“CEDERA KEPALA”
a. Kebingungan, sakit kepala, rasa mengantuk yang abnormal dan sebagian besar pasien mengalami penyembuhan
total dalam jam atau hari
b. Pusing, kesulitan berkonsentrasi, pelupa, depresi, emosi, atau perasaannya berkurang dan cemas,kesulitan belajar
dan kesulitan bekerja.
2. Cedera kepala sedang
a. Kelemahan pada salah satu tubuh yang disertai dengan kebingungan bahkan koma
b. Gangguan kesadaran, abnormalitas pupil, awitan tiba-tiba defisit neurologik, perubahan tanda-tanda vital,
gangguan penglihatan dan pendengaran, disfungdi sensorik, kejang oto, sakit kepala, vertigo dan gangguan
pergerakan. (Smeltzer & Bare, 2002)
3. Cedera kepala berat
a. Amnesia dan tidak dapat lagi mengingat peristiwa sesaat sebelum dan sesudah terjadinya penurunan kesehatan.
b. Pupil tidak ekual, pemeriksaan motorik tidak ekual, adanya cedera terbuka, fraktur tengkorak dan penurunan
neurologik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT-Scan Untuk melihat letak lesi dan adanya kemungkinan komplikasi jangka pendek.
2. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Menggunakan medan magnetik kuat dan frekuensi radio. Bila
bercampur gelombang yang dipancarkan tubuh, akan menghasilkan citra MRI yang dapat digunakan unutk
3. Angiografi serebral Untuk menunjukkan kelainan lain sirkulasi serebral, seperti pergeseran jaringan otak
akibat edema, pendarahan trauma. Digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan kelainan serebral vaskuler.
4. Angiografi Substraksi Digital Suatu tipe angiografi yang menggabungkan radiografi dengan teknik
komputerisasi untuk memperlihatkan pembuluh darah tanpa gangguan dari tulang dan jaringan lunak di
sekitarnya.
5. ENG (Elektronistagmogram) Pemeriksaan elektro fisiologis vestibularis yang dapat digunakan untuk
mendiagnosis gangguan sistem saraf pusat.
1. Lumbal Pungsi Untuk menentukan ada tidaknya darah pada LCS
harus dilakukan sebelum 6 jam dari saat terjadinya trauma
4. Rontgen foto kepala Untuk melihat ada tidaknya fraktur pada tulang
tengkorak
Ukuran dan kualitas pupil dan reaksinya terhadap cahaya. Dilatasi unilateral dan respons pupil
yang buruk merupakan indikasi adanya pembentukan hematoma dengan tekanan lanjut pada
syaraf kranial ketiga karena pergeseran otak. Jika kedua pupil kaku dan berdilatasi, maka
diindikasikan ada cedera berlebihan dan kerusakan intrinsik pada batang otak atas,
yang merupakan tanda prognostik buruk.
Pengkajian Primer
Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah actual/potensial dari kondisi life
tetap berpedoman pada inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal tersebut memungkinkan.
3) Distress pernafasan
Disability Kaji :
1) Tingkat kesadaran
2) Gerakan ekstremitas
3) Glasgow coma scale (GCS), atau pada anak tentukan : Alert (A), Respon
verbal (V), Respon nyeri/pain (P), tidak berespons/unresponsive (U)
4) Ukuran pupil dan respons pupil terhadap cahaya
Exposure control Kaji :
1) Tanda-tanda trauma yang ada
Pengkajian Sekunder
Fahrenheit (suhu tubuh)
Kaji :
Suhu tubuh
Suhu lingkungan
Perhatikan tanda-tanda injuri atau cedera : petekiae, perdarahan, sianosis, abrasi dan
laserasi.
Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, laserasi, abrasi, distensi abdomen, jejas.
Masa : besarnya, lokasi dan mobilitas
Nadi femoralis
Nyeri abdomen, tipe dan lokasi nyeri (gunakan PQRST)
Bising usus
Distensi abdomen
Genitalia dan rectal : perdarahan, cedera, cedera pada meatus, ekimosis, tonus spinkter
ani
Ekstremitas
Pengkajian di ekstremitas meliputi :
Tanda-tanda injuri eksternal
Nyeri
Pergerakan dan kekuatan otot ekstremitas
Sensasi keempat anggota gerak
Warna kulit
Denyut nadi perifer
Tulang belakang
Pengkajian tulang belakang meliputi :
Kriteria hasil :
Menurunnya derajat nyeri baik daripada respon verbal maupun
pengukuran skala nyeri.
Hilangnya indikator fisiologi nyeri : takhikardia (-), takipnoe
(-), diaporesis (-), tekanan darah normal
Hilangnya tanda-tanda non verbal karena nyeri : tidak
meringis, tidak menangis, mampu menunjukkan posisi yang
nyaman
Mampu melakukan pemerintah yang tepat.
Intervensi :
Mandiri
Kaji karakteristik nyeri dengan
PQRST
Bantu melakukan teknik relaksasi
Batasi aktivitas
Kolaborasi
Pemberian O2
Perekaman EKG
Pemberian therapi sesuai indikasi
IVFD sesuai indikasi
Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral ditandai dengan
perubahan tingkat kesadaran, perubahan respon motorik atau sensorik, gelisah, dan perubahan
tanda vital.
Kriteria Hasil :
Mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesadaran
Tanda-tanda vital kembali normal
Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial
Intervensi
Mandiri
Tentukan faktor-faktor yang menyebabkan koma atau penurunan perfusi jaringan otak dan
potensial peningkatan TIK
Pantau status neurologik secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar
menggunakan GCS
Pantau TTV
Pertahankan kepala agara posisinya tetap netral atau di tengah
Perhatikan adanya peningkatan kegelisahan pada klien
Kolaborasi