Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KAJIAN POLITIK ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Dosen Pengampu :

Anik Gita Yuana M.E

KELOMPOK IV

Disusun oleh : 1. Muhammad Nuril Anwar Sholeh (22.12.07.52.0170)

2. Ratih Dwi Rahmawati (22.12.07.52.0176)

3. Riska Dita Putri Dwita (22.12.07.52.0178)

4. Sulaiman (22.12.07.52.0187)

5. Ummi Salama (22.12.07.52.0192)

SEMESTER 2/B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG

KRAKSAAN PROBOLINGGO

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Karena atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "KAJIAN
POLITIK ISLAM". Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw, serta segenap keluarga dan sahabatnya. Dan tentunya tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada Ustazah Anik Gita Yuana M.E. Sebagai Dosen Pengampu
yang telah membantu kami secara moral maupun materi.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, Kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi tolak ukur untuk
penulis agar bisa lebih baik dimasa mendatang.

Semoga makalah yang membahas segala sesuatu tentang KAJIAN POLITIK ISLAM
ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan. Sehingga saat berdiskusi, kami dapat meminimalisir kesalahpahaman yang
terjadi karena kurangnya pengetahuan yang kami ketahui.

Probolinggo, 14 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

2.1 Pengertian Politik...............................................................................................3


2.2 Politik dan Islam.................................................................................................3
2.3 Politik Islam........................................................................................................4
2.4 Sumber Pemikiran Politik Islam.........................................................................5

BAB III PENUTUP........................................................................................................6

3.1 Kesimpulan........................................................................................................6

3.2 Saran...................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam wacana keIslaman terdapat perbedaab antara politik dan politik Islam. Kata
politik selalu dihubungkan dengan konsep-konsep dan tatanan kehidupan masyarakat yang
berakar pada keilmuan dan tradisi Barat. Sedangkan istilah politik Islam adalah suatu istilah
khas yang merujuk pada konsep-konsep Islam terutama istilah-istilah yang muncul pada masa
Nabi Muhammad dan para pengikutnya. Praktek politik Islam dirujuk pada cara-cara
bagaimana Nabi Muhammad dan periode-periode setelahnya yangni pada periode Khulafaur
Rasyidin.

Namun demikian di dalam perkembangannya terjadi pergeseran – pergeseran


pemikiran mengenai apakah terdapat konsep tentang politik Islam atau hanya nilai-nilai Islam
yang dipakai dalam menjalankan urusan Negara? Perbincangan semacam ini terjadi di
kalangan umat Islam sehingga se-olah-olah dapat dipisahkan antara Islam dan Politik.
Berbincangan lama yang kini menghangat kembali adalah discourse menganai apakah ada
hubungan antara Islam dan politik. Perbincangan ini menjadi sangat penting karena dikaitkan
dengan maraknya diskusi-diskusi mengenai bentuk demokrasi sebuah tipologi bentuk sistem
pemerintahan yang dipakai oleh negara-negara Barat di negara Indonesia yang berpenduduk
mayoritas beragama Islam.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan


permasalahan sebagai berikut :

1. Apa itu Politik ?


2. Apa Kaitan dari Politik dan Islam ?
3. Apa Pengertian Politik Islam ?
4. Apa saja Sumber Pemikiran Politik Islam ?
1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui Pengertian Politik.


2. Mengetahui Kaitan dari Politik dan Islam.
3. Mengetahui Pengertian Politik Islam.
4. Mengetahui apa saja Sumber Pemikiran Politik Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Politik

Secara etimologis, politik berasal dari kata polis (bahasa Yunani), Yang artinya
negara kota. Namun kemudian dikembangkan dan diturunkan Menjadi kata lain seperti
polities (warga negara), politikos (kewarganegaraan Atau civic), dan politike tehne
(kemahiran politik), dan politike epistem (ilmu Politik).
Sedangkan menurut Meriam Budiardjo dalam bukunya mengatakan Bahwa politik
adalah berbagai macam-macam kegiatan dalam suatu sistem Politik (negara) yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari Sistem itu dan melaksanakan tujuan itu.
(Meriam Budiardjo, 2001:8). Jadi Politik ialah suatu proses dalam melaksanakan maupun
dalam mencapai Tujuan dari politik itu sendiri. 
Politik adalah upaya memikirkan persoalan internal (mengurus persoalan Pemerintah,
menjelaskan fungsi-fungsinya, merinci kewajiban dan hakhaknya, melakukan pengawasan
kepada terhadap penguasa untuk kemudian Dipatuhi jika mereka melakukan kebaikan dan
dikritik jika mereka melakukan Kekeliruan), dan persoalan eksternal umat/rakyat
(memelihara kemerdekaan Dan kebebasan bangsa, mengantarkan mencapai tujuan yang akan
Menempatkan kedudukan ditengah-tengah bangsa lain, serta membebaskan Dari penindasan
dan intervensi pihak lain dalam urusan-urusanya) Memberikan perhatian kepadanya, dan
bekerja demi kebaikan seluruhnya (kemaslahatan umat).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang Berkaitan dengan
negara, warganegara, kekuasaan dan segala proses yang Menyertainya adalah tak lepas
daripada yang namanya politik. Jadi politik Memiliki arti yang luas. 

2.2 Politik dan Islam

Islam dan politik jelas tidak dapat dipisahkan. Nabi Muhammad Sendiri ialah seorang
politikus handal yang bisa menjadi pemimpin bagi Rakyatnya. Bahkan di zaman Islam
pertama dahulu, masjid itu tidak hanya Berfungsi sebagai tempat ibadah saja, tapi juga
mempunyai fungsi politik Yang sangat penting. Bukan saja tempat praktik politik seperti
tempat Musyawarah, ataupun tempat pembaiatan pemimpin/kepala Negara, dan Lainnya lagi,
tetapi masjid juga dijadikan tempat mempelajari teori-teori Politik disampimg ilmu agama
dan lainnya.
Adapun menurut Anis Matta (2006: 87-88) pengertian dalam Penerapan syari’ah atau
pembentukan Daulah Islamiyah, yakni ada beberapa Logika yang perlu dipahami.

Pertama, Islam adalah sistem kehidupan integral dan komprehensif Yang karenanya
memiliki semua kelayakan untuk dijadikan sebagai referensi Utama dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Kedua, berkah sisitem kehidupan Islam harus dapat dirasakan Masyarakat, apabila ia
benar-benar diharapkan dalam segenap aspek Kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

Ketiga, untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Maka diperlukan
dua bentuk kekuatan: kekuatan legalitas dan kekuatan Eksekusi.

Keempat, untuk memiliki kekuatan legalitas dan kekuatan eksekusi, Diperlukan


kekuasaan yang besar dan sangat berwibawa, yang diakui secara De facto maupun de jure.

Atas dasar kerangka logika tersebut, urutan persyaratan yang harus Dipenuhi adalah
meraih kekuasaan, memiliki kompetensi eksekusi, dan Bekerja dengan keabsahan konstitusi.
Yang mana itu semua ialah bagian Daripada politik. Ini semakin menegaskan bahwa Islam itu
tidak anti politik, Bahkan politik merupakan suatu keharusan dan kebutuhan agar nilai-nilai
Islam (syari’at) dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Dalam
kehidupan masyarakat. Karena Islam ialah universaal dan integral, Mencakup segala aspek
kehidupan manusia termasuk dalam hal politik, dan Islam ialah agama rahmatan lil alamiin.

2.3 Pengertian Politik Islam

Politik Islam yaitu pemerintahan berlandaskan hukum Islam yang bersumber dari Al-
Quran dan Sunnah. Mengingkari Politik Islam, berarti mengingkari adanya politisi Muslim.

Politik Islam merupakan aktivitas Politik sebagian umat Islam yang Menjadikan Islam
sebagai acuan nilai dan basis solidaritas berkelompok. Pendukung perpolitikan ini belum
tentu seluruh umat Islam, karenanya Mereka dalam kategori politik dapat disebut sebagai
kelompok Politik Islam, Juga menekankan simbolisme keagamaan dalam berpolitik, seperti
Menggunakan lambang Islam, dan istilah-istilah keislaman dalam peraturan Dasar organisasi,
khittah perjuangan, serta wacana Politik Model Islam Struktural bisa melalui Islam Politik
(partai politik) atau juga tidak melalui Partai
Dengan kata lain bahwa dalam Islam politik itu sesuatu yang memang Harus ada. Namun
tetap mempunyai aturan dalam pelaksanaannya, karena Politik Islam senantiasa memegang
teguh nilai-nilai moral dan tetap Mementingkan kepentingan ummat daripada kepentingan
pribadi dan Kekuasaan hanyalah alat yang digunakan untuk kemaslahatan ummat.

2.4 Sumber Pemikiran Politik Islam

Pertama, Wahyu (naql) merupakan sumber utama dalam pemikiran politik Islam karena
wahyu bersumber dari Tuhan berupa Al-Qur’an.

Kedua, Sirrah bisa dimaknai sebagai qiyas dan ijma (ijtihad para ulama) sumber ini
menyebabkan munculnya aliran baru dalam pemikiran Islam baik madzhab fiqh atau kalam
yang mempunyai perbedaan tentang politik Islam dan dominasi wahyu dan akal.

Ketiga, akal atau aql selain naqli atau yang bersumber dari wahyu dalam politik Islam
juga menggunakan aql sebagai dasar pengambilannya. Akal telah terbukti dapat memecahkan
berbagai permasalahan berbagai persoalan kehidupan, seperti dapat menjelaskan gejala-
gejalaalam sehingga menjadi sebuah disiplin ilmu pengetahuan. Lebih jauh lagi ada golongan
yang mengutamakan akal yaitu muktazilah yang mengaggap bahwa tidak adanya wahyu pun
akal sudah cukup sebagai petunjuk dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Keempat, fiqh ikhtilaf, dalam politik Islam tentu banyak pandangan yang berbeda dan
ikhtilaf ini merupakan jembatan dari berbagai sumber yang telah disebutkan. Dan perbedaan
dalam sebuah pemikiran adalah sebuah keniscayaan karena setiap orang dalam berpikir
dipengaruhi oleh berbagai hal baik dari dalam dirinya maupun dari luar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Islam adalah agama yang mengharuskan umatnya melakukan politik dalam pengertian
yang luas, yakni mengatur dan mengendalikan umat Islam dalam menjalankan tugas – tugas
hidup di tengah-tengah masyarakat lain.

Dinyatakan bahwa politik Islam itu sesunggunhnya adalah bahwa bagaimana kita bisa
melaksanakan ajaran-ajaran Islam itu sesuai dengan kondisi dan konteks yang ada sekarang
ini. Untuk itu politik Islam adalah ajaran – ajaran Islam itu dilaksanakan secara tepat. Dengan
demikian politik Islam itu adalah strategi melaksanakan ajaran – ajaran Islam.

Politik Islam memiliki pengertian yang sangat luas, tergantung pada perspektif apa
yang dipakai untuk mengartikan politik itu sendiri. Politik Islam adalah startegi – strategi
melaksanakan dakwah Islam yang tepat dan mengenai sasaran yang dituju.

Ajaran Islam itu tidak hanya berkisar pada perosalan-persoalan hukum Islam dan
ritual saja melainkan persoalan hidup, seperti keadilan, hak-hak yang harus diberikan sesuai
dengan prinsip – prinsip Islam dan sebagainya. Jadi, politik Islam adalah apa saja yang
dilakukan dalam kerangkan untuk mewujudkan ajaran-ajaran Islam kepada manusia. Namun
demikian perlu dilakukan cara-cara yang strategis dalam melaksanakan hal itu supaya
mendapatkan hasil yang sempurna dan ideal dan satu-satunya cara menurut saya adalah
melalui wadah partai politik.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berupa kritik maupun saran yang membangun terhadap penulisan
juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Ishomuddin. 2013. “PEMAHAMAN POLITIK ISLAM STUDI TENTANG WAWASAN


PENGURUS DAN SIMPATISAN PARTAI POLITIK BERASAS ISLAM DI
MALANG RAYA”, diakses pada tanggal 14 Mei 2023 pukul 22.20

Anda mungkin juga menyukai