Pada saat sidang pengesahan UUD 1945 beserta Pembukaannya oleh PPKI,
naskah Pancasila yang terdapat dalam bagian Pembukaan UUD 1945 adalah
sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Pesatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/ Perwakilan.

5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Pancasila sebagaimana tecantum dalam pembukaan UUD 1945 inilah


yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar negara RI.

4.
2.2 Makna Nilai Nilai Yang Terkandung
Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

Sebagai nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat bangsa Indonesia melalui


penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang
ingin dicapai serta sesuai dengan napas jiwa bangsa Indonesia dan karena
Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Merupakan bentuk peran dalam menunjukan adanya kepribadian bangsa


Indonesia yang dapat di bedakan dengan bangsa lain, yaitu sikap mental,
tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

Sebagai nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat bangsa Indonesia melalui


penjabaran instrumental sebagai acuan hidup yang merupakan cita-cita yang
ingin dicapai serta sesuai dengan napas jiwa bangsa Indonesia dan karena
Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Merupakan bentuk peran dalam menunjukan adanya kepribadian bangsa


Indonesia yang dapat di bedakan dengan bangsa lain, yaitu sikap mental,
tingkah laku, dan amal perbuatan bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia

Merupakan kristalisasi pengalaman hidup dalam sejarah bangsa Indonesia


yang telah membentuk sikap, watak, perilaku, tata nilai norma, dan etika yang
telah melahirkan pandangan hidup.

5.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia

Untuk mengatur tatanan kehidupan bangsa Indonesia dan negara Indonesia,


yang mengatur semua pelaksanaan sistem ketatanegaraan Indonesia sesuai
Pancasila.

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum bagi negara Republik
Indonesia

Sebagai segala sumber hukum di negara Indonesia karena segala kehidupan


negara Indonesia berdasarkan Pancasila, juga harus berlandaskan hukum.
Semua tindakan kekuasaan dalam masyarakat harus berlandaskan hukum.

Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu mendirikan


negara

Karena pada waktu mendirikan negara Pancasila adalah perjanjian luhur yang
disepakati oleh para pendiri negara untuk dilaksanakan, pelihara, dan
dilestarikan.

Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa indonesia

Dalam Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang


menjadikan Pancasila sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa.

Pengertian Pancasila tentunya belum lengkap tanpa mengenali makna


lambang-lambangnya. Lambang Pancasila adalah seekor burung Garuda yang
memliki makna kekuatan dengan warna emas sebagai simbol kemuliaan. Di
dalamnya terdapat perisai dengan lambang 5 sila yang mewakili sila-sila dalam
Pancasila. Berikut makna lambang dari masing-masing sila Pancasila:

6.
1. Sila Pertama

Sila pertama memiliki lambang bintang (tunggal) berwarna kuning. Sila


pertama ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan kepercayaan
yang dianut oleh masing-masing individu.

2. Sila Kedua

Simbol kedua ini diwakili lambang berupa rantai. Jumlah rantai ini mencapai 17
dan tidak terputus. Rantai yang tidak terputus ini memiliki makna generasi
penerus yang turun-temurun dan selalu saling berkaitan serta membutuhkan
satu sama lain.

3. Sila Ketiga

Simbol dari sila ketiga ini adalah pohon beringin yang menandai tempat
berteduh ataupun berlindung. Hal ini berarti seluruh rakyat Indonesia bisa
berlindung dan berteduh di bawah naungan Negara Indonesia.

4.  Sila Keempat

Simbol sila keempat adalah kepala banteng, yang dikutip dari BPIP RI
menandakan tenaga rakyat. Selain itu, kepala banteng juga mewakili hewan
sosial yang sering berkumpul. Dalam hal ini, sila keempat menjadi pedoman
bagi rakyat indonesia untuk bahu-membahu dan berdiskusi dalam
menyelesaikan berbagai persoalan.

5.  Sila Kelima

Terakhir yakni sila kelima Pancasila dengan simbol padi dan kapas yang
bermakna kemakmuran dan kesejahteraan. Melalui simbol ini, Negara
Indonesia memiliki kewajiban untuk memakmurkan rakyatnya sebagai
landasan.

7.
2.3 Pengamalan Etika Pancasila dan keperawatan
Pancasila, yang berisi lima dasar pedoman hidup, ditujukan untuk seluruh
kalangan masyarakat Indonesia. Perawat, sebagai salah satu bagian di
dalamnya, juga mempunyai ikatan penting dengan Pancasila. Ikatan ini yang
menjadi pedoman utama bagi perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas
dengan rela berkorban dan penuh tanggung jawab. Perawat professional selalu
berada di bawah nilai dan kaidah Pancasila. Tanpa Pancasila, perawat tidak
bisa melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Ilmu tentang anatomi
tubuh manusia dan pelayanan yang harus diberikan kepada klien itu semua
tidak akan berjalan mulus tanpa adanya pengamalan terhadap nilai-nilai
Pancasila.

A. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa.


menjadi landasan bagi para perawat untuk memiliki sifat taat dan patuh
terhadap ajaran agama dan keyakinan masing-masing dalam menjalankan
tugas . Tetap menjadikan Tuhan Yang Maha Esa sebagai tujuan utama
dalam melakukan setiap tindakan kepada klien. Selain itu, mengingat di
Indonesia ini terdiri dari agama yang berbeda-beda, maka dalam
menjalankan tugasnya, perawat tidak membeda-bedakan klien sesuai
agamanya. Dimata Perawat pasien sama saja tak ada bedanya baik fisik
agama atau yang lain.

B. Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.


Dalam sila ini mengandung nilai yang sangat penting bagi perawat. Dalam
mengemban tugas, perawat harus memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi.
Dalam proses pelayanan kesehatan, perawat juga harus tetap memberikan
pelayanan yang adil terhadap klien tanpa membedakan SARA.

8.
C. Sila ketiga Persatuan Indonesia.
berisi wujud pengamalan perawat yaitu sikap rela berkorban. Sikap ini
harus dilatih sejak dini, karena jika tidak, maka perawatakan memiliki sifat
acuh tak acuh terhadap sekitar dan tidak peduli terhadap keadaan. Perawat
juga harus bisa menempatkan kepentingan masyarakat diatas kepentingan
pribadinya.

D. Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan.

Ini menunjukkan perawat yang berani mengambil keputusan/tindakan


keperawatan dengan sigap . Tak lupa sebelumnya dilakukan dahulu
musyawarah agar tindakan yang dilakukan menghasilkan suatu hasil yang
baik.

E. Sila Kelima , Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.


Suka memberi pertolongan tanpa pamrih merupakan perilaku mulia. Dan
sifat ini ada dalam diri perawat-perawat Indonesia. Bekerja keras demi
terwujudnya keadilan sosial dalam bidang kesehatan agar tercipta
masyarakat Indonesia yang sehat.

9.
Lima dasar Pancasila, maka lima dasar pula bagi perawat Indonesia dalam
mengemban tugas dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab. Mari kita
sebagai perawat-perawat professional tetap berdiri tegak di bawah naungan
ideologi bangsa kita, Pancasila. Yakin pada diri sendiri bahwa kita bisa. Mari
bantu ciptakan keadaan Indnesia yang lebih baik dan lebih maju dari
sebelumnya. Ingat bahwa perubahan itu berawal dari diri sendiri kemudian jika
sudah mampu, maka ubahlah keadaan di sekitar kita. Semangat laksankan
tugas wahai temanku, perawat-perawat professional Indonesia.

ARTI BUDI PEKERTI DALAM PERAWATAN

Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak
seseorang yang diterapkan oleh tradisi, adat, dan kebiasaan. Budi pekerti
dalam perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan dengan cita
– cita adat dankebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat dalam
menunaikan pekerjaannya.

1. Manfaat Budi Pekerti Bagi Perawat


Dasar – dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian
yang baik. Bagi anggota perawat, kepribadian yang baik adalah penting,
karena perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan / perawatan
baik terhadap orang sakitmaupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan
saja merupakan keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi
mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan
yang suci.
2. Manfaat Budi Pekerti Yang Luhur Bagi Penderita
Seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan menjalankan
pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya pada penderita
yangdirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh
kerelaan oleh perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk
kesembuhan penderita
tersebut.

10.
Seringkali perawat diajukan pertanyaan – pertanyaan yang bertalian dengan
pengertian akhlak dan kerohanian oleh penderita. Dalam hal ini, perawat bias
menjadipenolong yang berguna untuk memberi kekuatan jiwa terutama
kepada mereka yang
tidak mempunyai harapan sembuh.

Seorang siswa pada permulaan masuk sekolah mempunyai keinginan


untuk mengetahui bagaimana caranya untuk menjadi perawat yang baik.
Dalam memilih sesuatu keahlian, seseorang harus mendapatkan kepuasan
dalam lapangan pekerjaan pilihannya itu. Pekerjaan seorang perawat adalah
pekerjaan manusiawi untuk menolong sesama manusia agar mendapatkan
kesehatan yang tinggi dan untuk mengadakan lingkungan yang sehat bagi
penderita maupun orang sehat. Perawatan adalah pekerjaan yang berguna
dan penting, serta dapat memberi kepuasan batin bagi orang-orang yang
memasukinya.
Perawat perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat
penderita secara langsung/tidak langsung. Misalnya mengenai sikapnya,
karena menghadapi penderita dari bermacam-macam tingkatan, umur, dan
lain-lain. Maka perlu diperhatikan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
jasmani maupun rohani penderita, sehingga bila penderita itu memerlukan
pertolongan dapat diberikan secara cepat. Perawat harus dapat memberi
bimbingan hidup sehat kepada penderita.

11.
2.4 Contoh Pengamalan Pancasila dalam dunia perawat
1.      Ikut mendoakan kesembuhan pasien meskipun berbeda keyakinan.

2.      Memberikan kesempatan kepada pasien untuk berdoa atau sholat sesuai

dengan agama dan kepercayaan masing-masing sebelum dan sesudah

melakukan tindakan keperawatan.

3.      Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan

ibadah masing-masing jika antara perawat maupun dokter berbeda keyakinan

dengan pasien.

4.      Perawat membantu pasien yang ingin menghormati dan melaksanakan

ibadahnya saat pasien dalam keadaan keterbatasan.

5.      Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap

sadar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan

kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan.

6.      Perawat yang jujur dan tekun dalam tugas.

7.      Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

8.      Membina kerukunan hidup di antara sesama umat berakepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

12.
b.      Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Sila kedua berbunyi “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”. Sila kedua ini

mengandung arti bagi profesi keperawatan yaitu seorang perawat harus

bersikap adil terhadap klien. Memiliki rasa cinta dalam hartiaan sayang

terhadap klien, serta tidak membeda-bedakan klien dalam melakukan

perawatan. Dengan keanekaragaman budaya serta suku bangsa, seorang

perawat dalam menjalankan tugasnya tentu akan menghadapi klien yang

berbeda-beda. Sangat jelas bahwa seorang perawat harus adil dan menangani

klien dengan penuh tanggung jawab serta tidak dengan semena-mena.

Implementasi dari sila kedua antara lain :

1.      Memberikan pelayanan yang adil tanpa membeda-bedakan suku,

keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit

dan sebagainya sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.

2.      Dalam merawat pasien hendaknya menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan dengan tidak memperlakukan pasien dengan semena-mena.

3.      Perawat merawat pasien dengan penuh perasaan cinta, serta sikap

tenggang rasa dan tepa selira.

13.
4.      Membela pasien (Patien Advocate) pada saat terjadi pelanggaran hak-hak

pasien, sehingga pasien merasa aman dan nyaman.

5.      Perawat memberikan informasi dengan jujur dan memperlihatkan sikap

empati yaitu turut merasakan apa yang dialami oleh pasien.

6.      Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif pasien

dengan memberikan waktu untuk mendengarkan semua keluhan dan perasaan

pasien.

7.      Perawat memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien.

8.      Perawat bersedia mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.

9.      Perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan

yang luas.

10.  Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

11.  Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap

manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,

jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

14.
c.       Persatuan Indonesia.

Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari berbagai ras, suku bangsa,

budaya dan lain-lain. Dengan keanekaragaman tersebut menimbulkan

masyarakat yang berbeda-beda, dalam profesi perawat justru akan berbaur

dengan tenaga kesehatan yang lainnya. Hal ini akan menimbulkan berbagai

pandangan antara tenaga kesehatan yang satu dengan tenaga kesehatan yang

lainnya. Seorang perawat akan dihadapkan dengan berbagai profesi yang akan

menunjang profesinya untuk kesembuhan bagi klien. Maka, implementasi dari

sila ketiga jelas harus dilakukan oleh seorang perawat. Hal ini dimaksudkan

agar klien dapat merasakan kenyamanan dan cepat dalam memperoleh

kesehatan. Seorang perawat tidak boleh mementingkan diri pribadi, kelompok

ataupun ras. Seorang perawat yang baik harus mementingkan kesehatan klien

baik berbeda agama, ras dan suku bangsa.

Implementasi dari sila ketiga antara lain :

1.      Mengembangkan kerjasama sebagai tim dalam menyelenggarakan

pelayanan kesehatan.

15.
2.      Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien daripada

kepentingan pribadi.

3.      Perawat harus menjalin hubungan baik terhadap sesama perawat lain,

staf kesehatan lainnya, pasien dan keluarga agar tidak terjadi konflik yang

menimbulkan perpecahan.

4.      Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

5.      Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa

apabila diperlukan.

6.      Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

7.      Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air

Indonesia.

8.      Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

9.      Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

10.  Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

16.
d.      Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Dalam

Permusyawaratan/Perwakilan.

Dalam sila keempat memiliki arti yang lebih luas. Akan tetapi, dalam profesi

perawat akan terlihat jelas bahwa dalam pelaksanaan keperawatan terhadap

klien. Seorang perawat harus bisa dipimpin dan bekerja secara tim. Selain itu,

sebelum melaksanakan tindakan kepada klien harus terlebih dahulu melakukan

musyawarah dengan keluarga klien serta tenaga medis lainnya. Hal ini,

dimaksudkan agar tercipta proses pelayanan kesehatan yang baik bagi klien.

Implementasi sila keempat antara lain :

1.      Sebelum melakukan tindakan perawatan kepada pasien perawat

hendaknya mengutamakan musyawarah  dengan pasien dan keluarga pasien

dalam mengambil keputusan.

2.      Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani

yang luhur serta dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan

keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

17.
3.      Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal

– hal pasien dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang

tidak mengerti soal perawatan pasien, meskipun orang tersebut keluarga

pasien sendiri.

4.      Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia

mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

5.      Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

6.      Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat

kekeluargaan.

7.      Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai

sebagai hasil musyawarah.

8.      Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan

melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

9.      Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

18.
10.  Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral

kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan

kesatuan demi kepentingan bersama.

11.  Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk

melaksanakan pemusyawaratan.

e.       Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sila kelima dalam profesi keperawatan memiliki arti bahwa seorang perawat

harus bersikap adil dan merata terhadap seluruh rakyat indonesia. Hal ini,

mengandung pengertian bahwa seorang perawat dalam melaksanakan

tugasnya harus bersikap sama dan tidak membeda-bedakan antara klien yang

satu dan klien yang lainnya. Seorang perawat juga harus mampu

mementingkan keselamatan klien dan juga keselamatan bagi dirinya sendiri.

Seorang perawat harus mampu menyeimbangkan antara hak dan kewajiban

klien. Implementasi dari sila kelima antara lain :

1.      Mengembangkan sikap adil dan keseimbangan antara hak dan kewajiban

terhadap semua pasien.


19.

2.      Perawatan pasien dilaksanakan dengan sikap dan suasana kekeluargaan

dan kegotong-royongan antara pasien, keluarga pasien, perawat, dokter serta

tim paramedis dan medis lainnya.

3.      Antara hak dan kewajibannya perlu diseimbangkan. Lebih mementingkan

keselamatan pasien tapi tidak mengabaikan keselamatan perawat itu sendiri.

4.      Perawat mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas,

konsisten serta tepat dalam bertindak.

5.      Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan

suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

6.      Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

7.      Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

8.      Menghormati hak orang lain.

9.      Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

10.  Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan

terhadap orang lain.

20.
11.  Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan

gaya hidup mewah.

12.  Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan

kepentingan umum.

13.  Suka bekerja keras.

14.  Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan

dan kesejahteraan bersama.

15.  Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang

merata dan berkeadilan social.

22.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian – uraian yang dibahas didepan, penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Seorang perawat harus mempunyai budi pekerti yang luhur, karena
akan berfaedah bagi diri perawat maupun pasien yang dirawatnya.
2. Untuk menjadi seorang perawat yang baik, ia harus memenuhi
beberapa syarat / kriteria tertentu.
3. Seorang perawat harus memiliki rasa moralitas dan rasa kemanusiaan
yang tinggi.
4. Ajaran moralitas bagi perawat juga terkandung dalam sila – sila
pancasila terutama sila I dan sila II.

5. Seorang perawat harus memiliki etika yang bagus agar menjadi


perawat yang profesional .

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dasar negara Republik

Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara

Republik Indonesia, maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan

Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan

kehidupan kenegaraan.

23.
Oleh karena itu, pengamalannya harus dimulai setiap warga negara Indonesia,

setiap penyelengara negara yang secara meluas akan berkembang menjadi

pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga

kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah.

Dalam menjalankan profesi sebagai perawat, memberikan pelayanan

yang terbaik untuk pasien merupakan sebuah kewajiban. Bukan semata-mata

hanya karena uang. Ketulusan melayani tanpa membeda-bedakan satu sama

lain merupakan salah satu implementasi dari sila yang terkandung dalam

pancasila.

24.
B.SARAN
Dari kesimpulan diatas penulis dapat sedikit memberi saran kepada calon
perawat Menjadi seorang perawat yang pertama harus mencintai
pekerjaannya.Berdasarkan uraian di atas, kiranya kita dapat menyadari bahwa
Pancasila merupakan falsafah negara kita Republik Indonesia, maka kita harus
menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari pancasila tersebut dengan
setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.

25.

Anda mungkin juga menyukai