Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MENGAPA PANCASILA MENJADI IDEOLOGI NEGARA ?


Dosen Pengampu :
Syarif Redha Fachmi Al Qadrie, S.IP, M.A

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Y. Widya Brilianti (C1061231059)
Flaviana Margareta Redi (C1061231079)
Frisca Febrianti (C1061231008)
Chantikha Dhevianna Mulia (C1061231003)
Atikah Inayah (C1061231087)
Dian Camelia Sari (C1061231029)
Silviana Jasqueline Caecar Martin (C1061231044)
Muthiara Azzahra (C1061231060)

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga kita dapat berkumpul disini untuk melaksanakan
kegiatan perkuliahan dengan tidak ada kekurangan suatu apapun.
Adapun ini merupakan makalah tugas kelompok Pancasila kami yang akan membahas tentang
”Mengapa Pancasila Menjadi Ideologi Negara?”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemapuan yang dimiliki
kelompok kami. Namun meski demikian makalah ini sesungguhnya kami kerjakan dengan
sepenuh hati tanpa bermaksud menyinggung pihak lain manapun.
Kami juga mengharapkan kritik yang membangun dan juga masukan dari teman-teman sekalian.
Semoga melalui makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua agar dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang “Mengapa Pancasila Menjadi Ideologi Negara?”

Pontianak, 5 September 2023

Hormat Kami
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4
C. TUJUAN............................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
A. Menulusuri Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara.......................................5
B. Menanya Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila Sebagai Ideologi Negara...........................8
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila Sebagai Ideologi Negara 10
D. Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi
Negara..................................................................................................................................................12
E. Mendeskripsikan Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara.............................13
F. Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila sebagai Ideologi Negara............14
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN............................................................................................................................15
B. SARAN.........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ideologi berasal dari bahasa Perancis, yaitu: Idéo, yang berarti ide, cita-cita, sedangkan logos
mengandung arti ilmu. pengertian ideologi adalah pengetahuan tentang gagasan-gagasan,
pengetahuan tentang ide-ide, ajaran tentang pengertian-pengertian dasar atau science of idea.
Seluruh negara-negara di Dunia pasti memiliki suatu landasan atau dasar yang berbeda-beda
yang digunakan sebagai patokan. Ideologi negara Indonesia sendiri adalah Pancasila, ideologi
Pancasila merupakan ideologi negara secara menyeluruh bukan hanya sebagian atau daerah-
daerah tertentu saja.
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat menguasai kompetensi,
berkomitmen menjalankan ajaran agama dalam konteks indonesia yang berdasar pada pancasila
dan UUD NRI Tahun 1945. Tata beragama dalam kehidupan individu, bermasyarakat, bernegara,
dan berbangsa.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara ?


2. Bagaimana cara warga negara memahami dan melaksanakan Pancasila sebagai Ideologi
Negara?
3. Apa tantangan yang dihadapi terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara?

C. TUJUAN

1. Mampu memahami konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara ?


2. Untuk mengetahui cara warga negara memahami dan melaksanakan Pancasila sebagai
Ideologi Negara?
3. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara?
BAB II PEMBAHASAN

A. Menulusuri Konsep dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara

1. Konsep Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi negara karena Pancasila dijadikan sebagai pedoman oleh
masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Ideologi merupakan
hasil dari pemikiran yang isinya mencakup nilai-nilai tertentu demi mencapai sebuah
tujuan tertentu. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas dalam Pancasila yang
menjadikan landasan kehidupan masyarakat Indonesia dalam bersosialisasi, kehidupan
beragama, hak asasi manusia, dan bekerja sama. Ideologi sangat penting, karena ideologi
digunakan untuk memperkuat identitas sebuah masyarakat bernegara. Terdapat komponen
penting dalam sebuah ideologi, yaitu sistem, arah, tujuan, cara berpikir, program, sosial,
dan politik.

Beberapa teori ideologi yang dikemukankan oleh tokoh-tokoh pemikir ideologi:


a. Martin Seliger : Ideologi sebagai sistem kepercayaan
Terdapat 2 sistem kepercayaan, yaitu ideologi fundamental dan ideologi operatif.
Ideologi fundamental adalah sebuah paham yang menggunakan agama sebagai sistem
politik dan landasan kehidupan. Ideologi operatif adalah sebuah prinsip secara aktual
dengan kebijakan sebagai pembenaran.
b. Alvin Gauldner : Ideologi sebagai Proyek Nasional
Menurut alvin Gauldner, ideologi harus dipisahkan dari kesadaran mitis dan religius,
ideologi adalah tindakan yang didukung nilai-nilai logis dan dibuktikan dengan
kepentingan sosial.
c. Paul Hirst : Ideologi sebagai Relasi Sosial
Paul Hirst menegaskan ideologi adalah suatu sistem dari gagasan politis yang
digunakan dalam perhitungan politis.

Supaya dapat memperdalami pemahaman tentang ideologi, terdapat beberapa corak


tentang ideologi:
a. Suatu prinsip dasar sosial politik yang menjadi pegangan dalam kehidupan sosial
politik yang legalkan dalam dokumen resmi negara.
b. Suatu pandangan hidup yang mengutamakan nilai tertentu yang memengaruhi
kehidupan sosial, politik, budaya.
c. Suatu model tentang perubahan sosial yang tidak dinyatakan sebagai ideologi, tetapi
berfungsi sebagai ideologi, contohnya ideologi pembangunan.
d. Berbagai aliran pemikiran yang menonjolkan nilai tertentu yang menjadi pedoman
suatu gerakan kelompok.

Beberapa fungsi ideologi sebagai berikut:


a. Struktur kognitif keseluruhan pengetahuan yang dapat menjadi landasan untuk
memahami dunia.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan dengan memberikan makna dan
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah
dan bertindak.
d. Bekal bagi seseorang untuk menemukan identitas dirinya.
e. Kekuatan yang mampu mendorong seseorang untuk mencapai tujuan.
f. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami isi norma-norma yang
terkandung.
Untuk mengetahui posisi ideologi Pancasila di antara ideologi besar dunia, maka kita
perlu mengenal beberapa jenis ideologi dunia sebagai berikut.
a. Marxisme-Leninisme, suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif evolusi
sejarah.
b. Liberalisme, suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kebebasan
individual.
c. Sosialisme, suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kepentingan
masyarakat.
d. Kapitalisme; suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiap individu untuk
menguasai sistem pereknomian.

2. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara


Urgensi adalah suatu keadaan dimana kita harus memetingkan suatu hal yang benar-benar
dibutuhkan untuk segera ditindak lanjuti. Tantangan yang paling berat bagi bangsa
Indonesia adalah Globalisasi. Globalisasi adalah suatu proses keterhubungan antarsesama
untuk saling terbuka dan bergantung satu sama lain tanpa adanya batasan.

Sastrapratedja menengarai beberapa karakteristik kebudayaan global sebagai berikut:


a. Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap pengaruh timbal
balik.
b. Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam berbagai kelompok
dengan pluralisme etnis dan religius.
c. Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda bekerjasama dan
bersaing sehingga tidak ada satu pun ideologi yang dominan.
d. Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi tetap bersifat
plural dan heterogen.
e. Nilai-nilai hak asasi manusia (HAM), kebebasan, demokrasi menjadi nilai-nilai yang
dihayati bersama, tetapi dengan interpretasi yang berbeda-beda.

Fase-fase perkembangan globalisasi itu adalah sebagai berikut:


a. Fase embrio; dimulai pada abad ke-15 sampai abad ke-18 dengan munculnya
komunitas nasional dan runtuhnya sistem transnasional Abad Tengah.
b. Fase pertumbuhan yang meliputi abad ke-18 dengan ciri pergeseran kepada gagasan
negara kesatuan.
c. Fase take off yang terjadi pada 1870 - pertengahan 1920 yang ditandai dengan
diterimanya konsep baru tentang negara kebangsaan.
d. Fase perjuangan hegemoni yang dimulai 1920 - pertengahan 1960 yang ditandai
dengan meningkatnya konflik internasional dan menggugah pikiran tentang manusia
dan terbentuknya PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa)
e. Fase ketidakpastian; berlangsung dari 1960-1990 ditandai dengan munculnya gagasan
dunia ketiga dan berkembangnya media global yang semakin canggih.
f. Fase kebudayaan global; fase ini ditandai oleh perubahan radikal dan berakhirnya
perang dingin, dan melemahnya konfrontasi ideologi.
B. Menanya Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila Sebagai Ideologi Negara

1. Warga negara memahami dan melaksanakan Pancasila sebagai Ideologi Negara


Warga Negara Memahami dan Melaksanakan Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Ideologi Pancasila menghadapi tantangan dari berbagai ideologi dunia dalam kebudayaan
global :
a. Unsur ateisme dalam ideologi Marxisme atau komunisme bertentangan dengan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Unsur individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan prinsip gotong royong
dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai sistem
perekonomian negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi kerakyatan. Salah satu
dampak yang dirasakan dari kapitalisme ialah munculnya gaya hidup konsumtif.
Pancasila juga menghadapi tantangan dari sikap dan perilaku kehidupan yang
menyimpang dari norma-norma masyarakat umum. Tantangan itu meliputi, antara lain
terorisme dan narkoba.
Unsur ancaman yang ditimbulkan oleh aksi terorisme:
a. Rasa takut dan cemas yang ditimbulkan oleh bom bunuh diri mengancam keamanan
negara dan masyarakat pada umumnya.
b. Aksi terorisme dengan ideologinya menebarkan ancaman terhadap kesatuan bangsa
sehingga mengancam disintegrasi bangsa.
c. Aksi terorisme menyebabkan investor asing tidak berani menanamkan modal di
Indonesia dan wisatawan asing enggan berkunjung ke Indonesia sehingga mengganggu
pertumbuhan perekonomian negara.
Beberapa unsur ancaman yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba meliputi hal-
hal sebagai berikut:
a. Penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda dapat merusak masa depan
mereka sehingga berimplikasi terhadap keberlangsungan hidup bernegara di Indonesia.
b. Perdagangan dan peredaran narkoba di Indonesia dapat merusak reputasi negara
Indonesia sebagai negara yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.
c. Perdagangan narkoba sebagai barang terlarang merugikan sistem perekonomian negara
Indonesia karena peredaran illegal tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Penyelenggara Negara Memahami Dan Melaksanakan Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila merupakan dasar negara yang berfungsi sebagai pohon dasar bagi warga negara
Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Sebagai dasar negara maka Pancasila berfungsi sebagai sumber hukum juga, artinya
semua hukum yang disusun harus berdasarkan Pancasila, termasuk aturan hukum
penyelenggaraan negara Indonesia. Secara etimologi, ideologi berasal dari bahasa Yunani
yang terdiri atas 2 kata, yaitu idea dan logos. Idea yang berarti gagasan, cita-cita atau
konsep; Logos yang berarti pemikiran. Jadi, secara etimologi, ideologi merupakan ilmu
yang berisikan tentang asal usul dan hakikat ide atau gagasan.
Ideologi memiliki fungsi yang sangat penting bagi suatu negara yaitu sebagai sesuatu
yang memperkuat dan memperdalam identitas rakyatnya. Pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi bangsa Indonesia mempunyai nilai nilai yang wajib diterapkan dalam
kehidupan sehari – hari. Magnis Suseno menegaskan bahwa pelaksanaan ideologi
Pancasila bagi penyelenggaraan negara merupakan suatu orientasi kehidupan
konstitusional. Artinya, ideologi Pancasila dijabarkan ke dalam berbagai peraturan
perundang-undangan. Beberapa hal ini merupakan unsur penting dalam kedudukan
Pancasila sebagai orientasi kehidupan konstitusional:
a. Kesediaan untuk saling menghargai dalam kekhasan masing-masing. artinya adanya
kesepakatan untuk bersama-sama membangun negara Indonesia, tanpa diskriminasi
sehingga ideologi Pancasila menutup pintu untuk semua ideologi eksklusif yang mau
menyeragamkan masyarakat menurut gagasannya sendiri. Oleh karena itu, pluralisme adalah
nilai dasar Pancasila untuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini berarti bahwa
Pancasila harus diletakkan sebagai ideologi yang terbuka.
b. Aktualisasi lima sila Pancasila, yang artinya sila-sila dilaksanakan dalam kehidupan
bernegara sebagai berikut:
(1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dirumuskan untuk menjamin tidak adanya diskriminasi
atas dasar agama sehingga negara harus menjamin kebebasan beragama dan pluralisme
ekspresi keagamaan.
(2) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab menjadi operasional dalam jaminan
pelaksanaan hak-hak asasi manusia karena hal itu merupakan tolok ukur keberadaban serta
solidaritas suatu bangsa terhadap setiap warga negara.
(3) Sila Persatuan Indonesia menegaskan bahwa rasa cinta pada bangsa Indonesia tidak
dilakukan dengan menutup diri dan menolak mereka yang di luar Indonesia, tetapi dengan
membangun hubungan timbal balik atas dasar kesamaan kedudukan dan tekad untuk
menjalin kerjasama yang menjamin kesejahteraan dan martabat bangsa Indonesia
(4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan berarti komitmen terhadap demokrasi yang wajib disukseskan.
(5) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia berarti pengentasan kemiskinan dan
diskriminasi terhadap minoritas dan kelompok- kelompok lemah perlu dihapus dari bumi
Indonesia (Magnis Suseno, 2011:118-121).
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Tentang Pancasila Sebagai Ideologi
Negara
1. Sumber Historis Pancasila Sebagai Ideologi Negara :
a. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden
SoekarnoPancasila ditegaskan sebagai pemersatu bangsa. Penegasan ini dikumandangkan
oleh Soekarno dalam berbagai pidato politiknya dalam kurun waktu 1945--1960. Namun
seiring dengan perjalanan waktu, pada kurun waktu 1960--1965, Soekarno lebih
mementingkan konsep Nasakom sebagai landasan politik bagi bangsa Indonesia.
b. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden SoehartoPancasila
dijadikan sebagai asas tunggal bagi Organisasi Politik dan Organisasi Kemasyarakatan.
Periode ini diawali dengan keluarnya TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan
nilai-nilai Pancasila. TAP MPR ini menjadi landasan bagi dilaksanakannya penataran P-4
bagi semua lapisan masyarakat. Akibat dari cara-cara rezim dalam memasyarakatkan
Pancasila memberi kesan bahwa tafsir ideologi Pancasila adalah produk rezim Orde Baru
c. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden HabibieResonansi
Pancasila kurang bergema karena pemerintahan Habibie lebih disibukkan masalah politis,
baik dalam negeri maupun luar negeri. Di samping itu, lembaga yang bertanggungjawab
terhadap sosialisasi nilai-nilai Pancasila dibubarkan berdasarkan Keppres No. 27 tahun
1999 tentang pencabutan Keppres No. 10 tahun 1979 tentang Badan Pembinaan
Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila(BP-7).
d. Pancasila sebagai Ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid.
Munculnya wacana tentang penghapusan TAP NO.XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan
PKI dan penyebarluasan ajaran komunisme. Di masa ini, yang lebih dominan adalah
kebebasan berpendapat sehingga perhatian terhadap ideologi Pancasila cenderung
melemah.
e. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden MegawatiPancasila
sebagai ideologi semakin kehilangan formalitasnya dengan disahkannya Undang-Undang
SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 yang tidak mencantumkan pendidikan Pancasila sebagai
mata pelajaran wajib dari tingkat Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi.
f. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY)Pemerintahan SBY yang berlangsung dalam dua periode dapat
dikatakan juga tidak terlalu memperhatikan pentingnya Pancasila sebagai ideologi
negara. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya upaya untuk membentuk suatu lembaga
yang berwenang untuk menjaga dan mengawal Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara sebagaimana diamanatkan oleh Keppres No. 27 tahun 1999. Suasana
politik lebih banyak ditandai dengan pertarungan politik untuk memperebutkan
kekuasaan atau meraih suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu.
2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Ideologi Negara.
a.Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat ditemukan dalam kehidupan beragama
masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk kepercayaan dan keyakinan terhadap
adanya kekuatan gaib.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dapat ditemukan dalam hal saling
menghargai dan menghormati hak-hak orang lain, tidak bersikap sewenang-wenang.
c. Sila Persatuan Indonesia dapat ditemukan dalam bentuk solidaritas, rasa setia kawan,
rasa cinta tanah air yang berwujud pada mencintai produk dalam negeri.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dapat ditemukan dalam bentuk menghargai pendapat orang
lain, semangat musyawarah dalam mengambil keputusan.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tercermin dalam sikap suka
menolong, menjalankan gaya hidup sederhana, tidak menyolok atau berlebihan
3. Sumber Politis Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Salah satu sumber pengayaan materi Pendidikan Pancasila berasal dari fenomena politik
bangsa Indonesia. Tujuannya agar kita dapat menganalisis serta memformulasikan
pendapat mengenai upaya dalam mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Bukankah Pancasila dalam tingkatan tertentu merupakan ideologi
politik, yakni mengandung nilai-nilai yang dijadikan sebagai kaidah penuntun dalam
mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal.
Hal ini sejalan dengan pendapat Budiardjo sebagai berikut:
"Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, idée, norma-norma, kepercayaan dan
keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang,
atas dasar mana dia menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang
dihadapinya dan yang menentukan tingkah laku politiknya.”
Dalam sumber politis Pancasila sebagai ideologi negara ini kita diajak dan diharapkan
agar dapat melihat Pancasila sebagai ideologi negara dalam kehidupan politik di
Indonesia:
Adapun unsur-unsur politis Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu:
a. Sila pertama, yakni membentuk semangat toleransi antar umat beragama.
b. Sila kedua, yakni merupakan suatu wujud penghargaan terhadap pelaksanaan
HAM di Indonesia.
c. Sila ketiga, yakni untuk mendahulukan kepentingan umum atau bangsa dari
kepentingan kelompok atau golongan.
d. Sila keempat, yakni untuk mendahulukan mengambil keputusan bermusyawarah
secara voting.
e. Sila kelima, yakni untuk tidak menggunakan kekuasaan untuk memperkaya diri
serta kelompok karena dapat menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya
korupsi
D. Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai
Ideologi Negara
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara

Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesia


memperlihatkanadanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pancasila
sebagai ideologinegara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno; sebagaimana
diketahui bahwaSoekarno termasuk salah seorang perumus Pancasila, bahkan penggali
dan memberi namauntuk dasar negara. Pancasila sebagai ideologi dalam masa
pemerintahan Presiden Soehartodiletakkan pada kedudukan yang sangat kuat melalui
TAP MPR No. II/1978 tentangpemasyarakatan P-4. Pada masa Soeharto ini pula, ideologi
Pancasila menjadi asas tunggalbagi semua organisasi politik (Orpol) dan organisasi
masyarakat (Ormas).

2. Argumen tentang Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Unsur-unsur yang mempengaruhi tantangan terhadap pancasila sebagai ideologi


negarameliputi faktor eksternal dan internal. Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal
berikut :Pertarungan ideologi antara negara-negara super power antara Amerika Serikat
dan UniSoviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet
sehinggaAmerika menjadi satu-satunya negara super power.Menguatnya isu
kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologiasing dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi.Meningkatnya
kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuanideologi sehingga
terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara masif. Dampak konkritnya seperti
kerusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran hutan, dan polusi udara.
E. Mendeskripsikan Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara Esensi Pancasila
sebagai Dasar Negara Kaidan penuntun dalam pembuatan politik hukum atau kebijakan
negara lainnya.
3. Hakikat Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pada bagian ini, akan di pahami hakikat Pancasila sebagai ideologi negara memiliki tiga
dimensi sebagai berikut:
a. Dimensi realitas; mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
dirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya.
b. Dimensi idealitas; mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Dimensi fleksibilitas; mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang
masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai
dasar yang terkandung di dalamnya.

4. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara


Kemorostan penghayatan nilai-nilai Pancasila dapat disaksikan disemua bidang
kehidupan, dari semua kelas sosial, dan dihampir semua profesi. Fakta paling jelas adalah
korupsi yang dilakukan disemua lini, mulai dari pejabat pemerintah maupun institusi
pemerintah dan swasta. Tidak disadari, sering Pancasila yang diajarkan akan Pancasila
yang tidak benar, yang merupakan bentuk tersamar dari ideology yang justru bertetangan
dengan Pancasila. Oleh sebab itu Pancasila yang diajarkan dalam Pendidikan Pancasila
adalah Pancasila yang dapat dipertanggungjawabkan secara jurudis-konstisional Dan
obyektfik-ilmiah.
Pancasila sebagai ideologi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga negara
harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang merebak di
kalangan generasi muda menunjukkan bahwa preskripsi moral ideologis belum
disadari kehadirannya.
b. Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan sila-
sila Pancasila. Kurangnya peranan pendidikan agama dalam pembentukan sikap
remaja, kurangnya pendidikan Pancasila, kurang efektifnya pembinaan moral yang
dilakukan oleh lingkungan (orangtua, sekolah maupun masyarakat, penyimpangan
nilai–nilai Pancasila, dan efek dari kurang nya kesadaran tengtang pentingnya
Pancasila).
F. Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila sebagai Ideologi Negara
1. Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara, yakni untuk menunjukkan bahwa ideologi
berperan sebagai penuntun moral dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, serta
berbangsa.
2. Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara sebagai penuntun moral dapat mencegah
ancaman-ancaman seperti penyalahgunaan narkoba, terorisme, dan korupsi.
3. Pancasila sebagai ideologi negara pada hakikatnya mengandung dimensi realitas,
idealitas, dan fleksibilitas yang mencantum nilai-nilai dasar, cita-cita, dan keterbukaan
sehingga mahasiswa mampu menerima kedudukan Pancasila secara akademis.
b.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ideologi negara Indonesia sendiri adalah Pancasila, ideologi Pancasila merupakan
ideologi negara secara menyeluruh bukan hanya sebagian atau daerah-daerah tertentu
saja. Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara, yakni untuk menunjukkan bahwa
ideologi berperan sebagai penuntun moral dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara,
serta berbangsa. Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara sebagai penuntun moral
dapat mencegah ancaman-ancaman seperti penyalahgunaan narkoba, terorisme, dan
korupsi. Pancasila sebagai ideologi negara pada hakikatnya mengandung dimensi realitas,
idealitas, dan fleksibilitas yang mencantum nilai-nilai dasar, cita-cita, dan keterbukaan
sehingga mahasiswa mampu menerima kedudukan Pancasila secara akademis.

B. SARAN
Masyarakat sekarang cenderung melupakan nilai-nilai Pancasila dalam Ideologi Negara
dan memilih budaya asing yang lebih menarik. Hal ini sudah sanagt jelas bahwa sikap ini
salah. Kita sebagai orang dewasa Bangsa Indonesia sudah semestisnya membantu
mengedukasi anak-anak agar nilai-nilai Pancasila lebih bisa dicintai. Kita sudah
semestinya terus mengajarkan dan melestarikan nilai-nilai Pancasila hingga generasi
selanjutnya. Agar perjuangan kakek dan nenek moyang kita di masa lalu dapat dibalas
dengan menjadikan negeri ini semakin damai dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/makna-pancasila-sebagai-ideologi-negara/
https://tirto.id/hakikat-pancasila-dimensi-urgensinya-sebagai-ideologi-negara-gidP
https://belajargiat.id/pengertian-fundamentalisme-dan-ciri-cirinya/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/pendidikan-pancasila/pancasila-sumber-
historis-sosiologis-politis-tentang-pancasila-sebagai-ideologi-negara/45909304https://
www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-jakarta/pendidikan-kewarganegaraan/
membangun-argumen-tentang-dinamika-dan-tantangan-pancasila-sebagai-ideologi/22169350
https://iqipedia.com/2022/01/24/menggali-sumber-historis-sosiologis-politis-tantang-pancasila-
sebagai-ideologi-negara/#:~:text=Sumber%20Politis%20Pancasila%20sebagai%20Ideologi
%20Negara&text=Sila%20Pertama%2C%20yakni%20membentuk%20semangat,daripada
%20kepentingan%20kelompok%20ataupun%20golongan

Anda mungkin juga menyukai