Pada bulan Maret 1855 setelah hampir enam bulan Florence disana, komisi
kebersihan inggris datang memperbaiki sistem pembuangan limbah dan sirkulasi
udara sehingga jumlah kematian menurun drastis. Sebelumnya Florence yakin
bahwa tingkat kematian prajurit yang tinggi dikarenakan nutrisi yang kurang dan
juga beban bekerja yang berat bagi prajurit, namun setelah kembali ke inggris dan
mengumpulkan bukti-bukti, akhirnya Florence menyadari bahwa tingkat kematian
yang tinggi diakibatkan karena kondisi rumah sakit yang kotor dan memprihatinkan.
Pada saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu, seorang bintara datang
dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah pihak korban yang berjatuhan
banyak sekali. Rombongan pertama datang namun ternyata jumlahnya sedikit,
Bintara tersebut mengatakan bahwa korban selanjutnya harus menunggu sampai
besok karena sudah terlanjur gelap. Florence memaksa bintara tersebut untuk
mengantarnya ke bekas medan pertempuran untuk mengumpulkan korban yang
masih bisa diselamatkan. Florence dengan berbekal lentera membalik dan
memeriksa tubuh-tubuh yang bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih
hidup dan masih bisa diselamatkan, termasuk prajurit Rusia. Malam itu mereka
kembali dengan membawa lima belas prajurit, dua belas prajurit Inggris dan tiga
prajurit Rusia. Semenjak saat itu setiap terjadi pertempuran, pada malam harinya
Florence berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit-prajurit yang masih
hidup dan mulailah ia terkenal sebagai bidadari berlampu yang menolong di gelap
gulita.
Pada tahun 1883 Florence dianugerahkan medali Palang Merah Kerajaan (The Royal
Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 Florence Nightingale dianugerahi
dengan bintang jasa The Order Of Merit. Pada tahun 1908 ia
dianugerahkan Honorary Freedom of the City dari kota London.